Arwah Aurora

setelah 3 hari kepergian Aurora, kamar nya masih tercium wangi parfum Aurora yang tidak pernah memudar. Beberapa kali Galang di saat tidur mendengar suara dari kamar Aurora. seperti benda terjatuh, suara lemari terbuka, suara pintu toilet yang menutup. kamar Aurora seperti berpenghuni. Dan juga terkadang terdengar kotak musik kesayangan Aurora berbunyi. Apakah Galang takut? tentu tidak karna arwah adik nya pasti masih ada di rumah.

tok... tok... tok...

"apa kakak boleh masuk" tanya Galang, dia yakin Aurora pasti ada di kamar.

Galang membuka pintu dan duduk di sofa kamar adiknya.

"pasti kamu ada di sini dik, apa kamu bisa melihat ku" tanya Galang pada angin yang sebenarnya Aurora memang ada di situ.

"iya tentu saja kamu bisa melihat ku, hanya saja aku tidak bisa melihat mu" pertanyaan itu di jawab Galang sendiri.

"dik aku rindu, datang lah sering ke mimpi ku setidaknya jika di kenyataan aku tidak bisa melihat mu aku bisa melihat mu di dunia mimpi dik" ucap Galang.

"kakak, aku di sini aku tidak bisa pergi, bagiamana aku bisa pergi sedangkan aku masih penasaran siapa yang menjebak ku, aku tidak dendam kakak, aku hanya ingin tau pelaku nya, aku juga tidak mau kalian berlarut seperti ini" ucap Aurora.

Di rumah nya Arya duduk melamun melihat keluar jendela, menatap ke arah langit yang biru cerah sedikit berawan.

"apa kabar Aurora? aku merindukan mu, senyum mu, tawa mu, semua nya Aurora, aku menyesal entah sampai kapan aku akan seperti ini, aku tidak sanggup lagi rasanya untuk bangkit" ucap Arya sendu.

Arya bangkit dari duduk nya dan mengambil. sebuah buku bersampul hitam dimana Arya selalu menuliskan sesuatu di sana.

[senyum mu adalah candu yang aku rindu, tawa mu adalah musik yang merdu yang menenangkan kalbu. Namun semua nya kini hilang sirna di telan waktu, itu semua karna egois ku yang tidak mau mendengar penjelasan mu, kenapa penyesalan itu tidak terbayangkan dahulu? sekarang hati ku perih seperti di sayat sembilu]

Arya hanya bisa menyesali tanpa tau harus berbuat apa. saat Arya sedang melamun tiba tiba saja mainan kunci yang berbentuk bel yang Arya sambungkan dengan kunci kamar nya berbunyi seperti ada yang sengaja menyenggol nya padahal tidak ada angin. Arya yang mendengar hanya memperhatikan dia menggap itu hanya di terpa angin.

arwah Aurora yang berada di kamar Arya tidak sanggup melihat Arya menyalahkan diri nya, Aurora ingin sekali memeluk dan mengatakan tidak apa apa ini bukan salah nya takdir sudah mengatur semuanya. aurora setia menemani Arya dengan lamunan nya.

"sayang... waktu ku di sini tidak banyak lagi aku tidak ingin di saat pergi nanti aku meninggalkan mu dalam keadaan begini, bangkitlah sayang, ini bukan salah mu, cari lah pengganti ku, aku tidak ingin kau kesepian" ucapa Aurora yang pasti nya tidak bisa di dengar Arya.

saat jam menunjukkan waktu makan siang ibu Arya masuk ke kamar nya membawakan makan siang untuk nya. ibu Arya mengantarkan makanan untuk Arya, ibu nya hanya menyuruh Arya untuk menghabiskan makanan nya, setelah itu ibu nya keluar karna ibu nya tau Arya putra nya pasti ingin sendiri.

"ayo sayang makan, apa kamu tidak lapar, bagaimana nanti jika badan mu mengecil kan tidak lucu, apa kau ingin di suapi? tapi aku tidak bisa menyuapi mu hehehe..." ucap Aurora seolah perkataan nya mampu di dengar oleh Arya.

Arya memakan makanan nya tanpa ada nafsu makan padahal makanan yang di berikan ibu nya itu adalah makanan kesukaan nya. Arya serasa menelan paku di saat menelan makanan nya, dan serasa meminum duri di saat minum.

"apakah sesakit ini rasanya? ini benar benar sakit... aku rasanya di paksa hidup ketika ragaku sudah mati" ucap Arya tiba tiba menangis

"Aurora aku merindukan mu biasanya kamu selalu menemani ku di saat akan makan, biasanya kamu akan mengomel jika makanan ku tidak habis, marahi aku Aurora, aku benar benar sakit, sangat sakit" ucap Arya benar benar sendu.

"sayang... habis kan makanan mu apa kamu tau berapa banyak orang di luar sana susah mencari sesuap nasi bahkan mereka perlu mengais tempat sampah untuk mendapatkan sesuap nasi!" ucap Aurora kembali seolah Arya tau kalau dia sedang berbicara.

Arya menghabiskan makanan nya dengan tangis, rasanya benar benar tidak enak, kejadian malam itu terbayang di fikiran Arya, Arya benar benar menyesal, Arya rasanya tidak mampu melanjutkan hidup nya.

"aku membunuh kekasih ku sendiri, aku pembunuh aku tidak layak hidup, bawa aku Aurora jemput aku!! rasa nya dunia mengasingkan ku, rasanya dunia tidak ingin lagi melihat keberadaan ku, jemput aku Aurora ini sangat sakit" ucap Arya menangis menatap langit seolah Aurora memperhatikan nya dari atas sana.

"tidak sayang. aku tidak menyalahkan mu, aku benar benar tidak menyalahkan mu, waktu ku di sini hanya tinggal 27 hari lagi, bagaimana aku bisa meninggalkan mu dalam keadaan begini? ayo sayang bangkit lah, jangan salahkan diri mu terus menerus, atau nanti aku tidak bisa pergi" ucap Aurora.

Aurora sedih melihat orang orang yang dia cintai jatuh karna kepergian nya. Bagaimana Aurora akan pergi ke alam selanjutnya jika di dunia ini semua nya tidak ikhlas dengan kepergiaan Aurora.

Arya mengangkat tempat makan nya hendak mengantar nya ke dapur. saat turun tangga Arya melihat ibu nya tertidur di meja dapur, arya turun meletakkan piring nya di wastafel lalu menghidupkan air keran dengan aliran kecil agar ibu nya tidak terbangun.

setelah menyuci alat makan nya iya memperhatikan ibu nya, wajah keriput ibunya terlihat teduh, Arya melihat rasa lelah, sedih di raut wajah ibu nya, Arya menggapai tangan ibu nya, tangan itu mulai keriput, kulit nya terasa kering dan kasar, Arya menangis melihat ibu nya, pasti ibu nya memikirkan Arya.

karna merasa ada pergerakan ibu Arya terbangun dan kaget saat melihat Arya di sisi nya.

"apa kamu butuh sesuatu nak? biar ibu ambilkan. kamu butuh apa? apa kamu menghabiskan makanan mu nak?" tanya ibu Arya.

"ya bu aku menghabiskan makanan ku, aku juga sudah mencuci piring nya, kenapa ibu tidur di sini?" tanya Arya pada ibu nya.

"ibu tadi hanya berniat duduk duduk saja tapi malah tertidur" jawab ibu nya sambil tersenyum.

"apa ibu sudah makan? knapa mata ibu sembab seperti sudah menangis" tanya Arya.

"ibu tidak apa apa nak" Jawab ibu nya sambil tersenyum.

"ibu jujurlah pada ku bu, aku bukan anak kecil lagi" ucap Arya pada ibu nya.

"nak... ibu tau kamu rapuh, ibu tau kamu sakit, ibu tau kamu tidak dapat bangkit, ibu juga sakit melihat putra ibu seperti ini nak" jawab ibu nya pada Arya.

"ibu... maaf kan aku membuat ibu sedih, aku berjanji akan berusaha bangkit Bu, tapi untuk saat ini rasanya sangat menyakitkan, aku merasa tidak punya tenaga untuk berdiri lagi bu, hanya Aurora wanita tulus yang mau bersama ku bu, ibu tau kan sejak tamat sekolah aku hanya kuli bangunan Bu Aurora bahkan keluarga nya yang kaya tidak keberatan dengan profesi ku bu, bahkan ketika aku tidak bekerja di saat tidak ada proyek orang tua Aurora mencarikan nya untuk ku bu, mereka tidak ingin merendahkan ku dengan menjadikan ku karyawan di perusahaan mereka bu. bahkan mereka menganggap ku putra mereka bu, mereka membantu ku biaya kuliah Bu, cita cita ku menjadi arsitek itu karna bantuan orang tua nya Bu, aku seperti sekarang karna keluarga nya..." ucap Arya menangis di pangkuan ibu nya.

"jangan salah kan dirimu Arya, ibu yakin Aurora juga tidak menyalahkan mu, lanjutkan hidup mu jangan terkurung dalam penyesalan mu, kasihan Aurora apa kau mau jalan nya sempit karna penyesalan mu? kasihan dia nak" ucap ibu Arya.

Terpopuler

Comments

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

Penyesalan selalu diakhir 😔

2023-08-13

0

Silvi Aulia

Silvi Aulia

aku mampir Kaka 👍

jangan lupa buat mampir di novel ku juga ya

2023-08-13

0

Santhy Liem

Santhy Liem

baru episode awal tapi sudah menguras air mata😭😭😭😭,siapa yg taroo bawang disiniii???

2023-08-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!