bab 02. pasien jahil

Saat tiba didepan ruang IGD suster tersebut langsung mempersilahkan Naya masuk, saat Naya memasuki ruangan tersebut ia melihat ada beberapa suster disana dan seorang pria yang terkulai lemas dengan darah segara yang terus mengalir di kepalanya. saat mengetahui bahwa pasiennya kali ini adalah seorang laki laki yang umurnya kisaran lebih tua empat tahun dari Naya maka karena itu anaya lebih dulu memakai sarung tangannya agar tidak bersentuhan kulit langsung.

"apa yang terjadi dengan lelaki ini?" Tanya Naya saat dirinya sibuk mengobati beberapa luka yang terdapat pada tubuh lelaki itu.

"Tadi kata orang yang membawanya kesini lelaki itu tidak sengaja terkena serangan dari beberapa mahasiswa yang sedang tawuran" jelas salah seorang suster yang turut membantu Anaya.

"sebentar, banyak sekali darah yang mengalir dibantal suster tolong bantu saya untuk memiringkan tubuh lelaki ini, sepertinya kepalanya bocor" suster tersebut hanya mengangguk dan membantu Anaya untuk memiringkan posisi tidur pasiennya, setelah di cek ternyata benar kepala pria ini bocor dan mengeluarkan banyak darah.

Dengan sigap Naya menahan darah yang terus terusan mengalir dari kepala pasiennya.

" Sus tolong carikan golongan darah A sekarang juga, pasien kekurangan banyak darah." ujar Anaya sembari membalut kepala pria tersebut menggunakan perban.

"tapi dok stok darah itu dirumah sakit ini sudah habis, kalau kita cari kerumah sakit lain tidak sempat lagi bagaimana ini?" ujar seorang suster, Naya kembali berfikir bagaimana caranya agar mereka mendapatkan donor darah kepada pria malang ini.

" apakah kalian sudah menghubungi keluarganya?"

" beliau sepertinya tinggal sendirian dok, oh ya golongan darah dokter Naya bukannya A juga ya?" Tanya gina salah satu suster yang menangani pria itu juga.

" yasudah ambil darah saya aja, karena jika mengunggu terlalu lama kemungkinan pria ini tidak bisa terselamatkan" ujar Naya setelah sekian lama berfikir.

"benarkah dok?" Naya hanya mengangguk, lalu segera pergi untuk mengecek kesehatannya bersama suster tadi.

****

"Alhamdulillah kondisinya sudah membaik dok, terima kasih sudah mau mendonorkan darah dokter untuk pria ini" Naya hanya tersenyum.

"Alhamdulillah, sama sama sus lagian ini juga memang tugas saya" beberapa suster disana tersenyum bangga melihat betapa mulianya hati dokter barunya ini.

Setelah beberapa menit berada diruangan tersebut namun sang pasien tak kunjung sadar anaya memutuskan untuk kembali ke ruangannya dan akan kembali nanti saat jam makan siang.

"em sus saya permisi dulu ya, Assalamualaikum" ujar anaya lalu berlalu pergi setelah kedua suster itu menjawab salamnya.

Anaya berjalan menuju Kantin rumah sakit untuk melakukan makan paginya yang tertunda tadi akibat ia buru buru kerumah sakit, saat tiba dikantin naya

langsung memesan makanan dan duduk salah satu meja paling pojok.

setelah makanan tiba anaya memakannya dengan lahap saat sedang nikmat memakan makanannya fokus anaya terhenti pada seseorang yang menarik kursi didepannya yang ternyata terdapat seorang lelaki lengkap dengan jas putih sama dengannya.

"Boleh gabung?" Tanya pria tersebut sambil menatap anaya

"Boleh" lelaki itu kemudian duduk didepannya sambil menikmati makanannya sesekali melirik naya yang asyik dengan dunianya.

"khemm maaf dokter namanya siapa ya? soalnya kaya baru ketemu" tanyanya kepada naya, anaya menoleh sebentar kemudian kembali menundukkan pandangannya kembali.

"Anaya" jawabnya singkat

"cantik, kaya orangnya" pria yang menggelar sebagai dokter itu tersenyum manis kepada anaya ah sangat tampan tapi anaya sama sekali tidak tergoda jangankan tergoda menatapnya saja hanya satu detik.

