WAKTUMU HANYA SATU MINGGU

"Baik Nya," ucap Yati juga.

"Sekarang kalian sarapan dulu ya! saya mau ke kamar," ucap Niken.

"Iya Nyonya," ucap mereka serempak.

Sesampainya Devin di kantor, dia sudah ditunggu oleh Kakek dan juga Papanya.

"Tumben Kakek dan Papa pagi-pagi sudah di sini," sapa Devin.

"Kami hanya ingin memastikan, apakah kamu sudah mulai melakukan tugasmu sebagai direktur perusahaan ini," ucap Mario.

"Kakek tunggu saja, Devin akan berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah ini," ucap Devin tegas.

"Lalu, apakah kamu sudah mengetahui siapa yang menjadi mata-mata di perusahaan?" Tanya Roni.

"Sudah Pa.."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan padanya?" Mario memotong ucapan Devin.

"Aku akan memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya yang telah merugikan dan juga mengkhianati perusahaan," jawab Devin.

"Ingat..! waktumu hanya satu minggu, jika sampai satu minggu kamu tidak juga bisa mengatasi ini semua, maka kamu harus menikahi anak teman Papa," Dengan tegas Roni memperingati Devin.

"Pa, kenapa harus memaksaku? Apakah kita tidak bisa mencari jalan keluar yang lain?" Ucap Devin sendu, tidak habis pikir dengan sikap orang tuanya.

"Apapun caranya Papa akan melakukannya, asalkan kita tidak kehilangan perusahaan ini, karena ini satu-satunya harta warisan turun temurun keluarga kita Devin," bentak Roni.

"Maka dari itu kami memberimu waktu satu minggu untuk mengatasi masalah ini, jika kamu tidak berhasil, maka kamu harus mau menikahi anak dari teman Papa mu," ujar Mario.

Karena Devin tidak ingin berdebat lagi akhirnya dia hanya bisa diam mendengarkan ucapan kakeknya dan juga Papanya.

Mario dan Roni melihat Devin yang sudah sibuk dengan berkas yang ada di atas meja kerjanya dan tidak lagi menghiraukan mereka, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan Devin di ruangannya.

"Ayo Roni, kita pergi dari sini, biarkan saja dia fokus mengerjakan apa yang harus dia selesaikan," ucap Mario.

"Baik Pak jawab Roni dan mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan ruangan Devin

Perusahaan keluarga Devin memproduksi berbagai macam produk minuman mulai dari komposisi hingga produksinya dan juga pengemasannya itu semua dari ide Devin sendiri dengan hasil perkebunan teh milik keluarganya yang ada di salah satu desa yang dekat dengan panti asuhan Niken 

Namun, karena ada pengkhianat dari perusahaannya yang  mencuri data-data perusahaannya termasuk data minuman yang akan segera dia produksi telah diserahkan ke perusahaan lain sehingga menimbulkan dampak buruk bagi perusahaannya. Dan yang lebih buruk lagi gudang dan pabrik tempat untuk mengolah daun tehnya hangus terbakar, sehingga mengalami banyak kerugian.

Semua perusahaan yang bekerjasama dengannya telah membatalkan kerjasamanya karena menganggap produk minuman yang akan Devin produksi meniru minuman pesaingnya yang produknya sudah beredar dan banyak laku di pasaran saat ini.

Mereka semua menganggap Devin tidak bisa membuat perusahaan lebih berkembang lagi dan mereka meremehkannya yang hanya bisa meniru produk orang lain, meskipun Devin telah menjelaskan jika itu semua adalah kesalahan karyawannya yang merupakan mata-mata dari saingan mereka.

Namun percuma saja, karena mereka sudah beranggapan jika Devin lah yang tidak becus dan lalai dalam mengurus perusahaan dan juga karyawannya.

"Roi, datang ke ruanganku sekarang," pinta Devin di telepon.

Dan tidak lama kemudian Rio pun datang ke ruangan Devin.

"Iya pak, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Rio asisten Devin.

"Bagaimana dengan kondisi para karyawan sekarang? Apakah ada yang mengeluh tentang kondisi perusahaan atau apa ada yang ingin mengundurkan diri?" Tanya Devin cemas.

