Dan tanpa disadari lagi, Gilang sudah berada di area yang berbeda kembali.
Di mana dia diperlihatkan sebuah sumur di mana ia tercebur tadi. Namun terlihat dari atas sumur itu sangat tenang.
"Loh ini kan tempat tadi.. kok bisa pindah-pindah tanpa sadar kayak gini sih."
Tanya Gilang terhadap kakek tersebut yang berada di sampingnya.
"Itulah kekuatan kita nak. Dan masih banyak lagi hal yang bisa kamu lakukan dengan kekuatan itu, asal kamu mempergunakannya dengan sebaik mungkin dan tidak untuk kejahatan."
"Terus untuk apa lagi kita di sini aki'"
"Saya ingin memberitahu kamu bahwa ini adalah sumur keramat di mana sumur ini bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Namun letak sumur ini berada di hutan larangan, hutan yang kamu terobos."
Gilang terkejut mendengar pernyataan dari kakek tersebut. Ternyata ia memasuki area hutan larangan, itulah mengapa ia merasa suasananya sedikit berbeda dengan yang tadi.
Suasana di tempat perkemahan panas dan memiliki terik matahari sedangkan suasana di dekat sumur itu seperti sedikit lebih gelap dan sangat lembab.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang kakek.??"
"Kalau begitu sekarang kamu masuk lagi ke dalam sumur tersebut ketahuilah anakku, jasadmu masih berada di dalam sumur tersebut dan kamu belum keluar dari semua. Jika kamu masih terus bertahan di dalam sumur tersebut maka kamu akan mati."
Mendengar pernyataan kakek itu gilang terkejut lalu ia menatap ke dalam sumur.
Benar saja, seperti ada sosok tubuh yang mengambang dan tubuh itu memanglah tubuh Gilang.
"Hah.... Lagi kenapa nggak bilang dari tadi sih.... Kalau gue metong gimana..duhh..."
Keluh Gilang terhadap kakek tersebut. Iya Bun secara reflek langsung menceburkan diri ke dalam sumur tersebut. Dengan keadaan yang seperti itu entah kenapa pandangannya sangat gelap.
Hingga pada akhirnya ia sedikit melihat cahaya di atas.
Iapun mencoba membuka matanya. namun ketika ia tersadar, ternyata ia masih berada di dalam air ia pun mendungakan kepalanya dan mencoba untuk mengambil alih tubuhnya lagi.
Ketika Gilang sudah bisa mengontrol tubuhnya kembali, iya langsung mengambil nafas....
Hah hah hah...... Uhuk uhuk uhuk..
"Anjir apa itu barusan... Gue hampir mati tenggelam anjir.. ini sumur benar-benar aneh gue harus buru-buru pergi dari sini.. tapi gimana cara naiknya ya.."
Gilang mencoba segala cara untuk naik namun ia tetap tidak bisa keluar dari sumur tersebut.. hingga pada ketika gilangnya sudah mulai merasa sangat kedinginan, ia pun mendapat pikiran untuk meloncat seperti layaknya manusia cicak yang menempel pada dinding.
Dan entah kenapa metode itu berhasil ia berhasil keluar dari sumur tersebut dengan selamat walaupun tubuhnya menjadi basah kuyup dan bau.
Bahkan dia sendiri tidak tahu bahwa itu berasal dari mana, padahal airnya sangat-sangat jernih.
"Ahh... Syukurlah,, gue bisa selamat. Tapi ngomong-ngomong sejak kapan gue bisa loncat ya."
Karena penasaran Gilang pun memutuskan untuk pulang ke tenda dengan cara meloncat-loncat seperti anak anjing yang sedang berlari.
Dan yang tanpa diduga, ternyata acara larinya lebih mirip seperti seekor harimau daripada seekor anak anjing.
Gilang semakin terkagum dengan kemampuan barunya, bahkan ia mencoba beberapa trik baru lainnya seperti memencet pohon, melompat dari pohon ke pohon, bahkan belajar gerakan berkelahi seperti orang yang benar-benar handal.
"Huuh..... Badan gue jadi terasa enteng banget kayak nggak ada apa-apa gitu.."
Ucap bilang kegirangan. Namun yang tidak diadukan ketika ia sudah sampai di area perkemahan, tidak ada tanda-tanda orang berkemah di sana. Gilang pun merasa heran ke mana semua teman-temannya...
Kenapa semua teman-temannya tidak ada. Akhirnya Gilang memutuskan untuk pulang berjalan kaki menuju rumahnya.
Sampainya di rumah, Gilang pun langsung membersihkan tubuhnya dan berbaring di kasurnya.
"kok tiba-tiba udah sore aja ya."
Ucap bilang sembari menatap langit-langit rumahnya,
Tidak berselang lama ada suara ketukan pintu di luar yang mengejar pintunya.
Gilang pun beranjak dari kasur dan berjalan ke arah pintun untuk membukanya.
Setelah dibuka ternyata itu gondoran dari tetangga samping rumahnya.
"Eh tante, ada yang bisa saya bantu.. Tante??"
"Tante cuma mau tanya, ke mana kamu selama 3 hari ini. Kok nggak pulang ke rumah? kok nggak masuk sekolah? Teman-teman kamu kemarin pada cariin kamu ke rumah"
Mendengar pernyataan tantenya tersebut, Gilang pun merasa sangat kebingungan.
Sebab ia merasa ia hanya pergi beberapa menit dari teman-temannya.
Bahkan ketika ia pulang untuk mencari tanda teman-temannya ia tidak menemukan bekas-bekas adanya perkemahan di area bukit sekitar.
Keesokan paginya pun Gilang kembali bersekolah seperti biasanya.
"Wih Lang udah masuk kamu..!? Ke mana aja kamu selama 3 hari ini kok nggak kelihatan?"
Tanya teman-teman satu kelas hilang terhadapnya.
"Eh ada ya,, mana ada tiga hari.. Yang ada itu gue mau tanya sama kalian semua... Kenapa kalian ninggalin gue pas kemping kemarin. Kan gue pulangnya jadi jalan kaki,, ah. capek capek,,.!"
"Emang kamu ngigo ya, mungkin kamu berhalusinasi kali, kita semua nggak ada yang pergi kemping ke bukit. Emang kamu akan bikin mana?"
"Kalian benar-benar bercandanya kelewatan, kalau gue jadi ikut stress dan gila gimana coba... Udah deh kalian nggak usah nge-prank-nge-prank gue. Tahu kok gue kalian tuh sadar kita kemarin kan pergi ke bukit kumayan untuk camping."
"Hah.... Serius kamu pergi ke bukit kumayan... Sama siapa,, eh jangan ngada-ngada ya kita semua nggak ada yang pergi ke sana kita juga nggak pernah tuh yang namanya jalan ke bukit kumayan."
"Njir ah jangan kayak gitu kalian woi, jelas-jelas kemarin itu kita pergi ke bukit kumayan naik bis merah."
"Gila ege'... wkwkwk jangankan naik bis... Naik motor aja kalau nggak ada nyali gede nggak bisa naik ke bukit kumayan itu. Jalannya tuh kecil banget liku banget, bahkan kalau ada yang berhasil masuk ke bukit pemulihan itu banyak yang nggak balik."
"Apa maksudnya nggak balik.."
Dengar penjelasan dari mereka semua gila mengerutkan dahi dan jidatnya, sangat jelas bahwa kemarin mereka pergi menaiki sebuah bus untuk perjalanan ke bukit tersebut kenapa sekarang mereka tidak ada yang mau mengaku.
"Eh Lang asal kamu tahu ya, bukit barisan itu udah ditutup sama kepolisian karena banyak memakan korban. Banyak yang datang ke sana tapi nggak pulang bahkan bangkainya pun nggak terlihat di mana-mana di sana.. Mereka semua seakan masuk ke alam lain. Kan udah dibilang bukit kumayan itu bukit keramat ada hutan larangannya juga di sana, nggak boleh dimasuki sembarang orang."
Sekali lagi Gilang merasa semakin terheran mendengar penjelasan dari teman-temannya.
Gilang tidak percaya ia lalu pergi meninggalkan kelas dan bertemu oleh guru-guru yang membimbing mereka untuk camping kemarin itu, guna menanyakan kebenarannya mereka pernah ke sana atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments