Part 2. patah hati

Di perjalanan sembari menjalankan mobilnya Khalid menghembus nafas kasar ia merasa kesal di tolak langsung oleh Aulia. Padahal harapan untuk mempersunting Aulia sangatlah menggebu. Cinta yang tertolak tapi bukan Khalid namanya jika harus menyerah.

Angin malam itu terasa dingin membuat bulu kuduk merinding, sudah tak Loterasa lagi bagi Khalid karena hatinya yang sedang retak. Barra dan alira cukup diam sejenak tak membuka suara di dalam mobilnya. Mereka tau jika Khalid sedang.... PATAH HATI.

" Enam tahun sudah ternyata tak meluluhkan hatinya ya Abi, dengan ikhtiar langitku. Baru saja mau ikhtiar bumi sudah tersungkur pula". Barra sebenarnya menahan tawa tak di sangkanya kini anaknya itu sudah dewasa.

" Apa dengan begini kamu akan menyerah, mungkin saja Allah masih menguji mu. Kamu tau kan jika ujian seseorang itu akan menaikkan levelnya." ucap Barra mencoba berbicara ingin tau juga jawaban bijak Khalid.

" apa Khalid harus menyerah Abi". tanya balik Khalid.

Barra mengendus nafas pelan anaknya ini memang begini di tanya malah balik tanya. Padahal telinga barra sudah siap mendengar jawaban bijaknya.

" menurut mu bagaimana". Serang barra lagi dengan pertanyaan nya.

" Aku tak akan menyerah, seperti kataku tadi sebelum janur kuning melengkung masih ada harapan".

" Boleh nak tapi ingat kamu tak boleh menjatuhkan lawan dengan cara kotor".

" astaghfirullah hal adzim Abi, Khalid juga ingat Abi kalau Khalid sekarang seorang ustadz. Aku tak akan henti mendesak Allah agar Aulia di jodohkan dengan ku".

" itu namanya memaksa Khalid." Barra terkekeh. Khalid pun tertawa.

" Nak percaya saja yang Allah tuliskan di Lauhul Mahfudz Nya, jika memang dia jodohmu tak akan ke mana meski ke ujung dunia sekalipun akan tetap kembali padamu". ucap barra memandang ke depan, sedangkan alira duduk di belakang sendirian.

" Abi kenapa Khalid yakin sejak awal Aulia jodoh Khalid, Khalid sudah berusaha beberapa kali shalat istikharah dan selama enam tahun ini jawabannya sama." kata Khalid masih fokus menyetir menyusuri jalanan raya dengan sinar lampu temaram, suara bising tidak lagi begitu terdengar.

" Berarti ini perjuangan mu nak untuk mendapatkan nya dengan cara yang baik. Jangan karena dirimu yakin lalu kamu tak ikhtiar itu juga salah. Di uji bukan untuk melemahkan tapi membuatmu semakin kuat. Antara Allah dan makhluk Nya mana yang lebih kamu cintai."

" iya Abi". Ucap Khalid pasrah.

" Umi, semenjak ikut umi di butik bagaimana Aulia itu mi". Tanya Barra yang memang semenjak fokus dengan pesantren tak begitu tau tentang butik alira yang semakin berkembang pesat bahkan sudah ada banyak cabang di beberapa kota.

" Aulia anaknya rajin dan fokus jika bekerja bi, dan disiplin".

" dia sama seperti Fadil ." ucap Barra.

" lalu menurut umi bagaimana."

" bagaimana apanya, dia salihah selalu sopan kepada yang lebih tua sebenarnya penyayang. Mungkin sama kamu saja dia jutek Khalid." alira terkekeh.

" itu gara-gara kamu dulu suka ganggu dia jadi bikin dia kesal hingga ke bawa sampai sekarang ".

" hehehe... Khalid melihat Aulia saat bersungut-sungut umi, terlihat lucu jika lagi marah".

" sama seperti umimu ya Khalid." ujar Barra.

" Abi..." alira langsung cemberut.

__

Aulia masuk kedalam kamar ia menggerutu jalan dari depan hingga ke kamarnya. Teringat sosok Khalid yang baginya sangat menyebalkan itu.

" enak saja ia pakai khitbah dari lulus masa SMA, memangnya setelah menjadi ustadz aku akan mau menikah sama dia. Dasar menyebalkan, meski kamu sekarang jadi ustadz di kagumi banyak fans wanita di luar sana tapi bagiku kamu tetap menyebalkan". Aulia melemparkan tubuhnya di ranjang king size miliknya.

Meski Aulia hanya anak satu-satunya pasangan dari Fadil dan Aisyah tapi ia tak pernah terlalu memanjakan Aulia. Fadil tetap mendidiknya dengan sangat baik, tanpa harus di manja jika salah Fadil pasti akan berikan sanksi.

Aulia memang sangat dekat dengan ayahnya meski ayah nya selalu sibuk dengan rentetan jadwal di rumah sakit. Aisyah yang sembuh dari sakit tak pernah Fadil bebani pikiran tentang apapun. Fadil sangat menyayangi Aisyah meski Aisyah tak sekuat wanita di luaran sana.

Handphone Aulia menyala tertera nama Raka di sana, tapi ia ingat pesan ayahnya untuk tidak boleh mainan hp lagi.

" Untuk apa kak Raka harus telepon malam-malam begini ngga penting juga". Ucap Aulia lalu mematikan handphone nya.

Raka kesal ia melempar ponselnya di ranjang empuk miliknya, Aulia memang wanita yang unik baginya. Di luaran sana jika Raka menghubungi wanita siapapun ia pasti langsung mengangkat nya tapi Aulia tidak itulah yang membuat Raka makin penasaran.

" Memang Aulia ini bikin aku tak bisa tidur, ia tak mau angkat telepon padahal aku cuma mau katakan selamat malam untuk nya saja " ucap Raka bergeming.

Perkenalan nya dengan Aulia sejak itu membuat Raka tak bisa berpaling dari nya. Seketika itu Raka langsung memutuskan hubungannya dengan Marsha sang kekasih.

___

Gadis centil yang kini duduk di bangku SD berkunjung ke rumah Nini nya itulah kegiatan mereka di hati libur. Siapa lagi kalau bukan Gaza anak dari Khansa, ia senang karena di sana sangat ramai. Apalagi Khalid om nya yang selalu menuruti apa yang Gaza mau.

" om mana Nini ." ucap Gaza menyibakkan gorden mencari sosok Khalid namun tak di temukan nya.

" om mu ya ke pesantren ada kajian anak muda kalau libur begini". ucap Alira masih sibuk bermain dengan Gani yang baru saja bisa berjalan.

" kenapa Gaza tak di ajak sih Nini, Gaza juga kan anak muda." seketika Nini buyut nya alias emak menutup mulutnya mendengar celotehan Gaza tertawa.

" mungkin lupa tak ajak kamu sayang tunggu saja sebentar lagi juga pulang ".

" Dasar om Khalid pasti akan menebar pesona dengan ukhti-ukhti di pesantren ". Kesal Gaza jika dia ikut kesal dengan para wanita di sana yang pasti akan mencubiti pipi Gaza.

" om mu itu tak perlu menebar pesona, pesonanya memang sudah menakjubkan Gaza". Aki buyut alias Abah datang mengusap kepala Gaza lalu duduk.

" seharusnya mereka itu ingat aki buyut batasan wanita dengan laki-laki itu bagaimana kan mereka ukhti harus menundukkan pandangan". Celoteh Gaza membuat Khansa menggeleng dengan tingkah anak gadisnya itu.

" menundukkan pandangan itu bagaimana ya aki lupa". tanya aki sengaja.

" begini aki buyut tak boleh menoleh pada laki-laki yang bukan muhrim lalu beristighfar jika tak sengaja memandang nya, bukannya seperti anak zaman sekarang justru malah mengabadikan nya di ponsel di pandang tiap hari apa bedanya coba". Gaza menirukan bagaimana ia menunduk saat bertemu dengan laki-laki.

" nah Gaza harusnya juga gitu ya tak boleh memandang yang bukan muhrim itu namanya zina mata". ucap barra turun saat mendengar celotehan Gaza lalu mengusap kepala cucunya itu.

" pasti aki sudah ku pertimbangkan".

" nah sekarang lebih baik kita makan es krim, kemarin Nini mu beli untuk stok jika kalian ke sini". Gaza nyengir ia senang makanya ia selalu meminta ke mari.

Gaza tak di izinkan oleh ayahnya makan es krim terlalu banyak, tau sendiri ayah Gaza seorang dokter. Gigi Gaza pun gigis semua ketika dia di larang ia pasti akan makan jika ke rumah nini atau neneknya.

__

Jangan lupa tinggalkan jejak ya dear dan bintang lima nya .

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Heny Janitasari

Heny Janitasari

🩵

2024-07-01

0

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Sabar ya Khalid mungkin Aulia syok karena selama ini kalian sering bertengkar karena Khalid sering jahilin Aulia kan, nanti seiring waktu perlahan akan luluh hatinya 🥰🥰

2023-08-03

2

lihat semua
Episodes
1 part 1. khitbah tertolak
2 Part 2. patah hati
3 Part 3. kajian
4 Part 4. bujur seng
5 Part 5. motor bocor
6 Part 6. khitbah Raka
7 Part 7. ancaman Marsha
8 Part 8. pikiran Aisyah
9 Bab 9. masalah zea
10 Bab 10. kangen julid
11 Bab 11. rencana papa Raka
12 Bab 12. Menemui marsha
13 Bab 13. terkejut
14 Bab 14. mencari tau kebenaran
15 Bab 15. terungkap
16 Bab 16. rumah sakit
17 Bab 17. khitbah Fadil
18 Bab 18. model senggol bacok
19 Bab 19. marahnya Raka
20 Bab 20. seserahan
21 Bab 21. ijab kabul
22 Bab 22. ya zaujati
23 Bab 23. terpesona
24 Bab 24. keramas
25 Bab 25. resepsi
26 Bab 26. kewajiban
27 Bab 27. ke rumah Barra
28 Bab 28. mulai khawatir
29 bab 29. upah
30 Bab 30. kecelakaan
31 Bab 31. mencoba melupakan
32 Bab 32. belum sadar
33 Bab 33. menemui aulia
34 Bab 34. Khalid pingsan
35 Bab 35. mencari Aulia
36 Bab 36. pengungkapan
37 Bab 37. kesadaran raka
38 Bab 38. kehamilan
39 Bab 39. kesedihan aulia
40 Bab 40. bertemu kembali
41 Bab 41. kesedihan Khalid
42 Bab 42. kenyataan
43 Bab 43. kematian
44 Bab 44. menyusul ke Surabaya
45 Bab 45. malam ke tujuh
46 Bab 46. kembali ke Jakarta
47 Bab 47. kekecewaan
48 Bab 48. anggota baru
49 Bab 49. syafa
50 Bab 50. Kemarahan Khalid
51 Bab 51. merayu syafa
52 Bab 52. permintaan maaf
53 Bab 53. syafa menggemaskan
54 Bab 54. ke mall
55 Bab 55. menginap
56 Bab 56. menemui ibu panti
57 Bab 57. Syafa pamit
58 Bab 58. kebahagiaan Aulia
59 Bab 59. ke rumah barra
60 Bab 60. izin Rahes
61 Bab 61. Pernikahan Rahes
62 Bab 62. Rahes dan fara
63 Bab 63. Rencana Rahes dan Fara
64 Bab 64. sekolah syafa
65 Bab 65. sosok paman
66 Bab 66. Jujurnya Khalid
67 Bab 67. paksaan
68 Bab 68. power ustadz Ilyas
69 Bab 69. kehamilan
70 Bab 70. kebahagiaan
71 bab 71. kekhawatiran Khalid
72 Bab 72. menikmati kehamilan
73 Bab 73. salad
74 Bab 74. kiyai Ansor
75 Bab 75. gara-gara rujak
76 Bab 76. mampir
77 Bab 76. Sabrina
78 Bab 78. lahir
79 Penjara Suci Kayla
Episodes

Updated 79 Episodes

1
part 1. khitbah tertolak
2
Part 2. patah hati
3
Part 3. kajian
4
Part 4. bujur seng
5
Part 5. motor bocor
6
Part 6. khitbah Raka
7
Part 7. ancaman Marsha
8
Part 8. pikiran Aisyah
9
Bab 9. masalah zea
10
Bab 10. kangen julid
11
Bab 11. rencana papa Raka
12
Bab 12. Menemui marsha
13
Bab 13. terkejut
14
Bab 14. mencari tau kebenaran
15
Bab 15. terungkap
16
Bab 16. rumah sakit
17
Bab 17. khitbah Fadil
18
Bab 18. model senggol bacok
19
Bab 19. marahnya Raka
20
Bab 20. seserahan
21
Bab 21. ijab kabul
22
Bab 22. ya zaujati
23
Bab 23. terpesona
24
Bab 24. keramas
25
Bab 25. resepsi
26
Bab 26. kewajiban
27
Bab 27. ke rumah Barra
28
Bab 28. mulai khawatir
29
bab 29. upah
30
Bab 30. kecelakaan
31
Bab 31. mencoba melupakan
32
Bab 32. belum sadar
33
Bab 33. menemui aulia
34
Bab 34. Khalid pingsan
35
Bab 35. mencari Aulia
36
Bab 36. pengungkapan
37
Bab 37. kesadaran raka
38
Bab 38. kehamilan
39
Bab 39. kesedihan aulia
40
Bab 40. bertemu kembali
41
Bab 41. kesedihan Khalid
42
Bab 42. kenyataan
43
Bab 43. kematian
44
Bab 44. menyusul ke Surabaya
45
Bab 45. malam ke tujuh
46
Bab 46. kembali ke Jakarta
47
Bab 47. kekecewaan
48
Bab 48. anggota baru
49
Bab 49. syafa
50
Bab 50. Kemarahan Khalid
51
Bab 51. merayu syafa
52
Bab 52. permintaan maaf
53
Bab 53. syafa menggemaskan
54
Bab 54. ke mall
55
Bab 55. menginap
56
Bab 56. menemui ibu panti
57
Bab 57. Syafa pamit
58
Bab 58. kebahagiaan Aulia
59
Bab 59. ke rumah barra
60
Bab 60. izin Rahes
61
Bab 61. Pernikahan Rahes
62
Bab 62. Rahes dan fara
63
Bab 63. Rencana Rahes dan Fara
64
Bab 64. sekolah syafa
65
Bab 65. sosok paman
66
Bab 66. Jujurnya Khalid
67
Bab 67. paksaan
68
Bab 68. power ustadz Ilyas
69
Bab 69. kehamilan
70
Bab 70. kebahagiaan
71
bab 71. kekhawatiran Khalid
72
Bab 72. menikmati kehamilan
73
Bab 73. salad
74
Bab 74. kiyai Ansor
75
Bab 75. gara-gara rujak
76
Bab 76. mampir
77
Bab 76. Sabrina
78
Bab 78. lahir
79
Penjara Suci Kayla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!