Pamit

♫ You know I love a London boy

I enjoy walking Camden Market in the afternoon

He likes my American smile

Like a child when our eyes meet, darling, I fancy you ♫

Taylor Swift - London Boy. 

Sarah bernyanyi sepanjang perjalanan menuju ke Palembang. Taylor Swift adalah salah satu penyanyi Favorit Sarah, hampir seluruh playlist yang ada di mobil adalah lagu kesukaan Sarah karena memang Alvin tidak begitu antusias dalam musik. 

"Ayang,  besok kalo nyanyi ini tolong diganti ya liriknya! Ini Ambon boy!" Protes Alvin tanpa mengalihkan pandangannya dari kemudi. 

"You know i love a Ambon boy!" teriak Sarah seraya tertawa mengejek Alvin. 

Sarah berasal dari Palembang dan Alvin berasal dari Ambon, mereka bertemu di Palembang saat mereka mengajar di salah satu kampus disana. Mereka memutuskan untuk merantau karena memang tempat mereka sekarang sangat nyaman bagi mereka. 

Setelah selesai mengurus berkas untuk keberangkatannya, sekarang waktunya berpamitan dengan dengan beberapa keluarga terdekat. Orang tua sarah sudah meninggal, tetapi Sarah masih memiliki 2 orang kakak yang berdomisili di Palembang, tempat kelahirannya.  

Sesampainya di Palembang, ternyata Sarah dan Alvin disambut oleh keluarga besar Sarah. Selain Kakak dan Keponakannya ternyata Paman dan Bibi Sarah juga datang. Sarah sangat senang sampai tidak bisa membendung air matanya, ia sangat merindukan keluarganya.

Bibi yang sangat heboh karena antusias langsung memeluk Sarah dan mereka pun menghabiskan sambil bercerita ditemani dengan pempek dan tekwan hangat.

"Jadi nanti habis dari sini kalian langsung ke Ambon?" tanya Kak Ikhsan pada Alvin.

"Iya kak, rencananya begitu. Mobil Sarah mau kita titip disini kalau boleh, dipakai aja karena nanti disana juga ga ada yang pakai. Rencananya yang di Jogja mau kita jual." jawab Alvin sembari menyeruput kopinya. 

"Kalo Kakak beli aja gimana? Lumayan buat tambahan kalian pindah," usul kak Ikhsan.

"Nanti Alvin diskusikan dulu sama Sarah ya kak," jawab Alvin sungkan.

...🍀🍀🍀...

Sudah tiga hari Alvin dan Sarah di Palembang,  hari ini jam 7 malam adalah jadwal keberangkatan ke Ambon dengan rute transit di Jakarta, mereka akan sampai ke Ambon Jam 8 pagi waktu Ambon besok. 

Sejak malam Sarah terus murung karena akan berpisah dengan para keluarga terdekatnya itu. Keponakannya menjanjikan pada sarah bahwa mereka akan mengunjungi Sarah dan Alvin ke sana dan itu membuat Sarah sedikit lega. Sarah tidak pernah jauh dari keluarganya, belum satu tahun mereka pindah ke Jogja dan di awal kepindahan Sarah sering menangis merindukan trio bocah kesayangannya. 

Setelah berpamitan di bandara, sesampainya di ruang tunggu Sarah menangis terisak-isak. Sebelumnya saat berpamitan Sarah masih baik baik saja tetapi sekarang dia menangis sampai semua mata tertuju padanya. Alvin mengajak Sarah bersembunyi di salah satu coffee shop yang ada disana agar tidak menjadi bahan tontonan. 

"Sudahlah ya, diliatin orang. Nanti lanjut lagi," bisik Alvin seraya mengelus punggung Sarah. 

"Kamu tuh ga tau,  kamu tuh ga rasain, aku tuh sedih banget liat Dinda tadi udah berkaca-kaca matanya," sembur Sarah dengan air mata yang bertambah deras. 

Alvin hanya bisa memaklumi, ia merangkul istrinya itu sambil sesekali mengelusnya sekedar mencoba menenangkan tangis istrinya itu. Alvin sudah tidak peduli lagi dengan banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. 

Dalam perjalanan dari Jakarta ke Ambon Sarah tertidur lelap, pasti karena malam sebelumnya dia tidak bisa tidur memikirkan perpisahan dengan trio bocah kesayangannya itu.

Sesampainya di Ambon, sebelum menaiki kapal menuju kampung Liaela tempat keluarga Alvin, mereka  mampir membeli beberapa buah-buahan sebagai buah tangan. Sarah dan Alvin membawa berbagai macam pempek dari Palembang, tetapi karena Mama dan Keponakan Alvin sangat menyukai buah mereka menyempatkan untuk mampir membelinya. 

...🍀🍀🍀...

"Tua datang! Tua datang!" para keponakan kegirangan menyambut kedatangan Alvin dan Sarah. 

Alvin dan Sarah disambut tidak kalah hangatnya seperti di Palembang, para keponakan kegirangan karena mereka sudah ingin mencicipi pempek dan buah-buahan yang Alvin dan Sarah bawa. Hari itu dihabiskan dengan berkeliling rumah keluarga besar Alvin,  karena memang Saat acara pernikahan tidak semua keluarga Alvin yang datang ke Palembang.

"Loh,  ada sop buntut!" Sarah bersorak saat ia lihat di meja makan ada menu favoritnya itu.

"Disini banyak ikan.  Kata Alvin, Sarah suka itu jadi Mama sengaja titip sama tukang sayur dari minggu lalu," bisik Mama sambil memasukan sop buntut ke mangkok kecil dan diberikan ke Sarah. 

"Terima kasih Ma!" jawab Sarah seraya memeluk Mama mertuanya itu.

Sarah bermain, bercerita dengan adik dan keponakan Alvin sampai tak terasa hari sudah larut. Mereka memutuskan untuk tidur di ruang keluarga karena para keponakan tidak ingin melepaskan Sarah dan masih ingin bercerita. 

Sarah sangat senang berada berada di rumah mertuanya itu. Bermain di pantai, minum kelapa muda, ikan bakar dengan sambal dabu-dabunya serta kebersamaan dengan keluarga disana. Tanpa terasa sudah waktunya mereka untuk kembali, seperti biasa Sarah dengan gundah dan tangis perpisahannya yang tidak bisa dipisahkan. 

"Nanti disana hati-hati ya, kalau bisa pulang lebaran sempetin pulang," ujar Mama seraya memeluk Sarah yang sudah tidak bisa membendung air matanya.

Alvin dan Sarah pulang ke rumah dengan perasaan lega setelah bertemu dengan keluarga untuk berpamitan. Mereka akan menjual rumah yang hampir satu tahun ini mereka tempati karena mereka pikir tidak akan ada yang mengurusnya saat mereka pergi. Begitu juga dengan kendaraan dan barang-barang lainnya,  mereka hanya membawa pakaian dan beberapa peralatan yang diperlukan saja. 

Sarah yang tumbuh di lingkungan keluarga besar yang ramai akan selalu merasa tidak nyaman saat tiba-tiba harus merasakan kesunyian, dia akan uring-uringan, murung atau bahkan menangis. Alvin yang memang sudah hafal hal itu bisa memaklumi, karena memang Sarah butuh waktu. 

Malam sebelum keberangkatan, Sarah dan Alvin kembali berpamitan sekaligus mengabarkan terkait keberangkatan besok. Namun, ada yang sedikit berbeda. Sarah tidak menangis sama sekali, ia tersenyum tertawa bahkan bercanda saat berpamitan lewat telpon. Alvin tersenyum lega, dia sangat bangga pada Sarah karena sudah tidak lagi larut dalam sedihnya. Sarah tertidur lebih cepat malam ini,  tentu saja, karena besok adalah hari yang panjang untuknya. 

Alvin memandangi wajah istrinya yang tertidur lelap, karena harus mengurus beberapa hal terkait pekerjaan, penjualan mobil dan rumah Sarah terpaksa pergi sendiri terlebih dahulu dan Alvin akan menyusul paling cepat bulan depan atau paling lambat bisa 2 bulan kedepan. Alvin sedikit khawatir karena Sarah akan sendirian disana, tetapi Sarah meyakinkanya bahwa ia bisa. Ada beberapa teman Alvin yang juga sedang menempuh kuliah disana yang akan membantu Sarah besok dan itu cukup membuatnya sedikit tenang. 

"Selamat Istirahat Sayang." Alvin mencium kening istrinya seraya membetulkan selimut. 

Tbc… 

Terpopuler

Comments

Boda

Boda

semangat, semangat !!

2023-08-03

0

Má lúm

Má lúm

Serunya kalo baca cerita ini, bisa inget-inget traveling dan tempat-tempat keren di Indonesia yang mungkin belum pernah dikunjungi.

2023-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!