Nara yang Kekanakan

Andra bersiap untuk pulang ke apartemennya setelah selesai menandatangani berkas pentingnya, tiba-tiba ponselnya begetar. Andra merogoh kantong celananya dan megeluarkan ponselnya dari dalam sana.

From : Dila

Bang, malam ini Nara menginap di rumahku

Andra menghela nafasnya berat, sepertinya Kinara berniat menghindarinya, Andra segera mengetik balasan untuk Dila.

To : Dila

Katakan padanya aku akan menjemputnya sekarang

From : Dila

Tapi Nara sudah tidur, lelah menangis ☹️

To : Dila

Gak apa-apa, aku akan tetap menjemputnya

From : Dila

Baiklah, aku tunggu

Setelah membaca pesan terakhir Dila, Andra bergegas pergi meninggalkan kantor dan melaju ke rumah Dila.

Selama perjalanan Andra merenung, sedikit merutuki dirinya yang bicara kelewatan pada Kinara tadi. Maksud dia hanya gak ingin Kinara bertindak kekanakan, Andra memang senang saat melihat Kinara bermanja-manja padanya namun dia juga ingin Kinara bersikap dewasa, maksudnya menjadi wanita yang bisa menempatkan dirinya dalam segala situasi.

Bukan maksud Andra lebih memilih Selvi dari pada Kinara tapi tadi dia terlanjur berjanji pada Selvi dan akan merasa tidak enak kalau dibatalkan begitu saja. Namun dia sadar gak seharusnya mengeluarkan kata-kata kasar dan menuruti emosinya seperti tadi.

Tak terasa Andra sudah sampai didepan rumah Dila, dia mematikan mesin mobilnya lalu keluar dan berjalan menuju pintu rumah Dila.

TING TONG TING TONG

" Tunggu sebentar " Terdengar suara Dila dari dalam.

CKLEK

" Cepat sekali sampainya " Dila mempersilahkan Andra masuk dan dengan sopan Andra masuk kedalam rumah Dila.

" Kebetulan jalanan gak begitu macet, Nara dimana? " Andra menghempaskan dirinya di sofa ruang tamu Dila setelah dipersilahkan duduk oleh Dila.

" Ada di kamarku, masih tidur setelah menangis seharian " Andra tersenyum kecut, dia sudah mengira pasti Kinara akan menangis sejadi-jadinya.

" Maaf kalau aku terkesan ikut campur bang, tapi aku hanya meminta tolong jangan bicara seperti tadi lagi dengan Kinara, dia begitu terpuruk mendengarnya. Aku mengerti pasti bang Andra lelah karena sikap Kinara selama ini, tapi bang Andra harus tau kalau sikap manjanya selama ini karena dia butuh perhatian lebih dari bang Andra. Sebelum kalian bertunangan Nara gak pernah kekurangan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Sekarang dia hidup jauh dari orang tuanya, selain pada bang Andra dan padaku pada siapa lagi dia bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang? "

Andra terdiam sejenak memikirkan perkataan Dila, dia sadar kalau selama ini dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan terkadang mengacuhkan Kinara di hari libur sekalipun.

" Iya, aku mengerti. Terima kasih atas sarannya, sekarang aku akan membawa Kinara pulang "

Dila mengangguk lalu mengantarkan Andra menuju kamarnya di lantai dua. Orang tua Dila belum pulang kerja sehingga Andra tak canggung untuk memasuki kamar Dila.

Saat pintu kamar terbuka, Andra melihat Kinara yang tertidur sambil meringkuk dengan mata sembab yang terpejam dan itu cukup membuat hatinya teriris. Dengan hati-hati Andra menyelipkan tangan kanannya di leher Kinara dan tangan kiri dilekukkan kaki Kinara lalu menggendongnya ala bridal style.

" Dil, bisa bantu aku membawakan tas Kinara?" Dila mengangguk kemudian mengambil tas Kinara yang ada di atas meja belajarnya. Andra dengan hati-hati menggendong Kinara dan mendudukkannya di depan, Andra mengambil tas Kinara yang disodorkan Dila dan menaruhnya di belakang, setelah menutup pintu belakang Andra menoleh ke arah Dila.

" Terima Kasih sudah menenangkan Kinara, aku pulang dulu " Dila hanya mengangguk kemudian melambaikan tangannya ke arah Andra.

Selama perjalanan pulang Andra sesekali melirik kearah Kinara yang tertidur pulas disampingnya, Andra mengelus pipi dan kepala Kinara dengan sayang.

