Mulai Berubah

Menjalin sebuah hubungan itu membutuhkan kesiapan mental, juga keyakinan untuk memantapkan hati. Sebab, dalam perjalanannya nanti, setiap pasangan pasti akan menemui kerikil dan lika-liku jalan yang tidak selalu mulus dan tak jarang terjal yang dapat membuat goyah sebuah hubungan. Kalau tidak mempersiapkan hati sebelumnya, dan hanya menjalani saja, maka semua itu dapat berubah menjadi sebuah hubungan yang tidak sehat.

Setelah beberapa bulan terlewati dengan indah, lambat laun kebahagiaan kami seketika lenyap. Memasuki satu tahun pernikahan, Aku mulai merasa ada perubahan pada rumah tanggaku. Hubunganku dan mas Gibran mulai tidak baik, seperti ada pembatas.

Meskipun sulit menghadapi suami yang dingin, Aku perlu berusaha untuk memperjuangkan hubunganku dan mas Gibran. Tidak harus merasa kalah atau merasa terus mengalah karena rasa cinta harus dipupuk setiap hari. Hal ini dilakukan agar perubahan sikap dan munculnya sikap asli suamiku bisa tertangani dengan baik.

"Mas, aku rindu kamu. Tumben hari ini kamu pulang kerjanya telat," Aku memeluk mas Gibran ketika dia merebahkan tubuhnya di sampingku.

"Wajar lah aku kerja, bukannya main atau tidur-tiduran!" saat itu nada suara mas Gibran sedikit ketus. Tidak biasanya suamiku sedingin itu. Ya, mungkin karena dia lelah, pikirku.

"Iya, iya aku tahu sayang," Aku mencium pipi mas Gibran.

"Aku capek, mau tidur. Matikan lampunya!" Mas Gibran malah melepaskan pelukan yang Aku beri padanya seolah Aku sedang ditolak untuk bermesraan dengannya.

Aku hanya menghela nafas dengan sabar. Ya, lagi-lagi aku pikir karena mas Gibran lelah bekerja seharian, makanya dia mengacuhkan Aku malam ini. Ok, tidak apa-apa, Aku masih berpikir positif kala itu.

Penyebab mas Gibran acuh dan ketus terhadapku, bisa jadi karena suamiku sedang sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin akhir-akhir ini ada banyak pekerjaan yang menumpuk, sehingga suamiku menggunakan waktunya lebih banyak untuk bekerja. Bukankah sibuk dengan pekerjaan juga bisa membuat suami kelelahan dan langsung istirahat setelah sampai di rumah? Aku hanya beranggapan seperti itu.

Pagi harinya, masih di ranjang yang sama dengan mas Gibran. Aku membangunkan dia dari tidur lelapnya.

"Good morning, sayang!" sapaku mengecup bibir mas Gibran ketika dia baru membuka matanya.

"Morning," sahutnya datar dan singkat, dia langsung bangkit dan turun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi tanpa membalas kecupanku.

Aku terpaku melihat sikap mas Gibran akhir-akhir ini. Biasanya sesering mungkin kami melakukan morning kiss, terkadang dia yang mulai, lalu Aku membalasnya, terkadang Aku yang mulai, lalu dia membalasnya. Tapi sudah beberapa hari ini mas Gibran berubah. Dia tidak sehangat dan seromantis bahkan perhatian seperti dulu.

Aku pikir mas Gibran saat itu lelah bekerja sehingga dia cuek padaku tapi semakin hari mas Gibran memperlihatkan sisi dirinya seolah dia itu bosan. Buktinya tiap kali Aku memberikan perhatian padanya namun dia malah bersikap dingin dan sering mengalihkan pandangan matanya ke arah lain.

Dalam hubungan pernikahan, rasa bosan memang bukanlah sebuah rasa yang bisa dihindari. Bahkan rasa bosan dan jenuh dalam pernikahan memang mungkin saja terjadi. Dan itu adalah hal yang wajar jika perasaan bosan dengan pasangan dan hubungan itu mungkin berkurang setelah menetap bersama dalam hidup yang melibatkan rutinitas sehari-hari.

Akan tetapi, sekali lagi itu semua tidak berarti semuanya menurun setelah fase bulan madu selesai dan kehidupan tahun hingga tahun berlalu.

Sungguh Aku semakin bingung. Padahal hubungan di antara kami baik-baik saja. Boro-boro bertengkar, selisih paham saja tidak ada. Meski begitu, keluarga bahagia tidak selalu berarti bebas dari konflik. Masalah dalam sebuah pernikahan akan selalu ada. Hal yang perlu dipahami adalah Aku dan mas Gibran berasal dari latar belakang yang berbeda dan menyatukan perbedaan tentu bukan perkara yang mudah.

Untuk membuat kehidupan rumah tanggaku berjalan harmonis, terutama sebagai seorang istri, Aku membutuhkan cara lain agar mendapatkan perhatian lebih dari sang suami. Jadi Aku putuskan malam nanti Aku akan memberikan kejutan untuk mas Gibran. Ya, sedikit hiburan. Siapa tahu suamiku itu terhibur dan lelahnya hilang.

*******

Malam ini, Aku sudah berdandan yang sangat cantik. Semuanya menurutku sempurna, dari atas hingga bawah penampilanku mempesona. Ya, itu sih menurutku. Parfum pun sudah Aku semprotkan di bagian sisi kanan kiri hingga atas bawah pakaianku. Dan pastinya Aku memakai pakaian yang seksi, lingerie berwarna hitam yang sedikit tipis. Ya, karena ini memang pakaian yang dipilihkan sendiri oleh mas Gibran sewaktu kami honeymoon pertama kali. Ok, here we go!

"Selamat malam suamiku, muach...!" Aku menyambut dengan semangat kedatangan mas Gibran sembari memberi ciuman singkat di bibirnya. Aku tersenyum padanya.

Mas Gibran memandangku dari atas hingga bawah. Yes, berhasil. Suamiku itu terlihat terpesona pada penampilanku. Dan kali ini Aku yakin pasti mas Gibran terhibur olehku dan pasti lelahnya hilang karena disambut oleh istri yang cantik dan seksi sepertiku. Hah, saat itu sih Aku kepedean banget. Nggak apa-apa lah, ini juga demi kebahagiaan rumah tanggaku, kok.

Tapi setelah beberapa detik kemudian, terlintas senyuman kecut dari suamiku. Dia menggelengkan kepalanya, setelah itu berkacak pinggang. Sontak senyumanku memudar.

"Apa-apaan kamu? Mau menggodaku? Kamu salah besar tau nggak. AKU CAPEK DAN INGIN ISTIRAHAT."

Deg

Mas Gibran menekan kalimat terakhirnya dengan ekspresi menahan amarah.

"Ma-makan dulu Mas," ucapku dengan suara terbata.

"Kamu saja, tadi aku sudah makan di luar!" ketus mas Gibran, lalu dia langsung melangkah menuju kamar.

Dadaku sungguh sakit, air mataku tidak bisa dibendung lagi. Awalnya Aku kira sikap suamiku itu hanya dingin sesaat terhadapku. Tapi nyatanya, Aku dimaki habis-habisan olehnya, seperti ada kebencian dimatanya terhadapku.

Menjalani hubungan pernikahan artinya kita harus mempedulikan perasaan pasangan, bukan? Bila kita lelah dan merasa stres seharian, jangan melampiaskannya pada pasangan begitu dia pulang kerja. Melepaskan stres memang penting, tapi menjaga perasaan istri juga penting. Melampiaskannya pada istri justru bisa menimbulkan masalah yang jauh lebih besar.

Dalam menjalin suatu hubungan juga merupakan perjalanan suami istri sebagai proses saling mengerti dan memahami pasangan satu sama lain. Kehidupan berkeluarga pun tak sesederhana ketika masa penjajakan atau berpacaran. Ada banyak hal yang mungkin sebelumnya tidak terjadi, dan malah terungkap setelah pernikahan. Sikap suami berubah bisa menjadi salah satunya.

Apa salahku hingga Aku mendapatkan perlakuan buruk seperti ini oleh suami yang sudah bertahun-tahun Aku kenal sangat lama. Dan nyatanya inilah sifat dan perilaku asli dari mas Gibran, membuat hatiku terluka.

"Kamu berubah mas Gibran, hiks...hiks...!"

Aku menangis dengan sesak di dada. Aku sendiri menahan luka ini. Benar-benar sakit.

Terpopuler

Comments

Lela Lela

Lela Lela

kasiaan

2024-05-21

0

Angle Dwi

Angle Dwi

Sorang pria apabila brubah mgkn dia bosan

2023-08-25

0

Matic Metallica

Matic Metallica

emang diakui ada bberapa perubahan yg terjdi pd suami diluar sna stelah pernikahan. pcaran dulu baik bgt eh pas sdh nikah baru tau sifat aslinya, burukssss

2023-08-16

36

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!