Kesalnya Kevin

Pagi-pagi sekali seseorang sudah sampai di sekolah dengan motor besar miliknya, untung saja sekolah masih sepi mungkin hanya beberapa orang saja yang terlihat.

Orang itu berhenti dan memarkirkan motornya, tidak lupa dengan membuka helmnya. Membuat rambutnya terlihat acak-acakan, namun malah terlihat sexy mungkin kaum hawa akan menjerit jika melihat sosoknya.

Mengambil tas hitamnya nya dan berjalan melewati lorong-lorong kelas, sesekali dia bersiul dengan sebelah tangannya yang yang berada di saku jaket nya.

Sosok itu adalah Devano, dia sudah datang ke sekolah lebih awal, ada alasan kenapa dia bisa datang sepagi ini. Itu karena Devano sedang mengindari kedua orang tua nya.

Devano enggan untuk berinteraksi dengan mereka setelah pembicaraan perjodohan itu.

Dan alasan lainnya yaitu ada yang harus Devano lakukan dengan seseorang, agar dapat membantunya.

Devano berhenti di kelas XII MIPA 7, namun dia enggan masuk ke dalam.

Tangannya mengambil handphone berlogo Apel itu. Jari-jari nya sibuk mengetikan sesuatu, setelah memastikan pesannya terkirim dia memasukan handphone lagi ke dalam jaket.

"Devano!" Panggil seseorang yang baru saja keluar dari kelasnya. Wajahnya berseri-seri dan tersenyum cerah.

"Yullia."

"Haha...maksud aku sayang." Ucap Yullia terkekeh kecil.

"Boleh kan aku panggil kamu sayang, kita kan pacaran."

Devano terdiam ada rasa tidak nyaman di hati nya, namun dia menepis pikiran itu.

"Terserah lo."

Yullia tersenyum cerah pipinya bersemu kemerahan, dia merasa malu dengan dirinya yang memanggil pria di depannya dengan sebutan sayang.

"Em, jadi kamu mau bicarakan apa?" tanya nya.

"Jangan sampai tahu kalau kita pacaran, lo masih ingat kan apa yang waktu itu gw katakan." Ucap Devano.

Yullia tersenyum tipis"Iya, aku masih ingat kok."

"Gw transfer 50 juta." Ujar Devano membuat Yullia melotot kaget.

"Apa banyak banget!" triak nya.

"Gak papa lo bisa gunain buat biaya sekolah atau lo bisa tabungkan uangnya kan." Ujar nya enteng.

"I-iya deh makasih Devano." Ucap Yullia.

Devano mengangguk."Kalau gitu gw pergi dulu, ingat jangan sampai lo ingkar janji"

Yullia mengangguk dia yakin akan melakukan perannya dengan baik.

"Maaf jika ke depannya aku akan bersikap lancang Devano." Gumam nya.

"Lo ada bilang sesuatu?" tanya Devano.

"Ah, enggak kok hehe kamu pergi ke kelas aja nanti bel loh." Paniknya.

"Yasudah." Gumam Devano.

Tidak berlama-lama Devano pun pergi, meninggalkan sosok Yullia dengan wajahnya yang bersemu kemerahan.

****

Kayla makan dengan sangat lahap, kapan lagi kan dia makan bersama kedua orang tua nya.

Di kehidupan nya dulu sosok orang tua nya sudah meninggal, Kayla hanya dapat makan bersama dengan adik laki-laki nya saja. Itupun kalau dirinya tidak sibuk, dan meluangkan waktunya.

"Kay kamu makan lahap banget, lapar banget ya?" tanya sang ibu.

"Hehe iya." Jawab Kayla.

Zen menggeleng, "Makanlah dengan pelan-pelan, nanti kamu tersedak."

"Siap dad!"

Lalu perhatian Zein teralihkan dengan pemuda yang duduk anteng di depannya, pemuda itu sarapan dengan tenang tanpa menghiraukan orang di sekitarnya.

Terlihat tenang, pedahal pikiran nya berkelana dengan kesal.

Pikirannya penuh dengan sebuah umpatan untuk pria tua di depannya, yang selalu memaksa kehendaknya.

Tidak berbeda jauh dengan Kayla pikiran nya terus saja berbisik-bisik dengan kesal, karena pemuda di sebelahnya yang bukan siapa-siapa malah ikut sarapan bersama keluarga nya.

"Padahal cuman bodyguard." Pikirnya.

"Dad kenapa orang itu ikut sarapan bersama kita?" tanya Kayla, membuat Kevin tersedak.

"Kenapa ya emm gak tau, memangnya kenapa?" Tanya Zein.

"Daddy tidak merencanakan sesuatu yang merepotkan kan." Selidiknya.

Zein terkekeh geli melihat raut wajah putrinya yang terlihat datar, mirip siapa sih?

"Tentu saja tidak, ada ada aja kamu kay."

"Daddy!"

"Daddy gak berencana mengadopsi nya kan, Kay gak mau punya saudara." Ujar Kayla, membuat kedua mata Kevin melotot.

Hey siapa ingin bersaudara dengannya! Memikirkan nya saja tidak akan sudi, apa apaan pemikiran konyol itu.

"Memangnya siapa yang ingin bersaudara dengan mu, tidak sudi!" Kesal Kevin.

Kayla melotot kaget bodyguard itu sungguh berani sekali berkata kasar seperti itu, apa lagi di depan kedua orang tua nya.

"Hey jaga bicara lo itu!"

"Kenapa? Mulut-mulut juga punya saya." Ujar Kevin.

"Dad! Kenapa bodyguard yang satu ini tidak sopan sekali." Ujar nya.

Aura tersenyum. "Dia bakalan jaga kamu mulai sekarang."

Kayla terkejut, "Apa! Enggak mau mom! Kay bisa jaga diri sendiri."

"Kay kamu inget apa yang Daddy katakan waktu itu, dia bakalan jadi bodyguard pribadi kamu dia yang bakalan lindungi kamu mulai sekarang." Ujar Zein.

Kenapa Zein mempercayakan Kayla kepada Kevin, karena Kevin adalah anak sahabat nya. Zein juga sudah menganggap Kevin seperti anaknya sendiri.

"Kenapa dia bisa jadi bodyguard, " tanya Kayla.

Zen tersenyum bangga tapi tidak dengan Kevin yang berdecak kesal, "Itu hukuman untuk bocah bau kencur itu karena kalah taruhan dengan Daddy."

"Taruhan?"

"Ya, siapa yang dapat memenangkan permainan dialah pemenangnya dan yang kalah harus mengabulkan permintaan nya."

Kayla mengerti, "Jadi apa permintaan Daddy."

Zein terkekeh, "Tentu saja untuk menjadikannya babu selama 3 bulan."

"Saya kalah karena saya mengalah bukan kalah." Ujar Kevin.

"Lagian saya tidak akan begini jika seseorang bermain dengan curang, kan bibi." Ujar Kevin.

"Hey! Siapa yang curang bocah." Ujar Zein.

"Kamu saja yang terlalu bodoh."

Kevin mendelik tidak terima, orang tua di depannya itu memang selalu saja bermain curang.

Tak!

"Kay mau berangkat sekolah dulu dad, Mom." Ucap Kayla, sambil berdiri dari duduknya.

Kayla melihat pria di sampingnya yang juga menatap kearahnya." Cepetan! Gw tunggu di mobil, jangan lelet!"

"Kamu sudah selesai makannya Kevin." Tanya aura, saat Kayla sudah berjalan pergi.

"Sudah bibi, masakan nya enak seperti biasa. Kevin pergi dulu, terimakasih untuk sarapannya." Ujar Kevin beranjak pergi.

****

SMA Galaxy

Sebuah mobil mahal melewati gerbang yang menjulang tinggi, seperti biasa mobil itu mengundang banyak perhatian dari penghuni Galaxy.

"Wah itu mobil milik murid baru itu kan." Bisiknya.

"Iya, gak sabar gw. Pengen liat wajah cantiknya sama gantengnya." Ujarnya.

"Cantiknya gak ngotak anjir..."

"Emak sama bapaknya pasti good looking nih."

"Awas mata lo, ayang gw itu."

"Mata mu, orang lo burik kayak gitu huuuu..."

"Sialan Lo! "

Sedangkan orang yang di bicarakan menghela nafas, mendengar bisikan-bisikan murid-murid itu.

"Cepetan ngapain diam di situ, kayak patung." Cibir Kevin.

Kayla menatap datar, lalu melangkah pergi melewati Kevin begitu saja.

Sedangkan Kevin hanya menatap kesal, tidak bapaknya tidak anaknya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!