Part 4. bujur seng

Dengan motor matic kesayangan nya Aulia berangkat menuju butik milik alira, ia sangat senang bekerja di sana bisa mengasah ilmu Aulia dalam mendesain.

Pesanan cukup banyak tapi Aulia di sana bagian pendesain jika dia kesulitan langsung juga bertanya kepada Alira.

Sampai sudah motor berhenti di depan butik, Aulia tersenyum kepada karyawan lain ia langsung masuk ke dalam. Memeriksa dulu barang yang sudah di packing dan akan di kirim pagi ini, lega sudah selesai tinggal hari ini.

" Mba Aulia tadi umi alira pesan jika datengnya terlambat, pesanan untuk hari ini nanti saja selepas Zuhur di kerjakan." ucap Mita salah satu admin di sana.

" ia tak apa mita nanti aku selesaikan dulu desainnya". Aulia lalu masuk ke ruangan nya, ruangan itu sebenarnya khusus untuk alira namun karena Aulia mendesain jadi Aulia bisa memakainya karena kalau bising tak akan bisa idenya tergambar.

Pagi itu butik cukup ramai para reseller juga pemilik-pemilik toko mengambil pesanannya. hilir mudik seiring berganti ada enam pekerja di butik dan semua sudah pada bagian masing-masing.

matahari cukup terik Khalid mengantar uminya untuk ke butik setelah mengurus emak terlebih dahulu. emak sudah cukup tua meski masih bisa berjalan dan apa-apa sendiri tapi alira tak akan beranjak jika belum beres dan alira datang ke panti asuhan dulu untuk memberikan bantuan nya.

" umi ini udah siang, umi ngga lapar." Khalid khawatir sama alira, uminya jika sibuk sering lupa makan.

" iya kita bungkus saja ya kita makan di butik ". ucap Alira berjalan beriringan dengan Khalid lalu masuk ke dalam mobil.

Berhenti di rumah makan masakan Jawa, ayam goreng, sayur labu dan sambal ia bungkus untuk di bawa ke butik.

" Cuma beli tiga umi ". Tanya Khalid melihat bungkusan yang plastik yang di tenteng.

" iya anak-anak semua membawa bekal hanya Aulia yang kadang tidak ia males repot katanya."alira terkekeh. Mendengar nama Aulia berdesir lah hati Khalid wanita yang menjadi pujaannya sejak dulu.

" anak itu selalu saja begitu bagaimana mau gemuk badannya masih sama tetap kerempeng saja " gerutu Khalid, alira pun tertawa.

Khalid dan Alira langsung masuk setelah sampai di butik. Benar saja yang lainnya sedang makan sedangkan Aulia masih sibuk mendesain di ruangan itu.

" makan dulu nak di lanjutkan nanti saja ." ucap Alira meletakkan tiga bungkus makanannya.

" Aulia belum lapar umi." ucap Aulia ia berdiri untuk Salim.

" makan yang banyak biar badan tak tipis seperti bujur seng." Aulia terhentak mendengar suara Khalid bibirnya mengerucut kesal.

" peduli mu apa ." kesal Aulia lagi-lagi Khalid membuat nya kesal.

" peduli sama calon istri ku " ucap Khalid merasa menang.

" issss... pede amat, cari sana yang mau sama ustadz seperti mu." ujar Aulia ia mulai duduk di samping umi alira.

" yang mau mah banyak" ucap Khalid lagi.

" sudah-sudah ayo kita makan kalau dingin tak enak ini nanti". Alira menengahi sembari terkekeh, benar saja mereka selalu bersiteru.

Khalid ingat sebagai ustadz ia harus cepat-cepat pergi dari sana sebelum jantungnya rusak. Berpacu begitu kuat saat berada di dekat Aulia membuat dirinya takut zina mata. Aulia baginya begitu sangat cantik, kepercayaan nya tak pernah luntur jika dirinya kali ini adalah jodoh Aulia.

" makan yang banyak nak biar lebih semangat. "

" Takut ngantuk umi pekerjaan Aulia banyak."

" jangan kamu terlalu jadikan beban pekerjaan mu, kesehatan mu lebih penting itu bisa di kerjakan besok lagi nak " alira owner yang bijak ia percaya jika rezeki tak akan ke mana karena mereka juga semua bekerja keras.

" Jangan mentang-mentang anak dokter kamu tak menghiraukan kesehatan mu Aulia. " perhatian Khalid.

" aku makan pak ustadz ."

". nah gitukan manis kalau ngomong nya lembut." Aulia jengah ia lalu masuk ke kamar mandi untuk cuci tangan.

Khalid pamit dengan alira siang ini ia ada kajian di desa, barra sudah jarang mengisi di sana dan kalau tidak Fahri sekarang Khalid yang mengisi. Di ciumnya punggung tangan uminya sebelum Khalid melangkah pergi, baginya ridho orang tua lebih penting.