" Maaf sayang "

Andra kemudian melanjutkan perjalanannya menuju rumah, jam menunjukan pukul 9 malam dan jalanan sudah tak terlalu macet lagi sehingga Andra sampai ke apartemennya dengan cepat.

Setelah memakirkan mobilnya di besmen, Andra menggendong tas Kinara di belakang kemudian menggendong Kinara ala koala ( dari depan maksudnya ) Kemudian menenteng tas kerjanya lalu berjalan menaiki lift yang ada di besmen.

Setelah menekan digit kode apartemennya, dia segera melangkah memasuki kamar Kinara, direbahkan tubuh Kinara dengan hati-hati. Menaruh tas Kinara diatas meja belajarnya, kemudian berjalan menuju lemari pakaian Kinara dan mengambil piyama bermotif bunny pink. Dengan telaten dan hati-hati Andra membuka seragam Kinara dan menggantinya dengan piyama, ini bukan pertama kalinya Andra melakukan ini.

Kinara memang sering lupa mengganti pakaiannya dan langsung tertidur begitu saja, gak sedikitpun Andra mencoba mengambil kesempatan yang buruk pada Kinara. Bukan karena gak mencintainya atau gak bernafsu sedikitpun, justru karena Andra sangat mencintai Kinara dan menjaga Kinara dengan hati-hati maka dari itu dia menekan nafsunya pada Kinara sampai dia bisa mengendalikan diri didepan Kinara. Lagi-lagi karena Andra terlalu menyayangi dan mencintai Kinara.

Setelah selesai memakaikan Kinara piyama Andra memandang lekat wajah Kinara yang tertidur pulas, guratan kesedihan terlihat jelas meski matanya terpejam. Andra menyibakan poni di dahi Kinara lalu mengecupnya lama, mengecupnya dengan penuh perasaan sebelum melepaskan kecupan itu dan bangkit sambil membawa seragam kotor Kinara.

.

.

.

Sinar mentari sudah mulai naik dan bangun dari tidur malamnya, sinarnya yang menyilaukan membuat gadis mungil yang sedang tidur merasa sedikit terganggu. Kinara menggeliatkan tubuhnya, mengintip dari celah matanya yang terpejam untuk melihat sekeliling namun matanya terbuka lebar ketika menyadari dia berada dikamarnya sendiri.

" Kapan aku pulang? " Kinara menengok kesana kemari mencari tasnya, Kinara langsung beranjak dari tidurnya saat melihat tas sekolahnya berada diatas meja belajar. Kinara merogoh tasnya mencari ponsel dan saat ketemu Kinara melihat pesan Masuk.

From : Dila

Nara, semalam bang Andra menjemputmu pulang

Kinara meletakkan ponselnya diatas meja belajar gak berniat membalas pesan Dila, sekarang Kinara bingung apa yang harus dia lakukan. Sungguh dia belum siap kalau harus bertemu dengan Andra, gak tahu harus bagaimana. Kinara melangkah menuju kamar mandi setelah mengambil beberapa helai pakaian ganti dilemarinya.

Setelah selesai mandi Kinara duduk diam diatas ranjangnya, sebenarnya dia lapar tapi kalau dia keluar kamar pasti akan bertemu Andra, sejujurnya dia belum siap bertemu dengan Andra. Kinara mengambil ponselnya untuk menghubungi Dila.

" Halo "

" Dila sedang apa? "

" Aku sedang bersantai dan kau menggangguku "

" Dilaaaaa kau kemarilah temani aku"

" Memang tunanganmu kemana? "

" Ishhh apa kau lupa kejadian kemarin? Aku gak mau bertemu dan berinteraksi dengannya makanya kau datang " Kinara meremas-remas bantal yang ada dipangkuannya.

" Mulai lagi sifat kekanakanmu, masalah itu harus dihadapi bukan dihindari "

Kinara mempoutkan bibirnya saat mendengar Dila menceramahinya, ayolah saat ini yang Kinara butuhkan bukan ceramah tapi teman agar bisa menghindari tunangannya yang menyebalkan dan juga gak peka itu.

" Dila kau tega padaku " Terdengar helaan nafas dari seberang telepon sana.

" Kau lebih tega padaku kalau memintaku berada di tengah-tengah orang yang sedang menabuh genderang peperangan " Jawab Dila sengit.

" Yasudah terserah kalau kau gak mau! Menyebalkan "

TUT TUT TUT

Kinara mematikan sepihak telepon dari Dila. Benar-benar menyebalkan kalau memiliki teman seperti Dila, kata-kata yang keluar dari mulutnya terkadang pedas. Kinara menghela nafas sambil memegang perutnya yang terasa lapar.

Kinara POV

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku lapaaaaar tapi tapi tapi gak mungkin kan aku keluar dari kamar ini, kulirik jam yang tergantung didinding kamarku, sudah jam 12.30 siang pantas saja perutku lapar. Ck Apa Andra benar-benar muak dan gak peduli padaku? Seharusnya kan dia menghampiriku kekamar, mencoba membujukku agar gak marah lalu mengajakku makan diluar agar aku senang lalu pergi berkencan

Ini kan hari libur, tapi aku dengan bodohnya terkurung didalam kamar ini dan sialnya lagi dalam keadaan kelaparan. Ck kalau saja aku gak mencintainya aku sudah menyusul orangtuaku ke Jepang. Tapi sayangnya aku terlalu mencintainya jadi aku gak mungkin bisa meninggalkannya. Ck aku gak tahan perutku perih dan cacing menyebalkan ini meronta meminta makanannya.

Aku bangkit dari dudukku dan berjalan keluar kamar, saat pintu kamar terbuka aku melirik kekanan dan kekiri. Ternyata sepi, apa Andra gak ada dirumah yah? Kok sepi sekali, aah sudahlah lebih bagus kalau dia gak ada dirumah, aku bisa leluasa mengisi perutku lalu kembali kekamar dengan segera dari pada bertemu dengannya.

Aku terus melangkahkan kaki kedapur, saat sampai didapur aku melihat dimeja makan ada makanan yang kelihatannya masih utuh. Apa Andra belum memakannya? pembantu yang bekerja disini pasti sudah pulang 30 menit lalu, kalau hari libur biasanya pembantu hanya bekerja setengah hari. Aku baru saja bersiap untuk duduk namun terdengar suara seseorang yang gak kuharapkan muncul malah muncul sekarang.

" Kamu baru bangun? "

Kulihat Andra berjalan kearah kursi yang biasa dia duduki, saat ini aku masih berdiri karena aku membatalkan niatku untuk duduk dan makan saat dia muncul dihadapanku.

" Iya "

Aku menjawab singkat tanpa melihat kearahnya. Andra mulai mengambil beberapa lauk dan memasukan kemulutnya, aaah sepertinya itu enak dan aku mauuuuu tapi tidak tidak tidaaaak kalau aku makan artinya aku mempermalukan diriku tapiiii kalau aku gak makan aku kelaparan. duh bagaimana ini, aku sungguh lapar.

" Kenapa masih berdiri? gak makan? " Andra menghentikan acara makannya dan menatapku.

" Nggak, gak lapar " Jawabku sambil membuang muka, aku gak bisa kalau ditatap seperti itu membuatku gak tahan ingin memeluknya saja sih iihhhh.

" Ya sudah, aku makan dulu ya "

Apaaaa, dia melanjutkan makannya ? Dia gak menyuruhku bahkan memaksaku untuk makan? gak tau apa kalau aku lapar? Ini menyebalkaaaaan, bahkan meminta maaf karena kejadian kemarin saja tidak. Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca, baiklah lebih baik aku kembali kekamar dari pada dia memergokiku menahan tangis.

Aku membalikkan tubuhku mulai berjalan kearah kamar, aku berharap dia memanggilku dan mengajaknya makan bersama. Tapi setelah lima langkah dia gak juga memanggilku, aku menengok kearahnya dan ternyata dia sedang makan dengan lahapnya. Benar-benarrrr, jadi cowok gak peka banget, apa benar dia mencintaiku? Kenapa sikapnya seakan tidak peduli padaku? Aku memasuki kamar dan membanting pintu dengan keras.

Aku sengaja melakukannya, biar dia sadar dan tahu kalau aku marah padanya. Kesal sekali rasanya kalau diperlakukan seperti ini, kalau sedari awal dia gak mencintaiku buat apa dia mengajakku bertunangan. Aku menenggelamkan wajahku ke bantal yang menjadi basah oleh air mataku, aku menangis sejadi-jadinya. Perasaanku kesal ditambah perutku lapar, lengkap sudah penderitaanku hikssss.

Kinara POV End

Tbc~~

Terpopuler

Comments

Leli Milana

Leli Milana

ngambekan Nara nya hehe

2020-07-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!