Rena pun datang dengan membawa nampan dibantu Bibi.
"Mas Jaka diminum, dan dimakan suguhannya, nggak pake malu-malu ya," goda Rena😜😜
"Ayoo Mas! Suguhannya dimakan, dan diminum. Jangan diliatin aja dong," goda Papa, sambil mengambil segelas teh hangat, dan menikmatinya.
"Iya Pa," sahut Jaka, sambil mengambil segelas kopi panas, dan menyeruputnya.
"Mas Jaka manggil Papa?" gumam Rena.
Yang membuat Rena sempat bengong, 🙂 tapi cuek aja, sambil mengambil cemilan dan memakannya.
"Ngomong-ngomong Mas. Mas serius kan sama Adek?" tanya Papa.
"Saya seriusnya pake banget Pa," sahut Jaka tegas.
"Tapi," kata Jaka ragu.
"Tapi apa Mas?" tanya Papa.
*Saya cuma tamatan SMP Pa. Dan kerjaan saya cuma ojol Gojek," sahut Jaka agak berat.
Tapi dia harus jujur dan bertanggung jawab dengan kata-katanya.
Mama hanya diam dan tersenyum mendengar kejujuran Jaka. karena Mama yakin kalo Jaka itu pintar, jujur, pekerja keras dan bertanggung jawab berdasar pada cerita Rena dan Tami.
Serta dari cara Jaka bicara dan berperilaku.
"Memangnya kenapa Mas? Kalo tamatan SMP, dan bekerja jadi ojol Gojek?" tanya Papa sambil tersenyum.
"Saya cuma ragu-ragu aja Pa. Dengan status saya, sebagai anak yatim-piatu, yang tinggal dikontrakkan kecil, bekerja sebagai ojol Gojek, yang cuma tamatan SMP. Terus saya datang ke rumah papa, yang mewah, dan besarnya 100 kali,
dari kontrakan saya. Awalnya saya minder Pa, dengan segala sesuatu yang ada di saya, dan dengan segala sesuatu yang ada di Rena, dan keluarga ini," ucap Jaka sendu😓😓.
Mama, Tami, dan Rena hanya diam mendengarkan.
"Papa mau tau cerita sebenarnya, tentang saya dan Rena?" sambung Jaka.
Dengan ekspresi terkejut Rena. 😮😮 Tapi Rena tetap diam dan menyimak.
"Cerita sebenarnya? Maksudnya apa Mas! Coba kamu ceritakan," kata Papa, dengan ekspresi pura-pura terkejut, karena dia sudah bisa menebak watak, sifat dan perilaku Jaka.
Lewat cerita istrinya yang didapat dari penuturan Tami dan Rena.
"Begini Pa.Tadi saya lagi ngojek, terus setelah menjemput dan melayani pelanggan sampai alamat tujuan. Saya mengisi BBM di SPBU dekat kampus Rena. Yang awalnya saya nggak tau, kalo Rena kuliah di kampus terkenal, dan mahal itu. Terus Rena telpon ngajak jalan, kata Rena mata kuliahnya sudah abis untuk hari ini. Dia minta jemput di depan kampus nya. Saya tanya, emang mo kemana Rena? Eh, dia cuma jawab, terserah. Terus singkat cerita, saya ajak Rena ke kedai sate, dan gule kambing didekat Taman Kota. Ditanya mau makan apa, jawabannya terserah lagi. aku kan jadi bingung Pa!" kata Jaka.
"Memang gitu Dek?" tanya Papa
"Hehehe." Jawab Rena nyengir kuda, karena malu dan tersipu, karena dia tahu kelanjutan ceritanya.😂😂
Terus Mas, ucap Mama dan Tami kompak.
"Terus pesanan datang kami pun makan. Kamu kenapa sih Rena? Ngomong aja langsung, kata ku. Dan akhirnya, dia nembak saya Pa." Sambung Jaka semangat.
"Emang beneer gitu Dek?" tanya Papa, Mama, dan Tami kompak.
"Hee', eem," jawab Rena malu, dan mukanya merah, kayak kepiting rebus.
"Ger_cep juga nih, anak Papa," goda Papa sambil ngedip-ngedipin mata.
"Papa!" sahut Rena tersipu malu.
"Emang tadi makanan Rena di pesenin apa Mas?" tanya Mama pura-pura penasaran.
"Sama dengan saya Ma, kami persen 2 porsi sate kambing, bumbu kecap pake lontong, 1 porsi gule kambing, trus minumnya, 2 jus pokat, cuma itu aja Ma?" jawab Jaka yang ikut penasaran juga.
"Pantesan," ceplos Tami
"Pantesan kenapa Tami?" tanya Jaka yang masih penasaran.
"Ya, pantesan aja, itu kan memang makanan, dan minuman kesukaannya, sangking sukanya. Alias udah ngebet banget mungkin. Mangkanya Adek langsung nembak Mas Jaka," sahut Tami, dengan gaya jahil, yang sengaja menggoda Rena.😜😜
"Mbaaaak!" gerutu Rena yang tersipu malu. 😚😚
Dan Jaka pun hanya tersenyum melihat Sang kekasih dikerjain dan digodain terus menerus oleh keluarganya 😊😊
Selanjutnya, dengan nada tegas dan ramah Papa berkata.
"Kami semuanya, sudah mendengar penuturan Mas Jaka, tapi semua tergantung Adek? Masih mau, atau nggak dia melanjutkan hubungan kalian. Gimana Adek, masih mau dilanjutkan hubungan kalian?" kata Papa.
"Hee',eem," sahut Rena, sambil mengangguk malu.
"Tuh Mas, udah dengar sendiri kan? Papa dan Mama ingin melihat sendiri sejauh apa keseriusan Mas Jaka sama Adek, tapi tetap dalam batasan kesopanan, dan selalu menjaga kehormatan keluarga! Jangan melakukan sesuatu yang melampaui batas!" ucap Papa dengan tegas, sambil melihat ke arah Jaka dan Rena.
"Iya Pa, Ma, saya tidak akan berbuat sesuatu yang melampaui batas! Dan saya tidak akan membuat malu diri saya sendiri. Saya juga tidak akan membuat malu Papa dan Mama serta keluarga," kata Jaka dengan tegas dan lugas.
"Oke, kalo begitu kami sebagai orang tua hanya bisa pegang omongan Mas Jaka? Dan jangan pernah merusak kepercayaan kami. Kami cuma mau Rena menyelesaikan kuliah S1-nya dulu, dan setelah itu terserah kalian berdua, yang memutuskan. Kecuali ada sesuatu hal yang mendesak. Gimana apakah kalian sanggup?" ucap Papa, disertai dengan anggukan Mama.
Tami hanya tersenyum dan menyimak dalam diam.
"Iya Pa, Ma, insyaallah Kami sanggup," jawab Jaka dan Rena, setelah saling kasih kode.
Terlihat senyuman kegembiraan di wajah mereka semua.
"Kalian lanjutkan ngobrolnya, Papa mo mandi dulu," kata Papa.
"Mama mau nyiapin keperluan Papa ya." Sahut Mama.
"Iya Pa, Ma," jawab mereka kompak.
"Kalian lanjutin aja ya ngobrolnya, aku mau lanjut nyiram tanaman," ceplos Tami.
"Iyaa Mbak," sahut Rena, dibarengi anggukan Jaka.
Mereka pun melanjutkan obrolannya. Tak terasa sudah hampir 2 jam Jaka berada di rumah Rena, lalu dia pun pamit pulang untuk melanjutkan aktivitasnya.
Bulan pun berganti bulan.
Tak terasa, bulan Juli pun berlalu, berganti dengan bulan Agustus.
Di dalam kontrakannya jaka menghitung uang di tas pinggangnya,
ada Rp1.389.000.-
Dan di dompetnya ada Rp168.000.-
Dalam bentuk pecahan ribuan dan puluhan.
Dia membuka aplikasi Mobile Banking di HP nya, dan melihat saldo Rp12.060.000.- (1 Agustus dia ke bank setor tunai Rp9.000.000.-, dari hasil ojol nya. Dengan tabungan awalnya sebesar Rp3.000.000.-, seperti nya Jaka mendapat bunga tabungan 2%/bulan).
Dia melakukan pembayaran online cicilan motornya
Rp2.500.000.-. Yang jatuh tempo besok tanggal 6 Agustus.
Dan proses pembayaran pun berhasil, dia lalu cek saldo Rp9.555.000.-. Sepertinya saldo ku dipotong Rp5000.-. Mungkin biaya transfer, gumam Jaka.
Lalu Jaka pun keluar kontrakannya, menuju rumah Pak Kosim, Sang juragan kontrakan, untuk membayar sewa 2 bulan (Juli dan Agustus).