"Alhamdulillah.. untuk saat ini tidak ada Pak, karena mereka semua memahami dan mengerti bagaimana kondisi perusahaan saat ini, dan mereka juga sudah tahu jika ini semua terjadi karena ada pengkhianat di perusahaan ini Pak, dan bahkan mereka berterima kasih karena gaji mereka bulan lalu diberikan lebih awal dan juga sekaligus bonus yang telah bapak berikan kepada mereka." Jelas Rio.

"Iya, itu karena usaha dan kerja keras mereka sendiri sehingga patut untuk mendapatkan bonus dari hasil keuntungan kita, aku beruntung memiliki karyawan seperti mereka." Puji Devin.

"Iya Pak mereka semua selalu siap untuk membantu bapak dan juga perusahaan ini." Ujar Rio.

"Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi, belum lama sejak kejadian pabrik terbakar sekarang masalah produk lagi, bahkan kita belum membangun kembali pabrik baru dan juga alat-alat yang sudah rusak akibat kebakaran itu karena terkendala oleh dana kita saat ini." Ungkap Devin pusing memikirkan masalah yang dihadapinya.

"Pak, saya sudah mengajukan permintaan pertemuan di beberapa perusahaan, namun tak satupun dari mereka yang mau menerima permintaan kita." Ucap Rio.

"Apakah kamu sudah menghubungi beberapa rekan kita yang ada di luar negeri?" Tanya Devin berharap akan dapat bantuan dari sana.

"Sudah Pak, tapi hasilnya tetap sama dengan perusahaan yang ada di sini." Jawab Rio.

"Lalu… di mana lagi kita harus mencari investor yang mau membantu kita untuk membangun kembali pabrik dan juga produk perusahaan kita?" Kata Devin bingung.

"Kami akan terus mencoba mencari bantuan Pak." Ujar Rio.

"Baiklah… Apakah kamu sudah mendapatkan alamat rumah pengkhianat itu?" Emosi Devin mengingat masalah yang sudah ditimbulkan oleh mata-mata pesaingnya.

"Sudah Pak, kami sudah mendatanginya kesana, namun dia sudah tidak ada di sana dan bahkan selembar pakaiannya pun tidak ada lagi, sepertinya dia sudah melarikan diri dengan bantuan orang yang telah menyuruhnya mencuri data-data perusahaan kita Pak." Jelas Rio.

"Kurang ajar…" emosi Devin sambil memukul mejanya.

"Apakah kamu sudah melacak nomor handphonenya?" Tanya Devin mencoba menenangkan dirinya.

"Sudah juga Pak, tapi nomornya pun sudah tidak aktif lagi sehingga kami tidak bisa melacak keberadaannya, bahkan kami tidak menemukan satupun keluarganya. Sepertinya dia tidak berasal dari kota ini Pak " jawab Rio.

Setelah Rio menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba ponsel Devin berbunyi menandakan seseorang sedang menghubunginya, seketika dia langsung meraih ponselnya dan melihat kalau saat ini yang sedang menelponnya adalah Niken istrinya.

"Sekarang kamu boleh kembali, jika aku butuh sesuatu, aku akan segera memanggilmu lagi." Kata Devin.

"Baik Pak, saya permisi dulu." balas Rio dan segera berjalan keluar untuk meninggalkan ruangan Devin.

"Halo sayang…" ucap Devin lembut.

"Mas sudah sampai di kantor?" Tanya Niken.

"Sudah sayang, dari tadi aku sampai, tapi aku minta maaf ya… karena aku tidak bisa langsung mengabari mu." Ucap Devin merasa bersalah.

"Tidak apa-apa Mas, yang penting Mas sampai dengan selamat." Ucap Niken tersenyum meski tidak bisa dilihat oleh Devin.

"Soalnya tadi itu Kakek dan juga Papa sudah menunggu di ruanganku begitu aku tiba di kantor." Ucap Devin.

"Mereka datang menemui Mas pagi-pagi begitu, pasti membahas tentang pernikahan Mas lagi ya?" Tanya Niken sendu.

Terpopuler

Comments

Masiah Cia

Masiah Cia

kakek dan bapak egois.....jangan sampai Devin poligami.....tapi mau gimana lg judulnya sdh sprt itu

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!