Anaya baru saja tiba dirumahnya setelah hampir seharian berada dirumah sakit, hari ini tidak terlalu melelahkan karena hari ini pasiennya hanya beberapa orang saja.
Tetapi anaya sangat pusing karena salah satu pasiennya tadi yang sangat banyak berbicara bahkan hal yang menurutnya sangat tidak penting pun dibahas oleh pasien itu, "huh sangat tidak waras" batin Naya.
"Anaya setelah bersih bersih kamu langsung turun Abi dan umi ingin bicarakan suatu hal sama kamu" saat hendak memasuki kamar suara uminya terdengar dan membuat Anaya menunguri niatnya tadi, lalu segera menghampiri uminya.
"Baik umi, memangnya hal penting apa yang ingin umi dan Abi katakan pada Naya?" Tanyanya pada sang umi
"Sudah nanti saja abimu yang akan menyampaikannya, sekarang kamu bersih bersih sudah mau masuk waktu sholat magrib" ujar umi lalu pergi berlalu dari hadapan naya. Menyisakan Naya yang sedang kebingungan "hal penting apa yang ingin umi dan Abi sampaikan, engga mungkin kan kalau mereka nyuruh aku bayar balik uang yang udah mereka keluarin untuk kuliah aku" batin naya bertanya tanya.
Anaya berjalan memasuki kamarnya ia melepaskan jas putih yang masih melekat pada tubuhnya menyisakan kemeja berwarna abu abu yang ia kenakan, lalu ia melepas kan hijabnya sambil membersihkan sedikit make up yang ada diwajahnya. Setelah itu Anaya bangkit ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang kelelahan.
Tak lama Naya keluar dengan bajur tidur berlengan panjang, ia langsung mengambil mukena putihnya lalu melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam.
Setelah sholat magrib naya mengaji dan sedikit memperbaiki hafalannya, ingat walaupun anaya sibuk dengan tugasnya sebagai seorang dokter namun ia takkan melupakan hafalannya, dulu sewaktu Smp dan Sma anaya masuk ke pesantren disekitar daerah Jawa timur, selama enam tahun dipesantren naya mampu menghafal tiga puluh juz al qur'an oleh sebab itu anaya tidak mau menyia nyiakan hafalannya.
anaya berjalan menuruni tangga menuju meja makan yang terdapat abi dan uminya yang sedang bercengkrama disana.
"Assalamualaikum umi,abi" salam naya lalu ia duduk dikursi didepan abinya.
"Waalaikumsalam sayang" sahut kedua orang tuanya.
" Abi tadi kata umi abi ingin bicarakan satu hal sama naya apa itu abi?" Tanyanya
"Nanti saja abi beritahukan sekarang kita makan dulu, abi sudah sangat lapar dan sangat tergoda dengan masakan umi mu yang cantik ini" ujar ardi terkekeh anaya juga ikut terkekeh mendengar penuturan abinya yang selalu menggoda sang istri, ah rasanya anaya juga ingin digoda oleh sang suami tercinta.
Sedangkan Khansa jangan ditanyakan lagi mukanya yang sedikit keriput namun masih terlihat cantik itu sudah memerah sekarang ah uminya masih saja suka salting saat digoda oleh sang abi, padahal mereka menikah sudah cukup lama dan hampir memiliki seorang cucu namun tak bisa dipungkiri kalau pasangan tua ini sangat romantis seperti abg yang baru saja menikah haha. Anaya tertawa saat memikirkan ketika sang abi yang selalu saja menggoda uminya dan sang umi yang selalu salting saat digoda.
"kamu bisa aja mas" ujar khansa mencubit perut sang suami.
"yasudah ayo makan" ujar anaya, lalu keluarga bahagia ini memakan makanannya namun tidak lupa mereka membaca doa sebelum makan.
**
Setelah makan anaya membantu uminya untuk mencuci piring kotor bekas mereka, dirumah mereka memang ada seorang art yang dipekerjakan oleh gilang untuk membantu uminya mengurus rumah mengingat anaya tak dapat membantu karena pasti ia sangat sibuk.
setelah acara nyuci menyuci selesai naya dan sang umi duduk disamping ardi yang sedang mengaji, melihat dua wanita cantiknya datang ardi langsung menyudahi kegiatannya.
