Dengan motor matic kesayangan nya Aulia berangkat menuju butik milik alira, ia sangat senang bekerja di sana bisa mengasah ilmu Aulia dalam mendesain.
Pesanan cukup banyak tapi Aulia di sana bagian pendesain jika dia kesulitan langsung juga bertanya kepada Alira.
Sampai sudah motor berhenti di depan butik, Aulia tersenyum kepada karyawan lain ia langsung masuk ke dalam. Memeriksa dulu barang yang sudah di packing dan akan di kirim pagi ini, lega sudah selesai tinggal hari ini.
" Mba Aulia tadi umi alira pesan jika datengnya terlambat, pesanan untuk hari ini nanti saja selepas Zuhur di kerjakan." ucap Mita salah satu admin di sana.
" ia tak apa mita nanti aku selesaikan dulu desainnya". Aulia lalu masuk ke ruangan nya, ruangan itu sebenarnya khusus untuk alira namun karena Aulia mendesain jadi Aulia bisa memakainya karena kalau bising tak akan bisa idenya tergambar.
Pagi itu butik cukup ramai para reseller juga pemilik-pemilik toko mengambil pesanannya. hilir mudik seiring berganti ada enam pekerja di butik dan semua sudah pada bagian masing-masing.
matahari cukup terik Khalid mengantar uminya untuk ke butik setelah mengurus emak terlebih dahulu. emak sudah cukup tua meski masih bisa berjalan dan apa-apa sendiri tapi alira tak akan beranjak jika belum beres dan alira datang ke panti asuhan dulu untuk memberikan bantuan nya.
" umi ini udah siang, umi ngga lapar." Khalid khawatir sama alira, uminya jika sibuk sering lupa makan.
" iya kita bungkus saja ya kita makan di butik ". ucap Alira berjalan beriringan dengan Khalid lalu masuk ke dalam mobil.
Berhenti di rumah makan masakan Jawa, ayam goreng, sayur labu dan sambal ia bungkus untuk di bawa ke butik.
" Cuma beli tiga umi ". Tanya Khalid melihat bungkusan yang plastik yang di tenteng.
" iya anak-anak semua membawa bekal hanya Aulia yang kadang tidak ia males repot katanya."alira terkekeh. Mendengar nama Aulia berdesir lah hati Khalid wanita yang menjadi pujaannya sejak dulu.
" anak itu selalu saja begitu bagaimana mau gemuk badannya masih sama tetap kerempeng saja " gerutu Khalid, alira pun tertawa.
Khalid dan Alira langsung masuk setelah sampai di butik. Benar saja yang lainnya sedang makan sedangkan Aulia masih sibuk mendesain di ruangan itu.
" makan dulu nak di lanjutkan nanti saja ." ucap Alira meletakkan tiga bungkus makanannya.
" Aulia belum lapar umi." ucap Aulia ia berdiri untuk Salim.
" makan yang banyak biar badan tak tipis seperti bujur seng." Aulia terhentak mendengar suara Khalid bibirnya mengerucut kesal.
" peduli mu apa ." kesal Aulia lagi-lagi Khalid membuat nya kesal.
" peduli sama calon istri ku " ucap Khalid merasa menang.
" issss... pede amat, cari sana yang mau sama ustadz seperti mu." ujar Aulia ia mulai duduk di samping umi alira.
" yang mau mah banyak" ucap Khalid lagi.
" sudah-sudah ayo kita makan kalau dingin tak enak ini nanti". Alira menengahi sembari terkekeh, benar saja mereka selalu bersiteru.
Khalid ingat sebagai ustadz ia harus cepat-cepat pergi dari sana sebelum jantungnya rusak. Berpacu begitu kuat saat berada di dekat Aulia membuat dirinya takut zina mata. Aulia baginya begitu sangat cantik, kepercayaan nya tak pernah luntur jika dirinya kali ini adalah jodoh Aulia.
" makan yang banyak nak biar lebih semangat. "
" Takut ngantuk umi pekerjaan Aulia banyak."
" jangan kamu terlalu jadikan beban pekerjaan mu, kesehatan mu lebih penting itu bisa di kerjakan besok lagi nak " alira owner yang bijak ia percaya jika rezeki tak akan ke mana karena mereka juga semua bekerja keras.
" Jangan mentang-mentang anak dokter kamu tak menghiraukan kesehatan mu Aulia. " perhatian Khalid.
" aku makan pak ustadz ."
". nah gitukan manis kalau ngomong nya lembut." Aulia jengah ia lalu masuk ke kamar mandi untuk cuci tangan.
Khalid pamit dengan alira siang ini ia ada kajian di desa, barra sudah jarang mengisi di sana dan kalau tidak Fahri sekarang Khalid yang mengisi. Di ciumnya punggung tangan uminya sebelum Khalid melangkah pergi, baginya ridho orang tua lebih penting.
Aulia celingukan saat keluar dari kamar mandi mencari sosok Khalid, dirinya lega Khalid sudah tidak ada. Aulia lanjut mengerjakan desainnya yang belum selesai.
" umi di pergelangan tangan sebaiknya cantik yang mana ya umi untuk model gaun ini." Aulia memperlihatkan apa yang dirinya desain.
" tak perlu aksennya terlalu norak, beri saja resleting untuk wudhu. Sederhana tapi terlihat mewah ini nak, kamu beri pita kecil bagian ujung saja.". Aulia tersenyum senang ia mendapatkan pencerahan jika alira yang menjelaskan.
" Alhamdulillah done umi coba lihat bagus tidak".
" terlihat elegan ini sayang, kamu makin pandai saja." Aulia terkekeh.
Setelah selesai ia membantu karyawan yang lain untuk pesanan hari ini, berkarung-karung yang harus di packing Aulia hanya bagian pengecekan saja.
__
Jamaah sudah ramai tak hanya remaja saja yang datang bahkan orang tua dan paruh baya semua hadir. Hal yang paling di tunggu untuk mereka, kajian begitulah di desa akan ramai jika ada kajian.
" Nak Khalid ya." ucap sesepuh yang di tuakan di sana, pak Hari.
" iya pak saya Khalid." Khalid pun Salim mencium punggung tangan pak hari orang yang lebih tua dari nya.
" masyaallah makin tambah tampan saja kamu nak."
" iya to pak anak siapa dulu, ustadz barra dulu juga mudanya tampan apalagi anaknya ." kata istri pak hari sebagai jamaah yang sangat rajin berangkat ke kajian.
" emak-emak itu yang di lihat kok ganteng nya bukan materi kajiannya, bapak ini Lo ganteng juga kalau ngga ganteng dulu apa ibu Yo mau". Khalid ikut terkekeh mendengar ucapan pak hari.
" lah iya kan dulu sekarang bapak sudah tua kempot." ucap Bu Iis istrinya.
" kempot gini Yo masih ruso Lo Bu". Bu Iis hanya mencebik, mereka hanya bercanda saja hingga membuat yang ada di sana tertawa.
" gimana kabar aki mu nak, sudah lama kami tak tau kabarnya."
" Alhamdulillah aki sehat memang sekarang aki butuh banyak istirahat pak tak boleh terlalu lelah sudah sepuh".
" iya memang kalau sudah sepuh sebaiknya banyak istirahat semoga sehat selalu ".
" aamiin terima kasih pak hari."
" Sudah mau menikah belum ini nak khalid." tanya Bu Iis.
" Alhamdulillah, doakan saja Bu".
" saya ada anak gadis nak Khalid sudah siap menikah juga tuh". Ucapnya.
" eh ibu macem anak gadis kita baru lulus SMA kok wes Kon nikah eman-eman to." ucap pak hari geleng-geleng kepala.
" ya ngga apa to pak, dulu alira juga lulus SMA nikah sama ustadz Barra."
" lah ya beda."
" apanya yang beda sama-sama perempuan juga."
" nak Khalid ini udah S2 la anak kita ingus juga belum bersih ngelapnya." Khalid hanya tersenyum.
" ealah pak kan ibu usaha."
" wes-wes jangan main jodoh-jodohan, ngaca dulu kalau mau jodohin anak tu ini ustadz kondang Lo Bu ne." Bu Iis cemberut.
" ayo nak Khalid sudah saatnya acara di mulai." Khalid pun mengikuti arahan pak hari.
__
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Herry Murniasih
Bujur seng itu sama ga dengan papan tipis.
2023-08-04
1
Herry Murniasih
Wahh.. ternyata Khalid banyak penggemarnya nih melebihi pamor ustad Barra 😂😂
2023-08-04
1
Maulana ya_Rohman
lajutvlagi thor....
2023-08-04
1