Our First Kiss

Andra melepaskan ciumannya dengan Kinara, sejenak mereka saling bertatapan menyelami kedua mata masing-masing. Semburat merah tak terelakan lagi dari pipi keduanya, Andra membuang pandangannya ke arah lain setelah itu berlalu begitu saja meninggalkan Kinara yang masih shock sekaligus bahagia.

BLAM

Seakan tersadar Kinara menatap pintu kamarnya yang ditutup oleh Andra. Senyuman terukir diwajahnya, Kinara menaiki ranjangnya dan mulai meloncat-loncat diatas ranjang menyalurkan rasa gembiranya.

" Huaaaaa Andra menciumku hahaha yesss yesss yesss "

Kinara menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, menghentakan tubuhnya gemas ke ranjangnya. Kinara mengigit bantalnya gemas sekaligus malu saat mengingat ciumannya dengan Andra tadi.

" Ahhhh aku malu aku maluuu aku maluuuuu huaaaaa " Kinara menutup seluruh wajahnya dengan bantal.

Drrrtt Drrtttt Drttttt

Kinara melirik ke arah meja belajarnya saat mendengar getar dari ponselya dan melihat siapa yang menelponnya, saat melihat nama Dila yang tertera dengan semangat Kinara mengangkat telepon dari Dila.

" Huaaaaaaa Dilaaaaaaaaaaa" Teriak Kinara dengan gembiranya.

" Hei!! Jangan berteriak begitu, kau mau aku menjadi tuli hah? " Terdengar suara decakan dari seberang sana.

" Hehe maaf, aku hanya terlalu bersemangat dan senang hihihi "

Kinara berjalan ke arah cermin yang menggantung dikamarnya, dipandangi wajahnya yang sedang tersenyum dan semburat merah yang masih setia menghiasi wajahnya.

" Apa yang membuatmu sesenang itu? Hmm biar kutebak, apa kau sudah baikan dengan bang Andra  lalu kau dibelikannya boneka kelinci  yang banyak? " Tebak Dila

" Hahaha  bukan" Kinara menggelengkan kepalanya.

" hah? Bukan? Hmm apa dia mengajakmu berkencan ? " Tebak Dila lagi.

" Nggak " Dila menggeram gemas karena tebakannya salah.

" Baiklah, apa yang membuatmu sesenang itu? Beri tahu aku " Tanya Dila tak sabaran, Kinara terkikik lalu disentuhnya bibir yang baru saja " tidak perawan " lagi itu.

" Dila aku bahagiaaaaaa sekali, aku dan Andra baru saja berciuman "

Hening tak ada jawaban dari Dila membuat Kinara bingung.

" Dila, kau mendengarku tidak? "

"Kau sedang bercanda denganku Nara? Ini sungguh mustahil " jawab Dila tak percaya membuat Kinara mempoutkan bibirnya.

" Aku seriuuuussss, dia benar-benar mencium bibirku " Jawab Kinara sambil merengek.

" Kenapa bisa? " Tanya Dila yang masih juga tak percaya.

" Jadi tadi teman-teman Andra yang kemarin di Cafe datang ke apartemen lalu aku terus berdekatan dengan Bang Bagas membuat Andra cemburu hihihi pada akhirnya dia menciumku aaaaahh aku maluuuuuuu " Kinara menutupi wajahnya dengan tangan kanannya.

" Apa? Kau berdekatan dengan Bang Bagas? Apa kau menyukainya Nara? " Tanya Dila dengan terkejut sekaligus lirih diakhir kalimatnya.

" Nggak, jangan salah paham Dila, justru aku berdekatan dengannya karena berencana menjodohkannya denganmu dan kau tau sepertinya dia juga menyukaimu " Jawab Kinara antusias.

" Yang bener ? " Tanya Dila tak percaya.

" Iya,  dia benar-benar antusias saat aku ingin menjodohkannya denganmu, jadi kau mau kan aku jodohkan dengannya? " Tanya Kinara dengan nada menggoda.

" M..mau" Jawab Dila malu-malu, mungkin kalau Kinara melihat bagaimana meronanya wajah Dila sekarang, dia akan mentertawakannya.

" Aaaaahhhh senangnya, semoga aku berhasil menjodohkan kalian hihihi "

" Ahh Nara, aku tutup dulu teleponnya, ibu memanggilku, kita lanjutkan pembicaraan ini besok saja disekolah "

" Baiklah, sampai jumpa besok, byeeeeee"

" Byee"

Setelah Dila menutup teleponnya Kinara hanya bisa tidur terlentang lalu menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum-senyum dan meraba bibirnya. Tak terbayangkan sebahagia apa dia saat ini, ini benar-benar sangat membahagiakan.

.

.

BLAM

Andra berdiri di depan pintu kamar Kinara, dia meraba dada sebelah kiri tepat dijantungnya yang kini berdetak tak karuan. Dia tak pernah merencanakan akan mencium Kinara, tadi dia emosi lalu terjadi begitu saja tanpa bisa dikendalikan, Andra meraba bibirnya perlahan.

" Bibir Kinara kenapa bisa selembut itu? Aku ingin merasakannya lagi " guman Andra.

Dia berjalan menuju kamarnya, direbahkan tubuhnya diatas ranjang. Andra memejamkan matanya tak lama dia tersenyum saat mengingat ciuman tadi, bagaimana bibirnya bergerak kasar ******* bibir Kinara yang begitu lembut. Andra membuka matanya tiba-tiba.

" Arrrrggghhhh aku menginginkannya lagi " Andra mengacak-acak rambutnya frustasi. Andra mengguling-gulingkan tubuhnya kesana kemari.

" Aisshhhh bibir itu kenapa membuatku kecanduan, padahal baru beberapa menit lalu aku mengecapnya " Andra menggelangkan kepalanya.

" Nggak, selama ini aku bertahan sekuat tenaga agar tak menyentuhnya, tapi tadi aku kehilangan kendaliku untuk menciumnya, kalau aku terus begini dan tak bisa mengendalikan diriku bisa-bisa aku membuatnya hamil sebelum menikah, Dia hartaku yang berharga dan aku tak boleh merusaknya! " Andra sibuk dengan pemikirannya yang kini mulai melantur kemana-mana.

" Sebaiknya aku memeriksa berkas untuk besok saja dari pada memikirkan hal ini " Andra mengusap wajahnya kasar kemudian mulai beranjak menuju meja kerjanya dan melihat beberapa berkas untuk rapat besok.

.

.

.

Pagi ini seperti biasa pembantu sudah menyiapkan sarapan saat Andra dan Kinara akan berangkat bekerja dan sekolah. Keduanya sarapan dalam diam, kecanggungan meliputi keduanya sejak kejadian kemarin malam. Sesekali Andra melirik kearah Kinara yang terlihat tenang, bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Andra kembali melirik kearah Kinara yang kini sudah menyelesaikan sarapannya dan mulai berkutat dengan ponselnya.

" Ehem " Andra sedikit berdeham , diliriknya Kinara yang tak meresponnya sama sekali.

" Hmm sayang, apa yang sedang kau lakukan dengan ponselmu? " Kinara mendongakan kepalanya menatap Andra kikuk, kedua bola mata Kinara melirik kesana kemari.

" Nggak " Jawab Kinara singkat sebelum kembali memfokuskan kembali matanya pada layar ponselnya, sebenarnya Kinara hanya mengutak atik ponselnya tak jelas sejak tadi karena setelah dia selesai sarapan, Kinara sedikit bingung apa yang harus dia lakukan dan tak tau juga harus bicara apa dengan Andra.

" Kalau tak ada kenapa pandanganmu terus tertuju pada ponselmu? " Tanya Andra dengan curiga, Kinara mengigit bibirnya sebelum menatap Andra.

" Sudah selesai sarapan kah? Lebih baik kita berangkat sekarang "

Kinara bangkit dari duduknya, mengambil tasnya kemudian berjalan terlebih dahulu meninggalkan Andra. Dengan helaan nafas berat Andra menyusul Kinara.

Keduanya kini sedang dalam perjalanan menuju sekolah Kinara, Andra melirik kearah Kinara yang hanya diam bertopang dagu sambil melihat pemandangan diluar sana. Andra melirik arlojinya, ternyata jam masuk sekolah masih ada sekitar 45 menit lagi sedangkan perjalanan kesana hanya sekitar 20 menit, berarti masih ada waktu 25 menit, Andra menepikan mobilnya ditempat yang agak sepi tak jauh dari sekolah Kinara. Melihat mobil Andra berhenti membuat Kinara mengerenyit bingung.

" Kenapa berhenti disini? " Tanya Kinara bingung.

" Kamu marah sama aku? " Andra membenarkan posisi duduknya menghadap Kinara.

" Marah? Aku? kenapa? " Kiara menunjuk dirinya sendiri

Andra  kembali duduk menghadap depan dan menyenderkan kepalanya dijok mobilnya.

" Soal semalam... hmm aku minta maaf " Blushhh pipi Kinara kembali merona mengingat kejadian kemarin malam.

" Oh itu, hmm kenapa harus minta maaf? " Kinara ikut menyandarkan kepalanya dijok mobil.

" Karena aku merebutnya secara paksa tanpa meminta persetujuan kamu " Andra menatap Kinara sendu.

" Aku tak marah, justru aku senang karena akhirnya kamu mau menciumku. Selama satu tahun kebersamaan kita kamu seperti menjaga jarak padaku, hanya mencium pipi atau keningku, aku tunangan kamu tapi tidak seperi tunangan kamu. Saat semalam kamu menciumku, aku merasa seperti aku memang tunangan kamu, bahagia sekali, makasih ya, meskipun kamu menciumku dalam keadaan marah tapi ciuman itu membekas dihatiku " Kinara dan Andra saling menatap dan tersenyum.

" Aku pikir kamu akan marah, melihat tingkah aneh kamu tadi pagi, jujur aku sedikit gusar " Kinara terkekeh lalu menyenderkan kepalanya di bahu Andra.

" Untuk apa aku marah kalau aku justru menyukai ciuman kamu, dan soal semalam kamu salah paham "

" Maksud kamu? " Kinara menghela nafas sejenak kemudian mengangkat kepalanya dan duduk menghadap Andra, Andra pun ikut duduk menghadap Kinara.

" Semalam aku bertanya kepada Bang Bagas soal pacar karena aku berniat menjodohkannya dengan Dila karena kulihat Dila menyukai bang Bagas, semalaman bang Bagas menelponku untuk membicarakan soal ini karena ternyata dia juga menyukai Dila, jadi kamu salah paham semalam " Andra menggaruk kepalanya yang tak gatal, sedikit salah tingkah, malu sekaligus lega saat tau prasangkanya salah.

" Tapi aku lagi-lagi bahagia karena ini pertama kalinya kamu secemburu itu padaku, sekarang aku tau kamu benar-benar mencintaiku " Andra mengelus lembut pipi Kinara.

" Tentu aku sangat mencintai kamu, jangan ragukan hatiku " Kinara mengangguk kemudian tersenyum.

" Aku baru sadar pagi ini belum mendengar suara manja kamu, sudah berubah jadi dewasa hah? " Goda Andra membuat Kinara menatapnya tajam.

" Andra menyebalkan, merusak suasana saja " Kinara melipat kedua tangannya didada sambil mengerucutkan bibirnya.

" Tetaplah begini sayang, biar manja tapi aku selalu merindukannya " Andra membawa Kinara kedalam pelukannya, mengecup kepala Kinara dengan sayang.

"Baiklah, kita harus segera ke sekolahmu sebelum terlambat " Andra melepaskan pelukannya pada Kinara dan mereka kembali duduk pada posisi yang benar sebelum Andra menyalakan mesin mobilnya dan berjalan menuju sekolah Kinara.

Tbc ~~

Jangan lupa vote yaa teman-teman

Terpopuler

Comments

Melati Amallia

Melati Amallia

siip.. cerita nya ngak bertele2

2023-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!