Part 03

Askara menatap mobil Andre dengan tatapan kosong. Dia mengingat wajah Aisyah dan merasa jika wajah itu tidak asing di matanya. Namun, dia tidak bisa mengingat kapan dia bertemu dengan wanita itu. Akan tetapi, yang menjadi perhatian Askara malah tertuju kepada raut wajah Aisyah yang sepertinya sangat tertekan. Bahkan Askara melihat pancaran aura ketakutan yang terpancar di mata Aisyah.

"Deddy! Paman itu sangat kasar kepada bunda," ucap Bryan sambil menyeka air matanya.

"Kenapa anak deddy menangis? katanya pria sejati," ucap Askara membawa Bryan kedalam gendongnya.

"Bryan memang pria sejati. Tapi Bryan tidak bisa melihat wanita di sakiti. Apalagi wanita itu Bunda Aisyah," ucap Bryan dengan mode kesal.

"Bunda Aisyah!" gumam Askara tersenyum kecil.

"Kenapa deddy tersenyum? apa deddy mencintai bunda?" tanya Bryan mengoda Askara.

"Sejak kapan anak deddy tau soal cinta?"

"Taulah! papa dan mama 'kan selalu bilang gini, aku mencintaimu, Sayang," ucap Bryan memperaktekan gaya bicara sang papa saat mengungkapkan cinta kepada mamanya.

"Dasar orang tua absurd! kalian mengajarkan apa kepada keponakanku ini?" batin Askara mengumpat kesal kepada adik dan juga adik iparnya.

"Sudahlah! lebih baik kita berangkat saja. Lihat! sudah jam berapa ini. Kamu pasti sudah terlambat," ucap Askara membawa Bryan kedalam mobilnya.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama di perjalanan pikirannya terus tertuju pada Aisyah. Wanita yang mampu membuat getaran yang berbeda pada dirinya. Namun, Askara langsung menepis semua pikirannya. Dia sadar jika wanita itu telah menjadi istri orang lain, jadi dia tidak pantas untuk memikirkan pasangan orang lain.

Sedangkan Aisyah menatap binggung Andre yang terus melajukan mobilnya. Dia menatap binggung pria itu, karena ini bukanlah jalan menuju ke kampus tempat suaminya itu mengajar.

"Kak! kita mau kemana? bukankah ini jalan menuju ke sekolah. Apa kakak masih mengizinkanku untuk mengajar?" tanya Aisyah dengan suara pelan.

Mendengar pertanyaan Aisyah, Andre langsung tersenyum kecil. Dia menatap wanita itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Melihat tatapan pria itu, Aisyah langsung menunduk ketakutan. Setelah menikah sikap Andre memang tidak bisa di tebak. Kadang dia bisa berubah menjadi sosok yang menakutkan.

"Kenapa kamu sangat ingin tetap mengajar? Apa kamu tidak mau membuang kesempatanmu untuk bertemu dengan pria itu? Kamu tenang saja, kamu memiliki banyak waktu untuk bertemu dengannya. Karena dia sekarang adalah tetangga kita," ucap Andre terus menatap ke depan.

Mendengar ucapan suaminya itu, perasaan Aisyah terasa sangat hancur. Dia memang mengakui jika dirinya adalah wanita kotor yang tidak bisa menjaga kesuciannya. Namun, tidak sepantasnya Andre terus mengungkit masalah itu, bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaannya.

Karena bagaimanapun Aisyah hanyalah wanita biasa, wanita yang tidak pernah luput dari dosa. Dia bukan bidadari surga yang di turunkan Allah untuk menjadi pasangan suaminya itu. Namun, kenapa sang suami selalu mengungkit masa lalunya, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Sehina itukah dirinya, sehingga suaminya itu selalu mengelurkan kata-kata yang sangat menyakitkan untuknya.

Tidak mau lagi hatinya terluka karena ucapan suaminya itu, Aisyah memilih untuk diam sambil menatap ke arah kaca jendela. Dia menatap jalanan kota sambil berusaha menahan tangisnya. Melihat kesedihan wanita itu, Andre hanya diam sambil fokus menyetir. Bahkan tidak ada sedikitpun rasa bersalah terlintas di hatinya karena telah menyakiti hati istrinya itu. Dia malah merasa puas karena bisa membalaskan dendamnya atas penghianatan Aisyah.

"Melihatmu bersedih seperti ini, perasaanku juga sangat hancur, Syah! tapi kenapa kau begitu tega kepadaku. Kau menghianati cintaku. Jadi jangan salahkan aku menciptakan penderitaan untukmu. Kamu harus merasakan bagaimana sakitnya perasaanku, saat mengetahui jika ternyata tubuhmu telah terlebih dulu di jajah pria lain," batin Andre melirik Aisyah yang duduk di sampingnya.

Andre mengantarkan Aisyah ke sekolah. Dia langsung mengatakan jika Aisyah ingin mengundurkan diri dan memilih untuk fokus menjadi ibu rumah tangga. Dengan berat hati kepala sekolah tempat Aisyah mengajar mengizinkannya. Karena Aisyah juga berhak untuk menentukan pilihannya.

Setelah selesai mengurus surat pengunduran dirinya, Aisyah menatap sekolah itu dengan tatapan nanar. Dengan berat hati dia menyimpan semua barang-barangnya dan berjalan keluar dari sekolah itu. Melihat Aisyah semua muridnya langsung berlarian mengerumuninya. Ada yang menangis memohon agar Aisyah tetap mengajar mereka. Bahkan ada juga yang mendekati Andre dan meminta Andre agar membujuk Aisyah tetap mengajar di sekolah.

"Paman! bukankah paman adalah suami Bunda Aisyah?" tanya salah satu murid Aisyah mendekati Andre.

"Ia, Sayang! paman adalah suaminya," ucap Andre tersenyum sambil berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan bocah itu.

"Kalau paman adalah suami bunda, pasti bunda akan menuruti perintah, Paman. Tolong suruh bunda untuk tetap mengajar di sini. Kami tidak mau bunda yang lain yang mengajar kami. Kami hanya ingin Bunda Aisyah. Paman, kami mohon," ucap bocah itu diikuti oleh para murid lainnya.

Melihat tatapan penuh permohonan dari para bocah itu, Andre langsung menarik napasnya pelan. Dia tidak bisa melihat tatapan para bocah itu, sehingga dia memilih untuk mengubah keputusannya.

"Baiklah! paman akan menyuruh bunda untuk tetap mengajar di sini. Tapi kalian semua harus jaga bunda ya. Jangan biarkan bunda di goda pria lain, karena paman tidak ingin kehilangan bunda kalian," ucap Andre tersenyum.

"Benarkan, Paman?" tanya para bocah itu penuh kebahagiaan.

Dengan cepat Andre mengangguk kecil sebagai tanda jika dia serius. Melihat itu, para bocah langsung bersorak bahagia. Mereka langsung memeluk Andre dan mengucapkan terima kasih kepada pria itu.

"Terima kasih ya, Kak!" ucap Aisyah mantap Andre dengan tatapan penuh kebahagiaan, setelah melihat para muridnya kembali ke kelas.

"Aku melakukan ini semua karena mereka. Bukan karenamu. Ingat, jaga batasanmu. Jangan sampai aku melihat kau bicara dengan pria lain. Jika sampai itu terjadi, akan aku pastikan kau menyesal," ucap Andre penuh penekanan lalu pergi meninggalkan Aisyah.

Mendengar ucapan suaminya itu, Aisyah hanya bisa menghela napasnya pelan. Dia memilih untuk tidak menghiraukan ucapan pria itu demi kesehatan pikirannya sendiri. Bahkan dia tidak tau apa yang sedang berada di dalam pikiran pria itu. Sehingga dia bisa dengan mudah mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan.

Askara yang tidak sengaja mendengar ucapan Andre, hanya bisa menatap pria itu binggung. Dia merasa bingung kenapa ada suami seposesif Andre. Bahkan dia menghujani istrinya dengan aturan-aturan yang tidak jelas. Namun, yang lebih membuatnya binggung, kenapa ada pria yang begitu mudah mengeluarkan kata-kata yang begitu kasar kepada istrinya. Padahal dia bisa melihat jika Aisyah adalah wanita yang sholeha.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Cinta satu malam Aisyah mungkin dengan Pamannya Bryan...

2025-04-10

0

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

memang perasaanmu sangat hancur Andre tapi janganlah terlalu menyiksa Aisyah , cari dulu bukti mengapa Aisyah bisa kehilangan mahkotanya.

2024-07-29

1

Ani

Ani

suatu saat kau akan menyesali semua perkataan mu Andre.. bukan nya mencari bukiti atau mem8nta penjelasan sama Aisyah. ini malah menyiksa Aisyah segitunya. ingat kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha ESA..

2023-08-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!