Maklum, sangking semangatnya mengais rezeki karena banyaknya orderan.
Jaka selalu berangkat jam 6 pagi, dan pulang jam 9 malam, kadang sampai jam 12 malam
Dia kelupaan bayar sewa kontrakan.
Tibalah dia dirumah, Sang juragan kontrakan.
"Assalamu'alaikum," ucapnya.
"Wa alaikumussalam warahmatullah," terdengar sahutan dari Bu Kosim.
"Oh Nak Jaka, ada perlu sama bapak ya? Ayoo, masuk dulu Nak." Sambung Bu Kosim ramah.
"Terimakasih Buk, disini aja. Saya cuma mau kasih uang kontrakan," kata Jaka. Sambil menyodorkan uang
Rp500.000.-
"Banyak banget Nak?" sahut Bu Kosim.
"Ini untuk 2 bulan Bu, bulan kemaren, dan bulan ini. Maaf Bu, bulan kemaren saya kelupaan. Tolong sampaikan permintaan maaf saya, ke bapak ya Bu, sekalian saya langsung pamit kerja Bu." Jawab Jaka panjang kali lebar.
"Terimakasih Nak Jaka, nanti saya sampaikan ke bapak," balas Bu Kosim.
"Sama-sama Bu," sahut Jaka ramah.
Jaka pun beranjak keluar, dari halaman rumah Bu Kosim, menuju motornya. Lalu dia membuka aplikasi Gojek di HP nya.
"Semoga aku bulan ini, dapat orderan lebih banyak, dari bulan kemaren," gumam Jaka.
Tak lama berselang, ternyata ada orderan masuk. Dia langsung bergegas menuju titik penjemputan, dan langsung mengantarkan pelanggan ke tujuan, dengan ramah, profesional, dan selalu mengikuti request, dari pelanggannya. Karena kebiasaan itulah dia selalu dapat tip bervariasi, dari pelanggannya, mulai dari Rp10.000.- sampai Rp100.000.-. Tak terasa hari sudah jam 5 sore.
"Alhamdulillah, hari ini aku dapat 10 orderan," gumamnya.
HPnya berdering, karena ada orderan masuk, Jaka membuka orderannya, dan langsung bergegas menuju titik penjemputan, tepatnya di depan sekolah SMA unggulan terfavorit di kota Z ini. Karena nggak ada orang, Jaka mengirim pesan lewat aplikasi.
"Saya sudah di Pos Satpam depan Mas, Mas Dani dimana?" tanya Jaka.
Tak lama kemudian ada balasan.
"Tunggu sebentar Pak, saya menuju ke sana," jawab Dani.
Diiringi munculnya seorang pemuda dengan tas ransel dengan wajah cemas.
"Pak Jaka ya?" tanya Dani, memastikan.
"Betul Mas, ini helmnya." Sahut Jaka ramah.
"Tolong ngebut ya Pak!" request Dani, sambil duduk ke motor.
"Pegangan Mas Dani," sambil menarik tangan Dani ke pinggangnya.
Dengan lincahnya Jaka menggeber motornya ke titik tujuan. Tapi karena jalanan rame dan macet, mereka pun sampai tujuan dalam waktu 45 menit.
"Tungguin sebentar ya Pak," kata Dani, langsung bergegas berlari, ke arah loket mobil travel jurusan luar kota, tujuan Kabupaten AY.
"Mbak, apakah masih ada mobil ke kabupaten AY?" tanya Dani, setengah ngos-ngosan.
"Maaf Dek, mobil terakhir sudah berangkat 1 jam yang lalu." Jawab Mbak petugas loket ramah.
"Apa nggak ada, mobil travel lain mbak?" tanya Dani sendu.
"Sebentar ya Dek," sahut Mbaknya.
"Saya baru cari informasi, dari travel rekanan, jawabannya sama Dek, mobil terakhir mereka sudah berangkat." kata Mbak petugas loket.
"Dani pun, langsung jongkok dilantai, dan menangis.😭 Maafin Dani Bu. Dani nggak bisa datang malam ini." Rengek Dani.😭😭
Dani dari tadi tidak memperhatikan, kalo Jaka mengikutinya, setelah memarkirkan motornya.
"Maaf Mbak, kalo saya boleh nanya, kenapa mobil travel terakhirnya berangkat jam 17:30?" sahut Jaka.
