Suasana ruang tamu kamar hotel bertipe President Suite Room itu berubah hening.
Semuanya terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Hingga Richard memecah keheningan, dengan mengajak mereka untuk makan malam.
“Sebaiknya kita makan dulu. Mungkin setelah perut terisi, pikiran akan menjadi lebih jernih.” Ujar pria itu.
Papa Roy menanggapi dengan anggukan setuju.
“Ran, Re. Ayo, kita makan dulu.” Mama Dona mengajak anak-anaknya yang masih enggan untuk berdiri.
“Mama pergilah dulu. Aku dan Rena akan menyusul.” Ucap Randy yang mengerti suasana hati sang adik.
Richard, papa Roy dan mama Dona telah duduk di meja makan, yang tak jauh dari sofa tempat duduk Renatta dan Randy.
“Kamu yakin tidak mau menikah dengan kak Rich?” Tanya Randy berbisik.
Renatta bergeming. Dalam hatinya kini berkecamuk.
“Bukannya kamu menyukai pria dewasa itu?” Tanya sang kakak lagi.
“Aku membencinya.” Dua kata itu terucap dari bibir Renatta.
“Benarkah? Sejak kapan? Bukannya dulu kamu begitu memujanya?”
“Itu dulu, sekarang tidak lagi.” Ucap gadis itu pelan.
Randy menganggukkan kepalanya.
“Jadi kamu tidak bisa membantu keluarga kita?” Tanya pria tiga puluh tahun itu dengan nada pasrah.
“Apa tidak ada cara lain? Kita tidak mungkin langsung bangkrut begitu saja ‘kan?” Renatta berbalik melontarkan tanya.
“Ada. Dengan menjual beberapa aset. Dan tentunya kita harus hidup hemat.”
“Hanya itu?”
“Kamu sanggup?”
Renatta tak langsung menjawab pertanyaan sang kakak. Kembali terlintas di benaknya, bagaimana keadaan dirinya jika hidup dalam kekurangan.
“Kakak tidak apa-apa. Tetapi bagaimana dengan papa dan mama? Mereka membangun usaha ini bersama saat lulus kuliah. Kakak tidak bisa membayangkan, jika saat ini mereka harus kembali memutar otak agar usaha yang mereka rintis dari nol tidak gulung tikar.”
Renatta menatap ke arah Randy. Pria itu sedang melihat ke arah orang tua mereka yang berada di meja makan bersama Richard.
Gadis itu pun mengikuti arah pandang sang kakak. Ia pun dapat melihat, tak ada raut bahagia pada wajah kedua orang tuanya.
Apalagi melihat wajah sang papa, pria berusia lima puluh lima tahun itu terlihat menyimpan banyak beban.
Renatta menjadi tidak tega. Selama ini, sang papa telah memberikan banyak hal padanya. Kasih sayang dan juga kemewahan.
‘Maafkan aku, pa, ma. Aku tidak seharusnya memikirkan diriku sendiri. Dan om Rich, kita akan lihat. Bagaimana aku akan membuat kamu bertekuk lutut padaku. Aku akan membalas rasa sakit hatiku padamu.’
“Aku setuju.”
****
Setelah makan malam usai, mereka kembali duduk di atas sofa.
Renatta telah menyatakan persetujuannya. Namun ia ingin berbicara serius dan mengajukan beberapa syarat kepada Richard.
Tentu pria itu menyanggupi. Apapun syarat dari Renatta, tak akan masalah baginya.
“Syarat apa yang ingin kamu ajukan, Re?” Tanya Richard membuka suara. Mereka sudah terlalu lama diam tanpa kata.
Renatta menatap Richard dengan penuh dendam.
Gadis itu terlanjur sakit hati akibat penolakan yang beberapa kali Richard berikan padanya. Dan lagi, sifat otoriter pria itu saat menjadi dosen membuat Renatta semakin membenci pria itu.
“Aku ingin pernikahan kita di rahasiakan. Tidak ada yang tahu kecuali keluarga kita. Aku mau pernikahan kita hanya di hadiri keluarga. Tidak ada orang luar.” Renatta berucap dengan tegas.
“Rena.” Mama Dona menginterupsi.
“Setujui syaratku, atau aku tidak mau menikah dengan om Rich.” Gadis itu menatap penuh amarah.
“Hanya itu saja? Apa kamu tidak memiliki syarat yang lain?” Tanya Richard dengan santai.
