Part 02

Tidak terasa sudah seminggu Aisyah menjadi istri Andre. Namun, bukannya mendapatkan kebahagiaan, Aisyah malah mendapatkan luka yang bertubi-tubi dari sang suami. Hinaan, cacian dan larangan tidak jelas selalu menghiasi hari-hari wanita itu. Bahkan hidupnya semakin tertekan dengan larangan Andre yang tidak masuk akal. Tidak boleh bergaul dengan para tetangga, bahkan tidak boleh berbicara dengan lawan jenisnya. Kecemburuan Andre membuat Aisyah seperti tahanan.

"Aku harus kuat, aku bisa menghadapi semua ini. Aku yakin," ucap Aisyah menguatkan dirinya sendiri.

"Biacara dengan siapa kamu?" tanya Andre menatap tajam Aisyah.

"Tidak ada, Kak! A... Aku bicara sendiri," ucap Aisyah sedikit gugup.

Mendengar ucapan Aisyah, Andre langsung menatap ke seluruh ruangan kamarnya. Benar, tidak ada orang. Jadi Aisyah tidak berbohong jika dia berbicara seorang diri.

"Awas saja kamu jika bicara dengan pria lain," ucap Andre menatap tajam Aisyah lalu mengenakan pakaiannya.

"Ia, Kak! Aku siapkan sarapan dulu ya,"

"Hem!" dehem Andre tanpa menatap Aisyah.

Setelah mendapatkan izin dari sang suami, Aisyah langsung melangkahkan kakinya menuju dapur. Dia menyiapkan sarapan untuk suaminya dengan senang hati. Walaupun selalu mendapatkan perlakuan kasar dari sang suami, tetapi Aisyah selalu mengerjakan tugasnya sebagai istri dengan sangat baik. Bahkan dia selalu menuruti ucapan suaminya, walaupun terkadang mendapatkan aturan yang tidak jelas. Karena dia yakin, jika suaminya itu melakukan itu semua demi kebaikan rumah tangga mereka. Jadi Aisyah harus kuat, walaupun itu terasa sangat berat.

Setelah selesai, Andre langsung turun untuk melakukan sarapan bersama istrinya. Memang setiap kali melihat wajah Aisyah, dia langsung mengingat penghianatan istrinya itu. Pengkhiatan yang begitu menusuk hatinya. Namun, tidak bisa di pungkiri, dia masih sangat mencintai Aisyah, sehingga dia memilih untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Walaupun itu sangat menyakiti hatinya. Bahkan tak jarang dia melampiaskan kekesalannya dengan menyakiti Aisyah dengan perlakuan kasarnya. Bukan hanya hinaan dan juga cacian, tetapi Andre juga sering melakukan KDRT kepada istrinya.

"Kakak sudah siap? Ayo duduk," ucap Aisyah melihat Andre yang berdiri menatapnya dari tangga.

"Mau kemana kamu?" tanya Andre melihat penampilan Aisyah yang sudah rapi.

"Mau mengajar, Kak! Waktu cutiku sudah habis," ucap Aisyah menunduk.

Mendengar penjelasan istrinya itu, Andre hanya diam. Dia memperhatikan setiap inci tubuh Aisyah dengan tatapan tajam. Melihat tatapan suaminya itu, Aisyah hanya bisa menunduk ketakutan. Dia merasa takut jika suaminya itu akan melakukan kekerasan lagi kepadanya.

"Ingat statusmu! Kau itu adalah istriku, jadi jaga sikapmu. Jangan sampai kau mengotori nama baikku dengan kelakuanmu yang liar dan murahan itu," ucap Andre menatap tajam Aisyah.

Deg....

Jantung Aisyah bagaikan berhenti berdetak mendengar ucapan suaminya yang begitu menusuk. Andre memang selalu mengeluarkan kata-kata pedasnya kepada Aisyah. Memang Aisyah bersalah, dia tidak bisa memberikan apa yang seharusnya menjadi hak suaminya itu. Namun, dia juga tidak bisa melawan, bahkan kejadian malam itu masih terus terbayang di ingatannya. Tanpa suaminya ketahui, dia juga mengalami trauma pada kejadian malam itu. Bukannya mengobati trauma istrinya, tetapi Andre malah menambah trauma wanita itu dengan sikapnya yang begitu kasar.

"Kamu tidak perlu memasang wajah sedihmu itu di depanku. Memang kamu itu wanita rendahan. Jika aku tidak menikahimu, pasti kau sudah menjadi p3l4cur saat ini. Ups, bukannya sudah ya," ucap Andre tanpa memiliki hati nurani sedikitpun.

"Kak!" ucap Aisyah dengan mata berkaca-kaca.

"Sudahlah! nafsu makanku sudah menghilang," ucap Andre bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya untuk keluar.

Tidak mau membuat amarah suaminya semakin memuncak, Aisyah langsung bangkit dari duduknya dan mengikuti suaminya itu. Namun, saat ingin masuk ke mobil, dia melihat segerombolan bapak-bapak yang sedang melakukan lari pagi. Para tetangganya memang sangat ramah, jadi mereka langsung menyapa Aisyah yang sedang mengatarnya sampai ke mobil. Melihat Aisyah membalas sapaan para bapak-bapak itu, emosi Andre langsung menyala.

"Apa kau ingin mengoda mereka?" tanya Andra mengeraskan rahangnya.

"Maksud kakak apa?" tanya Aisyah menitikkan air matanya mendengar ucapan suaminya yang begitu menusuk.

"Alah! Jangan banyak acting kamu. Kamu segaja 'kan tersenyum kepada mereka. Ingat Aisyah, kami itu sudah memiliki suami. Jadi tidak usah obral tubuhmu itu kepada setiap pria," ucap Andre menatap jijik Aisyah.

Melihat pertengkaran sepasang suami istri itu, seorang pria memperhatikan pertengkaran mereka dari kejauhan. Pria itu adalah kakak dari tetangga baru Andre. Memang pria itu tidak terlalu mau mencampuri urusan orang lain, tetapi mendengar ucapan Andre, pria itu langsung menatap iba kepada Aisyah.

"Bunda!" Teriak seorang bocah laki-laki berlari mendekati Aisyah.

"Bryan!" teriak Askara mengejar keponakannya itu.

"Eh! Ada Bryan. Kamu ngapain di sini, Sayang?" tanya Aisyah menghapus air matanya dan berusaha terlihat baik-baik saja di depan bocah itu.

"Itu rumah Bryan, Bunda. Bunda juga tinggal di sini? Bunda kapan mengajar lagi, kami semua sudah merindukan, Bunda," ucap Bryan menatap Aisyah dengan penuh kerinduan.

Bryan Putra Arvinando adalah salah satu murid Aisyah. Karena sifat keibuannya dan juga keramahannya membuat semua muridnya merasa nyaman dengan dengan Aisyah, termasuk Bryan. Kedua orang tua Bryan baru pindah ke rumah yang ada di depan rumah Andre, sehingga mereka kini menjadi tetangga.

"Maaf! Aisyah tidak mengajar lagi. Karena dia sekarang sudah menikah," ucap Andre tidak suka melihat tatapan Askara kepada istrinya itu.

"Kenapa, Paman? Jika Bunda tidak mengajar lagi jadi siapa yang akan mengajar Bryan," ucap Bryan penuh dengan kesedihan.

"Sayang! dengarkan deddy, bunda ini memang tidak mengajar lagi. Tapi Bryan masih memiliki bunda yang lain di sekolah 'kan?" tanya Askara dengan lembut sambil mengusap lembut rambut Bryan.

"Tapi, Ded!" ucap Bryan dengan penuh kesedihan.

"Maaf! Kami harus pergi," ucap Andre menarik kasar tangan Aisyah dan mendorongnya masuk ke dalam mobil.

Melihat perlakuan kasar Andre, Askara langsung menatap Aisyah dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Melihat tatapan Askara, Andre langsung semakin tersulut emosi dan melajukan mobilnya meninggalkan pria dan bocah itu.

"Kak! Kenapa kakak berbicara seperti tadi kepada Bryan? Dia itu masih kecil, dia tidak tau apa-apa," ucap Aisyah menatap kesal suaminya itu.

"Kenapa kau marah seperti itu? apa papa dari bocah tadi pernah tidur denganmu? oh maaf, anak tadi memanggil pria itu dengan sebutan Deddy, jadi pria itu adalah papanya," ucap Andre terkekeh kecil.

"Jadi mulai sekarang kau tidak boleh mengajar lagi. Dan jangan pernah berhubungan lagi dengan bocah itu ataupun Deddynya," ucap Andre dengan tegas.

"Kak!" hanya itu yang bisa keluar dari mulut wanita itu saat ini.

Dia menatap suaminya itu dengan tatapan penuh kesedihan. Dia tau jika dia salah. Akan tetapi tidak sewajarnya suaminya itu berkata seperti itu kepadanya. Karena dia hanyalah wanita biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

Aisyah tetap bersabar ,mungkin sebentar lagi Andre akan berubah.

2024-07-29

1

nuraeinieni

nuraeinieni

dari pada tersiksa aisyah mending pisah aja.

2023-08-10

1

Deriana Satali

Deriana Satali

Suami ky Andre jd pingin di coet mulutnya
dosen tp kata2nya nyelekit sampe ke ubun2

2023-08-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!