Long Distance Marriage, mungkin ini adalah istilah yang sangat cocok dengan apa yang sedang dilalui Alvin dan Sarah. Alvin masih memiliki beberapa hal yang harus diselesaikan, sehingga terpaksa menunda keberangkatan dan sarah pun harus berangkat terlebih dahulu.
Saat ini Sarah tengah menempuh pendidikan doktor di Cardiff University, Wales, Inggris. Perbedaan waktu sekitar 6 jam antara Sarah dan Alvin tak membuat mereka kesulitan berkomunikasi. Sarah tidak sendiri, ada beberapa teman Alvin yang juga tengah menempuh pendidikan di sana, sehingga merekalah yang membantu Sarah mencari tempat tinggal dan berbelanja sekedar melengkapi kebutuhannya.
Hari ini adalah hari pertama Sarah berkuliah, seperti halnya sekolah pertama, Sarah sangat antusias menyiapkan semuanya. Pagi Hari di Cardiff sama dengan siang hari di Jogja, sarah mengawali pagi dengan bertatap wajah melalui layar ponsel dengan suaminya.
Sesampainya di kampus, Sarah bertemu dengan salah seorang kenalannya yang kebetulan sama-sama dari Indonesia, Mega. Mereka telah mengenal satu sama lain sebelumnya, Sarah dan Mega pernah ikut seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagai dosen di kampus yang sama, tetapi Sarah tidak lulus dalam tahap seleksi akhir yaitu wawancara, sedangkan Mega lulus dan sekarang berstatus sebagai dosen di perguruan tinggi negeri tersebut. Sebelumnya Mega memang sudah mengajar di kampus tersebut selama 2 tahun sebagai dosen tetap tetapi bukan PNS.
"Hai, udah dari kapan disini?" tanya Sarah mencoba mencairkan suasana.
"Udah hampir satu bulan sih, disini enak. Aku suka," jawab Mega sambil tertawa.
Sarah mencoba untuk dekat dengan Mega karena memang selain mereka berdua, mahasiswa lainnya berasal dari luar Indonesia. Sarah merasa perlu memiliki teman dari Indonesia setidaknya karena budaya yang sama.
Kelas pun dimulai, pada pertemuan pertama ini banyak dihabiskan dengan perkenalan satu sama lain untuk setidaknya saling mengenal. Namun, di akhir kelas hampir semua dosen memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya.
"Mega, untuk tugas Prof Jason nanti, kamu akan buat presentasi singkat atau kamu akan menjabarkan terlebih dahulu?" tanya Sarah pada Mega.
"Di kampusmu sebelumnya, tidak pernah ada tugas presentasi kah?" ketus Mega tanpa melihat ke arah Sarah dan terus memasukan buka dan alat tulisnya ke dalam tas.
Sarah tertegun dengan jawaban Mega, Sarah paham karena Mega terlihat memang kurang menyukainya sejak awal. Sarah hanya diam dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan dengan Mega kemudian Mega pun berjalan Keluar kelas tanpa menoleh ke arah Sarah. Sarah membuang pandangannya ke sembarang arah, mencoba menahan emosinya dan menetralkan amarahnya.
Sebelum pulang Sarah memutuskan untuk berbelanja keperluan di rumah karena sudah dua minggu dan bahan makanannya sudah mulai habis. Sarah tiba dirumah pukul 5 sore, ada banyak pesan dari Alvin menanyakan bagaimana kuliah hari pertamanya. Sarah hanya tersenyum kecut, sedikit mengecewakan terkait pertemanan namun selain itu sarah menyukainya. Para Profesor yang ramah, berwawasan luas dan materi yang memang disukai oleh Sarah.
Sarah mulai merasakan kesunyian. Suara air keran yang menetes, jam yang berdetik dan rintik hujan di luar menambah kehampaan di hati Sarah dan air matanya akhirnya jatuh tak tertahan. Cukup lama Sarah menangis sampai tiba-tiba ponsel Sarah berdering, Sarah mencoba menetralkan suaranya namun wajahnya tentu tidak tertolong, Sarah hanya bisa pasrah dan mengangkat panggilan video dari Alvin itu.
"Assalamualaikum Sayang," Sapa Alvin.
"Waalaikumsalam, kenapa belum tidur?" Ucap Sarah sambil merebahkan tubuhnya ke kasur
"Radarnya nyala," canda Alvin sambil tertawa.
"Ada apa? Kok mukanya gitu? Abis nangis?" lanjutnya khawatir.
Tanpa menjawab, Sarah yang telah cukup lama mencoba menahan air matanya, akhirnya hanya air mata yang deras dan rengekan yang keluar dari mulutnya sambil menyalahkan Alvin karena tidak kunjung datang menyusul. Alvin hanya bisa diam memandangi istrinya yang sedang menangis tersedu-sedu itu, dia paham betul, tetapi kondisi membuatnya belum bisa segera menyusul ke sana.
Sebelumnya entah kenapa, Alvin tidak bisa tidur karena belum mendapatkan balasan pesan dari Sarah. Dia menelpon untuk memastikan, ternyata benar saja. Radarnya terkoneksi langsung dengan suasana hati sang istri saat itu. Alvin sangat tau bahwa Sarah tidak nyaman dengan kesunyian, sehingga mereka seringkali menghabiskan waktu berpandang pandangan di ponsel untuk memecah kesunyian itu.
Alvin membiarkan Sarah menangis sampai ia merasa lebih baik. Alvin mengambil gitarnya dan mencoba menyanyikan beberapa lagu. Alvin cukup mahir dalam bermain alat musik, suaranya juga bagus, tetapi entah kenapa Alvin seperti buta nada saat bernyanyi. Musik yang iya mainkan ke timur namun lagu yang iya dendangkan menyeberang ke barat, mereka berlintasan di udara. Sarah pun tertawa melihat tingkah suaminya itu. Setelah Sarah cukup tenang, Alvin meyakinkan Sarah bahwa iya akan segera menyusul begitu semua urusannya selesai dan Sarah hanya bisa berharap itu segera terlaksana.
Sarah makan malam ditemani Alvin yang telah tertidur di layar ponsel. Di Indonesia sudah tengah malam, dan Sarah tidak suka sendirian setidaknya dia ditemani oleh suara nafas Alvin. Sesekali sarah melirik ponselnya memastikan Alvin tidur dengan nyenyak.
Sarah mematikan panggilan videonya dengan Alvin karena akan mengerjakan tugas tugasnya. Sarah tidak akan berkonsentrasi jika terus menerus memandangi suaminya itu. Sarah pun mulai mengerjakan tugasnya diiringi oleh suara hujan di luar rumah dan televisi yang menyala, lumayan untuk mengusir kesunyian.
***
Sarah sudah berada di kampus satu jam sebelum kelas dimulai, ia menghabiskan waktu di kafetaria kampus karena dia suka keramaian. Hari ini Sarah akan melakukan presentasi untuk mata kuliah Prof Jason, tentunya sarah sudah sangat siap dengan itu. Sarah memakan fried fries pesanannya sambil sesekali berbalas pesan dengan Alvin.
"Don't move!" bisik seseorang di telinga Sarah.
Sarah tersenyum lebar saat menyadari 2 teman barunya telah tiba, Tia dan Rebecca. Sejak kejadian tempo hari Sarah sedikit menjaga jarak dengan Mega, tentu karena Sarah menyadari bahwa Mega tidak menyukainya. Namun, Sarah justru semakin akrab dengan teman-teman lain di kelasnya, terlebih Sarah memperoleh 2 teman yang dirasanya cukup baik ini.
Tia dan Rebecca berasal dari London dan mereka teman sekantor, jadi memang mereka cukup dekat. Tibalah waktunya memasuki kelas, mereka sudah sangat siap untuk memulai kelas hari ini. Seolah akan maju bertempur, Sarah benar-benar menyiapkan hari ini dengan sangat matang. Ibarat daging rendang, kini lembut dagingnya sudah sampai ke tahap tidak butuh effort lagi untuk menggigit, lumer di mulut.
...🍀🍀🍀...
Presentasi pun selesai, sesuai yang diharapkan tugas Presentasi Sarah satu-satunya yang mendapat pujian dari Prof Jason, bahkan Prof Jason berulang kali menyebut materi presentasi Sarah sangat mengagumkan. Sarah sangat bahagia tentunya, setidaknya dia bisa menunjukkan pada Mega bahwa dia sudah pernah presentasi sebelumnya.
Selesai kelas, Rebecca tak henti menggoda Sarah. Mereka memutuskan untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas bersama sepulang kuliah. Tia dan Rebecca adalah sosok yang jujur menurut Sarah, mereka akan mengatakan yang mereka tidak suka dengan cara yang baik. Namun, bukan berarti mereka tidak ingin berteman. Justru mereka adalah tipe teman yang akan mendukung teman temanya yang lain untuk maju bersama.
Sarah tidak menyesal sempat ingin dekat dengan Mega, setidaknya karena kejadian itu ia bisa lebih berani untuk dekat dengan teman lainnya. Ternyata patah hati dalam pertemanan di awal tidak selalu buruk, tuhan akan mengambil yang baik dan menggantikan dengan yang lebih baik. Itulah yang dirasakan Sarah sekarang.
Tbc
mohon dukunganya dengan komen dan like ya..
terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Yuno
Udah gak sabar banget mau lanjut baca cerita ini.
2023-08-03
0
Panqueques24
Ngelongo gila!
2023-08-03
0