Renatta berdecak kagum melihat indahnya dekorasi pelamin di tengah hutan pinus.
Hutan yang di tumbuhi pohon tinggi menjulang itu terlihat cantik dengan banyaknya hiasan bungan mawar bernuasa putih dan merah muda.
Gadis itu mendadak memiliki keinginan untuk membuat acara pernikahan seperti ini.
Berpesta di tengah alam. Sembari menikmati sejuknya kawasan hutan itu.
Namun, angannya seketika sirna ketika mengingat dengan siapa ia akan menikah. Richard Wijaya, pria yang paling menyebalkan dalam hidupnya.
‘Kenapa aku harus menikah dengan pria seperti dia, sih? ‘Kan aku tidak bisa mewujudkan keinginkan ku.’
Renatta teringat jika dirinya sendiri yang mengajukan syarat untuk merahasiakan pernikahan mereka. Tak mungkin sekarang ia tiba-tiba meminta di buatkan pesta seperti ini. Yang ada Richard akan menertawakannya dengan keras.
“Ayo, kita temui rekan bisnisku dulu. Sepertinya, acara belum di mulai.” Richard menggenggam dengan lembut telapak tangan Renatta.
Seketika terasa desiran aneh dalam hati gadis itu.
‘Oh Tuhan. Selama dua puluh dua tahun aku hidup, mungkin baru kali ini dia bersikap lembut padaku.’
“Hai, Ed. Apa kabar?” Richard saling berpelukan dengan seorang pria dewasa.
“Aku baik, pak Rich.” Ucap pria itu.
Renatta memperhatikan, seketika mata gadis itu terbelalak saat melihat wanita yang ada di samping pria tadi.
“Kak Laura.” Tanpa permisi, gadis itu menyela diantara dua pria dewasa, untuk memeluk wanita yang ia sebut namanya.
“Renatta.”
Mereka saling berpelukan.
“Kak, apa kabar? Kenapa semenjak wisuda, kakak tidak pernah ada kabarnya?” Tanya Renatta sedih merengek.
“Maafkan aku, Re. Aku sibuk menjadi ibu rumah tangga.” Ucap Laura dengan sedikit terkekeh.
Renatta mencebikan bibir. Ia kemudian melihat ke arah dua pria dewasa itu.
Ah ya, sekarang Renatta ingat. Dia adalah pria pemilik kampus yang mengejutkan para mahasiswa dengan pengakuannya yang telah memperistri salah satu mahasiswanya.
Richard berdeham pelan.
“Oh, ya pak Rich. Anda sudah mengenal istriku, ‘kan?” Tanya Edward pada Richard.
“Tentu.” Richard menganggukkan kepalanya.
“Lalu, siapa gadis ini? Apa dia keponakan pak Rich?” Tanya Edward kembali.
Renatta yang mendengarkan pertanyaan itu, seketika mengulum bibirnya.
Apakah begitu terlihat perbedaan antara dirinya dan Richard? Sehingga Edward Hugo mengira mereka pasangan om dan keponakan?
Hallo, pak Edward yang terhormat. Tidakkah bapak melihat kami menggunakan pakaian yang senada? Seperti anda dan kak Laura yang berpasangan.
Ingin sekali Renatta berkata demikian. Namun, ia ingin menung tahu bagaimana reaksi Richard.
‘Jawablah, om. Apa kamu berani mengakui aku sebagai calon istrimu?’
Richard menyunggingkan sudut bibirnya.
“Perkenalkan, Ed. Dia adalah Renatta Setiawan. Calon istriku.” Jawab pria itu dengan tegas.
Edward dan Laura saling melempar pandang.
Sementara Renatta membulatkan matanya.
‘Pria ini. Kenapa tidak malu sudah di katakan om dan keponakan? Justru mengakui aku sebagai calon istrinya.’
“Re, kamu sudah mengenalnya ‘kan? Dia pemilik kampus tempat kamu kuliah.” Richard kembali bersuara. Kini menatap ke arah Renatta.
Renatta menjawab dengan anggukkan kepala.
“Lalu bagaimana kalian bisa saling mengenal?” Tanya Edward menatap sang istri dan Renatta bergantian.
“Jadi, Renatta ini dulu pernah menolongku saat mobilku mogok, pi. Dari situ, kami berkenalan. Dan beberapa kali bertemu.” Jelas Laura pada sang suami.
Edward menggangguk paham.
“Terimakasih karena kamu telah menolong istriku.” Ucap Edward dengan tulus.
“Sama-sama, pak. Lagipula, kejadian itu sudah lama. Mungkin sebelum bapak mengenal kak Laura.” Timpal Renatta kemudian.
Setelah berbincang, acara pernikahan pun akan di mulai.
****
Renatta ikut larut dalam suasana haru saat pasangan pengantin mengucap janji suci pernikahan mereka.
Terlintas di benak gadis itu, mungkinkah nanti pernikahannya dengan Richard akan semengharukan seperti ini? Mengingat, semuanya hanya terpaksa demi menyelamatkan perusahaan keluarga Setiawan.
“Aku bisa membuatkan mu pernikahan yang lebih meriah dari ini.”
Suara Richard tiba-tiba membuat lamunan Renatta buyar. Bukannya tersentuh, gadis itu semakin kesal mendengarnya.
Baginya, Richard hanyalah seorang pria sombong yang begitu membanggakan uangnya.
“Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik, om.” Balas gadis itu kemudian.
Richard menanggapinya dengan mengedikan bahu. Pria itu kembali menatap ke arah sepasang pengantin baru di depan sana.
Senyum pria itu tersungging indah pada bibirnya.
Pasangan pengantin itu telah usai mengucap janji suci.
Kini giliran mereka untuk memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai.
“Ayo. Kita temui mereka.” Richard mengulurkan tangan pada Renatta. Gadis itu menurut, dan mereka pun menghampiri pasangan pengantin baru itu.
“Sayang. Kalau yang ini, kamu sudah mengenalnya ‘kan?” Ucap pengantin pria kepada istrinya.
Pengantin wanita menganggukkan kepalanya.
“Pak Richard.” Ucap wanita itu.
“Ingatan yang sangat bagus, nyonya Daniel.” Jawab Richard dengan bergurau.
Pengantin wanita itu menanggapinya dengan senyuman. Yang membuat Richard juga ikut tersenyum melihatnya.
‘Apa-apaan pria tua ini? Dia tersenyum begitu manisnya pada istri orang. Sementara padaku, sikapnya berbanding terbalik. Jangan katakan jika om Rich ada hati dengan wanita ini.’
Renatta memperhatikan interaksi Richard dengan pengantin wanita itu. Selama ini, ia tahu jika Richard tak begitu mengakrabkan diri dengan para wanita. Tetapi, terasa aneh ketika melihat pria itu tersenyum lepas melihat pengantin wanita itu.
“Oh, ya. Apa kamu tidak ingin mengenalkan pasanganmu pada kami, Rich?” Tanya sang mempelai pria.
“Tentu.” Richard menganggukkan kepalanya, kemudian menatap gadis di sampingnya.
“Dia Renatta, calon istriku.” Ucapnya memperkenalkan.
Renatta tersentak ketika di perkenalkan sebagai calon istri Richard.
‘Apa-apaan pria tua ini? Kenapa sejak tadi dia menghumbarku pada semua temannya?’
“Om, apa maksudnya?” Gerutu gadis itu, dengan mata membulat.
“Kenapa? Bukannya kamu memang calon istriku?” Tanya Richard santai.
“Ya. Tapi tidak perlu menghumbarnya. Ingat kesepakatan kita.” Renatta berbicara sembari berbisik.
“Kesepakatan kita, hanya sebatas merahasiakan pernikahan dan tidak mengundang orang luar. Dan saat ini, kita belum menikah. Itu artinya, tidak ada yang perlu di rahasiakan.”
Renatta nampak semakin kesal.
Jika seperti ini, pernikahannya dengan Richard bukanlah rahasia lagi.
“Kenapa? Kamu marah padaku?” Tanya Richard setelah mereka kini tinggal berdua.
“Iya. Aku marah. Om melanggar kesepakatan kita. Om membuat aku kesal.” Gadis itu memalingkan wajahnya.
“Kita belum menikah. Aku mengatakan yang sebenarnya jika kamu calon istriku. Lagipula, aku tidak mengatakan tanggal pernikahan kita. Aku juga tidak mengundang mereka untuk datang. Jadi, kesepakatan apa yang aku langgar, nyonya Richard?”
“Aku bukan nyonya Richard.” Gadis itu meninggalkan Richard sendirian.
****
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
•§͜¢• ᖇiᖇiꫀׁׅ 🦢🍒
edward laura tuh judul yg mna ya, aq lupa deh
2023-08-15
1
Eni Istiarsi
pesta pernikahan rasa reuni
2023-08-15
0