Diandra dan Prita sudah memegang kartu akses masuk ke perumahan elit yang saat ini mereka tempati. Mereka sekarang sudah bebas keluar masuk kapan pun mereka mau. Prita tersenyum puas saat sekuriti yang dulu selalu menyetop dan meminta KTP-nya setiap datang ke komplek ini, sekarang selalu membungkukan badan saat ia keluar masuk gerbang komplek perumahan Nirvana Residence ini menggunakan sepeda motor kesayangannya.
"Kamu berangkat bareng aku, Di?" tanya Prita.
Jika dari Nirvana Residence ini, jika hendak ke kantor, Prita harus melewati kantor Diandra terlebih dahulu. Makanya, ia menawari Diandra untuk berangkat bareng. Ia berangkat lebih pagi kali ini karena jarak komplek Nirvana Residence ini lebih jauh daripada kos-annya yang lama.
"Sebentar, Kak. Aku coba telepon Bang Arkan dulu." Ia agak merasa tidak enak hati untuk datang ke kantor sendiri karena kemarin ia pulang bersama Arkan dengan kondisi berantakkan. Ia dapat melihat, para karyawan menontonnya dengan pandangan yang bertanya-tanya.
"Sayang, aku hari ini ke kantornya sendirian atau bagaimana?" tanya Diandra sesaat setelah panggilan teleponnya diangkat.
"Kamu bareng aku aja, Sayang. Bentar lagi aku berangkat. Siapin sarapan, ya. Aku pengen sarapan bareng kamu," pinta Arkan.
Setelah mengiyakan permintaan Arkan, Diandra menutup panggilan telepon. Lalu, gadis berparas manis tersebut, menyampaikan pada kakak angkatnya, kalau ia akan berangkat bareng Arkan. Setelah Prita berangkat, ia langsung ke dapur untuk membuat sandwich telur untuk Arkan. Diandra sangat bahagia, hidupnya kembali terasa sempurna setelah bertemu Arkan--cinta pertamanya.
Setelah semuanya selesai, Diandra menata sarapan yang sudah disiapkannya dan segelas jus jeruk kesukaan Arkan di meja makan. Lalu, ia duduk di teras depan untuk menunggu pujaan hati datang menjemput. Tidak menunggu lama, hatinya girang saat melihat Rubicon berwarna silver milik Arkan tampak menuju ke rumahnya. Gadis manis tersebut berdiri dan menyambut pria yang sangat ia cintain itu dengan wajah berseri.
"Assalamualaikum, Sayang!" Arkan mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam, Calon iman," canda Diandra sambil meraih tangan Arkan dan mencium punggung tangannya sebagai tanda hormat pada pria yang diharapkan untuk menjadi imam dalam hidupnya itu.
"Kamu siapin apa buat sarapan Abang, Sayang?" tanya Arkan sambil menggandeng tangan kekasihnya masuk ke dalam rumah.
"Cuma bikin sandwich telur aja, Bang, sama segelas jus jeruk kesukaan Abang," jawab Diandra.
"Wow ... kamu masih ingat minuman kesukaan Abang, Sayang," ujar Arkan senang. Selama menikah dengan Friska, tidak sekali pun mereka makan bersama satu meja begini. Friska bahkan tidak pernah peduli, hal apa yang ia sukai.
"Nggak ada satu hal pun yang aku lupakan tentang kamu, Sayang!" ujar Diandra manja.
Arkan tersenyum, lalu mereka menikmati sarapan pagi berdua. Dua anak manusia tersebut sama-sama memiliki harapan untuk hidup bahagia, walaupun dengan latar belakang masalah yang berbeda.
--
Sementara itu, Friska yang sedang bersenang-senang di negara yang merupakan salah satu pusat perekonomian terbesar di Asia Tenggara, bersama teman-teman sosialita dan beberapa orang pria muda yang memiliki wajah ganteng dan tubuh proporsional dengan perut seksi seperti roti sobek, mendapat berita dari orang kepercayaannya kalau kondisi kesehatan papinya kembali menurun.
Ia meraih ponsel keluaran terbaru dari tas branded yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Dicarinya nama Arkan, setelah itu ia menekan tombol hijau agar bisa terhubung dengan pria yang sudah menjadi suaminya selama enam bulan belakangan ini.
Terdengar nada sambung, tetapi nomor yang dituju sama sekali tidak mengangkat panggilannya. Ia sudah mencoba beberapa kali, tetapi sama saja. Arkan tidak mengangkat panggilannya. Tidak biasanya pria tersebut memperlakukannya seperti ini. Biasanya, semarah apa pun dia, Arkan pasti akan mengangkat panggilan teleponnya.
"What happen, Honey?" tanya seorang pria muda yang sedang duduk di samping Friska. Ia heran melihat wajah kekasihnya yang tadi ceria, tiba-tiba berubah menjadi kesal.
"Nggak apa-apa, kok, Honey!" I just try to call someone, but he didn't answer my phone," jawab Friska.
Ia berusaha untuk mengatur moodnya agar tetap baik. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bersenang-senang dengan Reinhard--pemuda dua puluh satu tahun yang saat ini menjadi kekasihnya.
Pemuda yang saat ini sedang menempuh pendidikan di negeri singa tersebut sudah empat bulan menemani hari-harinya. Mereka hanya bisa bertemu di negara Singapur ini karena Friska takut, suruhan papinya mengetahui tentang perselingkuhan ini dan mencoret namanya dari daftar penerima warisan. Bisa untung besar Arkan--menantu kesayangannya yang sangat dibenci Friska itu.
Reinhard memeluk tubuh Friska, seolah ingin memberi kenyamanan pada wanita yang lebih tua beberapa tahun darinya, tetapi masih kelihatan muda dan cantik. Reinhard sangat mencintai Friska karena sejak bersama dengan wanita muda ini, biaya hidupnya aman. Setiap bulan, ia selalu mendapat transferan. Rekeningnya yang biasa hanya diisi uang bulanan yang tidak seberapa, sekarang sudah mulai membengkak. Ia beruntung bisa bertemu dengan wanita yang mengaku tidak bahagia dengan rumah tangga yang ia bangun bersama suaminya.
--
Arkan dan Diandra jalan bergandengan memasuki gedung Arkandi Corp. Karyawan yang mengetahui Arkan sudah memiliki istri langsung bergosip setelah pasangan tersebut berlalu dari hadapan mereka. Namun, Arkan seperti tidak ingin memedulikan tanggapan karyawannya pada hubungan mereka. Sementara, Diandra yang sama sekali tidak mengetahui kalau kekasih hatinya sudah memiliki istri berjalan dengan santai tanpa memikirkan hal apa pun juga selain bahagia yang akan diraihnya bersama kekasih yang sangat ia cintai.
"Sayang! Meja kerja kamu di sini, ya. Kalau ada hal yang membuatmu tidak mengerti, kamu boleh langsung tanyakan padaku," ujar Arkan. Ia meletakkan meja kerja Diandra seruangan dengannya agar ia bisa terus menatap saja wajah kekasihnya itu.
"Kenapa aku harus bekerja satu ruangan denganmu, Sayang. Harusnya selama di kantor, kita harus profesional sebagai atasan dan sekertarisnya," jelas Diandra.
"Aku tidak peduli. Bagiku, dengan kamu berada di sini sudah menjadi mood booster. Aku yakin akan bisa bekerja lebih baik, jika kamu selalu berada di sampingku," gombal Arkan.
Diandra tersenyum mendengar ucapan pria yang telah mengembalikan keceriaan hidupnya itu. Baru saja ia ingin mengucapkan sesuatu, ponsel Arkan tiba-tiba berbunyi. Pria bertubuh atletis tersebut seketika mengernyitkan dahi saat mengetahui siapa yang melakukan panggilan tersebut. Diandra heran karena Arkan mengabaikan panggilan tersebut walaupun sudah berdering beberapa kali.
"Kenapa nggak diangkat, Sayang?" tanyanya heran.
"Dari asuransi," jawabnya pendek. Padahal panggilan tersebut berasal dari Friska yang saat ini entah berada di mana. Wanita tersebut hanya menghubunginya jika meminta tolong atau saat berada dalam kesusahan.
Mulai saat ini, Arkan berjanji akan mengabaikan wanita yang saat ini berstatus sebagai istrinya itu dan ia juga akan mencoba bicara pelan-pelan pada mertuanya kalau ia ingin mengurus perceraian mereka.
"Ya, sudah! Kalau begitu, apa yang harus aku kerjakan sekarang?" tanya Diandra. Ia masih bingung karena ini pertama kali ia bekerja di posisi ini, dan ia sama sekali tidak memiliki basic tentang pekerjaannya kali ini.
"Oh, iya! Tunggu sebentar. Aku akan panggilin Nania untuk mengajari kamu.
Nania adalah orang kepercayaan Arkan. Wanita tersebut, tahu kalau rumah tangga Arkan dan Friska tidak harmonis. Ia pernah memergoki mereka sedang bertengkar di ruangan kerja Arkan. Saat itu, Friska membanting dan memberantakan semua barang-barang yang berada di ruangan ini. Ia bergeming melihat kejadian yang tersaji di depan matanya itu karena sudah terlanjur masuk untuk mengatar berkas penting tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia dapat melihat kemarahan di wajah Arkan, tetapi pria dewasa tersebut mencoba menahannya. Sejak saat itulah, ia merasa kasihan pada atasannya itu. Ia mulai memahami, mengapa Arkan menjadi cuek dan dingin setelah pernikahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments