Chapter 5

Klinik Dr Hans

Seorang pria muda berkemeja abu-abu dan celana hitam menghampiri suster yang sedang bertugas. "Permisi, bisakah saya bertemu dengan Dr. Hans?"

Suster itu menatapnya heran. "Maaf, anda siapa ya?". "Hhmm. Sepertinya dia orang baru disini" Batin pria itu. "Saya teman lamanya." Tiba-tiba seseorang datang dari arah belakang. "Seharusnya kamu memberitahuku kalau ingin berkunjung."

Suster itu terkejut dan menoleh ke belakang. Itu Dr. Hans. "Dr. Hans. Apakah pemuda ini benar-benar teman anda?" Tanya suster itu meyakinkan. Hans mengangguk dan merangkul pundaknya. "Ya, dia adalah teman lamaku. Ingat wajahnya ya, supaya kalau dia berkunjung lagi dan mencariku, kamu tidak bingung."

Sekilas tentang Hans dan Zack. Mereka adalah sahabat bahkan lebih erat dari sahabat. Mereka seperti 2 orang saudara.

Suster itu mengangguk pelan dan pamit. "Sudah lama tidak bertemu, Zack. Mukamu masih datar saja. Ayo bincang-bincang di ruanganku." Ajaknya. Zack mengikutinya dari belakang. Tak disangka sahabatnya sesukses ini.

Satu fakta tentang Hans yang banyak orang tidak tau adalah, dia mantan pelayan di kediaman Tuan George.

Flashback Hans

Dulu, saat masih menjadi pelayan, ia seringkali meluangkan waktunya untuk membaca buku mengenai kesehatan dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia kedokteran. Ia bercita-cita menjadi dokter karena ia tidak bisa membawa ayahnya yang saat itu sakit parah ke rumah sakit.

Di karenakan tidak punya uang. Sejak ditinggal mati oleh ayahnya, ia yang awalnya ingin menjadi teknisi, merubah keinginannya menjadi seorang dokter yang bisa membantu orang-orang yang sakit. Khususnya orang-orang yang tidak mampu.

George sering melihatnya keluar dari perpustakaan dan membawa banyak buku kemudian membacanya di taman belakang perpustakaan. Tidak hanya itu, seorang kepala pelayan pernah melihat lampu kamar Hans masih menyala tengah malam. Saat melihat kedalam, ternyata Hans sedang menulis dan disampingnya ada tumpukan buku.

Selama 3 tahun berturut-turut Hans rutin dengan kegiatan belajar mandirinya. Dia bisa membagi waktunya untuk belajar, bekerja n istirahat. Sampai pada suatu hari....

"Apakah kau masih bercita-cita menjadi seorang dokter?" Tanya George pada Hans dengan tiba-tiba saat ia sedang membersihkan sofa di ruang kerja George.

Hans terdiam & menoleh kearah tuannya yang tersenyum padanya. "Aku sudah tau kegiatan belajar yang kau lakukan setiap hari. Aku juga sering melihatmu bolak-balik keluar dari perpustakaan menuju taman dan duduk dibawah pohon apel favorit istriku."

Ia terkejut dan tak percaya tuannya tau. "Ku tanya sekali lagi, pemuda ambisius. Apakah kau masih bercita-cita menjadi seorang dokter?"

Pertanyaan itu membuyarkan lamunannya. Dengan yakin, ia menjawab "tentu saja, Tuan. Saya tidak akan melepas impian itu." George mengangguk. Kemudian menyuruh pelayan di sampingnya untuk memanggil seseorang.

"Santai saja. Duduklah dahulu di sofa." Kata George menenangkan Hans yang raut wajahnya terlihat tegang.

Beberapa menit kemudian.

"Hans. Ini Mr. Michael, dosen jurusan kedokteran di Universitas J. Dia yang akan membimbingmu sampai lulus dan menjadi dokter.

Mereka pun berjabat tangan dan dosen itu tersenyum padanya. "Dengan senang hati saya akan membimbing anda. Saya bisa merasakan tekad yang sangat kuat pada diri anda."

"Kalau begitu, Hans. Besok lusa kau bereskan barang-barangmu karena kau akan tinggal di asrama kampus." Hans terkejut mendengarnya ia langsung menggeleng tanda tidak setuju.

"Biarkan saya tetap bekerja di sini. Saya bisa mengatur waktu saya untuk bekerja n belajar." George pun menyetujuinya.

Akhirnya, Hans benar-benar belajar di universitas J, kampus impiannya. Tiap hari ia belajar dengan tekun dan selalu mendapatkan nilai yang memuaskan. Zack, sahabat baiknya selalu mendukungnya. Ia kerap kali berkunjung ke asramanya sebulan sekali untuk berbagi cerita mengenai kesehariannya. Dalam waktu 4 tahun, karena semangat dan kegigihannya, ia bisa lulus dan diterima kerja di rumah sakit dekat kampus itu sebagai dokter umum.

