Besok paginya Sarah terbangun dan ia merasa sakit pada sekujur tubuhnya dan ingatannya soal malam tadi membuatnya menangis namun Sarah tipe wanita yang menangis dengan suara kecil jadi tak sapai terdengar di luar dan hanya membangunkan Pandu.
"Kenapa kamu menangis. "
"Mas jahat, mas sudah melepas pakian sarah mas juga menunsuk sarah mas jahat hik."
Pandu menghela napas pelan karna ia tau jika sarah itu hanya gadis polos dan tak tau apa yang mereka lakukan itu adalah hal yang wajar bagi pengantin yang baru menikah dan lagi Pandu sama sekali tak memaksa karna dia sudah memberitaunya di sarah juga menikamtinya, lalu pandu mengelus perut Sarah dan saat itu kondisi mereka hanya tertutup selimut saja.
"Apa kamu merasa tak nyaman pada perut mu??"
"Tentu saja itu karna anda menusuk bagian bawah ku,sebenarnya apa yang ada lakukan pada ku semalam kenapa aku bisa mearsakan sakit seperti ini."
Pandu mencium puncak rambut sarah "Kamu akan tau, apa kamu mau nanti pagi ku bawa ke puskesmas??"
"Mereka pasti akan mentertawakan ku aku tak mau ke puskesmas."
Pandu semakian mengeratkan pelukanya lalu mencium punggung sarah.
"Lalu apa yang harus aku lakukan agar kamu tak bersedih lagi??"
"Baju, aku hanya membutuhkan baju ku aku tau kita saat ini sama-sama tak memakai apa pun."
Pandi tersenyum lalu ia mencium pipi sarah sedangkan sarah ia tak marah sama sekali dan hanya diam lalu pandu turun dari ranjang dan mengambil pakianya yang ada di lantai.
Ia menemukan celananya lalu memakainya dan berjalan ke arah meja lilin lalu mulai menyalakan lilin itu dengan korek yang ada di sakunya dan saat lilin itu menyalah lantas tubuh pandu yang tak memakai baju itu terlihat jelas, tubuhnya begitu kekara dan berotot dan sarah dapat melihat jelas lalu pandu memungut baju sarah yang semalam ia lepas dan memasukanya ke dalam keranjang lalu ia memngambil baju baru untuk sarah dan mensruh baju itu di atas kasur.
"Pakai lah aku akan keluar dan meangambilkan Kayu di luar untuk memasak air minum."
Sarah mengangguk lalu pandu keluar sedangkan sarah langsung memakai baju yang pandu berikan.
...×××××...
Perlahan mata hari mulai terbit karna saat mereka terbangaun tadi itu sekitar pukul 5 pagi dan sekarang sudah menunjuk pukul 6 pagi dan sarah sekarang sibuk memasak di dapur sedangkan pandung pergi membawa cucian seprai ke sungai untuk di cuci, sebenarnya sarah tak paham apa yang membut pandu tiba tiba ingin menyuci seprai itu padahal baru di pakai sekali namun ia berusaha menghilangkan rasa penasaranya dan lanjut memasak,tak lama Joko ke dapur dan langsung duduk di meja makan
"Bagai mana tidur mu semalam nak."
"Sarah gak bisa tidur dengan baik pak gara gara mas pandu."
"Tenang saja kamu akan terbiasa, karna kehidupan pernikaan memang seperti itu."
Sarah terkejut dengan jawaban ayahnya dan ia yang kesal lantas memotong motong sayur yang akan ia masam dengan kasar hingga tanpa sadar melukai jempolnya dan mengelurkan darah.
"Ahh sakit."
Joko yang mendengar hal itu lantas terkejut lalu menghampiri putrinya.
"Ada apa nak??" Sarah menunjukan tanganya.
"Aw..Tangan sarah terkena sayatan pisau pak."
Tak lama terdengara suara langkah kaki dari arah tangga dapur naik dengan tergesah gesah dan saat sampai ke atas sarah terkejut rupanya itu adalah Pandu namun pandu terlihat berkeringat lalu ia menghampiri sarah dan menarik tanganya ia melihat darah yang tak hentinya keluar dari tangan sarah yang terluka.
"Kamu kenapa sih main tarik-tarik aja.."
Joko pun masuk ke dalam dan mengambil kotak P3K yang ada di rumah.
"Pandu ini kotak P3Knya ." D
an pandu menerima kotak itu dan mengajak sarah untik duduk dan perlahan ia mengobati luka sarah sedangkan sarah merasa mereka berdua terlalu bereaksi lebai padahal lukanya hanya kecil, luka itu memang sakit namun tak mungkin bisa membunuhnya sedangkan ekspresi kedua orang itu justri terlihata begitu panik.
"Ini hanya luk kecil bapak dan Masa pandu gak perlua hawatir."
"Sarah jangan meremehkan luka kecil itu,apa kamu tak belajar dari mediang mama mu."
Sarah menghela napas pelan dan membiarkan tanganya di obati oleh pandu. Singkat cerita akhirnya pandu selesai mengobati dan sarah di larang ayahnya untuk melanjutkan masaknya dan joko lah yang melanjutkan masak masaknya sedangkan pandu kembali ke bawah untuk menjemur seprai yang baru selesai ia cuci.
Sarah menatap ayahnya yang sedang memasak sarah merupaka anak yang sangat di manja olah kedua orang tuanya dari kecil karna hanya dia anak satu-satunya namun sarah justri tak suka karna ia sangat ingin menjadi wanita mandiri seperti bibiknya dan bermimpi untuk bisa bekerja di kota.
Dan karna itu sarah mulai belajar manjadi mandiri mulai dari ia akan banguan pagi pagai untuk memasak makanan dan bersih-bersih rumah, karna itu bibknya juga sudah menawarkanya untuk tinggal bersamanya nanti di kota setelah lulus SMA.
Di tambah setelah ibu sarah wafat karna sakit joko pun semakin mendukung agar putrinya itu untuk mengikuti bibiknya ke kota agar putrinya tak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan setelah kematian ibunya, namun takdir berkata lain bibinya di temukan tewas di bunuh di kosanya dan pembunuhnya juga sampai sekarang masih bebas yang membuat joko ragu untuk mebiarkan putrinya berangkat ke kota dan untungnya sarah mau menurut walau pada pada akhirnya impianya untuk tinggal di kota akan pupus.
...×××××...
Setelah selesai memasak mereka bertiga segera sarapan pagi bersama sama dan hari itu ayahnya sarah tak berangkat ke kebun karna ia ada pekerjaan untuk mendata warga yang ada di RTnya untuk di daftar agar mendapatkan bantuan.
Jadi di rumah hanya tersisa Sarah dan pandu, lalu sarah menghabiskan waktunya untuk membaca sedangkan pandu menghabiskan waktunya untuk mengasah parang dan cangkul yang nanti akan di pakai di ladang. pelahan sarah mulai bosan, namun biasanya ketika sarah bedang bosan membaca buku ia akan pergi ke rumah tetangga namun ia sedang tak ingin pergi jauh karna masaih merasa lelah jadi ia memutuskan untuk istirahat di kasur dan tak butuh waktu lama sarah sudah terlelap dalam tidurnya dan sarah pun bermiampi jika ia berad di huatan yang sangat asing baginya.
Sarah mulai ketakutan karna di situ hanya ada dia lalu ia mencoba mencari jalan kelur namun tak ketemu dan justri ia tak sengaja bertemu dengan seorang peria tinggi gemuk dan peria itu juga terlihat berusia lebih tua darinya dan ia mendekati sarah.
"Hai gadis manis,kamu sangat persis seperti bibik mu memiliki pesona yang begitu cantik, namun kamu sia-siakan."
Perlahan sarah mundur karna oeria itu mulai mendekat "Menjauh lah , jangan mendekat."
Peria itu tersenyum genit"Kemarilah adik manis."
Tiba tiba tubuh sarah terhenti karna ia mentok pada sebuah pohon dan peria itu langsung menangkapnya sedangkan sarah lantas berteriak dan seketika ia terbangun dari tidurnya dengan badan yang penuh keringat dan tubuh yang gemetar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments