SESUATU YANG TERTUNDA
Jaka Pambudi.
Seorang anak tunggal dari keluarga kaya di kota Z.
Dia adalah seorang pemuda yang berambisi, merubah kehidupannya yang miskin, karena keadaan, dengan tekad dan keyakinan.
Berasal dari keluarga berada di kota Z. Orangtuanya meninggal, dalam kecelakaan mobil 6 tahun silam, mobil yang dikendarai orangtuanya masuk jurang dan meledak.
Peristiwa ini terjadi sewaktu Jaka masih sekolah kelas 3 SMP di kota X, dan dia tinggal di asrama sekolah.
Kejadian kecelakaan itu dirahasiakan pihak sekolah dengan alasan,
Jaka adalah siswa pintar dan berprestasi.
Jaka selalu juara 1 umum di sekolah dan juara umum se-kota madya.
Jaka mengetahui bahwa orangtuanya meninggal dalam kecelakaan, pada saat acara pengambilan ijazah dan perpisahan sekolahnya.
Saat itu Jaka bingung, kenapa semua orang tua dan wali murid teman-temannya datang ke acara itu.
Hanya orang tuanya yang tidak hadir pada acara perpisahan sekolah.
Jaka bersikeras pamit dengan pihak sekolah untuk pulang ke kota Z.
Akhirnya Jaka pun dipanggil Kepsek ke ruangannya.
Pak Karyo pun menjelaskan kalau orangtuanya sudah meninggal dunia, karena kecelakaan maut. Dan Pak Karyo pun memperlihatkan surat kabar yang memberitakan tentang kematian tragis, seorang pengusaha yang bernama Setyo Adjie Pambudi dan istrinya Safira Putri Guntoro dan sopirnya, yang mobilnya masuk ke jurang dan meledak.
Jaka pun menangis 😭😭 ketika mendengar dan membaca surat kabar itu. Dia pun melampiaskan emosi dan kekesalannya di ruangan itu.
Singkat cerita, Kepsek meminta maaf kepada Jaka. Pak Karyo melakukan semua itu agar Jaka bisa menamatkan sekolah dengan nilai tertinggi dan terbaik. Dan, karena Pak Karyo juga merasakan kejanggalan dalam berita kecelakaan maut itu, karena dia mendapatkan surat kaleng, agar merahasiakan dari Jaka tentang kejadian itu.
Pak Karyo pun memberikan ijazah, buku raport, dan buku tabungan Jaka disekolah, serta dua amplop berisi uang tabungannya dan uang tambahan dari sekolah sebagai hadiah, dan permintaan maaf dari pihak sekolah karena sudah merahasiakan kematian orang tuanya.
Jaka pun pulang ke kota Z, dengan di antar mobil yang sudah disiapkan pihak sekolah.
Hari-harinya dilewati dengan kegiatan yang sama. Dia hanya melamun dan melamun, saat lapar dia keluar beli nasi bungkus. Lalu pulang ke bedeng kontrakannya di belakang pasar pagi.
1 tahun telah berlalu semenjak tragedi kecelakaan orangtuanya.
Jaka menjadi dewasa sebelum waktunya.
Pada suatu saat dia keluar kontrakannya, dia bingung mau ngapain, untuk mendapatkan uang tambahan. Akhirnya dia nongkrong di samping warteg ditengah pasar pagi.
Tiba-tiba ada seorang Ibu memanggilnya.
"Nak, sini Nak!"
"Saya Bu, ada apa Bu?" tanya Jaka ramah.
"Tolong bantuin Ibu, bawa barang belanjaan ini ke mobil pickup itu Nak! disana ada suami saya pak Marsan, bilang aja kamu disuruh Bu Zubaidah." Jawab Bu Idah.
"Iya Bu," kata Jaka sopan, sambil mengangkut barang belanjaan Bu idah.
Setelah sampai dimobil yang ditentukan Jaka bertanya pada seorang laki-laki.
"Bapak, Pak Marsan ya?" tanya Jaka.
"Iya saya Pak Marsan, ada apa Nak?" tanyanya.
"Saya disuruh bu Zubaidah, antar semua barang ini ke mobil Bapak," kata Jaka.
"Gitu ya, sini Nak, taruh barangnya di atas ini aja dulu, ini ongkosnya!" kata Pak Marsan, sambil memberikan uang Rp25.000.-
"Terimakasih Pak," balas Jaka.
Itulah awal mula Jaka menjadi kuli panggul dadakan, dan mulai berani menawarkan jasanya secara langsung.
