Tanpa terasa sudah 4 tahun Shuwan menghabiskan waktu ditempat sang kakek.Kini dia sudah berusia 10 tahun.
Dia masih terlelap di kasur empuknya yang super nyaman saat sang kakek memasuki kamar mewahnya.
Pria tua itu menghampiri cucu kesayangannya di tempat tidur,membelai kepalanya dengan penuh kasih sayang.Yura dan Chen dengan setia berdiri dibelakangnya.
"Dia sudah berusia 10 tahun sekarang.Kalian bisa memulai pelatihannya.Atur jadwal kalian dan Leon.Atur ulang jadwal home schoolingnya." "Baik tuan besar." Yura dan Chen menjawab bersamaan.
"Bangunkan dia!Sudah cukup hidup enaknya.Waktunya mendidik dia menjadi penerusku.Aku menunggunya untuk sarapan."
pria tua itu bangkit lalu keluar dari kamar cucunya diikuti oleh Chen.
"Nona muda bangunlah!Tuan besar menunggu anda untuk sarapan." Yura membangunkan gadis kecil itu,mengangkat badannya dan membuatnya duduk. "Aunty,aku masih ngantuk." keluh gadis kecil itu dengan mata yang masih terpejam. "Cepat bangun lalu mandi.Tuan besar sudah menunggu untuk sarapan",namun gadis kecil itu masih belum bangun juga.
"Nona bangunlah!Atau aku akan dihukum oleh tuan besar." mendengar ucapan Yura,gadis kecil itu langsung membuka matanya dan berlari ke kamar mandi.Yura yang melihat perubahan yang tiba-tiba itu hanya bengong tak percay "Semudah itu?"
Shuwan tidak mau aunty Yura nya dihukum lagi oleh sang grandpa.Dia pernah melihat Yura dicambuk oleh grandpa nya hanya karena dianggap lalai menjaga Shuwan saat dia sedang berenang dan hampir tenggelam.Saat itu kaki Shuwan tiba-tiba kram dan tidak bisa bergerak.
Saat kejadian itu,Yura kebetulan sedang di toilet.Beruntung Leon mengetahuinya dan langsung menyelamatkan Shuwan.Sejak saat itu Shuwan tidak ingin melakukan kesalahan yang bisa mengakibatkan dihukumnya Yura,Chen ataupun Leon oleh sang grandpa.
Tak lama gadis itu telah berpenampilan rapi "Let's go aunty.Kita temui grandpa" gadis kecil itu menggenggam erat tangan Yura sambil bersenandung riang.Dia tidak tahu bahwa kehidupannya yang damai,tentram dan menyenangkan akan segera berakhir.
"Morning grandpa." sapanya sambil mencium pipi pria tua yang sangat menyayanginya itu. "Pagi princess.tidurmu nyenyak?" tanya sang kakek. "Yess grandpa." jawab gadis kecil itu sambil tersenyum.
"Baguslah kalau begitu.Setelah ini akan ada pengaturan jadwal untuk hari-harimu ke depan."
"Oh ya,jangan terlalu padat! Cukup dua kali saja dalam seminggu untuk jadwal kalian masing-masing" ucap pak tua Jun sambil menatap Yura dan Chen. "Agar tak mengganggu jadwal home schoolingnya,aku sarankan lakukan pelatihannya di akhir pekan" lanjut pria tua itu
"Berlatih apa grandpa?" tanya gadis kecil itu penasaran. "Kau akan tahu nanti"
"Grandpa,apakah aku tidak pergi ke sekolah?"
"Belum sayang,nanti saja saat kau sekolah di tingkat lanjut,2 tahun lagi.Sekarang home schooling saja dulu." ucap pria tua itu
Gadis kecil itu cemberut mendengar jawaban sang kakek. "Aku ingin sekali pergi ke sekolah." ucap gadis itu sambil memandang sang kakek dengan wajah yang sangat menggemaskan.Dia sangat berharap sang kakek mengabulkan keinginannya.
"Kalau kau ingin pergi ke sekolah,kita harus tinggal dirumah besar.Disini tidak ada sekolah.Kau mau pindah ke rumah besar sekarang?kakek akan segera mengurus sekolahmu." "Tidak,nanti saja" jawab gadis itu cepat.Dia tidak mau pindah karena dia tidak mau meninggalkan sang mommy yang kata uncle Chen nya sedang beristirahat itu.
