"Kamu itu apa apaan sih! Seharusnya kita ceritakan apa yang terjadi! Kasihan Raya kalau seperti ini. " kata Handi sambil menarik tangan Mutiara.
"Cerita bagaimana kalau kondisi Raya seperti itu? Kalau nggak bakal percayaan apa yang kita ceritakan? Oke, kalau misal ia percaya atas cerita kita, apakah ia bakal memberikan kesaksian? " tanya Tiara panjang lebar.
Handi langsung terdiam seketika mendengarkan apa yang Tiara katakan pada dirinya, ia hanya bisa menarik nafas panjang mendengarkan apa yang keluar dari mulut Mutiara.
Mereka bicara itu setelah keduanya telah menjauhi Raya dan Ririn yang sedang duduk di depan TU, Handi merasa kalau Tiara terlalu melindungi Raya, tanpa memikirkan apa yang harus dilakukan oleh Raya benarnya.
"Kak! Kita nggak secara langsung menceritakannya, Raya nggak bakal percaya biarpun kita tahu Raya orang yang pertama melihat kejadian itu!" lanjut Tiara kembali.
Tira memprotes keinginan Handi. Tiara nggak rela kalau Handi melakukan hal yang tidak pernah diduga nya, ya beberapa kali Handi ingin menceritakan tentang Ani pada Raya tapi ia berusaha untuk mengikuti aturan yang ada.
Dan sekarang ketika Raya menceritakan Ani dihadapan Handi, pria itu hampir saja menceritakan apa yang terjadi pada Ani, tapi Tiara langsung mengusap tangan Handi dengan lembut sekali, sebenarnya Tiara berusaha mencegahnya supaya Raya sendiri lah yang menghetahui kebenarannya tentang bagaimana masalah Ani.
"Lalu dengan Ririn? " tanya Handi masih mengejar Tiara.
"Itu nggak masalah, ia masih baru di sini nggak bakalan melakukan apa apa saat Raya menceritakan tentang Ani. "
"Kak, masih ingatkan apa yang tante Widya katakan?" Tiara mengalihkan pembicaraaannya. Ia mengingatkan Handi apa yang dikatakan oleh ibunya Raya.
"Ya kakak tahu, tapi aku merasa kehilangan Raya yang dulu. Semuanya gara gara malam itu!" geram Handi mengepalkan tinju.
"Kita harus menemukan orang yang telah membuat Ani menghilang!"
Raya mengusap tangan kakaknya dengan lembut, sebenarnya kalau saja Handi tidak ingin ikut mencari apa yang terjadi pada Ani mungkin ia akan sendirian mencari motif hilangnya Ani.
"De, aku kangen Ani. " isak Handi pada Tiara.
"Semuanya kangen Ani kak, termasuk Raya, kita sabar saja ya. " ujar Tiara sendu.
"Kita seperti ini saja kak, Raya tahu semuanya tapi kita harus menunggunya. "
"Sampai kapan? "
"Entah aku juga nggak tahu sampai kapan Raya harus seperti itu? " tanya wanita itu seperti pada dirinya sendiri.
Sedangkan Raya dan Titin yang tahu kalau pak Handi menarik tangan ibu Tiara keduanya langsung mencari keberadaan gurunya.
"Aku heran dengan gerak gerik pak Handi pada kamu Ray? " tanya Ririn.
"Maksudnya? "
"Apa ada hubungannya Ani dengan pak Handi dengan Ani, aku lihat pak Handi seperti terkejut mendengar nama Ani. " ujar Ririn menatap wajah Raya.
"Aku nggak pernah merasakan sih! Mungkin saja ada sangkut pautnya, " ucap Raya.
Kedua gadis abg itu akhirnya mencari kedua gurunya yang menurut Ririn ada keanehan pada pak Handi.
Ririn di SMP itu baru beberapa bulan menjadi murid baru jadi tidak semua yang ada di SMP ia tahu, tapi ia mendengar paling isu isu yang tidak pernah ada nyatanya sama sekali.
Raya langsung menemukan pak Handi dan ibi tiara dedekat ruangan lab. Keduanya sedang duduk saling berhadapan satu sama lain dengan. jarak agak jauhan.
"Pak Handi kenapa menangis? " tanya Raya bigung melihat pria itu malah menangis.
Deg!