Pagi ini.
Ditempat biasa Jaka mangkal,
Jaka melihat seorang Ibu-ibu yang membawa banyak barang, dengan tertatih karena kelelahan.
Barang yang dibawanya terlalu banyak.
Ada rasa kasihan terbersit dihatinya, keinginan kuat untuk menolong Ibu itu.
"Sini Bu, ku bantu bawa barangnya." Ucap Jaka.
"Tidak usah, jangan-jangan kau berniat merampas barang-barang ku!" kata Ibu itu, dengan marah, setelah melihat penampilan Jaka yang lusuh.
"Ibu, kalau Ibu tidak mau ku bantu, ya sudah jangan asal nuduh seperti itu! lihat disana ada pos Polisi, sama saja aku cari penyakit, kalau merampas barang bawaan mu disini! Lagian kan, Ibu bisa teriak! dan polisi-polisi itu pasti akan mengejar, dan menangkap ku!" ucap Jaka kesal.
Ibu itu terlihat berpikir, kayak orang bengong.
"Sudahlah Bu, kalau nggak mau ditolong!" ucap Jaka, sambil beranjak pergi dari tempat itu.
Ibu itu pun menyadari kesalahannya.
"Tunggu nak!" teriak Ibu itu.
Sehingga membuat semua orang, disekitar tempat itu menoleh ke arah mereka berdua.
Jaka pun menghentikan langkahnya.
"Ada apalagi Bu! tadi Ibu menuduh ku, dan sekarang Ibu teriak-teriak! apakah Ibu ingin menjebak ku?" tanya Jaka, dengan sopan walaupun agak emosi.
"Baiklah Nak, tolong bawakan barang-barang ini, ke mobil di samping pos Polisi itu, siapa namamu nak?" tanyanya.
"Jaka Bu," sahut Jaka.
"Maafkan kata-kata Ibu barusan Nak, Ibu lagi kesal dengan anak Ibu dimobil itu, ditelpon berkali-kali nggak diangkat-angkat! Padahal, dari rumah sudah diomongin, bantu Ibu bawa barang belanjaan ke mobil!" ucap Ibu itu
"Baiklah Bu, kita sudahi saja ke salah-pahaman ini, anggap saja tidak pernah terjadi." jawab Jaka.
Setelah sampai dimobil, Ibu itu menggedor kaca depan mobil. Tak lama dari itu pintu mobil pun terbuka, keluarlah sosok gadis cantik sambil tangannya kucek-kucek mata karena baru bangun tidur.
"Rena! pantas, Mama telpon nggak diangkat, ternyata kau tidur di mobil. Sana cepat buka bagasi mobil! kata Ibu itu kesal.
"Maaf Mama, aku ketiduran," ceplos Rena, sambil membuka bagasi.
Jaka pun memasukkan barang-barang belanjaan yang dibawanya, ke dalam bagasi.
"Ini untuk nak Jaka,"ucap Ibu itu, sambil memberikan, 2 lembar uang Rp50.000.
Setelah mendengar nama Jaka, disebut Mamanya, Rena pun, mulai memperhatikan Jaka.
"Sepertinya aku mengenal orang ini," gumam Rena.
"Nggak usah Bu, lagian itu kebanyakan,"kata Jaka.
"Mas! kamu Jaka Pambudi kan?" Ceplos Rena, sambil terus menatap Jaka dengan penasaran.
Rena pernah tertarik dengan kebaikan Jaka, waktu ditolong Sang Kakak kelas sewaktu masih SMP.
"Kamu kenal aku?" ucap Jaka.
"Ya iyalah Mas Jaka! aku kan pernah ditolong Mas." jawab Rena.
"Waktu aku dipalak anak-anak nakal, didekat terminal angkot. Mas Jaka jago banget berantemnya sampai 4 anak yang malak aku babak belur. Lagian aku kan Adik kelas mu waktu SMP." ucap Rena semangat.
"Oh, jadi yang nolongin kamu dulu, Nak Jaka ya Ren?" tanya Ibunya.
"Iya Bu, Mas Jaka ini yang nolongin aku dulu," ceplos Rena.
Jaka hanya berdiri diam, mendengarkan pembicaraan mereka.
"Terimakasih Nak Jaka sudah nolongin anak Ibu, sekali lagi Ibu minta maaf karena sudah berkata kasar dengan Nak Jaka tadi. Ini buat Nak Jaka, tolong diterima ya." ucap Ibu itu.
"Iya Bu, nggak apa-apa, dan terimakasih banyak," jawab Jaka.
"Mas Jaka ada nomor HP?" tanya Rena semangat.
Rena tidak menyadari, bahwa Mamanya memperhatikannya.
"Nggak ada Ren, HP ku hilang," jawab Jaka berbohong.
Padahal HP-nya dijual seminggu yang lalu. Karena ada kebutuhan mendesak.
"Kapan-kapan Nak Jaka main kerumah Ibu ya? rumah Ibu dijalan Melati no 8, Komplek Perumahan Gajah Putih." kata Ibu.
"Jangan nggak mampir ya Mas," ceplos Rena malu-malu.
"Iya Rena, Bu terimakasih ya untuk kebaikannya." jawab Jaka, sambil beranjak meninggalkan tempat itu.
Waktu pun berlalu.
"Alhamdulillah, rejekiku lumayan hari ini," gumam Jaka. Setelah sampai di kontrakannya menjelang Maghrib.
Tak lupa Jaka mampir di warung nasi dalam perjalanan pulang tadi.
Tahun pun berganti tahun, tak terasa sudah 4 tahun Jaka hidup sendiri, dan jadi kuli angkut barang.
Hari ini, setelah menjalani pekerjaannya sebagai kuli angkut.
jaka pun bergegas pulang ke kontrakan.
Dia memasuki kamarnya, dan melihat 4 buah celengan yang agak besar.
Yang sudah diisi selama 4 tahun.
Jaka selalu menyisihkan rejeki hariannya sebagai kuli angkut, ke dalam celengan yang berbentuk tokoh pewayangan Semar.
Akhir bulan ini dia berniat memecahkan celengannya, sebagai modal untuk usaha.
Jaka bergegas mandi, dan melakukan aktifitas lain dirumah, lalu istirahat.
Karena keesokan harinya, dia harus bekerja mencari rezeki untuk merubah nasibnya.
Tak terasa sudah memasuki awal bulan Agustus, dan Jaka pun membuka celengan Semar nya.
"Alhamdulillah, tenyata tabungan ku lumayan juga, 4 celengan dibongkar, berjumlah Rp11400000." Gumamnya.
Dia berniat membeli motor, berserta perlengkapan untuk ngojek, dan membeli HP android murah, serta membuat SIM.
Awalnya dia membuat SIM dulu, lalu ke showroom motor Honda, setelah mengurus, dan menandatangani, serta menyerahkan persyaratan kredit.
Jaka pun mendapatkan motor baru hari itu juga.
Dia membeli HP android serta perlengkapan ngojek, sesuai peraturan pemerintah untuk mengendarai motor.
Setelah semua keperluan sudah didapatnya, Jaka pun mendownload aplikasi Gojek dan mendaftar.
Di pagi yang cerah ini.
Jaka keluar dari kontrakan nya mengendarai motor.
"Alhamdulillah, pelanggan pertama nih," gumam Jaka.
Dia pun pergi ke lokasi penjemputan yang ada di aplikasi Gojek.
Setelah tiba, dia melihat Bapak- bapak yang sedang bingung, Jaka pun melihat HP-nya dan bertanya.
"Anda Pak Harto kan?"
"Iya saya Pak Harto," jawab Bapak itu.
"Ini helmnya Pak, saya Jaka yang jemput Bapak dari aplikasi Gojek, Bapak mo ke bandara kan?" tanya Jaka ramah.
"Iya Nak Jaka, tapi saya butuh cepat. Karena pesawat saya berangkat 1 jam lagi, bisa nggak sampai bandara dalam waktu 30 menit dari sini?" tanya Pak Harto.
"Saya usahakan Pak, 30 menit sampai di bandara, karena jalannya agak macet jam segini Pak," jawab Jaka ramah.
"Ayoo brangkat," kata Pak Harto.
"Iya Pak, pegangan Pak," jawab Jaka.
Dengan lincahnya Jaka menggeber motor barunya dan sampai di bandara dalam waktu 23 menit.
Pak Harto membuka helm dan dompet lalu memberikan 2 lembar uang Rp 50.000.- ke Jaka.
"Ini Nak Jaka, terimakasih ya," ucap pak Harto.
"Uangnya lebih Pak," balas Jaka.
"Ya sudah ambil aja, itu tip buat kamu. Terimakasih ya," jawab Pak Harto.
"Oh iya, saya minta nomer HP Nak Jaka," sambung Pak Harto.
"Iya Pak, terimakasih," jawab Jaka sambil memberikan nomer HPnya.
Bapak itu pun pergi dengan terburu-buru meninggalkan Jaka.
Jaka pun beranjak pergi dari tempat itu.
Tak lama berselang HP-nya berbunyi lagi, Jaka langsung melihat HP-nya, dan beralih ke titik penjemputan.
"Alhamdulillah, dapat pelanggan lagi," gumam Jaka.
Setelah sampai di titik penjemputan Jaka melihat seorang wanita, dia pun bertanya dengan sopan.
"Dengan Mbak Tami ya?" ucap Jaka.
"Iya Mas." Jawab Tami.
"Ini Mbak helmnya," balas Jaka.
"Nggak usah ngebut ya Mas Jaka, nyantai aja. Saya nggak terburu-buru kok," ucap Tami.
"Oke Mbak Tami, sesuai request," balas Jaka, sambil melajukan motornya, ke Jalan Melati no 8, komplek perumahan Gajah Putih.
"Jaka sempat tertegun sejenak setelah melihat alamat tujuan. Sepertinya aku pernah mendengar alamat ini," gumam Jaka.
Setelah 45 menit dan sampai di tujuan, Tami turun menyerahkan helm dan mengeluarkan selembar uang 100rb.
"Ini Mas Jaka ongkosnya."
"Oh iya Mbak Tami, ini kembaliannya," balas Jaka dengan sopan.
"Nggak usah Mas, anggap saja tip buat Mas Jaka, karena sudah membuat pelanggan puas," kata Tami.
Ada sosok gadis yang memperhatikan mereka berdua, dengan rasa penasaran dari teras rumah besar itu.
Terdengar suara teriakan.
"Mas Jaka!" Sapa Rena.
"Lho Dik. Kamu kenal sama Mas Jaka?" tanya Tami.
"Iya Mbak, Mas Jaka ini yang pernah nolongin aku dulu waktu SMP, Waktu aku dipalak anak-anak nakal." Balas Rena.
"Ya sudah kalo gitu, ajak mampir dulu, Mbak masuk dulu ya," ucap Tami.
"Mas Jaka mampir dulu yuk," ceplos Rena semangat.
"Harus mampir ya?" tanya Jaka asal.
"Ya iyalah Mas Jaka! kan sudah ditawari mampir sama Ibu, tapi nggak kesini-sini. Ayo masuk! sekalian motornya di bawa ke dalam halaman aja Mas," jawab Rena, panjang kali lebar.
Tami memperhatikan interaksi keduanya, terutama Adik sepupunya. Ada senyuman diwajahnya melihat tingkah Rena.
Jaka pun memarkirkan motornya didepan pintu garasi. Lalu masuk ke dalam rumah.
"Masuk Mas, duduk dulu. Mas Jaka mau minum apa?" sambung Rena.
"Iya Rena terimakasih, nggak usah repot-repot Ren, yang ada aja keluarin semua." Ucap Jaka berseloroh sambil tersenyum.
"Mas Jaka bisa aja," balas Rena sopan.
Tami keluar dari kamarnya.
"Mbak Tami ini, Mbaknya Rena?" tanya Jaka.
"Iya saya Mbak sepupunya Rena, Ibuku Mbaknya Tante Mirna," balas Tami.
Tak lama kemudian Rena pun datang membawa nampan.
"Ini Mas, tak keluarin semua sesuai request nya," kata Rena sambil tersenyum manis.
"Maaf Rena, tadi aku cuma becanda. Banyak banget suguhannya," balas Jaka.
"Biasa aja Mas, nggak usah malu-malu gitu," ceplos Tami.
"Ayoo Mas, suguhannya di minum dan dimakan," ucap Rena mempersilahkan dengan ramah.
Mereka pun mengobrol, membicarakan tentang masa lalu.
Sekalian Rena mencari informasi tentang Jaka secara langsung dan bertukar nomor HP.
Akhirnya, Jaka pun pamit
"Terimakasih ya," ucap Jaka.
"Iya Mas, sama-sama," balas Tami.
"Sering-seringlah mampir Mas, kalo ada order deket sini, hati-hati dijalan Mas," kata Rena.
"Iya, insya Allah lain kali mampir lagi," jawab Jaka, sambil berjalan menuju motornya lalu pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
SUKARDI HULU
Mampir yuk🫰like👌Follow, subscribe dan beri hadiah ya🥰♥️🙏
2023-10-04
1
Ayeline
wah seru
2023-08-09
1