Aulia celingukan saat keluar dari kamar mandi mencari sosok Khalid, dirinya lega Khalid sudah tidak ada. Aulia lanjut mengerjakan desainnya yang belum selesai.

" umi di pergelangan tangan sebaiknya cantik yang mana ya umi untuk model gaun ini." Aulia memperlihatkan apa yang dirinya desain.

" tak perlu aksennya terlalu norak, beri saja resleting untuk wudhu. Sederhana tapi terlihat mewah ini nak, kamu beri pita kecil bagian ujung saja.". Aulia tersenyum senang ia mendapatkan pencerahan jika alira yang menjelaskan.

" Alhamdulillah done umi coba lihat bagus tidak".

" terlihat elegan ini sayang, kamu makin pandai saja." Aulia terkekeh.

Setelah selesai ia membantu karyawan yang lain untuk pesanan hari ini, berkarung-karung yang harus di packing Aulia hanya bagian pengecekan saja.

__

Jamaah sudah ramai tak hanya remaja saja yang datang bahkan orang tua dan paruh baya semua hadir. Hal yang paling di tunggu untuk mereka, kajian begitulah di desa akan ramai jika ada kajian.

" Nak Khalid ya." ucap sesepuh yang di tuakan di sana, pak Hari.

" iya pak saya Khalid." Khalid pun Salim mencium punggung tangan pak hari orang yang lebih tua dari nya.

" masyaallah makin tambah tampan saja kamu nak."

" iya to pak anak siapa dulu, ustadz barra dulu juga mudanya tampan apalagi anaknya ." kata istri pak hari sebagai jamaah yang sangat rajin berangkat ke kajian.

" emak-emak itu yang di lihat kok ganteng nya bukan materi kajiannya, bapak ini Lo ganteng juga kalau ngga ganteng dulu apa ibu Yo mau". Khalid ikut terkekeh mendengar ucapan pak hari.

" lah iya kan dulu sekarang bapak sudah tua kempot." ucap Bu Iis istrinya.

" kempot gini Yo masih ruso Lo Bu". Bu Iis hanya mencebik, mereka hanya bercanda saja hingga membuat yang ada di sana tertawa.

" gimana kabar aki mu nak, sudah lama kami tak tau kabarnya."

" Alhamdulillah aki sehat memang sekarang aki butuh banyak istirahat pak tak boleh terlalu lelah sudah sepuh".

" iya memang kalau sudah sepuh sebaiknya banyak istirahat semoga sehat selalu ".

" aamiin terima kasih pak hari."

" Sudah mau menikah belum ini nak khalid." tanya Bu Iis.

" Alhamdulillah, doakan saja Bu".

" saya ada anak gadis nak Khalid sudah siap menikah juga tuh". Ucapnya.

" eh ibu macem anak gadis kita baru lulus SMA kok wes Kon nikah eman-eman to." ucap pak hari geleng-geleng kepala.

" ya ngga apa to pak, dulu alira juga lulus SMA nikah sama ustadz Barra."

" lah ya beda."

" apanya yang beda sama-sama perempuan juga."

" nak Khalid ini udah S2 la anak kita ingus juga belum bersih ngelapnya." Khalid hanya tersenyum.

" ealah pak kan ibu usaha."

" wes-wes jangan main jodoh-jodohan, ngaca dulu kalau mau jodohin anak tu ini ustadz kondang Lo Bu ne." Bu Iis cemberut.

" ayo nak Khalid sudah saatnya acara di mulai." Khalid pun mengikuti arahan pak hari.

__

Terpopuler

Comments

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Bujur seng itu sama ga dengan papan tipis.

2023-08-04

1

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Wahh.. ternyata Khalid banyak penggemarnya nih melebihi pamor ustad Barra 😂😂

2023-08-04

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

lajutvlagi thor....

2023-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 part 1. khitbah tertolak
2 Part 2. patah hati
3 Part 3. kajian
4 Part 4. bujur seng
5 Part 5. motor bocor
6 Part 6. khitbah Raka
7 Part 7. ancaman Marsha
8 Part 8. pikiran Aisyah
9 Bab 9. masalah zea
10 Bab 10. kangen julid
11 Bab 11. rencana papa Raka
12 Bab 12. Menemui marsha
13 Bab 13. terkejut
14 Bab 14. mencari tau kebenaran
15 Bab 15. terungkap
16 Bab 16. rumah sakit
17 Bab 17. khitbah Fadil
18 Bab 18. model senggol bacok
19 Bab 19. marahnya Raka
20 Bab 20. seserahan
21 Bab 21. ijab kabul
22 Bab 22. ya zaujati
23 Bab 23. terpesona
24 Bab 24. keramas
25 Bab 25. resepsi
26 Bab 26. kewajiban
27 Bab 27. ke rumah Barra
28 Bab 28. mulai khawatir
29 bab 29. upah
30 Bab 30. kecelakaan
31 Bab 31. mencoba melupakan
32 Bab 32. belum sadar
33 Bab 33. menemui aulia
34 Bab 34. Khalid pingsan
35 Bab 35. mencari Aulia
36 Bab 36. pengungkapan
37 Bab 37. kesadaran raka
38 Bab 38. kehamilan
39 Bab 39. kesedihan aulia
40 Bab 40. bertemu kembali
41 Bab 41. kesedihan Khalid
42 Bab 42. kenyataan
43 Bab 43. kematian
44 Bab 44. menyusul ke Surabaya
45 Bab 45. malam ke tujuh
46 Bab 46. kembali ke Jakarta
47 Bab 47. kekecewaan
48 Bab 48. anggota baru
49 Bab 49. syafa
50 Bab 50. Kemarahan Khalid
51 Bab 51. merayu syafa
52 Bab 52. permintaan maaf
53 Bab 53. syafa menggemaskan
54 Bab 54. ke mall
55 Bab 55. menginap
56 Bab 56. menemui ibu panti
57 Bab 57. Syafa pamit
58 Bab 58. kebahagiaan Aulia
59 Bab 59. ke rumah barra
60 Bab 60. izin Rahes
61 Bab 61. Pernikahan Rahes
62 Bab 62. Rahes dan fara
63 Bab 63. Rencana Rahes dan Fara
64 Bab 64. sekolah syafa
65 Bab 65. sosok paman
66 Bab 66. Jujurnya Khalid
67 Bab 67. paksaan
68 Bab 68. power ustadz Ilyas
69 Bab 69. kehamilan
70 Bab 70. kebahagiaan
71 bab 71. kekhawatiran Khalid
72 Bab 72. menikmati kehamilan
73 Bab 73. salad
74 Bab 74. kiyai Ansor
75 Bab 75. gara-gara rujak
76 Bab 76. mampir
77 Bab 76. Sabrina
78 Bab 78. lahir
79 Penjara Suci Kayla
Episodes

Updated 79 Episodes

1
part 1. khitbah tertolak
2
Part 2. patah hati
3
Part 3. kajian
4
Part 4. bujur seng
5
Part 5. motor bocor
6
Part 6. khitbah Raka
7
Part 7. ancaman Marsha
8
Part 8. pikiran Aisyah
9
Bab 9. masalah zea
10
Bab 10. kangen julid
11
Bab 11. rencana papa Raka
12
Bab 12. Menemui marsha
13
Bab 13. terkejut
14
Bab 14. mencari tau kebenaran
15
Bab 15. terungkap
16
Bab 16. rumah sakit
17
Bab 17. khitbah Fadil
18
Bab 18. model senggol bacok
19
Bab 19. marahnya Raka
20
Bab 20. seserahan
21
Bab 21. ijab kabul
22
Bab 22. ya zaujati
23
Bab 23. terpesona
24
Bab 24. keramas
25
Bab 25. resepsi
26
Bab 26. kewajiban
27
Bab 27. ke rumah Barra
28
Bab 28. mulai khawatir
29
bab 29. upah
30
Bab 30. kecelakaan
31
Bab 31. mencoba melupakan
32
Bab 32. belum sadar
33
Bab 33. menemui aulia
34
Bab 34. Khalid pingsan
35
Bab 35. mencari Aulia
36
Bab 36. pengungkapan
37
Bab 37. kesadaran raka
38
Bab 38. kehamilan
39
Bab 39. kesedihan aulia
40
Bab 40. bertemu kembali
41
Bab 41. kesedihan Khalid
42
Bab 42. kenyataan
43
Bab 43. kematian
44
Bab 44. menyusul ke Surabaya
45
Bab 45. malam ke tujuh
46
Bab 46. kembali ke Jakarta
47
Bab 47. kekecewaan
48
Bab 48. anggota baru
49
Bab 49. syafa
50
Bab 50. Kemarahan Khalid
51
Bab 51. merayu syafa
52
Bab 52. permintaan maaf
53
Bab 53. syafa menggemaskan
54
Bab 54. ke mall
55
Bab 55. menginap
56
Bab 56. menemui ibu panti
57
Bab 57. Syafa pamit
58
Bab 58. kebahagiaan Aulia
59
Bab 59. ke rumah barra
60
Bab 60. izin Rahes
61
Bab 61. Pernikahan Rahes
62
Bab 62. Rahes dan fara
63
Bab 63. Rencana Rahes dan Fara
64
Bab 64. sekolah syafa
65
Bab 65. sosok paman
66
Bab 66. Jujurnya Khalid
67
Bab 67. paksaan
68
Bab 68. power ustadz Ilyas
69
Bab 69. kehamilan
70
Bab 70. kebahagiaan
71
bab 71. kekhawatiran Khalid
72
Bab 72. menikmati kehamilan
73
Bab 73. salad
74
Bab 74. kiyai Ansor
75
Bab 75. gara-gara rujak
76
Bab 76. mampir
77
Bab 76. Sabrina
78
Bab 78. lahir
79
Penjara Suci Kayla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!