Mencari Aditya

Saat sudah memastikan Kanaya benar-benar pergi, Andreas langsung keluar dari tempat persembunyiannya serta langsung menemui kedua mertuanya yang masih mengobrol santai di halaman belakang.

"Ma, Pa, Saya pamit mau menyusul Kanaya, Assalamualaikum" Andreas mencium punggung tangan kedua paruh baya yang sudah menjadi bagian dari keluarganya saat ini. Walaupun dia memiliki sikap yang dingin, Namun Andreas tidak lupa bagaimana caranya menghormati orang yang lebih tua. Kecuali terhadap ayahnya, Sosok yang sudah membuatnya kecewa delapan belas tahun yang lalu.

Bahkan rasa kecewa itu sangat sulit membuat Andreas untuk berdamai dengan masa lalu. Luka yang tidak berdarah namun membekas hingga saat ini. Setiap kali Andreas bertemu dengan ayahnya, Dia kembali merasakan sakit seperti delapan belas tahun yang lalu. Rass sakit yang membuatnya kehilangan masa kecil yang seharusnya menjadi masa-masa indah.

Semuanya kandas setelah mengetahui hubungan kedua orang tuanya yang sudah menyedihkan. Merasakan broken home membuat karakter ceria Andres berubah drastis. Lebih banyak diam serta suka menyendiri.

"Hati-hati ya, Nak. Titip Kanaya" balas Adisty pada Andreas.

"Iya, Ma"

Setelah itu Andres kembali melangkah lebar keluar dari kediaman Adhitama. Beruntung malam tadi Andres sudah diam-diam memasang aplikasi tracking. Sehingga dengan sangat mudah dia mengetahui letak lokasi Kanaya saat ini.

Saat sudah sampai di dalam mobilnya, Andreas langsung melajukan cepat mobil itu mengikuti mobil Kanaya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari posisinya. "Sebenarnya dia mau mencari Aditya kemana? Bahkan saat ini Aditya sudah tidak ada lagi di jakarta." gumamnya sambil terus melajukan cepat mobil itu.

Sehingga Andres menghentikan mobilnya saat melihat Kanaya menghentikan mobilnya di salah satu tempat atau lebih tepatnya hotel. Karna yang Kanaya tau selama ini Aditya bekerja di hotel milik keluarganya ini.

"Eh Ibu Kanaya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis saat Kanaya sudah sampai di sana. Semua staff bahkan semua pekerja hotel sudah kenal pada Kanaya. Karna memang selama ini Aditya sering membawa nya datang ke tempat ini.

Tanpa basa basi, Kanaya langsung mengutarakan apa maksud serta tujuannya datang ke tempat ini. "Din, Apa bapak ada di sini?" tanya Kanaya pada resepsionis yang bernama Dina.

Resepsionis itu mengerutkan keningnya sambil menggeleng cepat. Bukan kah kemarin mereka baru saja melakukan pesta pernikahan? Lalu kenapa hari ini wanita yang Dina tau sebagai istri dari atasannya malah datang kesini lalu menanyakan keberadaannya. Ingin bertanya namun Dina urungkan saat melihat teman satunya memberikan sebuah isyarat kedipan mata. Karna memang kemarin Dina tidak dapat hadir karna sedang ada acara keluarga bersama dengan suaminya.

Hal itu tentu saja membuat Dina tidak mengerti, Namun sebisa mungkin wanita itu menahan agar tidak menanyakan hal yang menyangkut orang lain.

"Maaf, Bu. Tapi pak Aditya sudah tidak masuk bekerja sejak satu minggu yang lalu. Tepatnya saat ingin mengurus acara pernikahannya dengan bu Kanaya. Selamat atas pernikahannya ya, Bu. Maaf karna kemarin saya tidak bisa datang, Soalnya ada acara keluarga dirumah mertua saya. Oh iya ini hadiah pernikahan untuk ibu" Dina menyodorkan sebuah kotak yang sudah dia siapkan untuk hadiah pernikahan Kanaya dengan Aditya. Karna biarpun hanya sebatas rekan kerja, Namun Dina cukup dekat dengan Kanaya.

Kanaya menerima pemberian hadiah dari Dina. Biarpun dengan hati kecewa, Namun Kanaya bersikap untuk biasa saja. Gadis itu berusaha untuk tidak menjatuhkan air matanya di depan Dina.

"Terimakasih, Dina. Saya permisi dulu"

Kanaya membalikkan tubuhnya lalu kembali melangkahkan kakinya keluar dari hotel itu. Perasaannya semakin tak menentu. Entah kemana lagi gadis itu akan pergi, Tapi yang pasti dia masih tidak menyerah untuk mencari keberadaan Aditya.

Kanaya mengambil nafas dalam sebelum melajukan mobilnya menuju tempat yang biasa Aditya datangi selama ini.

"Kemanapun kamu akan mencarinya, Kamu tidak akan pernah bisa menemukannya, Kanaya. Karna saat ini Aditya sedang ada di luar kota" gumam Andreas sambil mengikuti mobil Kanaya.

Andreas terus mengikuti mobil Kanaya yang tidak tau kemana arah tujuannya, Sudah satu jam lebih namun Kanaya belum juga menghentikan mobilnya.

Tepat saat Kanaya sudah menepikan mobilnya, Andreas mengerut kecil. Pasalnya saat ini wanita itu sedang berhenti di salah satu perumahan yang ada di jakarta timur.

Pria itu ikut turun saat melihat Kanaya turun dari dalam mobilnya, Yang menjadi pertanyaannya saat ini sudah pasti siapa pemilik rumah ini?

Dari luar, Andreas bisa melihat jika Kanaya sedang berinteraksi dengan dua orang paruh baya yang kemungkinan besar tinggal di rumah itu. Namun lagi-lagi Kanaya menundukkan sedih wajahnya setelah selesai berbicara dengan kedua orang itu.

"Kemana kamu, Aditya. Kalau kamu tidak ada disini, Kemana lagi aku akan mencari" lirih Kanaya

Setelah keluar dari rumah itu, Kanaya tidak langsung kembali ke mobil. Gadis itu masih duduk di salah satu kursi panjang yang ada di sebuah taman samping rumah itu. Bisa dilihat jelas jika Kanaya sedang menahan rasa kecewanya.

Air mata Kanaya kembali luruh begitu saja, Apalagi setelah melihat rumah yang iya beli bersama dengan Aditya dua minggu yang lalu. Membuat tangis Kanaya semakin pecah. Semua impian indah yang dia miliki pupus begitu saja. Padahal sudah begitu banyak harapan serta impian yang ingin Kanaya wujudkan bersama dengan Aditya. Pria yang amat dia cinta.

"Dit, kenapa kamu tega ninggalin aku seperti ini. Apa kamu lupa akan impian yang pernah kita bicarakan dimasa lalu? Apa segampang itu kamu melupakan semua janji yang pernah kamu ucapkan"

Gadis itu menatap sekeliling taman. Tempat yang selama ini sudah menjadi salah satu tempat yang biasa mereka kunjungi saat pulang dari kuliah, Sehingga mereka berdua memutuskan untuk membeli rumah yang ada di sebelah taman dengan tujuan agar mudah mengingat setiap momen manis yang mereka habiskan bersama di taman itu.

Tapi apa yang terjadi? Semuanya sirna begitu saja. Hari yang tadi begitu cerah mendadak berubah gelap. Hingga tak berselang lama, Gerimis pun mulai turun dan membasahi bumi termasuk taman kota. Namun Kanaya masih enggan untuk beranjak. Gadis itu membiarkan gerimis yang berubah menjadi hujan lebat membasahi tubuhnya.

Lagi-lagi, Hal itu kembali membuatnya teringat akan sosok Aditya. Karna memang selama ini mereka sering menghabiskan waktu di taman itu serta bermain hujan saat hujan turun.

Kanaya mengusap kedua matanya saat tiba-tiba ada payung di atasnya. "Saya tau kamu sedang menunggu Aditya, Tapi tidak seharusnya membiarkan tubuhmu dibawah derasnya hujan seperti ini. Pulanglah! Jangan jadi bodoh hanya karna cinta. Karna jika kamu tau yang sebenarnya terjadi, Kecewa yang akan kamu dapatkan"

Andreas menarik tangan Kanaya tanpa mendengar perkataan Kanaya sama sekali. "Lepaskan!" ujar Kanaya sambil berusaha menarik tangannya, Namun sialnya tenaga Kanaya terlalu lemah sehingga membuat Andreas dengan mudah membawanya masuk ke dalam mobil miliknya.

Terpopuler

Comments

Deni Peni

Deni Peni

inilah contoh kebodohan yg hakiki. udah ditinggal kok masih mau mencari. kebodohan Kanaya udah kaya selang air rucika ya, mengalir sampai jauh😏

2024-10-16

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

semangat move on kanaya

2024-05-25

0

🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟MEYTI DIANA SARI

🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟MEYTI DIANA SARI

gak tau gimana rasanya di posisi itu, aku aja yang dari keluarga Cemara menjadi piatu sumpah gak enak banget apalagi anak yang orang tua berpisah /Cry//Cry//Cry//Cry/

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Demi nama baik Keluarga!
2 Dia adalah milikku!
3 Berbohong
4 Mencari Aditya
5 Sup ayam jahe
6 Menuju Bali
7 Asisten pribadi
8 Bercerita pada Andra
9 Penyesalan Aditya
10 satu gedung Apartemen
11 Mati lampu
12 Rasa takut Kanaya
13 Isi otak Kanaya
14 Pesan untuk Aditya
15 Karna kamu bukan Kanaya
16 Kencan buta
17 Ciuman tak sengaja
18 Apartemen Andreas
19 PT Sejahtera
20 Asisten direktur
21 Bertemu Aditya
22 Syarat dari Abdreas
23 Transfer energi
24 Tidak banyak, hanya 5 kali!
25 Rasa kesal Andreas
26 Malam ini
27 Restoran Amara
28 Rencana Wika
29 Rumah sakit
30 Tinggal satu Apartemen
31 Dunia tak selebar daun kelor
32 Bertemu (Part Andra dan Adel )
33 Meninggalkan kota bali
34 Perdebatan Andreas dengan mama Neni
35 BAB 35 KECELAKAAN
36 BAB 36 RUMAH SAKIT
37 #BAB 37 KANAYA HAMIL
38 #BAB 38 BERTEMU DENGAN ANDRA
39 BAB 39 KEMBALI KE KOTA BALI
40 BAB 40 SIAPA DIA?
41 BAB 41 FELIX WIJAYA
42 Rencana Andra dan Felix
43 BAB 43 RUMAH SAKIT
44 Sandi Apartemen
45 Asing namun terasa dekat
46 Kedatangan Wika
47 Promo novel Alena
48 Ikatan batin?
49 Sikap manja
50 Suara tangisan anak kecil
51 Taman
52 Rencana Felix
53 Rumah sakit
54 Kantor Andreas
55 Kata maaf
56 I love you, Kanaya
57 Hampir menabrak
58 Rencana seseorang
59 Insiden
60 Markas Kuda Hitam
61 Nyonya Andreas?
62 Flashback
63 Kemarahan Andreas
64 Debat
65 Taman
66 Pertemuan Andreas dan Arabella
67 Promise
68 Rencana Andreas
69 Bukti
70 Pawang
71 Hasil tes DNA
72 Acara Reuni
73 Rencana Andra
74 Restoran
75 Telpon dari Haikal
76 Insiden
77 Syarat dari Andreas
78 Damian
79 Rencana Andra
80 FLASHBACK
81 Berita Kematian Andreas
82 Firasat seorang Istri
83 Rencana Kanaya
84 Kue Putu
85 Seperti penyusup
86 Balas Dendam
87 Bertemu wika
88 Pengakuan
89 Kemarahan Andreas
90 Dua jagoan
91 plot twins
92 Rumah sakit
93 Bertemu
94 Dipercepat
95 Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Demi nama baik Keluarga!
2
Dia adalah milikku!
3
Berbohong
4
Mencari Aditya
5
Sup ayam jahe
6
Menuju Bali
7
Asisten pribadi
8
Bercerita pada Andra
9
Penyesalan Aditya
10
satu gedung Apartemen
11
Mati lampu
12
Rasa takut Kanaya
13
Isi otak Kanaya
14
Pesan untuk Aditya
15
Karna kamu bukan Kanaya
16
Kencan buta
17
Ciuman tak sengaja
18
Apartemen Andreas
19
PT Sejahtera
20
Asisten direktur
21
Bertemu Aditya
22
Syarat dari Abdreas
23
Transfer energi
24
Tidak banyak, hanya 5 kali!
25
Rasa kesal Andreas
26
Malam ini
27
Restoran Amara
28
Rencana Wika
29
Rumah sakit
30
Tinggal satu Apartemen
31
Dunia tak selebar daun kelor
32
Bertemu (Part Andra dan Adel )
33
Meninggalkan kota bali
34
Perdebatan Andreas dengan mama Neni
35
BAB 35 KECELAKAAN
36
BAB 36 RUMAH SAKIT
37
#BAB 37 KANAYA HAMIL
38
#BAB 38 BERTEMU DENGAN ANDRA
39
BAB 39 KEMBALI KE KOTA BALI
40
BAB 40 SIAPA DIA?
41
BAB 41 FELIX WIJAYA
42
Rencana Andra dan Felix
43
BAB 43 RUMAH SAKIT
44
Sandi Apartemen
45
Asing namun terasa dekat
46
Kedatangan Wika
47
Promo novel Alena
48
Ikatan batin?
49
Sikap manja
50
Suara tangisan anak kecil
51
Taman
52
Rencana Felix
53
Rumah sakit
54
Kantor Andreas
55
Kata maaf
56
I love you, Kanaya
57
Hampir menabrak
58
Rencana seseorang
59
Insiden
60
Markas Kuda Hitam
61
Nyonya Andreas?
62
Flashback
63
Kemarahan Andreas
64
Debat
65
Taman
66
Pertemuan Andreas dan Arabella
67
Promise
68
Rencana Andreas
69
Bukti
70
Pawang
71
Hasil tes DNA
72
Acara Reuni
73
Rencana Andra
74
Restoran
75
Telpon dari Haikal
76
Insiden
77
Syarat dari Andreas
78
Damian
79
Rencana Andra
80
FLASHBACK
81
Berita Kematian Andreas
82
Firasat seorang Istri
83
Rencana Kanaya
84
Kue Putu
85
Seperti penyusup
86
Balas Dendam
87
Bertemu wika
88
Pengakuan
89
Kemarahan Andreas
90
Dua jagoan
91
plot twins
92
Rumah sakit
93
Bertemu
94
Dipercepat
95
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!