"khm naya apa boleh abi meminta satu permintaan sama kamu?" setelah beberapa saat mereka terdiam ardi membuka suara menatap naya penuh harap begitupun khansa, anaya mengernyit mendengar kata yang keluar dari mulut sang abi.
"Apa itu abi?" Tanya naya heran
"Abi dan umi ingin kamu segera menikah naya" anaya kaget bukan main mendengar itu.
"Anaya, umi mau menjodohkan kamu" sambung khansa
"Tapi naya masih terlalu muda umi" Anaya menjawabnya dengan hati hati agar tidak menyakiti perasaan orang tuanya.
"Anaya menikah bukan dilihat dari tua mudanya kita, lagian umurmu sudah matang untuk menikah bagi seorang perempuan" jawab Ardi mengelus surai hitam Naya, jika dirumah hanya ada kedua orangtuanya Anaya tidak menggunakan hijabnya.
"kalau Naya boleh tau siapa lelaki yang akan dijodohkan dengan Naya Abi?" Tanya Naya, dirinya mendapat kan senyuman tulus dari Abi dan uminya mereka berdua sudah bisa menebak jika Naya akan menyetujui permintaan keduanya, Anaya merasa senang melihat senyuman indah itu, ia melupakan rasa takutnya saat melihat senyuman tulus itu.
" Namanya farel Abimanyu, dia adalah anak dari sahabat Abi saat kuliah di Aceh dulu, ayahnya dulu sangat banyak membantu Abi, farel juga seorang dosen yang bekerja dijakarta ia juga seorang santri sama seperti kamu, Abi yakin farel bisa membimbing kamu menuju surganya Allah" ucap Ardi panjang lebar. Anaya terdiam sejenak mendengar itu tunggu apa tadi kata abinya farel Abimanyu? sepertinya ia pernah mendengar nama itu.
"Kamu mau Anaya?" Suara sang umi berhasil membuat Naya tersadar dari lamunannya, Anaya menatap sang umi lalu mengangguk sambil tersenyum.
"Insya Allah jika itu memang takdir yang sudah Allah rencanakan untuk Naya, Naya mau dan Naya ikhlas menerimanya" kedua orangtuanya tersenyum bangga mendengar penuturan bijak sang putri.
"Lusa farel dan keluarganya kesini untuk melamar kamu, jadi kamu bisa pulang cepat untuk hari lusa?" Naya hanya mengangguk menjawab pertanyaan uminya.
"Yasudah kalau begitu Anaya pamit kekamar dulu, soalnya ada beberapa data yang belum Naya isi" pamit Naya
" Iya, jangan tidur terlalu larut ingat sebanyak apapun tugas kamu tapi kamu tetap harus beristirahat dengan cukup"
"Iya Abi" Naya berjalan menuju kamarnya, Ardi dan khansa tersenyum melihat punggung putrinya yang menjauh.
Setelah punggung Naya mulai hilang dibalik dinding, Khansa menggeser kan duduknya menjadi semakin dekat dengan sang suami, wanita paruh baya itu menyandarkan kepalanya didada bidang sang suami.
"Anak anak kita sudah pada besar ya bi, rasanya baru kemarin kita mengajari Naya dan gilang membaca, menyuapi mereka, mengomeli mereka ketika keduanya berebutan mainan ketika Gilang menjaili adiknya yang emosian, sekarang mereka berdua sudah dewasa Gilang yang akan menjadi seorang ayah dan Anaya yang akan menjadi seorang istri, rasanya waktu berlalu begitu cepat" ujar Khansa dengan mata berkaca kaca.
"haha iya, sekarang mereka sudah dewasa dan mereka akan pergi bersama keluarganya masing masing, meskipun begitu tugas kita untuk mendidik mereka belum selesai hingga akhir hayat kita" Ardi berujar sembari mengelus rambut pucuk kepala Khansa dengan lembut.
"Semoga farel bisa membahagiakan Naya dan membuat naya melupakan masa lalunya" ujar umi sambil menyenderkan kepalanya didada bidang sang suami.
"Amiinn abi yakin farel bisa melakukan itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments