Hari ini, Jaka jam 18:00 sudah sampai di kontrakannya, setelah menjalani orderan terakhirnya, dia langsung pulang.
Karena selalu teringat, kalo malem ini, dia mau menjemput Rena, untuk jalan-jalan dimalam peralihan tahun.
Karena terlalu semangat, dia tiba di rumah Rena jam 19:45.
"Assalamu'alaikum," ucap Jaka sambil memencet bel rumah.
"Wa alaikumussalam warahmatullah,"
balas Rena, yang memang sudah siap, menunggu kedatangan, Sang kekasih.
"Kok datangnya cepetan Mas?" sambung Rena.
"Kangen aja, ketemuan sama kamu," sahut Jaka polos, tak menyadari kalo Mama, dan Papa, ada disana. Karena Jaka fokus pada sosok Rena, yang tampil cantik malam ini.
"Eehmm... Eehmm... Duh yang lagi kasmaran, kalo ngomong nggak liat-liat sikon. Jadi bikin kami ingat masa muda dulu," goda Papa.
"Iya kaan Ma?" sambung papa, dengan tatapan jahil.
"Iya Pa, mesra banget. Padahal mereka berdua ketemuan terus setiap malam mingguan, nggak kayak kita dulu," sahut Mama, sambil tersenyum jahil.
"Iiihh Papa, Mama. Kebiasaan deh," godain anaknya mulu.
"Liat tuh, Mas Jaka jadi salah tingkah kan!" ceplos Rena sewot.
Jaka pun bergegas mencium tangan Papa dan Mama Rena.
"Ma, Paa," ucapnya, dengan muka memerah.
"Memang kalian berdua mau kemana sih? Kami boleh ikutan nggak? Dari pada manyun dirumah," kata Tami, yang tiba-tiba muncul, sambil membawa nampan, berisi minuman.
"Ini minumannya, silahkan," sambung Tami.
"Terimakasih," ucap yang lain, sambil mengambil minuman masing-masing.
"Rencananya kami mau ke taman kota. Tapi saya kan cuma bawa motor. Nggak lucu kan satu motor ber-5," sahut Jaka sambil tersenyum.
"Kalo kami boleh ikutan, kita bawa mobil aja," sahut Papa.
"Kami boleh ikutan kan?" sambung mama.
"Iya boleh doong Ma, boleh banget malah. Ya kan Mas?" ceplos Rena, sambil tersenyum.
"Iya boleh lah, boleh banget. Biar tambah rame dan tambah seru." Balas Jaka semangat.
"Tapi, aku kan belum bisa bawa mobil Ren," sambung Jaka malu-malu.
"Kalo itu gampang Mas, karena kami sekeluarga bisa nyetir mobil," balas Papa.
"Kalo gitu kami siap-siap dulu ya," ucap Papa, dan Mama bareng.
"Aku juga mau siap-siap dulu," sambung Tami.
"Oke."👍👍Kata Rena sambil tersenyum.
"Motornya dimasukin garasi aja Mas, sekalian aku nyiapin mobilnya," sambung Rena.
"Iyaa, Hyuk," balas Jaka.
Mereka pun berangkat ke taman kota. Dengan Papa yang nyetir mobil, dan Jaka duduk disebelah Papa, sambil memperhatikan, cara membawa mobil.
Mereka pun sampai, dan mencari tempat, di salah satu kedai, yang masih agak kosong.
Sambil menunggu malam pergantian tahun baru, mereka memesan makanan ringan dan minuman. Serta membeli kembang api, dan terompet, yang telah disediakan, oleh panitia pelaksana acara.
Sudah disediakan panggung besar disana, dan terdengar suara musik dan nyanyian, yang menghidupkan suasana malam pergantian tahun.
Jaka berniat mentraktir mereka, dan langsung membayar makanan dan minuman di kasir.
Tak lama mereka pun keluar dari kedai disaat MC berteriak dengan menggunakan mikrofon.
"Siap-siap! 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1 dan suara kembang api terdengar bersahutan.
Siut,
siut.
Dhaaar.
Daaaaaar....
🌃🌃🌃🌃
Teet... Toot... Teet...
Teet ... Toot... Teet...
🎉🎉🎉🎉
🥳🥳
"Selamat tahun baru, semuanya," ucap MC dengan semangat.
Semua orang saling mengucapkan, selamat tahun baru, dengan penuh semangat, dan keceriaan.
Waktu sudah menunjukkan jam 01:15.
Akhirnya mereka pun pulang kerumah, meninggalkan taman kota Z, yang masih ramai pengunjung, dengan dipenuhi, aura kebahagiaan, dan keceriaan.
Rena yang menyetir mobil, dan Jaka duduk disebelahnya.
Sampailah mereka di rumah, setelah mengeluarkan motornya dari garasi Jaka pun langsung pamit pulang.