Tiara tidak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Raya, keduanya tidak menyadari kalau Raya menghampirinya. Mungkin kalau mereka tahu Raya bakal menghampiri mungkin Handi tidak bakal menangis.
"Nggak ada apa kok! Hanya kelilipan, " ujar pak Handi tersenyum. Sambil mengusap cairan bening yang hampir jatuh di pipinya.
Bukan hanya pak Handi yang menangis tapi ibu Tiara juga ikutan menangis tapi wanita itu langsung mengusap cairan yang keluar dari matanya dengan cepat.
Ya ia terpaksa membohongi Raya, kerena ia takut kalau wanita yang ada di hadapannya marah dan merajuk seperti kemarin.
"Pak bapak kenal sama Ani? " tanya Raya.
Gadis itu benar benar penasaran sama sosok Ani yang sudah dua kali mendatanginya, tiga dengan di dalam mimpi.
Pria itu tidak menjawabnya ia hanya pergi begitu saja meninggalkan Raya, gadis itu langsung menatap ibu mapelnya dalam hati ada pertanyaan yang ingin ditanyakan pada guru itu tapi ia hanya diam saja.
"Kamu hati hati ya jangan banyak tingkah, jangan lupa sholat dan baca alquran. " ujar ibu Tiara sambil menepuk bahu Raya lembut.
Setelah itu ibu Tiara meninggalkan Raya yang masih menatap kepergian ibu Tiara dengan perasaan heran dan bertanya tanya pada diri sendiri tentang apa yang terjadi pada pak Handi.
"Mereka kenapa sih!" gumam Raya heran.
"Siapa yang kenapa? " tanya Ririn menghampiri Raya.
"Tuh pak Handi dan ibu Tiara. " tunjuknya.
"Kenapa mereka? " tanya Ririn.
"Entah! "
Raya akhirnya meninggalkan tempat itu menuju ruangan perpustakaan, ketika ia masuk ruangan perpustakaan ia terkejut sekali kerena ruangan itu di penuhi ceceran darah yang berbau busuk sekali.
"Ni, Ani! " teriak Raya.
Hatinya berdekup dengan sangat kencang sekali melihat itu semuanya, kemarin baru dibersihkan tapi kini ruangan itu amburadul kembali entah Raya juga tidak tahu apa yang terjadi, ditambah lagi perpustakaan tadi tidak terkunci malah terbuka begitu saja.
Tubuh Raya bergetar! melihat semua tembok perpustakaan terkena percikan darah yang banyak sekali, seperti ada seseorang yang melakukan sesuatu di ruangan perpustakaan dengan perasaan tidak karuan ia langsung berlari dan berteriak memanggil ibu Tiara dan pak Handi.
"Pak Handi! Pak Handi, bu Tiara, bu Tiara, bu Tiara!" teriaknya nyaring.
Gadis itu berlari menuju tuang guru untuk menemui pak Handi dan ibu Tiara. Mendengar teriakan Raya ibu Tiara langsung berdiri dan menyongsong Raya yang berlari menuju nya.
Dengan nafas terengah enggah lllllRaya mengatur nya supaya bisa menceritakan apa yang ia lihat.
"Darah!
Itu yang keluar dari mulut Raya.
" Darah dimana? "
"Ruangan perpustakaan. " ujarnya.
"Masa sih! "
Raya tidak menjawab keheranan dari bibir ibu Tiara ia langsung menarik tangan ibu Tiara untuk. mengikuti dirinya, mau tidak mau akhirnya ibu Tiara langsung mengikuti Raya kerena tanganya ditarik oleh gadis itu.
Sampai di ruangan perpustakaan mata Raya terbelalak kembali, ruangan itu bersih kembali tidak pertama kali ia tadi datang.
"Mana darahnya? "
"Disini bu saya lihat darah tadi ada darah!" Teriak Raya berusaha menyakinkan ibu Tiara.
"Raya sudah lah jangan berhalunisasi saja, masa pagi pagi ada darah, kalau ada darah disini siapa yang melakukannya? " tanya Ibu Tiara menatap Raya.
"Sudah kamu lebih baik bantu teman teman kamu! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
sepertinya Ani ini teman ibu Tiara dan Pak Handi
2023-09-09
0
👑Meylani Putri Putti
apakah Ani pacarnya Handi
2023-09-09
0
👑Meylani Putri Putti
Emangnya ada apa dengan Ani
2023-09-09
0