Ia tidak masalah dengan syarat yang di ajukan oleh Renatta. Bukan masalah besar baginya jika pernikahan mereka di rahasiakan.
Richard hanya perlu ia dan gadis itu sah di mata hukum dan agamanya, agar mempermudah ia bertanggung jawab pada Renatta.
“Kamu menerima syarat Renatta?” Tanya papa Roy pada Richard.
Pria berusia empat puluh tahun itu menganggukkan kepalanya.
“Tidak masalah, om. Asalkan pernikahan ini resmi di mata agama kita.”
“Apa maksud, om?” Renatta menyela.
Richard mencebikan bibirnya. Ia tahu apa yang ada dalam pikiran Renatta. Gadis itu kira ia bisa bermain-main dengan pernikahan ini.
Namun sayangnya ia salah. Sekali terikat, Ricahrd tak akan melepaskannya.
“Aku tidak mau banyak. Hanya satu. Pernikahan resmi, baik secara agama dan hukum yang berlaku.”
Renatta tersungut mendengar ucapan Richard. Baru saja ia ingin mengajukan kontrak pernikahan dengan pria itu. Tapi niatnya sudah terbaca oleh Richard.
“Kamu tahu, prinsip dalam hidupku adalah menikah hanya untuk sekali seumur hidup. Jadi, jangan pernah berpikir untuk lepas dariku setelah kamu setuju untuk menikah.”
Mata Renatta membulat sempurna. Ia mendengar adanya ancaman di balik kalimat yang Richard ucapkan.
“Papa, dia mengancamku. Apa kalian akan membiarkan aku menikah dengannya?” Renatta menatap ke arah orang tuanya.
Berharap, papa dan mama atau sang kakak mengerti ucapan Richard.
“Sayang, Richard tidak mengancammu. Lagipula, siapa yang lebih baik dari dirinya menjadi pendampingmu?” Mama Dona menjawab sang putri.
Perkataan sang mama semakin membuat Renatta tercengang. Bagaimana bisa wanita paruh baya itu berkata demikian, semnatara terang-terangan Richard mengancamnya?
“Mama.” Gadis itu tak mampu berkata apapun lagi.
Tak ada satupun dari anggota keluarga Setiawan yang mendukungnya untuk menolak perjodohan itu.
“Jadi sudah sepakat. Pernikahan akan terjadi sesuai keinginan Renatta. Aku hanya akan mengundang orang dari pencatatan sipil.” Putus Richard kemudian.
“Lalu bagaimana dengan keluargamu, Rich?” Tanya papa Roy.
“Om tenang saja. Mereka juga akan hadir.”
Orang tua Richard sekarang menetap di Australia, bersama adik perempuan pria itu.
“Baiklah.”
“Tunggu. Lalu bagaimana dengan janji om untuk membantu perusahaan kami?” Renatta menyela ketika sang papa dan Richard akan saling memeluk tanda sepakat.
“Kamu tenang saja. Cukup persiapkan diri untuk pernikahan kita. Urusan pekerjaan, biar menjadi urusan kami para pria.” Ucap Richard dengan santai.
Renatta mengangguk pelan. Sejujurnya, ia belum bisa menerima semua ini. Semuanya begitu aneh dan terkesan ada sesuatu di balik semua ini.
Bukan masalah keuangan perusahaan, tetapi Renatta merasa ada hal lain yang telah terjadi.
‘Kenapa tidak ada yang merasa jika om Rich mengancamku? Papa, mama dan kakak. Apa kalian begitu percaya pada pria ini? Apa yang kalian rahasiakan dari aku?’
****
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
neni onet
sepertinya keluarga sekongkol menikahkan dengan alasan bangkrut pdhl sebenarnya meraka baik2 saja 🤔
2024-10-19
1
Qaisaa Nazarudin
Apa guna ada dua pria membangun perusahaan kalo akhirnya bisa bamgkrut,Dan akhirnya malah MENJUAL ANAK/ADIK untuk menyelamatkan perusahaan, Keliatan banget kalo gak pandai berbisnis,Tapi sok soan mau berbisnis.🤦🤦🙄🙄
2024-07-14
1
Rara Kusumadewi
kayaknya Richard emang menunggu Renata dewasa... makanya dulu di tolak... buktinya sampai umur 40thn blm nikah juga....
2023-09-17
1