Setelah kejadian semalam, Jaka berkeinginan untuk bisa mengendarai mobil dan mendapatkan SIM A.
Jaka pun bergegas pergi menggunakan motornya pagi ini, untuk mencari tempat kursus, mengemudi mobil, dia telah browsing, di internet, untuk mengetahui, persyaratan kursus mengemudi.
Setelah mendapatkan tempat kursus mengemudi, menyerahkan persyaratan, dan melakukan pembayaran kursus, mengemudi mobil.
Akhirnya, Jaka mengajukan kursus, di pagi hari, dari jam 07:30 sampai jam 10:00.
Agar setelah kursus dia, bisa melanjutkan aktivitas ojol Gojek.
Keesokan harinya, Jaka datang jam 07:15 ke tempat kursus. Dia langsung diajak seorang instruktur, yang berpengalaman, untuk mendapatkan pelatihan dan belajar menyetir mobil.
Awalnya Jaka diajarkan standar pengenalan tentang mobil, dan cara mengendarainya di lapangan terbuka. Setelah Jaka beberapa hari menjalani kursus, dan agak mahir berkendara.
Sang instruktur membimbing Jaka menyetir mobil di jalan raya.
Setelah dinilai Sang instruktur bahwa Jaka sudah mahir dalam mengemudikan mobil.
5 hari pun berlalu.
Keesokan harinya, jaka dipanggil, Sang instruktur pembimbing, yang memberitahukan Jaka, bahwa dia lulus kursus mengemudi, dan menyerahkan SIM A kepada Jaka.
"Terimakasih banyak Pak atas bimbingannya," ucap Jaka dengan tulus.
Sambil memasukkan SIM A ke dalam dompet.
"Sama-sama Nak Jaka, saya juga baru kali ini membimbing orang, yang cepat mahir belajar mengemudi mobil," sahut Sang pembimbing, sambil tersenyum, dan memuji Jaka.
Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya Jaka pun pamit undur diri.
Dengan berbinar, Jaka pun mengaktifkan aplikasi Gojek nya, tak berselang lama orderan pun masuk. Jaka bergegas menuju titik penjemputan. seperti biasa, dia mengantarkan pelanggannya, sampai di tujuan, dan dia selalu mendapatkan tip, karena Jaka berprinsip, pelanggan adalah raja.
Jaka selalu menerima request pelanggan, dan melayani, dengan sepenuh hati.
Waktu berlalu begitu cepat.
Dan tak terasa, sekarang sudah memasuki bulan April.
15 bulan telah terlewati, cicilan motor Jaka sudah selesai, dan BPKB motor nya pun sudah ditangan. Jaka pun melihat saldo M-banking tertera saldo Rp164.862. 317.-
Jaka belum bisa memastikan, dia mau membeli sebuah rumah atau menjual motornya, dan membeli sebuah mobil, serta bergabung dengan driver Gocar.
Jaka berencana malam ini, dia mau mampir, kerumah Rena.
Untuk meminta pendapat, dan petunjuk, dari Papa Rena.
Jaka bergegas menuju kontrakannya.
"Alhamdulillah setelah melakukan aktifitas, sebagai ojol Gojek, dari jam 07:00 sampai jam 17:00. dan selesai menjalani 12 orderan, aku mendapat hasil bersih Rp323.000.-,
setelah dipotong pengisian BBM, dan makan siang," gumam Jaka sambil tersenyum.
Jaka pun berangkat, ke rumah Sang kekasih hati. setelah sampai di depan pintu pagar, dia menelepon Rena.
"Assalamu'alaikum," ucap Jaka.
"Wa alaikumussalam warahmatullah," balas Rena.
"Dek, tolong bukain pintu pagar dong," sambung Jaka.
"Emang Mas Jaka dimana?' sahut Rena.
"Aku di depan rumahmu, sayang," goda Jaka.
Rena pun bergegas membuka pintu pagar, dan mengajak Jaka masuk.
Jaka memarkirkan motornya didepan garasi. lalu masuk ke ruang tamu.
"Papa ada Dek?" tanya Jaka.
"Ada, bentar Mas aku panggilkan," kata Rena.
Tak lama Papa pun datang.
"Ada apa Mas? Tumben kok nyariin Papa, biasanya juga, cuma Rena aja yang kamu cariin," goda Papa.
Tanpa basa-basi, Jaka pun mengutarakan maksud kedatangannya.
"Jaka butuh saran, dan pendapat, dari Papa," ucapnya sambil cengar-cengir.
"Emang ada apa Mas?" tanya Papa penasaran.
"Gini lho Pa, dalam 17 bulan yang sudah Jaka lewati, bersama dengan aplikasi Gojek ini. Kan Jaka udah punya tabungan lumayan, dan cicilan motor pun sudah lunas. Jaka bingung Pa, mau beli rumah dulu, atau jual motor, dan beli mobil, untuk bergabung jadi driver Gocar Pa," katanya menjelaskan panjang kali lebar.
"Sekarang tabungan Mas berapa?" tanya Papa.
"Ada Rp164.862.317.- Pa," jawab Jaka, Sambil menunjukan, saldo di M-banking nya ke Papa.
"Emang penghasilan Mas berapa/hari?" tanya Papa penasaran.
"Iyaa, nggak tentu juga Pa. Tapi yang sudah pernah dijalani penghasilan bersih perhari antara Rp200.000.- sampai Rp2.100.000.- Pa.
Itupun nggak semuanya didalam kota Pa, ada yang keluar kota juga. Dan kerjanya bervariasi, mulai jam 06:00 pulang ke kontrakan jam 21:00, ada juga jam 03 :00 baru nyampe di kontrakan Pa." Jaka menjelaskan.
"Hebat juga kamu Mas," sahut Papa.
"Kalo memang hasilnya segitu Mas. Papa sarankan Mas terusin aja, ojol Gojek nya dulu. Masalah mobil bisa nyusul, sambil ngeliatin keadaan nantinya. Maksud Papa menyesuaikan keadaan." Sambung Papa.
"Terus kalo masalah rumah, gampang itu.
Papa kan punya tanah dikampung GIG, dipinggiran kota ini. Lumayan luas tanahnya, dan diatas tanah itu ada rumah ukuran 10×9. rumahnya kosong. Tapi dibersihin terus kok, sama pak Seno tetangga sebelah rumah. tapi dengan syarat pak Seno di izinkan numpang berkebun sayur-sayuran disana, nanti kamu liat ada prospek apa di tanah itu, trus kamu kelola aja sekalian. Lagian kuliah Rena sudah memasuki semester 3 di tahun ini.
Berarti kamu ada waktu hampir 3 tahun, buat cari modal nikah, sama Adek, itupun kalo Adek mau, nikah cepat. Tapi kalo untuk urusan nikah cepat atau nggak ya kamu negosiasi dulu sama Adek dong Mas," ucap Papa jahil.
"Lagian, kayaknya umur kamu baru 23 atau 24 tahun, ya kan Mas? Sedangkan Adek hampir 20 tahun. waktu kalian tuh masih panjang, kalo mau mempersiapkan segala sesuatunya, untuk masa depan kalian." Sambung Papa.
"Umur Jaka sekarang hampir 24 tahun Pa," balas Jaka polos.
"Assalamu'alaikum.
Betul banget tuh," kata Papa. Mama yang baru datang, ikut nimbrung.
"Wa alaikumussalam warahmatullah," balas mereka berbarengan.
"Udahan Ma, acara arisan Ibu-ibu nya biasa sampe jam 9-an?" tanya papa.
"Udah selesai kok Pa, trus Mama langsung pulang." jawab Mama.
"Nggak taunya ada calon mantu," goda Mama.
"Mama bisa aja," jawab Jaka tersipu.
"Mas Jaka mau minum apa?" sambung Mama.
Rena pun datang membawa nampan, berisi minuman, dan cemilan.
"Silahkan dinikmati," kata Rena sambil tersenyum.
"Terimakasih Dek," sahut Jaka tersenyum.
*Gitu ya Pa. Jaka jadi gak enak, karena keluarga ini sudah terlalu baik sama Jaka, niat jaka kesini mau minta saran, dan masukan, dari Papa, tentang rencana kedepannya, bukannya mau nodong," kata Jaka terharu.
"Kamu jangan kayak gitu Mas, lagian kalo kamu berhasil, meraih cita-citamu dan sukses. Kan kami juga bahagia, melihat Anak-anak kami berhasil, iya kan Ma?" Sahut Papa.
"Ya iyalah Pa, pastinya dong," balas Mama.
"Emang ngebahas apa sih Pa?" tanya Rena bingung.
😕😕
"Yaa nggak nyambung dia, mangkanya Dek jangan kelamaan di dapur," seloroh Papa.
"Gini aja, hari Minggu nanti, Mas Jaka kesini lagi agak pagi, dan kita berangkat sama-sama ke kampung GIG," sambung Papa.
"Ya Papa, orang anaknya nanya bener-bener," sahut Rena sewot.
"Nggak usah sewot-sewot Dek, nanti Mas Jaka ceritain dari awal," balas Jaka.
Begitulah keluarga ini yang selalu rame, kompak dan akur dalam menyelesaikan semua masalah.
Papa dan Mama pun pamit mau istirahat.
Jaka pun menceritakan tentang obrolannya dengan Papa dari awal sampai akhir hingga Rena pun paham.
Akhirnya Jaka pun pamit undur diri untuk pulang ke kontrakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
ABS
terimakasih atas dukungannya 🙏
2023-10-07
0
Ayeline
lanjutannya thor
2023-08-09
1
hoba
cerita ini benar-benar menarik perhatianku. Teruslah menulis, author!
2023-08-09
1