"Gini lho Pak, para sopir travel kapok berangkat kesana diatas jam 17:30, karena jalannya sepi. Dan ada di beberapa titik, jalannya berlubang parah Pak, dan rawan penodongan, dengan senjata tajam Pak." Kata Mbak petugas loket.
Jaka nggak sengaja melihat 2 pentungan, yang biasa digunakan Satpam saat bertugas, dan dia ada ide.💡
"Mbak saya boleh beli 2 pentungan itu?" tanya Jaka.
"Bawa aja Pak, itu sudah 3 tahun lebih disini, punya orang ketinggalan, tapi sampe sekarang nggak di ambil-ambil, kemaren mau saya buang, tapi lupa," sahut Mbak petugas, sambil menyerahkan 2 pentungan ke Jaka.
"Terimakasih Mbak," balas Jaka.
"Ayoo, Mas Dani kita berangkat," ajak Jaka.
"Serius Pak?" tanya Dani terkejut, sambil mengelap air matanya.
"Duarius malah," jawab Jaka.
"Tapi kamu pegang ini, sambil peluk pinggang saya ya," sambung Jaka, sambil tersenyum.
"Siap Pak," sahut Dani semangat.
Mereka berdua berangkat, setelah Jaka menyalakan aplikasi google map, tempat tujuan di HP nya.
Sudah hampir 1 jam. Jaka mengendarai motornya dengan lincah, dia melihat SPBU.
Jaka mengisi BBM motornya, setelah membayar BBM ke petugas.
Jaka melihat kantin, dia pun mampir untuk mengisi perutnya.
"Ayoo, Mas Dani?" ajak Jaka.
"Iyaa Pak, panggil saya Dani aja Pak," sahut Dani.
"Oke Dani, kalo gitu kamu juga panggil saya, Mas aja ya," balas Jaka.
mereka berdua cari meja kosong dan memesan makanan.
"Makan apa Pak?" tanya pelayan kantin.
"Saya nasi soto daging," kata Jaka, sambil melihat daftar menu.
"Minumnya Pak?" sambung pelayan kantin.
"Kopi hitam dan air mineral Mbak, kamu makan dan minum apa Dan?" tanya Jaka.
"Samain aja Mas," sahut Dani.
"Kami pesan, 2 porsi nasi soto daging, 2 kopi hitam + air mineral 2, itu aja dulu Mbak," sahut Jaka.
Sekitar 15 menit pesanan pun datang.
"Silahkan," ucap pelayan dengan ramah.
"Ayoo Dani, dimakan pesanannya," kata Jaka.
"iyaa Mas," balas Dani.
Setelah makan Jaka membayar pesanannya. Lalu Jaka menanyakan tujuan Dani ke kota AY.
Lalu Dani menjelaskan tentang tujuannya panjang kali lebar ke Jaka.
Jaka pun melihat jam menunjukkan pukul 21:10 lalu melihat rute tujuan di google map.
Sampai tujuan diperkirakan 1jam 15menit mereka pun melanjutkan perjalanan.
Ditengah perjalanan mereka berdua dicegat 4 orang dengan menggunakan 2 motor yang diparkir di tengah jalan.
Jaka pun menyadari gelagat ke-4 orang itu, dia berbisik ke Dani.
"Dani! Kalo motor ini berhenti, 2 pentungan kasih ke aku, dan kamu tunggu di motor ini aja, jangan kemana-mana, oke?" ucap Jaka.
"Iya Mas." Jawab Dani.
Nggak pake ba-bi-bu, Jaka menghampiri ke-4 orang itu, dan menghajar mereka berempat, pake 2 pentungan yang ada di tangannya.
Bag...
Big...
Bug...
Bug...
Big...
Bag...
Ampuuun Bang...
Ampuuun Bang...
Ampuuun Bang...
3 orang terkapar, dan 1 orang lagi babak belur.
"Sekali lagi aku bertemu! Dengan kalian berempat, ku habisi nyawa kalian di tempat!" kata Jaka tegas.
"Ampuuun Bang." Kata orang yang babak belur.
Dengan kesalnya, Jaka berjalan, ke arah motor mereka, dan menendang kedua motor, sampai kedua motor itu tergeser ke pinggir jalan.
Jaka memang sengaja, di didik Sang Papa, untuk menjadi orang, yang bisa bela diri, Jaka memiliki ilmu Kanuragan tingkat tinggi, warisan keluarga Pambudi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments