Kamu Berubah, Mas
Sebuah pernikahan merupakan salah satu ibadah dengan ikatan lahir dan batin yang dilaksanakan menurut syariat Islam antara pasangan suami dan istri untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga.
Pernikahan juga dimaksud untuk menciptakan rasa bahagia. Di mana, sudah seharusnya suami istri saling memberi kasih sayang serta perasaan aman satu sama lain. Menikah membuat kita mendapatkan sahabat atau pendamping hidup yang di dalamnya dipenuhi dengan kasih sayang dan perasaan cinta.
Setelah menjadi pasangan halal, begitu ada banyak rasa damai tercipta yang dirasakan. Karena setiap saat kita akan mendapatkan perlakuan baik dari pasangan kita masing-masing. Mulai dari senyuman, kemudian kemesraan yang sering dilakukan, lalu mendapatkan perhatian dan juga merasa dicintai. Benar bukan?
Pasangan yang bahagia akan senantiasa selalu kompak dan harmonis. Pasangan yang bahagia akan dapat menentukan hal-hal kecil yang diputuskan untuk dilakukan secara bersama-sama. Hal ini bisa lebih mendekatkan hubungan dengan pasangan dan kembali menumbuhkan asmara seperti saat pacaran dulu.
Seperti diriku, Amanda Wulandari yang mendapatkan perlakuan khusus dari suamiku yang dia selalu memberikan kehangatan atas perlakuannya. Dia mencintaiku dengan memberikan perhatian-perhatian sekecil apapun itu. Aku begitu merasa sangat dicintai dengan segenap jiwa dan raganya. Dan aku juga melihat dimatanya ada ketulusan cinta kepadaku.
"Sayang, temani Mas saja di sini. Urusan dapur serahkan saja pada pelayan. Mas tidak mau melihatmu lelah," perintah suamiku, Gibran Radhika. Dia menahan tanganku ketika Aku hendak melangkah keluar dari kamar.
"Tapi...," ucapku terhenti.
"Ssstttt, tidak boleh membantah. Ini hari libur dan Mas ingin menghabiskan waktu berdua bersamamu di ranjang ini," mas Gibran langsung menarik tanganku hingga tubuhku jatuh ke dalam pelukannya.
"Akhhh ... Mas geli," tubuhku sedikit terguncang karena mendapatkan serangan kenikmatan disekitar leherku dari mas Gibran.
Ada kisah yang berbeda dari setiap kehidupan insan di bumi ini. Berbagai ragam kisah menarik, sedih dan juga bahagia serta suka duka datang silih berganti. Entah kapan, tapi suatu saat pasti akan terjadi.
Pernikahan, selain memperoleh ketenangan dan kedamaian, juga saling melengkapi dan memiliki keturunan. Menikah bukan sekedar menciptakan kebahagian saja. Dalam pernikahan pula sering terdengar bahwa setiap pasangan akan adanya cobaan dan godaan, namun itu adalah sebuah tantangan agar bisa semakin memperkuat pernikahan, bila kita dan pasangan saling mencintai dan berusaha memahami satu sama lain.
Selama ada kemauan dari kedua pasangan untuk tetap menjaga kemesraan, maka akan mampu memiliki pernikahan yang senantiasa romantis. Bila kemesraan terus dijaga, ikatan pernikahan pun akan kuat.
Di ibaratkan sebuah hubungan itu seperti akar pada tumbuhan. Semakin sehat, akarnya akan berkembang semakin kuat dan mampu menyerap makanan untuk disalurkan ke setiap batang dan dahan agar tumbuh semakin rindang. Akar yang mampu menopang untuk memberi penghidupan dan berbuah kebahagiaan.
Pernikahan layaknya sebuah roller coaster, kadangkala terasa begitu menyenangkan, ada kalanya pula terasa begitu berat. Hal tersebutlah yang membuat pernikahan terasa begitu berwarna. Oleh karena itu, meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, pasangan suami istri harus mampu mempertahankan ikrar yang telah diucapkan bersama untuk hidup bersama selamanya.
Saling berusaha, saling menjaga, saling peduli di saat senang ataupun saat sulit, di saat sehat ataupun sakit, dalam suka maupun duka sama-sama mau untuk saling berusaha membina komunikasi yang terbuka dan tidak hanya salah satu saja yang berusaha.
Meskipun di awal-awal pernikahan dunia bak serasa milik berdua, namun seiring berjalannya waktu berbagai permasalahan tentu akan datang menghampiri.
Seiring berjalannya waktu dan semakin lamanya hubungan pernikahan, biasanya rasa jenuh dan bosan bisa mungkin melanda sebuah hubungan. Rasa jenuh dapat membuat seseorang menjadi lebih sensitif terhadap pasangannya. Rasa bosan dan jenuh ini biasanya timbul karena aktivitas atau kegiatan yang sama dan terkesan monoton yang dilakukan terus-menerus dalam berumah tangga.
Dan semakin bertambahnya umur pernikahan kami, semakin pula Aku rasakan ada perubahan yang tidak wajar yang tidak pernah Aku bayangkan, yakni perubahan sikap mas Gibran terhadapku. Suamiku itu semakin hari semakin Aku tidak mengenalnya. Sosoknya benar-benar berubah, yang dulu selalu ceria dan selalu memberikan perhatian kepadaku.
Kini mas Gibran telah berubah menjadi sosok yang tidak banyak bicara, selalu menyibukkan dirinya dan lebih banyak diam hingga wajahnya terlihat begitu menyeramkan di mataku setiap saat. Sekedar menyapanya saja Aku sungkan dan harus berpikir dua kali.
"Emm ... Mas Gibran, sarapannya sudah siap," dengan sedikit ragu Aku memberitahunya agar mas Gibran segera turun ke ruang makan.
"Ah sial," Aku mendengar mas Gibran mengumpat, lalu dia dengan cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Dia gelagapan seperti orang ketakutan. Matanya tidak fokus menatapku.
"Aku langsung ke kantor, ada meeting. Kamu sarapan saja sendirian," sering kali ada alasan seperti itu dari mas Gibran. Nadanya penuh penekanan.
Dan yang membuat Aku resah yaitu mas Gibran sudah melupakan kebiasaan dirinya memanggilku dengan sebutan 'sayang' bahkan suamiku itu yang biasanya menyebut dirinya dengan panggilan 'Mas' kini berubah menjadi 'Aku'. Ada apa dengan mas Gibran sebenarnya?
Kemudian Aku mengantar mas Gibran berangkat kerja sampai depan pintu rumah.
"Jangan menungguku pulang, karena aku mungkin pulang malam nanti, bisa jadi aku menginap di kantor," pesannya mengingatkan. Kali ini nada suaranya dingin. Akhir-akhir ini mas Gibran sering pulang malam. Aku tidak ingin berpikir macam-macam.
"Rumah adalah tempat terbaik untuk pulang. Jangan berlama-lama di tempat kerja, ya Mas. Hati-hati di jalan, Mas!" Aku mencium tangannya ketika mas Gibran hendak memasuki mobilnya.
"Hem," sahutnya singkat dan wajahnya tak ada ekspresi sama sekali.
Aku terpaku saat itu juga, Aku menatap nanar kepergian mas Gibran. Aku sangat berharap dan menunggunya untuk mencium keningku. Tapi nyatanya, harapanku pupus. Mas Gibran bahkan tidak melakukannya. Padahal ketika setiap saat suami mencium kening istrinya menandakan bahwa ia akan mendapatkan sebuah ketenangan dan ketentraman batin. Hal itu juga mas Gibran mengetahuinya, tapi sekarang perlakuan itu sudah dia lupakan termasuk cara memperlakukan Aku dengan baik, seolah musnah.
"Kamu sudah berubah, Mas!" lirihku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Aku sedih dan hatiku sangat sakit melihat perubahan aneh suamiku itu. Sungguh perubahan mas Gibran membuatku syok.
Apa yang sebenarnya terjadi? Apa mas Gibran sedang ada masalah pekerjaan di kantornya? Apa mas Gibran sudah tidak mencintaiku lagi? Apa mas Gibran bermain curang di belakangku?
Semua pikiran buruk mulai bermunculan di kepalaku. Bahkan perilaku baik dan senyuman manis suamiku itu tidak terlihat lagi di mataku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-06
0
Pink Ky
kyk nya seru nih
2023-08-17
0
Happy Love
mgkn selingkuh ya. dah positif thingking aja dulu
2023-08-16
1