chapter 3

Raya Anindya nama itu tersemat didirinya. Anak pertama dari keluarga pak Haryono dan ibu Widyawati. Sebenarnya Raya anak yang memiliki kemampuan melihat hal hal yang tidak dimiliki oleh manusia biasa.

Sebenarnya orang tuanya sudah berusaha menutup indra keenamnya supaya tidak melihat hal hal yang tidak bisa dilihat tapi sekarang diusia 14 tahun ia malah melihat apa yang seharusnya tidak dilihat.

Tapi Raya masih belum menyadari kerena ia hanya bertemu dengan Ani saja, Raya juga tidak menyadari kalau Ani sudah meninggal beberapa bulan yang lalu, dan Raya tidak menghetahui itu.

"Ray, kalau kamu melihat sesuatu yang ganjil bilang mama ya sayang. " kata ibu Widya ketika Raya akan mengikuti kegiatan LDKS ke sekolahnya.

Raya mengangguk seketika juga sambil wajahnya menatap wanita yang telah melahirkannya.

Wanita 30 tahunan itu takut sekali kalau putri pertamanya melihat yang tidak wajar. Ia masih ingt apa yang dikatakan seseorang padanya.

"Raya bakalan melihat hal hal ganjil di usianya yang ke 14 tahun, tapi semoga saja nggak terjadi apa apa pada anak ibu." umar ahli supranatural pada ibu Widya dan pak Haryono

"Pak Haji kalau ia melihat bagaimana? "

"Bawa kesini kita tutup kembali mata batinnya, sebenarnya kalau untuk kebaikan sih tidak apa apa digunakan tapi ya begitu? " ujar lelaki paruh baya sambil tersenyum.

Dan apa yang dikatakan oleh lelaki paruh baya itu benar sekali, Raya bisa melihat Ani tapi gadis itu tidak menyadarinya ia hanya merasakan heran saja atas tingkah laku Ani yang menurutnya membingungkan dirinya.

"Semoga saja Raya nggak melihat itu lagi, kasihan! " ujar ibunya sambil berharap pada Tuhan supaya tidak membuka indra keenam Raya.

Wanita itu takut kalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi, maka dengan itu ibu Widya berusaha untuk menjaga Raya sekuat tenanganya.

Di sekolah Raya telah melakukan sholat, ya itu ajaran yang diajari oleh kedua orang tuanya sejak mereka tahu kalau Raya anaknya memiki kemampuan melihat hal yang tidak pernah dialami oleh manusia biasa.

Pak Haryono berusaha mendidik Raya untuk meluangkan waktu untuk sholat dan membaca Al Qur'an, kerena ia tahu kalau sampai Raya tidak melakukan sholat dan membaca alquran takut saat mata batinnya terbuka Raya bakal mengalami hal yang tidak diinginkan.

Jadi wajar kalau orangtua Raya membekali diri Raya untuk hal hal yang positf bagi anaknya, apalagi kalau sampai mata batinnya Raya terbuka kembali, itu yang mereka takuti.

"Nggak ada kemungkinan Raya nggak melihat mahluk halus, tapi dengan membentengi jiwa Raya kemungkinan tidak dapat dihindari maka dengan itu kita harus menjaga Raya secara ketat sekali." kata laki laki paruh baya itu memberikan pengertian pada kedua orang tua Raya.

Orang tua Raya tidak tahu sama sekali kalau mata batin Raya sekarang terbuka dan itu juga tidak disadari oleh Raya sendiri, Raya bisa melihat Ani.

Setalah melakukan sarapan pagi Raya langsung menghampiri Ririn yang sedang berada depan ruang TU, Raya berniat bakal mencari tahu tentang gadis yang nama Ani. Kerena baru sekarang ia melihat Ani di sekolah, saat ia menanyakan pada Ani tentang kelasnya. Ani mengatakan kalau ia kelas 8B sedangkan Raya juga kelas 8B, ia sama sekali tidak pernah mengenal Ani sebelumnya.

"Rin, kamu kenal dengan Ani? " tanya Raya.

Ketika mereka telah sarapan pagi di sekolah, kegiatan ldks membuat ia berpikir tentang Ani ada penasaran mengenal diri gadis itu! Tidak penasaran bagaimana setiap ia berada di perpustakaan gadis itu mengikuti kemanapun juga, dan keheranan itu ia tumpahkan dihadapan Ririn.

"Ani, seingat aku di SMP kita nggak ada namanya Ani deh! Kamu mimpi kali?"

Deg!

"Masa sih! Katanya sekolah di sini? "

"Ya Allah! Nggak percayaan banget deh kamu. "

Raya termenung sejenak mendengar apa yang dikatakan oleh Ririn, tapi ia nyakin kalau Ani sekolah di sini di sekolah yang sama masalahnya seragam yang digunakan Ani sama dengan seragam yang digunakan ya.

"Kalian kenapa ribut ribut? " tanya ibu Tiara menghampiri Raya dan Ririn.

"Ini Raya tanya ke saya di sekolah ini ada namanya Ani nggak, saya jawab nggak ada kok! Benarkan bu di sekolah ini nggak ada namanya Ani? " tanya Ririn.

Ia juga penasaran sekali pada Ani, seingatnya din sekolah ini dari kelas 7 sampai 9 tidak ada yang namanya Ani sama sekali, dan ujug ujug nya Raya malah bertanya tentang nama gadis itu!

"Iya nggak ada kok! Kenapa? " tanya ibu Tiara pada Raya.

"Ibu ingatkan waktu ibu menyuruh saya membersihkan ruangan perpustakaan, waktu ibu datang sebenarnya saya lagi ngobrol sama Ani tapi anehnya ibu datang Ani menghilang." cerocos Raya menatap wajah Ririn dan Ibu Tiara.

"Bukan itu saja, saya juga waktu malam setelah bermimpi saya nggak bisa tidur lagu. Ya sudah saya jam 02.00 ke ruangan perpustakaan kerena saya mendengar ada yang meminta tolong, saat ke sana ketemu dengan Ani. " lanjut Raya sebelum keduanya bersuara.

"Masa sih! " serempak keduanya menatap Raya heran.

"Iya, saya nggak bohong bu. " tegas Raya.

Ia takut dikira tukang bohong, oleh ibu Tiara dan Ririn sahabatnya.

"Raya, benarkan yang kau ceritakan? " tanya ibu Tiara.

"Bu, kapan saya pernah bohong sama ibu?"

ibu Tiara hanya menghela nafas mendengar apa la yang diceritakan oleh Raya, ia benar benar tidak menyangka sama sekali kalau Raya bakal ketemu dengan Ani. Memang ia tidak sepenuhnya percaya apa yang diceritakan Raya tapi melihat mimik wajah Raya seperti itu ibu Tiara mulai percaya.

"Apa yang kamu tahu dari Ani? " tanya wanita itu.

"Ani menyuruh saya untuk menolong seseorang, ia mengatakan kalau saya bisa menolong orang itu. " jelas Raya.

"Eh ada apa kumpul kumpul disini, " tegur pak Handi menghampiri ketiga gadis yang berbeda umur itu kecuali Raya dan Ririn yang sebaya.

"Raya ketemu Ani. " lirih Ririn.

Ketika Ririn menyebut nama Ani, wajah pak Handi terlihat terkejut dan kesal entah apa yang terjadi pada pria muda itu.

"Ani siswa disini. "

"Bapak kenal dengan Ani? " tanya Raya menatap wajah pak Handi.

"Bapak kenapa dekat dengan dirinya, tapi entah Ani menghilang ketika acara ldks. Bapak sampai sekarang juga nggak tahu Ani dimana? " ujar pak Handi yang tiba tiba sendu wajahnya.

"Saya ketemu di perpustakaan dengan Ani. " ujar nya polos.

"Masa? Kamu bisakan menemukan bapak dengan Ani? " tanya pria itu.

Ibu Tiara langsung menyentuh tangan pak Handi, wanita itu mengusapnya dengan lembut tapi pria itu hanya menepiskan saja.

Terlihat wajahnya menyiratkan sebuah kerinduan yang sangat di matanya, entah merinduan apa yang dirasakan oleh pak Handi pada gadis umur 14 tahun itu.

"Pak siapa Ani? "

"Suatu waktu kamu juga bakal tahu Ani itu siapa, pak Handi sangat merindukan Ani. "ujar ibu Tiara cepat. *

Terpopuler

Comments

Biah Kartika

Biah Kartika

Ibunya raya menikah muda ya, itu umurnya baru 30thn, sedangkan raya umur 14thn, trus pak handi apa pacarnya Ani dulunya dan bu tiara temannya Ani, hm masih misteri 🤔

2023-10-20

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

pak handi semakin mencurigakan

2023-09-08

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

klau dah biasa gak apa 2

2023-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!