"Dokter naya gaada niatan nanyain nama saya gitu?" tanyanya, anaya menaiki sebelah alisnya bingung apa tujuan lelaki ini.

" maaf, dokter namanya siapa?" Tanya anaya basa basi agar manusia didepannya ini tidak sakit hati kepadanya.

"nah gitu dong, nama saya Muhammad rakha putra dokter cantik bisa panggil saya raka atau ga..sayang juga boleh hehe" jawab pria bernama raka itu terkekeh geli.

"dokter ada ada saja"

"kalau boleh tau bagaimana hari pertama mu bekerja disini?" tanya Raka

"hmm belum terasa sih dok, pasien saya aja baru satu orang jadi mungkin butuh waktu beberapa hari untuk bisa menjawab pertanyaan anda barusan" jawab Anaya lalu kembali menyuap makanan kedalam mulutnya.

"oh ya haha, semoga dokter betah bekerja disini, kalau butuh bantuan jangan sungkam buat hubungin saya"

"baik, terimakasih banyak"

keadaan menjadi hening karena keduanya sibuk dengan makanannya masing masing, sebenarnya Raka ingin menanyakan suatu hal pada Naya namun ia urungkan karena melihat Naya yang sangat fokus pada makanannya, hingga makanan keduanya habis baru Raka menanyakan pertanyaan yang sedari tadi ia pendam.

"btw kamu sudah menikah? atau sudah memiliki pasangan?" tanya Raka.

"tidak, saya belum menikah dan tidak punya pasangan"

"wah berati kesempatan saya dong" Naya tidak menanggapi perkataan Raka, keadaan kembali hening hingga beberapa detik setelahnya Naya berpamitan pada lelaki didepannya ini.

"em maaf dokter raka saya izin pergi dulu Assalamualaikum" sambung naya kemudian berlalu meninggalkan raka yang sedang melamun sambil tersenyum sungguh seperti ah orang gila maybe.

"masyaallah bidadari surga, waalaikumsalam sayang" jawabnya lirih sambil terus memandangi punggung anaya yang semakin menjauh.

***

"Assalamualaikum" ujar naya saat sampai didepan ruang inap seseorang.

"waalaikumsalam, silahkan masuk dok" terdengar suara bariton didalamnya, anaya masuk dan berdiri disamping ranjang pasien tersebut dengan pandangan yang senantiasa menunduk.

"hm kamu bagaimana sudah membaik?" Tanya anaya kepada pasien tersebut, ya pasien itu adalah lelaki yang tadi naya tangani sekaligus orang yang sekarang didalam tubuhnya terdapat darah dari dokter cantik kita yaitu anaya shaquella.

"alhamdulillah dok sudah enakan"

"dokter kok nunduk mulu emang saya dibawah apa?" Tanya lelaki itu kesal, anaya lantas mengangkat kepalanya.

1

2

3

naya buru buru menundukkan pandangannya kembali setelah tiga detik melakukan kontak mata dengan lelaki tersebut.

" hm saya hanya ingin menjaga pandangan" lelaki tersebut hanya manggut manggut.

"oh ya kenalin nama saya farel abimayu, nama dokter?"

"naya" jawabnya singkat.

"Umur berapa dok?"

" 21"

" Tinggal dimana"

"Dirumah"

"ck dokter jangan cuek gitu dong, saya nikahin mau?" anaya yang mendengarnya lantas terkejut namun sebisa mungkin ia menetralkan mimik wajahnya menjadi biasa saja.

"bangun gausah ngehalu" farel terkekeh pelan

"Siapa tau kenyataan kan, saya jadi punya istri dokter nanti kalau sakit gini udah ada yang jagain"

"sekalian romantis romantis" sambungnya menaikkan alisnya menggoda.

"dzikir yang banyak, jangan ngegombal saja"

"dokter mah gaasik, untung cantik"

"kita bukan mahram jadi anda jangan memuji saya karena itu akan menimbulkan dosa bagi kita berdua"

"astagfirullah, maaf deh ibuk dokter" lelaki itu menangkupkan kedua tangannya dan memandang Naya dengan tampang sok imutnya, namun sayang Naya sama sekali tidak menggubris lelaki itu dia malah memilih pergi keluar dari ruangan serba putih tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!