Flashback off

"Selamat datang. Silahkan masuk, Tuan" candanya. Zack melihat-lihat kedalam, ruangannya agak berantakan. "Cih! Ternyata dokter sama seperti orang pada umumnya. Lihat! Apakah kau bisa meyakinkanku bahwa kau benar-benar seorang dokter dengan ruang kerja yang berantakan seperti ini?"

"Hey! Aku sangat sibuk dari kemarin. Jadin, belum sempat merapikannya." Ucapnya kesal dengan mulut pedas sahabatnya.

"Sudah lama kita tidak ngobrol santai. Aku juga sedang ada waktu luang sampai jam 5 sore nanti." Zack mengeluarkan cemilan yang ia beli sebelum datang ke klinik Hans.

"Wah! Aku rindu masa-masa saat masih jadi pelayan. Ngobrol santai di dapur sambil makan cemilan." Kata Hans sambil menuang teh. Mereka menikmati cemilan yang manis itu sambil tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tak!

Zack meletakkan cangkirnya sambil menatap jendela. "Hans, aku bertemu dengan 'wanita' itu" ucapnya santai. Hans yang asik mengunyah langsung berhenti menatap temannya dan buru-buru minum tehnya.

"Benarkah?? Dimana??" Tanyanya dengan ekspresi kaget. Zack menoleh dan tersenyum miring. "Di kediaman Tuan George"

BRAK!!!

"Bagaimana bisa?!"

"Tentu saja bisa. Dia tinggal bersama Robert, anak kedua Tuan George." Jawab Zack santai. Hans menggelengkan kepalanya, tidak percaya.

"Bisa-bisanya dia hidup bahagia dengan tangan yang masih 'berlumuran darah' "

"Oh, tentu saja. Kan ada Robert." Ucap Zack sambil mengepalkan tangannya. Memang, dari awal bertemu Robert, ia sudah sangat membencinya karena sifat angkuhnya itu. Dan ia pernah memergoki Robert sedang menendang adiknya.

Melihat gelagat sahabatnya, Hans buru-buru mengganti topik pembicaraan. "Hey! Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu." Ia langsung membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah gambar anak laki-laki yang tampan dengan warna mata yang unik.

Zack menautkan alisnya. "Siapa dia?" Tanyanya. "Apa yang ada di pikiranmu saat melihat wajahnya?" Hans balik bertanya.

"Tampangnya seperti orang keturunan bangsawan. Mukanya mirip...." Zack menatap Hans yang duduk santai sambil menautkan jemarinya.

"Mirip 'dia' kan???" Tanya Hans. Zack hanya manggut-manggut. "Apakah warna rambutnya benar-benar seperti ini warnanya? Coklat kemerahan"

"Tentu! Aku sangat yakin. Bahkan aku sempat mengelusnya. Sangat tebal dan halus.".

Hans memiliki satu keahlian tersembunyi, yaitu menggambar apa yang ia lihat. Seperti sekarang ini. Menggambar bocah tampan yang menarik perhatiannya dan membuat penasaran.

"Dia pasien istimewa mu, ya?"

"Bukan, yaaa seperti pasien pada umumnya. Kasihan dia. Hidupnya pas-pasan. Orang tuanya entah pergi kemana. Dia tinggal bersama neneknya." Jelas Hans.

"Aku harus segera pulang. Gambar ini, biar ku bawa." Kata Zack yang bersiap keluar.

"Ya, bawa saja. Aku masih bisa menggambarnya lagi."

Saat Zack sudah di ambang pintu, Hans mencegatnya. "Ini alamat rumahku, jangan lupa berkunjung ya." Hans memasukkan kertas kecil yang ia lipat kedalam saku Zack.

"Tentu. Terimakasih atas penyambutan dan hadiahnya."

"Sampaikan salam ku untuk Tuan George." Kata Hans saat mengantarnya keluar. Zack mengangguk kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.

"Ini makin seru. Tuan akan menyukainya." Gumamnya sambil menyeringai. Matanya terpejam mengingat gambar itu. "Tuan Raphael pasti senang memiliki adik laki-laki."

Terpopuler

Comments

Halu

Halu

Wau misteri

2023-10-05

2

Helmi Sintya Junaedi

Helmi Sintya Junaedi

lanjut,,, bikin penasaran💪💪💪💪

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Salam dari author
15 Season 2 Chapter 1
16 Season 2 Chapter 2
17 Season 2 Chapter 3
18 Season 2 Chapter 4
19 Season 2 Chapter 5
20 Season 2 Chapter 6
21 Season 2 Chapter 7
22 Season 2 Chapter 8
23 Season 2 Chapter 9
24 Season 2 Chapter 10
25 Season 2 Chapter 11
26 Season 2 Chapter 12
27 Season 2 Chapter 13
28 Season 2 Chapter 14
29 Season 2 Chapter 15
30 Season 2 Chapter 16
31 Season 2 Chapter 17
32 Season 2 Chapter 18
33 Season 2 Chapter 19
34 Season 2 Chapter 20
35 Season 2 Chapter 21
36 Season 2 Chapter 22
37 Season 2 Chapter 23
38 Season 2 Chapter 24
39 Season 2 Chapter 25
40 Season 2 Chapter 26
41 Announcement
42 Season 3 Chapter 1
43 Season 3 Chapter 2
44 Season 3 Chapter 3
45 Season 3 Chapter 4
46 Season 3 Chapter 5
47 Season 3 Chapter 6
48 Season 3 Chapter 7
49 Season 3 Chapter 8
50 Season 3 Chapter 9
51 Season 3 Chapter 10
52 Season 3 Chapter 11
53 Season 3 Chapter 12
54 Season 3 Chapter 13
55 Season 3 Chapter 14
56 Season 3 Chapter 15
57 Season 3 Chapter 16
58 Season 3 Chapter 17
59 Season 3 Chapter 18
60 Season 3 Chapter 19
61 Season 3 Chapter 20
62 Season 3 Chapter 21
63 Season 3 Chapter 22
64 Season 3 Chapter 23
65 Season 3 Chapter 24
66 Season 3 Chapter 25
67 Season 3 Chapter 26
68 Izin
69 Season 3 Chapter 27
70 Season 3 Chapter 28
71 Season 3 Chapter 29
72 Season 3 Chapter 30
73 Season 3 Chapter 31
74 Season 3 Chapter 32
75 Season 3 Chapter 33
76 Season 3 Chapter 34
77 Season 3 Chapter 35
78 Season 3 chapter 36
79 Season 3 Chapter 37
80 Season 3 Chapter 38
81 Season 3 Chapter 39
82 Season 3 Chapter 40
83 Season 3 Chapter 41
84 Season 3 Chapter 42
85 Season 3 Chapter 43
86 Season 3 Chapter 44
87 Season 3 Chapter 45
88 Season 3 Chapter 46
89 Terimakasih kepada para pembaca
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Salam dari author
15
Season 2 Chapter 1
16
Season 2 Chapter 2
17
Season 2 Chapter 3
18
Season 2 Chapter 4
19
Season 2 Chapter 5
20
Season 2 Chapter 6
21
Season 2 Chapter 7
22
Season 2 Chapter 8
23
Season 2 Chapter 9
24
Season 2 Chapter 10
25
Season 2 Chapter 11
26
Season 2 Chapter 12
27
Season 2 Chapter 13
28
Season 2 Chapter 14
29
Season 2 Chapter 15
30
Season 2 Chapter 16
31
Season 2 Chapter 17
32
Season 2 Chapter 18
33
Season 2 Chapter 19
34
Season 2 Chapter 20
35
Season 2 Chapter 21
36
Season 2 Chapter 22
37
Season 2 Chapter 23
38
Season 2 Chapter 24
39
Season 2 Chapter 25
40
Season 2 Chapter 26
41
Announcement
42
Season 3 Chapter 1
43
Season 3 Chapter 2
44
Season 3 Chapter 3
45
Season 3 Chapter 4
46
Season 3 Chapter 5
47
Season 3 Chapter 6
48
Season 3 Chapter 7
49
Season 3 Chapter 8
50
Season 3 Chapter 9
51
Season 3 Chapter 10
52
Season 3 Chapter 11
53
Season 3 Chapter 12
54
Season 3 Chapter 13
55
Season 3 Chapter 14
56
Season 3 Chapter 15
57
Season 3 Chapter 16
58
Season 3 Chapter 17
59
Season 3 Chapter 18
60
Season 3 Chapter 19
61
Season 3 Chapter 20
62
Season 3 Chapter 21
63
Season 3 Chapter 22
64
Season 3 Chapter 23
65
Season 3 Chapter 24
66
Season 3 Chapter 25
67
Season 3 Chapter 26
68
Izin
69
Season 3 Chapter 27
70
Season 3 Chapter 28
71
Season 3 Chapter 29
72
Season 3 Chapter 30
73
Season 3 Chapter 31
74
Season 3 Chapter 32
75
Season 3 Chapter 33
76
Season 3 Chapter 34
77
Season 3 Chapter 35
78
Season 3 chapter 36
79
Season 3 Chapter 37
80
Season 3 Chapter 38
81
Season 3 Chapter 39
82
Season 3 Chapter 40
83
Season 3 Chapter 41
84
Season 3 Chapter 42
85
Season 3 Chapter 43
86
Season 3 Chapter 44
87
Season 3 Chapter 45
88
Season 3 Chapter 46
89
Terimakasih kepada para pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!