Part 5. motor bocor

Niat Raka untuk mengkhitbah Aulia memang serius, namun sebelum itu terjadi kemarin Fadil menolaknya dengan alasan nanti saja belum ingin mantu.

Aulia sudah mengabarkan kepada Raka jika ia sudah bisa kembali mengkhitbah Aulia. Raka sangat senang dan sekarang sudah berdiri di depan butik untuk menunggu Aulia.

" saya pulang dulu ya mba." ucap Aulia kepada semua pegawai karena Aulia sudah selesai dan izin pulang cepat.

" hati-hati Aulia." ucap mereka.

Alira sudah pulang lebih dulu sebelum ashar, alira harus mengurus orang tuanya di rumah. Aulia terkejut ketika melihat Raka sudah berdiri di depan butik.

" kak Raka mau ke butik, sudah tutup kak." ucap Aulia berbicara di hadapan Raka.

" tidak aku sedang menunggu mu."

" menunggu Aulia ada apa kak." ucapnya.

" mau bertanya langsung apa benar yang kamu katakan tadi kakak sekarang boleh mengkhitbah mu ke rumah".

" iya Aulia tidak bohong, ayah sudah bersedia untuk khitbah dari kak Raka ".

" Alhamdulillah kakak senang Aulia, akhirnya sampai juga pada acara khitbah ini." Aulia tersenyum ia juga tersipu malu.

" Aulia pulang dulu ya kak sudah sore mau mampir ke rumah nenek sebentar."

" kakak antar ya Aulia."

" tidak usah Aulia bawa motor sendiri ".

" tidak apa nanti biar motor di bawa pulang sama supir ku". Ucap Raka.

" maaf kak bunda dan ayah tak mengizinkan Aulia jalan dengan laki-laki yang bukan muhrim."

" tuh kan aku jadi tak sabar menjadikan mu muhrim ku Aulia ". Aulia terkekeh ia tersipu malu.

" maaf kak jadi nanti malam keluarga kakak akan datang." tanya Aulia.

" iya sudah ku pastikan mumpung papa ku ada di rumah." ucap Raka.

" baiklah kak, di tunggu kedatangan nya ya."

" kami pasti akan datang."

Kemudian Aulia pamit ia pergi Raka mengikuti Aulia mengantar nya hingga ke rumah sang nenek. Setelah melihat Aulia masuk Raka lalu berjalan untuk pulang.

Senyum Raka mengembang dirinya begitu bahagia bisa mempersunting Aulia sang gadis manis itu. Seperti apa yang dirinya katakan jika ia akan mengkhitbah Aulia nanti malam kedua orang tuanya pun setuju karena juga sudah mengenal dokter Fadil.

" assalamu'alaikum nenek." ucap Aulia melihat neneknya sedang duduk di teras sedangkan sang kakek ada di pesantren.

" wa'alaikumsalam cucu nenek". Aulia Salim.

" sendirian sayang."

" iya pulang kerja mampir sebentar, mau sampaikan pesan ayah."

" pesan, kenapa tak lewat telepon saja"

" tak etis dong nek jika hanya lewat telepon." ucap Aulia.

" kabar apa sayang." ucap nya.

" Nanti malam nenek sama kakek di minta untuk datang ke rumah ayah, Aulia insyaallah akan ada yang mengkhitbah nek." ucap Aulia.

" Alhamdulillah nenek ikut senang, ya nanti akan nenek sampai kan pada kakekmu ." Aulia tersenyum ia juga cukup senang bisa memberi kabar langsung untuk nenek kesayangan nya.

" siapa Aulia yang akan mengkhitbah mu nak."

" kak Raka nek temannya teman Aulia." ucap Aulia riang.

" oh Raka." ucap sang nenek.

' bukankah barra yang mengajukan khitbah lebih dulu, jadi aulia menolak nak khalid'. monolog nenek dalam hati.

" iya nek doakan Aulia ya nek bisa membangun rumah tangga dengan kak Raka."

" aamiin semoga selalu bahagia cucu nenek ini."

" aamiin." Tutur Aulia.

Kemudian Aulia pamit karena waktu sudah sore tak berani jika kemalaman di jalan. Namun naas motor Aulia jadi bocor, ia mendengus kesal nasib akhirnya dirinya jalan kaki mendorong motor nya. Bengkel masih cukup lumayan jauh.

" itu seperti mbak Aulia ya." ucap rahes sopir yang kini menggantikan Fauzan.

" Aulia siapa Rahes." tanya Khalid.

" itu Lo anak dokter Fadil, ustadz tidak mengenalnya "

Fadil melihat nya lekat ia memastikan jika itu benar Aulia.

" oh iya Rahes berhenti kita tolong Aulia." Rahes pun menghentikan mobilnya menghampiri Aulia.

Aulia terkejut ada mobil yang berhenti di depannya, ia takut jika ada yang akan berbuat jahat padanya. meski tempat di situ ramai, Aulia takut dirinya di culik.

" Aulia ada apa motor nya di tuntun." tanya Khalid, Aulia mau tak menjawab tapi memang dia butuh bantuan.

" bocor." ucap Aulia ketus.

" kamu sedang bocor.." Aulia mendelik lagi-lagi Khalid bikin kesal Rahes hanya terkekeh saja.

" bukan Khalid motorku ban nya bocor." kesal Aulia.

" oh, tambal ban akan sedikit jauh Aulia, biar motornya di tambal sama Rahes nanti di antar ke rumah mu. Kamu ku antar pulang saja sebentar lagi sore Lo." Rahes melotot dia lagi yang jadi korban.

" ngga apa-apa aku bisa sendiri." ucap Aulia kembali akan mendorong motor nya.

" Aulia lihatlah kendaraan lalu lalang juga mulai sepi dan motor mu ini berat, kakimu akan patah hingga sampai sana." Khalid menahan Aulia.

" jangan khawatir ayahmu tak akan marah padamu jika aku yang mengantar, calon menantu." ucap Khalid dengan nada pelan di akhir kalimat.

Aulia berfikir memang jika ia dorong akan sampai lama hingga bengkel. Akhirnya Aulia pasrah dirinya mau di antar oleh Khalid.

" akan banyak pahalanya menolong orang." bisik Khalid pada Rahes. Rahes hanya mencebik saja.

Aulia diam ia tak ingin bicara apapun pada Khalid. Ia hanya memandang ke arah jendela luar menatap jalanan yang cukup ramai orang lalu lalang.

" Kamu dari mana Aulia, butik kan sebelah sana ." tanya Khalid memecah suasana.

" dari rumah nenek." ucap Aulia singkat.

" ada perlu apa atau hanya kangen saja, seharusnya tidak sore begini kamu pergi." kata Khalid lagi.

' cerewet sekali '. Batin Aulia.

" mau kasih kabar nanti malam di rumah akan ada acara khitbah, kak Raka mengkhitbah ku." ucap Aulia entengnya.

Betapa hati Khalid berasa di remas, pujaan hatinya akan menerima khitbah orang lain. Khitbahnya di tolak mentah-mentah oleh Aulia.

" selamat ya semoga bisa sampai ke pelaminan." ucap Khalid.

Aulia kesal nampak nya doa Khalid itu seperti mengejeknya. Kembali ia terdiam. Tak lama sampai lah di rumah Aulia, nampak kedua orang tuanya sedang ada di teras.

" itu kan Aulia ayah, sama Khalid." ucap Aisyah.

" kenapa dengan Aulia ya bunda."

" assalamu'alaikum om Fadil." Khalid lalu Salim, Aulia pun juga Salim.

" wa'alaikumsalam nak."

" maaf om, tadi motor Aulia bocor di jalan jadi Khalid antar dan motor nya masih di tambal oleh Rahes nanti akan di antar ke sini." ucap Khalid menjelaskan terlebih dahulu.

" terima kasih nak, untung ada kamu Aulia jadi tak mendorong motor nya."

" tadi usah dorong si om, nampaknya kakinya akan patah itu nanti." Aulia melotot ia kesal Fadil terkekeh.

" Duduk dulu sini nak menunggu Rahes antar motor ke sini kan."

" iya om, Rahes akan pulang sama saya nanti." lalu Aisyah menyuruh Aulia untuk membuat kan minuman.

Mereka berbincang bincang, namun Aulia masuk kedalam untuk bebersih. Tak lama Rahes pun datang membawa motor Aulia.

" berapa nak biaya nya."

" tak usah om, udah Khalid bayar."

" oh ya sudah kalau tak mau om kantongi lagi ini." keduanya terkekeh.

" sudah mau Maghrib om Khalid pamit ya."

" sholatlah di masjid dekat sini nanti kita makan malam bareng-bareng ".

" tak usah om nanti jadi mengganggu acara Aulia, Aulia bilang malam ini ada yang mau mengkhitbah nya." ucap Khalid tenang padahal hatinya bergerimis.

" maaf ya nak Khalid ,om tak bisa mengubah keputusan Aulia".

" tidak apa om, Allah tau yang terbaik untuk umatnya. Khalid ikhlas semoga aulia berjodoh dengan pilihannya." Fadil tersenyum ia mengusap bahu Khalid. Kemudian Khalid pamit .

__

Terpopuler

Comments

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Doa Khalid untuk Aulia, semoga acara dilancarkan, mulut berkata begitu tapi dihati sedihkan, semoga masih ada jalan untukmu Khalid bisa memiliki Aulia 😁😁

2023-08-07

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 ikutan mewek aku😭😭😭😭😭😭

2023-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 part 1. khitbah tertolak
2 Part 2. patah hati
3 Part 3. kajian
4 Part 4. bujur seng
5 Part 5. motor bocor
6 Part 6. khitbah Raka
7 Part 7. ancaman Marsha
8 Part 8. pikiran Aisyah
9 Bab 9. masalah zea
10 Bab 10. kangen julid
11 Bab 11. rencana papa Raka
12 Bab 12. Menemui marsha
13 Bab 13. terkejut
14 Bab 14. mencari tau kebenaran
15 Bab 15. terungkap
16 Bab 16. rumah sakit
17 Bab 17. khitbah Fadil
18 Bab 18. model senggol bacok
19 Bab 19. marahnya Raka
20 Bab 20. seserahan
21 Bab 21. ijab kabul
22 Bab 22. ya zaujati
23 Bab 23. terpesona
24 Bab 24. keramas
25 Bab 25. resepsi
26 Bab 26. kewajiban
27 Bab 27. ke rumah Barra
28 Bab 28. mulai khawatir
29 bab 29. upah
30 Bab 30. kecelakaan
31 Bab 31. mencoba melupakan
32 Bab 32. belum sadar
33 Bab 33. menemui aulia
34 Bab 34. Khalid pingsan
35 Bab 35. mencari Aulia
36 Bab 36. pengungkapan
37 Bab 37. kesadaran raka
38 Bab 38. kehamilan
39 Bab 39. kesedihan aulia
40 Bab 40. bertemu kembali
41 Bab 41. kesedihan Khalid
42 Bab 42. kenyataan
43 Bab 43. kematian
44 Bab 44. menyusul ke Surabaya
45 Bab 45. malam ke tujuh
46 Bab 46. kembali ke Jakarta
47 Bab 47. kekecewaan
48 Bab 48. anggota baru
49 Bab 49. syafa
50 Bab 50. Kemarahan Khalid
51 Bab 51. merayu syafa
52 Bab 52. permintaan maaf
53 Bab 53. syafa menggemaskan
54 Bab 54. ke mall
55 Bab 55. menginap
56 Bab 56. menemui ibu panti
57 Bab 57. Syafa pamit
58 Bab 58. kebahagiaan Aulia
59 Bab 59. ke rumah barra
60 Bab 60. izin Rahes
61 Bab 61. Pernikahan Rahes
62 Bab 62. Rahes dan fara
63 Bab 63. Rencana Rahes dan Fara
64 Bab 64. sekolah syafa
65 Bab 65. sosok paman
66 Bab 66. Jujurnya Khalid
67 Bab 67. paksaan
68 Bab 68. power ustadz Ilyas
69 Bab 69. kehamilan
70 Bab 70. kebahagiaan
71 bab 71. kekhawatiran Khalid
72 Bab 72. menikmati kehamilan
73 Bab 73. salad
74 Bab 74. kiyai Ansor
75 Bab 75. gara-gara rujak
76 Bab 76. mampir
77 Bab 76. Sabrina
78 Bab 78. lahir
79 Penjara Suci Kayla
Episodes

Updated 79 Episodes

1
part 1. khitbah tertolak
2
Part 2. patah hati
3
Part 3. kajian
4
Part 4. bujur seng
5
Part 5. motor bocor
6
Part 6. khitbah Raka
7
Part 7. ancaman Marsha
8
Part 8. pikiran Aisyah
9
Bab 9. masalah zea
10
Bab 10. kangen julid
11
Bab 11. rencana papa Raka
12
Bab 12. Menemui marsha
13
Bab 13. terkejut
14
Bab 14. mencari tau kebenaran
15
Bab 15. terungkap
16
Bab 16. rumah sakit
17
Bab 17. khitbah Fadil
18
Bab 18. model senggol bacok
19
Bab 19. marahnya Raka
20
Bab 20. seserahan
21
Bab 21. ijab kabul
22
Bab 22. ya zaujati
23
Bab 23. terpesona
24
Bab 24. keramas
25
Bab 25. resepsi
26
Bab 26. kewajiban
27
Bab 27. ke rumah Barra
28
Bab 28. mulai khawatir
29
bab 29. upah
30
Bab 30. kecelakaan
31
Bab 31. mencoba melupakan
32
Bab 32. belum sadar
33
Bab 33. menemui aulia
34
Bab 34. Khalid pingsan
35
Bab 35. mencari Aulia
36
Bab 36. pengungkapan
37
Bab 37. kesadaran raka
38
Bab 38. kehamilan
39
Bab 39. kesedihan aulia
40
Bab 40. bertemu kembali
41
Bab 41. kesedihan Khalid
42
Bab 42. kenyataan
43
Bab 43. kematian
44
Bab 44. menyusul ke Surabaya
45
Bab 45. malam ke tujuh
46
Bab 46. kembali ke Jakarta
47
Bab 47. kekecewaan
48
Bab 48. anggota baru
49
Bab 49. syafa
50
Bab 50. Kemarahan Khalid
51
Bab 51. merayu syafa
52
Bab 52. permintaan maaf
53
Bab 53. syafa menggemaskan
54
Bab 54. ke mall
55
Bab 55. menginap
56
Bab 56. menemui ibu panti
57
Bab 57. Syafa pamit
58
Bab 58. kebahagiaan Aulia
59
Bab 59. ke rumah barra
60
Bab 60. izin Rahes
61
Bab 61. Pernikahan Rahes
62
Bab 62. Rahes dan fara
63
Bab 63. Rencana Rahes dan Fara
64
Bab 64. sekolah syafa
65
Bab 65. sosok paman
66
Bab 66. Jujurnya Khalid
67
Bab 67. paksaan
68
Bab 68. power ustadz Ilyas
69
Bab 69. kehamilan
70
Bab 70. kebahagiaan
71
bab 71. kekhawatiran Khalid
72
Bab 72. menikmati kehamilan
73
Bab 73. salad
74
Bab 74. kiyai Ansor
75
Bab 75. gara-gara rujak
76
Bab 76. mampir
77
Bab 76. Sabrina
78
Bab 78. lahir
79
Penjara Suci Kayla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!