Karena ini adalah hari sabtu,itu artinya jadwal latihan Shuwan dimulai hari ini.Setelah menyelsaikan sarapan dan obrolan ringan mereka,pak tua Jun dan Chen membawa Shuwan ke ruang latihan yang berada di lantai 3.
Latihan dengan Chen adalah latihan ilmu beladiri,latihan bertarung dengan tangan kosong.Tapi karena ini hanya perkenalan dan baru permulaan,dia hanya mengenalkan dasar-dasarnya saja.
"Nona,sebelum latihan sebaiknya kita melakukan pemanasan terlebih dahulu.Berlarilah berkeliling ruangan ini sebanyak 10 kali." "Ok uncle." jawab gadis kecil itu dengan semangat.
Awalnya Shuwan lari berkeliling dengan semangat dan riang gembira.Namun setelah berlari 3 putaran,nafasnya sudah mulai tidak stabil dan merasa lelah.Laju larinya mulai melambat.
"Ayo,semangat princess!" sang kakek yang berdiri disamping arena berteriak menyemangati sang cucu. "Let's go princess! Ini baru 4 putaran,masih tersisa 6 putaran lagi" Chen yang berlari di hadapannya menarik lengannya perlahan.
"Uncle,5 putaran saja ya." Shuwan memelas pada sang mentor. "Jangan manja,ayo lari!" Chen tidak memberikan toleransi sama sekali,membuat gadis kecil itu cemberut dan mengikutinya dengan enggan.
Setelah menyelesaikan lari 10 putarannya dengan penuh perjuangan dan keringat yang terus bercucuran,Shuwan menepi dan duduk dengan menyelonjorkan kakinya berniat untuk istirahat,namun "No no no!get up! Follow me!lakukan gerakan peregangan!" "Uncle " gadis itu tak bisa berkata-kata dengan sikap uncle Chen nya hari ini
"Kenapa hari ini uncle Chen menyebalkan?biasanya dia selalu menuruti semua kemauanku,masa istirahat sebentar saja tidak boleh" gerutu Shuwan dalam hati.
Chen mengajarkan beberapa gerakan dasar beladiri.Memukul,menendang,menangkis.Dia juga selalu mengoreksi gerakan Shuwan yang masih banyak salah saat melakukan gerakan yang dia contohkan.
Mereka terus berlatih hingga tak terasa sudah banyak waktu yang mereka habiskan. "Chen,waktunya makan siang.Makan dan istirahat selama satu jam,nanti lanjutkan kembali!" suara pak tua Jun menghentikan kegiatan mereka.
Shuwan tersenyum dan berlari menghampiri sang kakek. "Terimakasih grandpa.Uuncle Chen tidak membolehkan ku istirahat" gadis kecil itu mengadu dengan wajah cemberut pada sang kakek.Pria tua itu hanya tersenyum dan membelai kepalanya dengan lembut. "Ayo kita makan siang dulu." ajak sang kakek
Chen yang berjalan dibelakang mereka dan mendengar aduan sang nona pada kakeknya hanya menggelengkan kepala.Kalau saja gadis kecil itu tahu bahwa apa yang Chen lakukan adalah perintah kakeknya,mungkin dia akan merajuk pada sang kakek.
Mereka makan siang bersama dan mengobrol ringan saat makan siang telah selesai.Membahas beberapa hal terutama tentang perusahaan dan tentang bedebah Albert saat gadis kecil itu tidak sedang bersama mereka.
Gadis kecil itu terlihat sedang menonton tv sambil menikmati beberapa buah yang tersaji dimeja yang ada dihadapannya."Princess,ayo berlatih kembali!" seru sang kakek "Lagi grandpa?" pria tua itu mengangguk tanpa perduli pada wajah cemberut sang cucu. "Besok saja grandpa,please." "Besok juga latihan lagi,sekarang lanjutkan yang tadi!" pria tua itu berkata sambil menggendong sang cucu,membawanya kembali ke tempat latihan
Latihan telah selesai jam 5 sore tadi,dan sekarang mereka sedang bersantai sambil menonton tv setelah makan malam bersama."Bagaimana latihanmu princess,menyenangkan?" "Menyenangkan apanya?Uncle Chen tidak memberiku istirahat,dia seperti sedang menyiksaku grandpa." keluh sang cucu.
Pak tua Jun,Chen,Yura dan Leon yang berada disana hanya tertawa mendengar ucapan gadis kecil itu. "Kau belum terbiasa,nanti lama-lama juga kau akan senang melakukannya.Setiap akhir pekan,kau akan melakukan latihan yang berbeda dengan mentor yang berbeda juga.Minggu depan kau akan berlatih dengan Leon,dan untuk dua minggu sisanya,itu waktu latihanmu bersama Yura."
Gadis kecil itu hanya melotot mendengar ucapan sang kakek. "Latihan terus grandpa?" "Ya." jawab sang kakek singkat. "Aku kira hanya hari ini" ucap gadis itu pelan.
"Kau harus jadi gadis yang kuat dan tangguh seperti mommy mu.Bisa melindungi diri sendiri.Kami tidak akan selalu ada disampingmu,jadi kau bisa melindungi dirimu sendiri.Dan kemampuan beladiri itu tidak datang dengan sendirinya,kau harus berlatih dan bekerja keras untuk menguasainya.Mommy mu bahkan berlatih lebih keras dari ini." jelas sang kakek panjang lebar.
Mendengar bahwa mommy nya dulu berlatih seperti itu dengan keras,semangat dan tekad didalam hatinya muncul "Baikla,.aku akan berlatih seperti mommy." ucap gadis kecil itu membuat sang kakek tersenyum senang.
Minggu berikutnya adalah jadwal berlatih dengan Leon.Karena Leon seorang sniper handal,sudah pasti latihannya pun berhubungan dengan tembak menembak.
Hari pertama latihan bersama Leon adalah pengenalan beberapa macam senjata dan cara penggunaannya.Leon menjelaskan dengan sabar beberapa senjata yang ada dihadapan mereka pada Shuwan.Ada pistol,revolver,shortgun, senapan laras panjang.Leon menjelaskan sambil mencontohkan cara mengisi pelurunya,cara menembak.
"Pakai penutup telingamu nona! Ambil senjata dan pelurunya,lalu bidik papan itu!" perintah Leon pada Shuwan sambil menunjuk papan yang berjarak 2 meter dihadapan mereka.Shuwan mengangguk dan melakukan yang diperintahkan oleh Leon.Namun tubuhnya terjatuh saat dia melepaskan tembakan karena terkejut,juga karena senjata yang dia pegang ternyata memiliki bobot yang lumayan membuat tangannya pegal.
Minggu berikutnya dia berlatih bersama Yura.Kali ini Yura membawanya ke kebun herbal yang berada dibelakang bangunan yang mereka tinggali.Disana Yura mengenalkan berbagai macam herbal.Dari nama,bentuk dan fungsi herbal-herbal tersebut.Dari yang berfungsi sebagai obat,penawar racun,hingga yang bisa dijadikan racun.
Minggu berikutnya masih berlatih bersama Yura,namun kali ini tentang berbagai senjata tajam yang sering digunakan dalam pertarungan.
Yura membawanya ke tempat penyimpanan senjata tajam yang dilengkapi dengan arena berlatih juga.Disana dia memperlihatkan beberapa senjata seperti pedang,katana,belati,panah,tombak.
Shuwan mengambil sebuah belati dan memperhatikannya dengan raut wajah yang memperlihatkan ketertarikan "Kau menyukainya?" "Ya aunty.Pisau ini sangat bagus" jawab gadis kecil itu polos.
Yura tertawa mendengarnya. "Itu bukan pisau princess.Itu namanya belati.Belati kembar ini dulu digunakan oleh mommy mu,dan ini dibuat khusus dari logam berkualitas tinggi dan bentuk yang sesuai dengan keinginannya." jelas Yura.
Begitulah kehidupan Shuwan sehari-hari.Dihari biasa dia sibuk dengan home schoolingnya,dan dihari weekend,ketika orang-orang berlibur,dia sibuk berlatih banyak hal dengan para mentornya
Pak tua Jun memang orang tua yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang tua lain.Disaat anak-anak lain dilarang untuk menyentuh senjata tajam,bahkan hanya sekedar pisau dapur,dia malah mengajari cucu kecilnya menggunakan berbagai macam senjata tajam dan senjata api.Luar biasa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments