Teman sekelompok yang menyebalkan

"Dilaaaaaaaa" Kinara menghampiri Dila yang sudah berada di dalam kelas.

" Duh  yang baru mendapatkan ciuman pertama tampak bahagia sekali " Cibir Dila membuat Kinara tersenyum malu.

" Jadi apa pagi ini kau mendapatkan ciumannya lagi ? " Tanya Dila dengan nada menggoda.

" Nggak, kami sedikit canggung tadi pagi tapi saat perjalanan kemari sudah tidak lagi, oh iyaa apa Bang Bagas sudah menghubungimu? Semalam aku memberikan no ponselmu padanya " Dila mengangguk antusias.

" Iya,  dia semalam menelponku dan kami mengobrol banyak, sungguh melakukan pendekatan dengan cowok yang lebih tua itu lebih menyenangkan. Bang Bagas sangat bergerak cepat, bahkan tadi malam dia mengajaku menonton saat weekend nanti, hatiku berbunga-bunga " Jelas Dila sambil tersenyum-senyum.

" Huwaaaaa serius? Waaaah semoga lancar ya, semoga saja kau bisa cepat berpacaran dengan  Bang Bagas agar kita bisa double date huaaaaa menyenangkaaaaan " Keduanya sibuk membicarakan hal-hal yang akan dilakukan saat double date padahal Dila dan Bagas berpacaran saja belum -.-

" Selamat pagi anak-anak " Sapa guru wanita yang  berdiri didepan sambil mengeluarkan selembar kertas dari map yang dia bawa.

" Selamat pagi bu " Jawab seluruh murid dikelas Kinara.

" Nah anak-anak karena minggu depan saya tidak bisa masuk karena suatu kepentingan, maka hari ini saya akan membagikan tugas kelompok yang akan dikumpulkan minggu depan "

Ada beberapa murid yang menanggapi malas-malasan dan ada juga yang bersemangat menanti tugasnya dan ada pula yang lebih bersemangat karena minggu depan guru itu tidak masuk.

" Nah saya sudah membagikan kelompoknya, satu kelompok terdiri dari 2 orang, Nadin bisa maju sebentar dan tulis nama kelompok dipapan tulis? " Murid bernama Nadin maju dan mengambil kertas dari guru tersebut lalu mulai mencatatnya.

" Nah tugas yang akan saya berikan adalah membuat 50 soal matematika dan soal itu tak boleh menyontek dari buku lalu buat juga jawabannya, apa kalian semua mengerti? " Salah seorang murid bernama Baro mengangkat tangannya tinggi.

" Ya Baro, ada apa? "

" Kalau ternyata satu kelompok tak ada yang pintar matematika bagaimana bu? " Beberapa murid mengangguk setuju dengan pertanyaan Baro.

" Kalian tenang saja, saya sengaja membagikan kelompok itu sendiri karena saya tidak akan menyatukan murid yang mahir dalam bidang matematika ataupun yang tidak mahir, jadi semua adil, apa ada lagi pertanyaan? " Murid-murid serempak menggelengkan kepalanya.

" Baiklah jika tak ada pertanyaan, pada jam ini silahkan pergunakan waktu untuk mendiskusikannya dengan anggota kelompok masing-masing, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan maju ke depan dan tolong jangan terlalu berisik "

Setelah itu murid-murid mulai menyatu dengan kelompok mereka, Kinara terus mengikuti Dila yang sekelompok dengan Nadin

" Kinara, kenapa mengikutiku? Kau kan satu kelompok dengan Justin "

Kinara melirik ke arah Justin yang duduk di pojok paling belakang barisan, Kinara menggelengkan kepalanya.

" Aku takuuuuut, kau tau sendiri Justin itu dingin dan galak, tak ada yang mau dekat-dekat dengannya " Kinara memasang wajah memelasnya pada Dila.

" Tolong bantu aku untuk membujuk bu guru agar mengganti sekelompok denganmu saja " Nadin yang mendengar itu menggeleng tak setuju.

" Nggak boleh, kalau kau sekelompok dengan Dila, artinya aku akan sekelompok dengan Justin begitu? Hah lebih baik tak mendapat kelompok jika itu terjadi " Dila menghela nafasnya.

" Nara, kau tau sendiri bagaimana galaknya bu guru, lebih baik sekarang kau hampiri Justin "

Kinara mengerucutkan bibirnya tak setuju dengan saran Dila namun dengan kesal dia berjalan menuju meja Justin, sedikit gemetar saat Justin menatapnya tajam.

" Halo Justin, kita satu kelompok " Kinara berusaha tersenyum memamerkan gigi kelincinya.

" Duduk " Perintah Justin dan saat itu juga Kinara langsung duduk dihadapan Justin dengan tangan yang berkeringat menandakan rasa takut yang besar.

Di sekolah Justin tergolong murid penyendiri, galak dan pendiam, terkesan dingin namun pintar, biar begitu dia salah satu murid yang tampan, seandainya sikapnya tak seperti itu mungkin banyak wanita yang mendekatinya.

" Hmm bagaimana kita mengerjakannya? " Kinara menatap Justin takut-takut.

" Kau bodoh matematika kan? " Pertanyaan Justin membuat Kinara tertohok namun diakuinya memang pelajaran matematika adalah kelemahannya.

" Iya" jawab Kinara sambil tertunduk lesu.

" Aku yang akan membuat soalnya " Kinara mendongakan kepalanya menatap Justin bingung.

" A..apa? " Kinara bertanya kembali takut-takut yang didengarnya salah tadi.

" Apa kau tuli? " Tanya Justin sambil melotot kearah Kinara membuat nyali Kinara semakin ciut.

" Nggak, tapi kan kita disuruh mengerjakan bersama-sama tapi kenapa kau mau mengerjakannya sendiri? "

" Karena kau bodoh, apa yang aku harapkan dari otak bodoh? " Mata Kinara berkaca-kaca mendengar ucapan Justin.

" Menangislah jika ingin terlihat semakin bodoh "

Justin mulai membuka buku dan membuat soal matematika, tak menghiraukan Kinara yang menangis dalam diam.

" Mulai besok setiap pulang sekolah aku akan ke rumahmu, kau harus belajar matematika. " Kinara menghentikan tangisnya dan menatap Justin bingung.

" Kau pikir aku akan membiarkanmu berleha-leha sementara aku mengerjakan ini sendiri? " Kinara menggelengkan kepalanya.

" Aku akan mengajarimu materi yang akan dijadikan soal, setelah itu kau membuat jawaban dari soal yang aku buat " Kinara mengangguk mengerti.

" Kenapa harus di rumahku? " Kinara mengusap air matanya dan mulai memperhatikan Justin yang sudah membuat 7 soal.

" Lalu kau mau kita mengerjakannya di rumahku? Merepotkan " Kinara meneguk saliva nya, susah sekali bicara dengan Justin tanpa adanya kata-kata yang tajam.

" Baiklah besok kita mengerjakannya dirumahku saja " Setelah itu Justin tak menjawab lagi dan fokus membuat soal-soal, sedangkan Kinara hanya memperhatikan saja.

.

.

" Nara, bagaimana sekelompok dengan Justin? " Kinara yang masih kesal dengan Dila pun malas menjawabnya.

" Yaaaaah Nara, jangan marah, maaf " Dila memeluk Kinara erat.

" Dia benar-benar berlidah tajam, aku dibuatnya menangis tadi dikelas, untung aku duduk dibelakang jadi tak ada yang melihatku menangis " Dila terkejut saat mendengar cerita Kinara.

" Serius? Memang apa yang dia katakan sampai kau menangis? "

" Dia mengatakan kalau aku bodoh dan tak ada yang bisa diharapkan dari otakku ini " Dila membulatkan matanya.

"Serius? Wahhh orang itu benar-benar " tiba-tiba ponsel Kinara bergetar ada pesan masuk.

" Dila aku duluan ya? Andra sudah menungguku didepan, bye "

" Byee "

Setelah itu Kinara bergegas berjalan menuju parkiran sekolahnya, dilihatnya mobil Andra yang bertengger manis diparkiran sekolahnya.

" Apa sudah menunggu lama? " Tanya Kinara begitu masuk kedalam mobil Andra.

" Nggak, baru saja "

Kinara hanya menganggukan kepalanya lalu diam menatap ke depan, Andra tidak menjalankan mobilnya, dia memperhatikan raut wajah Kinara yang terlihat sedih.

" Kenapa? Terjadi sesuatu di sekolah hmm? " Kinara menatap Andra dengan mata berkaca-kaca membuat Andra terkejut.

" Kenapa? Kenapa menangis? "

Andra panik saat melihat Kinara menangis, dipeluknya Kinara erat mencoba menenangkan. Kinara pun menceritakan kejadian di sekolah tadi pada Andra, terlihat raut wajah Andra yang mengeras mendengar cerita Kinara.

" Jangan nangis sayang, kamu jangan memasukan kata-kata cowok itu kedalam hati, buktikan padanya kamu tak sebodoh itu, kalau kamu manangis di depannya seperti tadi itu akan membuatnya semakin yakin kalau kata-katanya itu benar " Andra menghapus air mata dipipi Kinara lalu mengecup hidung Kinara.

" Tapi dia menyebalkaaaaaan, tak punya perasaan hiksss kan aku hanya tak bisa matematika bukan berarti aku bodoh hikksss huwaaaaaaaa "

Kinara semakin menangis dengan kencang, Andra menepuk-nepuk punggung Kinara mencoba menenangkan. Sebenarnya Andra sangat marah karena ada yang sampai membuat Kinara menangis tetapi ini adalah masalah Kinara dan temannya, meskipun dia tunangannya tentu saja tak bisa ikut campur. Setelah agak lama tangis Kinara pun mereda.

" Sudah agak tenang? " Kinara menganggukan kepalanya.

" Ya sudah, sebaiknya kita pulang, aku harus segera kembali ke kantor " Kinara mengeratkan pelukannya pada Andra.

" Aku tak mau pulaaaaaang, aku mau ikut kamu ke kantor " Andra melepaskan pelukan Kinara padanya dan menangkupkan tangannya di kedua pipi Kinara.

" Kamu harus pulang sayang, hari ini aku pulang larut malam, kamu akan lelah jika menunggu dikantor "

" Pokoknya aku mau ikut ya? Aku bosan sendirian di rumah " Andra menggeleng tak setuju.

" Pulang sekarang "

Kinara langsung cemberut, Andra sendiri melajukan mobilnya menuju apartemen mereka.

Sesampainya di apartemen Kinara langsung masuk kedalam kamar dan mengganti pakaiannya dengan baju yang lebih santai, setelah itu merebahkan dirinya ditempat tidur.

CKLEK

" Sayang, kenapa tidur? Kamu harus makan, sebentar lagi aku akan pergi ke kantor, ayo kita makan " Kinara tak bergeming dia malah membalikan tubuhnya memunggungi Andra.

" Kamu marah? " Kinara masih saja bungkam, dihampirinya Kinara dan dipeluknya dari belakang.

" Aku hanya tak ingin kamu bosan dan kelelahan makanya aku tak setuju kamu ikut ke kantor " Kinara membalikan tubuhnya menghadap Andra.

" Tapi aku bosan jika di rumah sendirian " rengek Kinara, Andra tersenyum lalu memainkan poni Kinara dengan jari telunjuknya.

" Aku mengerti tapi aku tak bisa membawa kamu kekantor, disana bukan taman bermain sayang, apa kata karyawanku jika kamu selalu kesana, aku adalah pimpinan perusahaan, aku harus menjaga wibawaku juga, jadi kamu mengertikan maksudku? " Kinara mengangguk mengerti.

"Ayo kita makan dulu " Andra bangkit dari tidurnya dan menggendong Kinara ala koala. Kinara mengeratkan pelukannya dileher Andra.

" Andraaa, i love you " ucap Kinara tiba-tiba membuat langkah Andra terhenti, Kinara melonggarkan pelukannya di leher Andra , mereka saling menatap satu sama lainnya kemudian Andra tersenyum.

" Me too " Kinara tersenyum kemudian kembali memeluk Andra.

Tbc~~~

Jangan lupa vote dan komen teman-teman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!