Kayla menatap mansion besar itu yang terlihat mewah.
"Ini rumah lo?" tanya nya.
Xion menjawab, "Bukan, itu punya orang tua gw."
Saat sudah sampai di depan rumahnya, Xion segera membuka pintu mobil dan turun.
Meskipun masih turun hujan, tapi sudahlah karena rumahnya sudah di depan matanya.
"Lo boleh pergi sekarang!" ujar Xion.
Kayla menggeram, kelakuan lelaki itu sungguh tidak ada sopan-sopannya.
"Lo gak punya rasa terimakasihnya ya."
"Ngapain? Toh ini cuman sebagai balas budi." Jawab Xion.
"Huh, dasar pria menyebalkan. Gw harap ini yang terakhir kalinya kita bertemu." Ucap Kayla.
"Tunggu! Gw belum tau nama lo." Ujar Xion, ia penasaran. Sebenarnya siapa nama gadis ini.
Kayla berdecak, "Untuk apa Lo tau ,gak ada manfaatnya juga."
Xion menyeringai lebar, tangan nya di lipat di dadanya, gadis ini menarik sekali.
Kayla merinding, sepertinya laki-laki di depannya itu agak lain.
Dengan buru-buru Kayla menyalahkan mobilnya, ia tidak ingin lama-lama dengan laki-laki yang tidak di kenalnya.
Mobil itu pun pergi meninggalkan Xion sendirian, tatapan nya masih tertuju pada mobil itu yang perlahan-lahan menjauh.
"Baru kali ini gw di katakan brengsek. Sama perempuan yang bahkan enggak gw ketahui siapa."
"Hm, ternyata ada yang lebih menarik lagi dari pada Yullia." Ucap nya.
Tiba-tiba seorang pria dewasa mendekat, dengan membawa payung serta mengenakan pakaiannya yang berwarna hitam.
"Tuan muda, apakah anda baik-baik saja
" Ucapnya, sambil memegangi payung untuk tuan muda nya itu.
Xion menatap asisten pribadi nya, yang bernama Hans.
"Hans menurut lo bagaimana dengan perempuan yang tadi?" tanya Xion.
Hans mengernyit bingung, apakah tuan mudanya itu jatuh hati pada perempuan tadi. Tapi, bukannya tuan mudanya itu sudah menyukai seseorang.
"Kesan saya terhadap gadis itu, mungkin gadis itu mempunyai paras yang sangat cantik." Ujar Hans.
Xion menatap Hans, "Lo bener Hans, dia terlalu cantik. Sayang sekali kepribadian nya sulit untuk di dekati."
"Apakah anda menyukai gadis tadi?" ujar Hans, ia ingin tahu perasaan tuan nya itu.
"Tidak Hans, gw suka sama perempuan sombong itu. Huh, memikirkan nya saja akan sangat menyebalkan." Ujar Xion sambil melangkah pergi. Tidak lupa dengan Hans yang terus memayunginya.
"Hans lo udah cari tahu siapa orang yang mengejar gw tadi." Ujar Xion, sambil berjalan.
"Ya, tuan. Mereka merupakan musuh tuan besar dalam perbisnisan." Ujar Hans.
"Berani sekali mereka." Ujar Xion.
Sedangkan Kayla dia baru saja tiba di depan rumah besar nya.
Tidd !
"Pak buka gerbang nya, pak!" triak Kayla, karena hujannya agak deras.
"Siap nona Kayla!" ujar pak satpam itu.
Kayla menarik nafasnya, "Gilak satpam aja ganteng." Gumamnya.
Kayla memasuki pekarangan rumah nya.
Seorang pria yang tak kalah tampan dengan stelan hitam tiba-tiba saja menghampiri nya.
Pria itu membawa payung, untuk nona yang ia layani nya.
Kayla menatap nya bingung, "Siapa?" Pikirnya.
"Biar satpam yang memasukan mobilnya ke dalam nona." Ucap nya.
"Ah, iya? Baiklah."
"Nona, hujan semakin lebat. Mari saya antar sampai depan agar anda tidak kehujanan." Ucap pemuda itu.
"Terimakasih." Ujar Kayla, saat pemuda itu dengan perhatian memayunginya.
"Sama-sama nona, kalau begitu saya permisi." Ucap nya.
"Tunggu! Nama lo siapa?" tanya Kayla, ia ingin tahu siapa pemuda ini. Kelihatannya umurnya tidak beda jauh dengan nya.
"Perkenalkan, nama saya Kevin nona. Saya bodyguard di kediaman ini." Ujar nya.
"Ah, baiklah sekali lagi terimakasih Kevin. "Ucap Kayla, dan hanya di angguki Kevin.
Kayla masuk ke dalam, namun saat dia masuk tiba-tiba seseorang yang sudah tua menghampiri nya.
"Nona sebaiknya anda pergi ke kamar untuk menghangatkan tubuh anda, saya akan menyuruh pelayan untuk membuatkan sup." Ucap nya.
Kayla mengangguk, baiklah. Dia juga sedang kedinginan hari ini.
"Apa Daddy dan Mommy belum juga kembali?" tanya Kayla.
"Belum nona."
"Ah, baiklah."
Sedangkan di sisi lain terlihat seorang pemuda, yang menatap dingin gadis di depannya itu. Meskipun tatapan nya terasa dingin, namun ada setitik kehangatan di dalam nya.
"Boleh gak nih." Ucap gadis itu, sambil menggerutu karena pemuda di hadapannya hanya berdiri diam saja.
"Ayo tatap! Tatap terus." Ujar Erka.
"Jangan ganggu si bos anj***" Ucap Teo
Sedangkan Farka menghela nafas, beginilah jika kita jomblo. Pasti cuman jadi saksi bisu di kisah cinta orang lain.
"Gini nih kalo Lo jomblo Er, serasa jadi nyamuk kan." Ucap Farka.
Erka mengangguk setuju, "Kalian tau gak?"
"Gw gak mau pacar-pacar dulu ah, masih betah di zona ini "
Farka menyahut, "Gw juga nyaman sama gw yang sekarang, pacaran menurut gw cuman nambah pikiran aja."
"Kenapa?" Sahut Devano menatap datar.
"Hidup gw udah rumit, gw gak mau nambah rumit lagi." Ucap nya.
"Dan menurut gw perasaan manusia itu terkadang seperti bunglon, berubah warna ketika dia mau menentukan warna apa yang dia mau."
"Mustahil kalau perasaannya akan tetap sama, jika seiring berjalannya waktu kan. Toh kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan."
"Cuman ada dua, apa kita mencintai orang yang sama, atau orang yang baru yang berbeda "
Dava menjawab"Lo gak salah, tapi gak semua orang begitu juga."
"Tapi pengalaman gw, kebanyakan kek gitu."
"Tapi kalau orang itu benar-benar mencintai nya apa adanya, aku yakin dia tidak akan berpaling." Ucap Yullia menanggapi obrolan itu.
Devano terdiam, perkataan mereka itu ada benarnya juga. Netra matanya menatap gadis di sebelahnya. Apakah yang dia rasakan rasa tertarik saja atau dia benar-benar menyukai Yullia.
Awal mula dirinya bertemu dengan nya saat itu, ketika Yullia menyanyi sambil berteriak di jalan. Tingkahnya yang lucu, membuat dia merasa tertarik.
Dia mulai berani mendekati nya, lama-kelamaan rasa nyaman itu muncul di dalam hatinya.
"Gw benci hujan." Ujar Farka tiba-tiba, membuat teman-teman nya menatapnya.
"Tiba-tiba?" tanya Teo
"Karena gw selalu ingat kepada mereka orang yang berkorban demi gw." Ucapnya.
"Seharusnya ada seseorang yang meluk gue sekarang."
"Lah, bukannya lo amnesia." Ujar Erka bingung.
Farka menatap datar Erka, "Lo gak tau apa-apa tentang gw."
"Lo salah, kita yang paling tau lo gimana?" ucap Teo
"Lo salah, gak semua yang kalian tau. Gw juga butuh privasi."
Farka menatap wajah mereka datar, "Gak ada siapapun yang tau gw, kecuali Kayla."
"hah, Kayla. Siapa Kayla?" tanya Dava.
"Lo amnesia anj***, ngelantur mulu lo." Ujar Erka.
"Huft...terserah kalian mau percaya atau enggak."
Gara yang dari tadi berkutat dengan buku di tangannya, seketika melihat Farka dengan ekor matanya.
"Sedari awal pun memang terlihat berbeda." Gumam nya.
"Devano ayo pulang, hujan sudah reda!" Ajak Yullia.
Dan di jawab deheman oleh sang empu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments