My Little Fiance
Kinara gadis berusia 17 tahun memiliki tunangan bernama Andra Dirgantara berusia 27 tahun. Perbedaan usia keduanya yang lumayan jauh membuat sifat keduanya bertolak jauh sekali. Kinara dengan sikap ceroboh dan manjanya sedangkan Andra memiliki sifat dingin, cuek, namun dewasa.
Sudah sekitar satu tahun lalu mereka berdua bertunangan, awalnya Kinara sempat menolak namun ketika melihat ketampanan Andra pun akhirnya dia menerimanya bahkan dia sangat mencintai lelaki itu. Andra sendiri sebenarnya sudah jatuh cinta pada Kinara saat Kinara berusia 9 tahun, saat itu dia berusia 19 tahun, karena dia harus melanjutkan kuliah ke Amerika dengan terpaksa mengurungkan niatnya menyatakan perasaannya pada Kinara.
Lagi pula saat itu usia Kinara yang terlalu muda dan dia yang belum merasa matang dan pantas akhirnya rela menunggu sampai 8 tahun lamanya. Tepat setahun lalu Andra kembali dari Amerika setelah menyelesaikan jenjang S2 nya dan kini membuka perusahaan sendiri dengan hasil jerih payahnya.
Andra berhasil menyelesaikan jenjang study selama 5 tahun dan dalam 3 tahun berhasil mengembangkan perusahaannya. Sebenarnya perusahaannya berada di Indonesia namun dia sering memantaunya dari Amerika karena banyak relasi bisnisnya berasal dari Amerika. Kini Andra menjalani hubungannya dengan Kinara dengan perasaan bahagia, gadis yang ditunggunya selama 8 tahun akhirnya jatuh kepelukannya tinggal menunggu 3 tahun lagi untuk mempersunting Kinara menjadikan milik Andra seutuhnya.
Satu tahun ini dijalankan dengan tidak mudah, sifat Kinara yang banyak menuntut, mudah marah, dan kekanak-kanakan terkadang membuat Andra kerepotan ditambah sifatnya yang cuek, tak peka, dan tak bisa mengutarakan isi hatinya dengan baik membuat mereka sering bertengkar meskipun tak pernah benar-benar bertengkar, hanya Kinara yang marah sebenarnya. Semarah apapun Andra pada Kinara tak pernah dia utarakan, baginya memarahi Kinara sama saja menyiksa hatinya.
Andra rela dimarah-marahi Kinara bahkan saat mereka didepan umum sekalipun, karena dia tahu setelah itu Kinara akan kembali bersikap manja padanya. Sebenarnya Andra adalah tunangan yang pengertian dan begitu menyayangi dan mencintai Kinara, namun karena sifat cuek dan tak pekanya membuat Kinara tak menyadari bahwa lelaki yang menjadi tuanangannya ini sangat mencintainya bahkan cenderung melindunginya dari apapun.
BRAAAAAAK
Andra tetap fokus pada berkas-berkas dimejanya tanpa menghiraukan pelaku penggebrakan pintu ruang kerjanya dengan brutal karena dia tau siapa pelaku yang dengan manisnya membuka pintu ruangannya.
" Andraaaaaaaaa"
Kinara berlari menghampiri Andra, duduk dipangkuan Andra sambil memeluk Andra erat. Sedangkan Andra hanya bisa membalas pelukan Kinara sambil mengusap punggungnya. Andra tau pasti sebentar lagi Kinara akan menangis mengadukan sesuatu hal yang tidak dia suka.
" Aku kesal, Reni menggangguku disekolah. dia tak percaya jika tunanganku sangat tampan. dia mengatakan kalau aku si manja tak mungkin memiliki tunangan tampan yang dewasa hikssss kejam sekali kan kata-katanya hiksss aku kesaaaaal "
See, bisa kalian lihat.
Beginilah Kinara jika ada sesuatu atau seseorang mengganggunya maka dia akan langsung menghampiri Andra dan mengadukannya. Dan Andra? Dia hanya bisa mendengarkan sambil terus membaca dokumen, tak perlu banyak kata yang akan semakin membuat Kinara marah, cukup mengatakan " iya aku mengerti " maka Kinara akan berhenti menangis karena menurutnya Andra ada dipihaknya, bodoh memang. Andra cenderung menghindari permasalahan dengan Kinara, tak suka jika Kinara sampai marah karena jika Kinara marah itu petaka baginya.
" Iya aku mengerti jangan hiraukan dia sayang" Kinara mengangguk dalam pelukan Andra.
" Andra, apakah aku terlihat kekanakan? " Kinara melepaskan pelukannya pada Andra dan menatap Andra lirih. Andra sendiri tak begitu memperhatikan Kinara dan masih fokus pada berkas-berkasnya.
" Andra kamu tak menghiraukan aku? " Kinara mempoutkan bibirnya sambil memukul dada Andra pelan.
" Aku sedang banyak pekerjaan " Andra menatap Kinara sekilas, menempelkan Kinara pada tubuhnya semakin dekat didalam pangkuannya.
" Diam dulu jangan banyak bergerak, aku sedang memeriksa berkas penting untuk rapat besok " Kinara kembali mempoutkan bibirnya namun menuruti perkataan Andra.
Kinara menunggu Andra menyelesaikan berkas-berkasnya sambil memainkan kancing kemeja Andra.
" Masih lama Andra ? " Andra melirik Kinara sekilas.
" iya " Jawabnya singkat.
" Tapi aku bosaaaaaaaan " Kinara menarik-narik jas Andra.
" Pulanglah jika bosan " Ucapan Andra barusan membuat Kinara berdecak sebal, Kinara bangkit dari pangkuan Andra dengan mata berkaca-kaca.
" Kamu menyebalkan, kamu mengusirku, kamu tak mencintaiku, kamu tak menyayangiku, aku marah " Kinara berlari menuju pintu ruangan Andra membukanya kasar lalu membantingnya dengan keras.
BRAAAAAAAK
Andra menghela nafas berat sebelum kembali berkutat pada berkas-berkasnya, bukan dia tak mau mengejar Kinara tapi berkas itu harus diselesaikan untuk rapat besok. Lagi pula hal seperti ini sudah sering terjadi sehingga Andra terbiasa, cukup membelikan boneka kelinci dan ice cream ukuran jumbo maka amarah Kinara pasti mereda.
Karyawan di perusahaan Andra pun seperti sudah terbiasa dengan tingkah Kinara. Terkadang mereka merasa kasihan pada Andra yang harus mengurus perusahaan yang sedang mengalami kemajuan yang pesat ini dan juga tingkah tunangannya yang kekanakan.
Banyak yang tidak suka pada Kinara, menurut mereka Andra yang hampir terlihat sempurna tak pantas bersanding dengan anak kecil semacam Kinara. Namun lagi-lagi jika cinta sudah bicara apapun akan terlihat sempurna, begitu juga dengan Andra dan Kinara, bagaimanapun kekanakan dan merepotkannya tingkah Kinara namun bagi Andra Kinara segalanya, Kinara yang terindah dan tak akan ada yang bisa menggantikannya.
.
.
Semenjak pulang dari kantor Andra, Kinara terus mengurung diri dikamar sambil memeluk boneka kelinci pemberian Andra saat senin lalu dia marah pada Andra karena telat menjemputnya pulang les. Kinara menganggap Andra tak pernah mengerti perasaanya karena tak bisa memenuhi segala keinginannya.
Sedikit kesalahan yang Andra lakukan maka Kinara akan marah, ketika Dila sahabat Kinara menasehatinya agar tak boleh terlalu kekanakan karena Andra lama-lama akan bosan dan berpaling dengan wanita lain jawaban Kinara selalu "Andra terlalu mencintaiku dia tak akan sanggup meninggalkanku " .
Dila sendiri angkat tangan, sudah terlalu lelah menasehati Kinara yang sulit untuk diberi tahu. Entahlah Kinara merasa jika dia marah pada Andra maka Andra akan memperhatikannya. Dia hanya butuh perhatian lebih dari Andra, Andra terlalu sibuk di kantor membuatnya kesepian.
Orang tua Kinara dan Andra berada di Jepang mengelola bisnis keluarga mereka. Karena sering ditinggal sendiri Kinara hanya seorang diri maka Andra membawa Kinara tinggal bersamanya di apartemennya dan sudah mengantongi izin dari kedua orang tua Kinara tentunya.
Andra yang sudah dianggap dewasa dan matang diberi kepercayaan oleh kedua orang tua Kinara untuk merawat putri semata wayang mereka. Selama tinggal bersama Andra tak pernah berbuat macam-macam pada Kinara, bahkan Andra hanya berani mengecup kening atau pipi Kinara, dia belum berani mencium bibir pink alami Kinara walaupun sangat ingin mencobanya. Kepercayaan dari kedua orang tua Kinara yang telah diberikan kepadanya adalah hal yang penting baginya, sehingga sampai saat ini Andra menjaga kepercayaan itu sampai nanti mereka akan menikah.
KLIK
Andra memasuki kamar Kinara, Andra tersenyum saat melihat Kinara mengalihkan pandangannya kearah lain tak ingin melihat Andra. Andra menghampiri Kinara dan duduk disebelah Kinara.
" Nara, lihat aku membawa boneka kelinci super besar dan juga 2 cup ice cream ukuran jumbo " Andra menyodorkan boneka dan juga ice ceram dihadapan Kinara namun ditepis Kinara dengan kasar.
" Jangan perlakukan aku seperti anak-anak! Aku tak mau menerima boneka dan ice cream lagi! Aku tak mau diolok-olok Reni lagi karena mengataiku kekanak-kanakan hiksss aku tak sukaaaa aku kesaaaaal " Kinara menenggelamkan wajahnya kedalam boneka kelinci yang sejak tadi dipeluknya.
Andra meletakan ice cream dinakas samping tempat tidur Kinara dan meletakan boneka kelinci diatas tempat tidur Kinara lalu membawa Kinara kedalam dekapannya.
" Jangan menangis lagi, kalau tak mau dibilang kekanakan maka jangan menangis lagi " Kinara meronta dalam pelukan Andra melempar boneka kelinci yang tadi dipeluknya kearah wajah Andra.
BRUK
" Kamu sama saja dengan Reni, selalu mengeluarkan kata-kata menyebalkan, aku tak sukaaa, sekarang kamu keluar aku tak mau melihatmu hiksss " Kinara menarik Andra agar keluar dari kamarnya, Andra sendiri hanya bisa mengikuti kemauan Kinara karena tak mau membuat Kinara semakin murka.
BRAK
Andra menghela nafas karena lagi-lagi menyaksikan kesengsaraan pintu yang selalu menjadi korban amarah Kinara. Andra melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dia harus segera istirahat karena besok ada rapat penting yang akan menantinya.
.
.
Suasana sarapan pagi ini tampak hening, Kinara tak membuka suaranya sejak tadi dan Andra pun sibuk dengan ponselnya karena banyak email masuk berhubungan dengan rapatnya pagi ini.
" Aku selesai " Kinara beranjak dari duduknya dan mengambil tasnya.
GREP
" Tunggu aku sebentar, aku belum selesai sarapan " Kinara menghempaskan tangan Andra dengan kasar.
"Aku bisa berangkat sendiri, aku bukan anak kecil yang harus selalu diantar kemana-mana"
Kinara pergi meninggalkan Andra sambil menghentak-hentakan kakinya, sepertinya kali ini Andra harus bersabar menghadapi tingkah Kinara.
Andra menyelesaikan sarapan paginya lalu setelah itu bergegas berangkat ke kantornya. Pagi ini dia harus bertemu dengan relasi bisnisnya untuk membicarakan kerja sama yang akan mereka jalani.
.
.
Sesampainya dikelas Kinara menghempaskan dirinya duduk disamping Dila dan langsung memasang wajah masamnya. Dila melihat itu sudah tau apa yang dialami sahabatnya ini, kejadian seperti ini bukan sekali dua kali dia melihatnya.
" Biar kutebak, kau pasti bertengkar lagi dengan bang Andra kan? " Kinara mengangguk lemah, sedangkan Dila hanya bisa berdecak sebal melihat kelakuan Kinara.
" Mau sampai kapan kau begini hmm?" Kinara mendelik tak suka saat tau sahabatnya ini pasti lagi-lagi akan menghakiminya.
" Dia tak .. " Dila langsung memotong ucapan Kinara.
" Tak mungkin meninggalkanmu karena dia mencintaimu? Nara ayolah, laki-laki mana yang tahan kalau sikap kekasihnya seperti dirimu? Mungkin selama ini Andra banyak mengalah, tapi suatu saat nanti dia pasti akan jengah. Kau perlu ingat kalau dia lelaki dewasa yang dikelilingi gadis dewasa, kalau kau terus seperti ini dia akan berpaling ke yang lainnya " Kinara menatap Dila waspada, hatinya sedikit cemas memikirkan ucapan Dila barusan.
Selama istirahat Kinara hanya duduk diam di taman, memikirkan ucapan Dila sedangkan Dila sudah berburu makanan di kantin saat bell istirahat berbunyi.
" Bagaimana kalau yang dikatakan Dila tadi benar, Andra akan berpaling dariku? Huaaa aku gak mau tapi tapiii tapiiiii Aaaahhh aku bingung " Kinara terus saja bergumam seorang diri di taman sekolah yang sangat sepi.
Drtttttt Drrrrttttt Drrrtttttt
Kinara mengambil ponselnya yang ditaruh dikantong kemeja seragamnya, dilihatnya nama Andra yang tertera di ponselnya. Sedikit bimbang mau menjawab apa tidak namun akhirnya Kinara menjawabnya.
" Hmm "
" Kamu sedang istirahat ? "
" iya "
" kamu lagi makan dikantin? "
" Tidak "
" Kenapa? "
" Tak apa "
" Masih marah? "
" iya "
" Huft baiklah jika masih marah, aku harus kembali bekerja dan aku hanya ingin memberitahu kalau tak bisa menjemputmu ada uru... "
KLIK
Kinara langsung memutuskan telepon Andra tanpa menunggu Andra selesai bicara, tak peduli jika Andra akan marah nantinya. Kinara sangat kesal saat tahu Andra tak bisa menjemputnya.
" Dasar menyebalkan, kalau tau aku marah harusnya kamu terus membujukku sampai tak marah lagi ! Kalau tau aku tak makan harusnya kamu memaksaku agar makan! Kamu tak peduli jika aku sakit hah? Kenapa kamu menyebalkan sekali sihhh? Aku kesaaaaaaal " Maki Kinara pada ponselnya, sebenarnya Andra yang membuatnya kesal namun ponselnya yang menjadi sasaran kekesalannya.
Mendengar bell tanda masuk berbunyi dengan langkah gontai Kinara kembali kekelasnya.
.
.
" Nara, bang Andra menjemputmu? " Dila dan Kinara sedang membereskan buku-buku mereka karena bell pulang sekolah baru saja berbunyi.
" Tidak, dia tak bisa menjemputku ada urusan katanya " Jawab Kinara dengan wajah cemberut.
" Jadi kau dirumah sendirian? " Kinara hanya menjawab dengan anggukan.
" Gimana kalau kita ke Blue Cafe? Disana sedang ada diskon untuk pelajar Nara, mau gak? "
Kinara sedikit menimbang ajakan Dila, sebenarnya tak ada salahnya kalau ikut dengan Dila karena kalaupun Kinara pualng sekarang Andra pasti tidak ada disana dan akan pulang kerja nanti malam, sedangkan pembantu di apartemen Andra hanya bekerja dari pagi sampai sore hari, sangat membosankan jika langsung pulang.
" Baiklah, sekalian aku mau menginap dirumahmu saja ya? Besok kan libur, aku malas bertemu Andra dan aku pinjam bajumu "
" Asal kau izin dulu padanya, aku tak mau menampungmu dirumah kalau tidak izin padanya " Kinara mendengus tak suka namun akhirnya dia pun menganggukan kepalanya dari pada Dila tak mau menampungnya.
" Baiklah, ayo kita jalan sekarang "
Kinara merangkul Dila keluar kelas menuju parkiran dimana mobil serta supir Dila sudah menunggu disana.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya mereka sampai juga di Blue Cafe, merekapun keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam cafe namun langkah Kinara tiba-tiba terhenti membuat Dila ikut menghentikan langkahnya.
" kenapa berhenti disini? " Dila memperhatikan Kinara yang sedang melihat kearah sebuah mobil.
" ini kan mobil Andra "
Dila menghampiri Kinara dan memperhatikan mobil itu dan Dila pun merasa itu mobil Andra karena Andra sering menjemput Kinara menggunakan mobil itu.
" Iya sih mirip memang, tapi apa kau yakin ini mobilnya? Plat mobilnya sama? Mobil seperti ini ada banyak yang punya "
" Ini memang mobilnya, platnya sama" Kinara terus memandangi mobil Andra.
" lalu jika itu mobil Andra kau hanya mau berdiam diri disini seperti orang bodoh dan terus memandangi mobilnya? Kau bisa dikira mau mencuri mobil, ayo kita masuk saja kedalam " Dila menarik tangan Kinara dan berjalan menuju Blue Cafe.
" Awas saja kalau kulihat dia selingkuh, aku akan mengamuk disana " gerutu Kinara yang masih bisa didengar Dila.
" jangan kebiasaan selalu marah, kau harus mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu apapun yang akan terjadi nanti " Kinara mengehentikan langkahnya.
" Jadi benar dia selingkuh? " Tanya Kinara dengan bodohnya.
PLETAK
" Aduh sakit, kenapa malah memukulku? " Kinara meringis sambil memegang kepalanya yang dipukul Dila.
" Karena kau pantas dipukul, kau bisa tidak sih berfikir dewasa sedikit? Aku tadi hanya mengatakan perumpaan jika memang itu terjadi, tapi kenyataannya itu belum tentu terjadi. Aku tahu kita baru berusia 17 tahun dan bang Andra sudah 27 tahun tapi kita harus mengimbangi pola pikirnya juga. Aku berani bertaruh jika kau terus begini, hubungan kalian tak akan sampai kejenjang pernikahan "
Dila menatap Kinara dengan tatapan mengintimidasi, bukan dia tega pada sahabatnya ini tapi justru karena dia tak mau Kinara sampai melakukan hal-hal yang akan merusak hubungannya dan Andra. Bagaimanapun Dila sangat setuju dengan hubungan mereka berdua, karena baginya Andra adalah pria dewasa yang bisa membimbing sahabatnya yang manja ini dengan baik.
" Kenapa kau menyumpahi aku seperti ini kau tegaaaa " Kinara menundukan wajahnya bersiap untuk menangis, Dila menghela nafas berat kemudian memegang kedua bahu Kinara.
" Kinara dengar, aku hanya bicara kenyataannya. Aku memang harus berbicara seperti ini agar kau sedikit merubah sifatmu yang manja, pemarah, kekanakan, dan juga keras kepala ini " Kinara menganggukan kepalanya.
" iya "
" Anak pintar, ayo kita masuk kedalam "
Dila dan Kinara kembali masuk kedalam cafe, begitu mereka masuk diedarkannya pandangan keseluruh penjuru cafe. Pandangan mereka terhenti pada 3 orang lelaki yang duduk dipojokan cafe yang salah satunya mereka kenal, Andra bersama 2 lelaki lain duduk disana.
" Itu Andra kan Nara? " Kinara hanya menjawab dengan anggukan kepala.
" Kau ingin menghampirinya " Kinara menjawab dengan gelengan kepala.
" Kenapa? " Tanya Dila bingung.
" Aku masih marah padanya, tidak lucu jika aku tiba-tiba menghampirinya terlebih lagi ada relasi bisnisnya lebih baik kita cari kursi lain saja "
Kinara mengedarkan pandangannya mencari kursi yang strategis yang tak dapat terlihat dari meja Andra namun masih bisa dijangkau Kinara agar bisa memperhatikan Andra. Huft mulut bicara marah tapi hati siapa yang bisa dibohongi.
" Kau ini mulai lagi, seharusnya ka.. Hei bang Andra melihat kearah kita Nara "
Dila tiba-tiba panik saat Andra mengalihkan pandangannya kearahnya dan juga Kinara. Terlihat Andra bicara dengan 2 lelaki yang duduk dihadapannya setelah itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Kinara dan Dila berdiri.
" Dil, bagaimana ini Andra kemari " Kinara menggengam tangan Dila erat.
" kau tenang dan bersikap biasalah "
Dila berbisik ditelinga Kinara saat Andra hampir mendekat kearah mereka, Kinara menahan nafasnya sejenak kemudian membuangnya perlahan.
" Kalian disini? " Tanya Andra begitu sampai dihadapan Kinara dan Dila.
" iya bang, kami berencana ingin makan siang disini " jawab Dila sambil memamerkan senyum lima jarinya.
" Kamu tak memberitahuku mau kemari? " Andra mendekati Kinara namun karena gugup Kinara malah membuang mukanya kearah lain tak ingin memandang Andra. Melihat itu Dila hanya merutuki Kinara didalam hatinya.
" Kamu masih marah padaku? " Andra terus memperhatikan wajah Kinara.
" Nggak kok bang, Nara sudah tak marah lagi mungkin dia hanya lemas karena saat istirahat tadi tak makan sama sekali, iya kan Na? " Dila menyenggol tangan Kinara tapi tak ada respon apapun dari Kinara.
" baiklah, ayo kita kesana kamu harus makan " Andra menggenggam tangan Kinara menuju meja yang ditempatinya dan diikuti oleh Dila dibelakang mereka.
" Bagas, Yoga perkenalkan ini Kinara tunanganku dan ini Dila sahabat Kinara "
Lelaki bernama Bagas dan Yoga mengalihkan pandangan mereka kearah Kinara dan Dila yang mengenakan seragam SMA, Yoga mengerutkan keningnya melihat itu sedangkan Bagas yang selama ini menjadi tempat curhat Andra karena mereka satu asrama saat kuliah dulu sudah tak terkejut lagi melihat Kinara dengan seragam sekolahnya, dia hanya memfokuskan diri dengan sahabat Kinara aka Dila yang kini juga menatapnya.
" Mereka masih SMA? " Tanya lelaki bernama Yoga ragu.
" iya, aku selama ini hanya bercerita dengan Bagas mengenai hubunganku dengan Kinara, dia masih 17 tahun " Yoga hanya manganggukan kepalanya kemudian tersenyum kepada Kinara.
" Nara, ini Bagas yang sering aku ceritakan dan ini Yoga dulu kami satu universitas " Kinara tersenyum pada Yoga.
" Yasudah duduklah " Yoga memepersilahkan mereka untuk duduk. Kinara duduk dipojok dan Andra disamping Kinara sedangkan Dila duduk disamping bagas dan disamping Bagas ada Yoga.
" Maaf aku lama ditoilet, eh siapa? "
Seorang gadis dengan dress hitam ketat membungkus tubuh rampingnya dan blezer warna putih dengan bagian dada sedikit terbuka membuatnya terlihat seksi tiba-tiba datang menghampiri meja Andra.
" Ah Selvi kenalkan ini Kinara tunanganku dan itu Dila sahabat tunanganku " gadis yang bernama Selvi itu menatap Kinara dari atas sampai bawah.
" Tunanganmu anak SMA? " Tanya Selvi tak percaya, sedangkan Kinara menatap Selvi tak suka.
" iya seperti itulah " Jawab Andra sambil memberikan menu makanan pada Kinara dan Dila. Selvi langsung duduk disamping Andra, membuat Kinara tak suka melihatnya.
" Kalian pesanlah makanan yang kalian suka"
Setelah itu Andra sibuk bicara dengan Bagas, Yoga dan juga Selvi sepertinya mereka sedang membicarakan soal pekerjaan. Kinara dan Dila sibuk memesan makanan dengan pelayan yang sibuk mencatat pesanan mereka. Setelah pelayan itu pergi Dila dan Kinara sibuk memperhatikan Andra dan yang lainnya yang sedang bicara serius.
DRRTTT DRRTTT
Kinara merogoh kantong seragamnya dan mengambil ponselnya, dilihatnya Dila mengirimkannya sms membuat Kinara bingung mengapa dila mengirimkan sms padahal dia ada didepannya.
From : Dila Bawel
Nara, waspadalah pada gadis bernama Selvi itu
To : Dila Bawel
Kenapa?
From : Dila Bawel
Sepertinya dia menyukai Andra, sedari tadi dia meiyampel pada Andra
Kinara melirik kearah Selvi dan Andra, dan Kinara membulatkan matanya saat Selvi dengan sengaja mendekatkan tangan pada Andra. Mendadak dia panas dan siap mengamuk namun tiba-tiba ponselnya kembali begetar.
From : Dila bawel
Kendalikan emosimu jangan permalukan dirimu didepan gadis itu
Kinara menghela nafas sejenak meredakan emosinya sesaat, perkataan Dila benar jika dia lagsung mengamuk tak menutup kemungkinan teman-teman Andra mengecapnya kekanakan dan ilfil padanya.
SRET
Andra menghentikan bicaranya dan melihat kearah Kinara saat kedua tangan Kinara melingkar ditangannya dengan posesif.
" Kenapa hmm ? "
Tanya Andra sambil mengelus kepala Kinara, sedangkan Kinara hanya menggelengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya ditangan Andra. Kinara melirik kearah Selvi yang menatapnya tak suka, Andra sendiri hanya tersenyum melihat tingkah manja Kinara dan membiarkannya lalu melanjutkan pembicaraannya yang tertunda tadi. Tak lama makanan pesanan merekapun datang, mereka akhirnya memfokuskan pada makanan. Kinara yang paling tidak bersemangat dan sibuk melirik kearah Andra dan Selvi. Melihat Kinara hanya makan sedikit Andra menghentikan makannya.
" kenapa kamu makannya sedikit? "
Semua orang memandang kearah Kinara dan makanan di piringnya yang hanya berkurang sedikit.
" Nggakpapa " Jawab Kinara namun kembali meneruskan makannya dengan tak bersemangat. Andra merebut sendok ditangan Kinara dan mengambil nasi dan juga lauk lalu menyodorkannya didepan mulut Kinara.
" Aaaa buka mulut kamu, biar aku suapi "
Dalam hati Kinara berlonjak senang saat Andra ingin menyuapinya namun saat melirik kearah Selvi ternyata Selvi sedang menatap remeh kearahnya membuat Kinara yang tadinya ingin membuka mulutnya mengurungkan niatnya dan langsung mengatupkan bibirnya rapat kemudian mengambil sendok ditangan Andra.
" Aku bisa sendiri "
Setelah itu Kinara langsung melahap makanan yang ada dipiringnya tanpa henti membuat Andra khawatir dan yang lainnya memandang aneh sekaligus bingung dengan tingkah Kinara sedangkan Dila kembali merutuki kebodohan sahabatnya itu dalam hati.
Setelah selesai makan mereka bergegas keluar dan berjalan menuju parkiran mobil, Andra menggandeng tangan Kinara namun dia masih fokus bicara dengan Bagas. Setelah sampai didepan mobil Andra, mereka mengehentikan langkahnya.
" Nara, kamu pulang dengan Dila kan? " tanya Andra.
" Kenapa? " Kinara menatap Andra bingung.
" Bagas dan yoga harus segera kembali ke kantor mereka sedangkan Selvi harus pergi kerumah sakit dan tadi aku berjanji akan mengantarkannya habis itu juga kami harus ke kantor lagi, kamu pulang dengan Dila saja ya? " Kinara dengan spontan menggeleng dan mengeratkan pegangan tangannya dengan Andra.
" Andra, aku dan Yoga duluan, sampai ketemu lagi Kinara, dila, Seulgi, kami duluan ya " Bagas dan Yoga pergi duluan karena mereka harus cepat kembali ke kantor sedangkan Dila dan Selvi menunggu Kinara dan juga Andra.
" Nara kamu pulang sama Dila ya" Kinara semakin mengeratkan pegangan ditangan Andra.
" Gak mauuu, aku mau kamu yang mengantar aku. Pokoknya aku gak mau tau! " Kinara menatap Andra marah, Andra melirik kearah Selvi yang menatapnya sedih membuatnya tak tega karena sudah berjanji pada Selvi tadi.
" Nara, aku mohon pengertiannya, aku sudah berjanji pada Selvi, aku janji besok aku akan membawa kamu jalan jalan ke dufan" Andra melepaskan genggaman tangannya pada Kinara dengan paksa kemudian berjalan kearah Selvi namun Kinara kembali menahan ujung jasnya membuat Andra mau tak mau menghentikan langkahnya.
" Jika kamu tetap pergi maka aku gak akan mau bicara dengan kamu lagi "
Andra langsung membalikan tubuhnya saat mendengar petisi dari Kinara. Andra menatap Kinara tajam, dia selama ini selalu menuruti keinginan Kinara, namun kenapa Kinara tak pernah mengerti dirinya sedikitpun.
" berhenti bertingkah kekanakan, aku hanya mengantarkan Selvi kerumah sakit setelah itu kami kembali kekantor, kamu bisa pulang dengan Dila "
Andra kembali berbalik arah dan melangkah mendekati Selvi namun baru langkah ketiga Kinara kembali berteriak.
" Aku akan benar-benar gak mau bicara dengan kamu! " Andra geram lama-lama menghadapi tingkah Kinara dan enggan untuk menoleh kearahnya.
" Cukup! Jangan selalu bertingkah kekanakan kalau gak mau aku muak dengan sikap kamu itu! "
Setelah itu Andra menarik tangan Selvi masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan Kinara yang sudah berlinang air mata. Dila menghampiri Kinara dan memeluknya lalu mengusap punggung Kinara mencoba menenangkan.
" Andra muak padaku hikssss dia tak mencintaiku lagi hiksssss "
.
.
.
.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ay'Fa JHutex
σvєr вngt ѕí nαrα mαh....
2020-11-02
0
Riza
namanya juga masih 17 tahun masih Abege ya wajar lah. Andra aja gak ngerti malah milih pergi sama cewek lain. hadeh🤦
2020-10-27
0
Suchy RaQilla
yaela sukur2 tuh laki masih mau ladenin si nara
2020-10-26
0