Setelah makan siang selesai, Cindy yang belum percaya keputusan Darel dengan menikahi Zahra yang dia tahu seorang anak angkat yang entah bagaimana asal usulnya.
"Rel, kamu yakin dengan keputusan kamu buat terima perjodohan orang tua kamu. Rel, kamu belum tahu betul sifatnya dan dia juga masih kuliah terus dengan hijab yang tak modis itu ,kamu yakin dengan keputusan kamu yang aku anggap ceroboh." ucap Cindy panjang lebar.
"Aku nggak akan pernah menarik apapun yang aku ucapkan Cin, kami salah..aku tahu dia dan dia pun nggak seburuk apa yang kamu katakan tadi." tutur Darel.
"Sumpah. Aku nggak percaya dengan apa yang kamu lakukan saat ini Rel, aku harap kamu jangan pernah menyesal dengan apa yang kamu putuskan saat ini." ucap Cindy dan langsung berlalu pergi meninggalkan Darel dengan penuh kecewa.
"Ada apa dengan dia, aneh.." batin Darel melihat kelakuan sahabatnya yang mati-matian menyakinkan dirinya jika Zahra bukan wanita terbaik untuk dirinya.
Keluarga Cindy pun akhirnya pulang ke rumahnya dan saat sampai rumah mereka, Cindy langsung turun dan langsung masuk ke dalam kamarnya dengan menutup pintu kamar begitu keras membuat beberapa orang yang ada di rumah itu terkejut.
Brakk 💢
"Astaghfirullahal'adzim.."
Ucapan itu lah yang pertama mereka ucapkan saat terkejut dengan kelakuan Cindy yang aneh.
"ltu anak kenapa sih Pi,aneh banget.Nggak biasanya dia pulang dari rumah Maria kayak gitu sikapnya." ucap Mariam melihat tingkah anaknya yang terlihat aneh menurut dirinya.
"Maklumlah, dia sedang kecewa dan patah hati." ucap Awan mendudukkan tubuhnya di sofa ruang keluarga.
Mariam pun duduk di samping suaminya dan perkataan suaminya membuat dirinya merasa ada yang janggal.
"Apa maksud papi, Cindy patah hati karena siapa? Dia punya pacar atau orang yang sedang dia suka?" tanya Mariam pada sang suami.
"Mami ini nggak peka dengan anak mami sih, Cindy itu..suka dengan Darel. Tapi, nyatanya sekarang ini Darel sudah setuju dengan perjodohan yang di buat oleh Maria dan Danu." ucap Awan.
Mariam menutup mulutnya terkejut dengan penuturan suaminya.
Prangg💢
Suara barang berjatuhan terdengar nyaring di telinga para penghuni rumah Awan.
Suara yang bersumber dari kamar Cindy. Awan dan Mariam langsung mendekati kamar sang putri.
Dor dor dor...💢
Gedoran pintu terdengar keras namun, tak ada respon dari Cindy.
"Cindy...ini mami sama papi, tolong buka nak !!" teriak Mariam.
"Cindy buka sayang, kita bisa bicarakan dengan tenang !" ucap Awan berusaha membujuk sang putri.
"Aaaaaa....!!" teriak Cindy yang terdengar sampai luar kamar.
"Darel, kenapa kamu tega sama aku !! Kamu lebih memilih wanita yang bahkan kamu nggak kenal dengan baik, kamu buat aku sakit Darel !!" teriak Cindy yang tak terkendali lagi.
Dia sudah menghancurkan isi kamarnya.
Ceklek.
Pintu kamar Cindy terbuka menampilkan kedua orang tuanya menerobos masuk ke dalam kamar dengan kunci cadangan.
" Astaghfirullahal'adzim Cindy !!" pekik Mariam yang melihat penampakan kamar putrinya yang seperti kapal pecah.
" Nak..." ucap Awan lirih.
Tak sepetah kata pun terlontar dari mulut Cindy namun, dia langsung menghambur memeluk sang papi.
"Tenangkan hatimu nak, papi tahu tak mudah menerima keputusan Darel tapi, kalau memang kalian berjodoh pasti semua ada jalannya nak." ucap Awan dengan suara yang terdengar lembut.
Cindy mengangguk dengan masih menangis sesegukan.
...----------------...
Sementara di kediaman keluarga Khairi, terlihat Yana yang sedang terlihat kebingungan mencari keberadaan Zahra.
"Zahra , Ra...Zahra !!" panggil Yana namun tak ada sahutan dari yang bersangkutan.
Yana kembali berkeliling sekitaran rumahnya. Saat akan kembali masuk ke dalam rumah matanya menangkap sosok Zahra yang sedang duduk di kursi dekat kolam ikan di samping rumah mereka.
"Gimana bu, apa ibu sudah nemuin Zahra?" tanya Khairi menghampiri sang istri yang berdiri di ambang pintu samping.
Yana menunjuk ke arah Zahra dan Khairi menghembuskan nafas kasar melihat tingkah sang putri.
"Sedang apa dia disana, kayak ngalamun gitu mah," ucap Khairi pada sang istri.
"Entahlah yah, ibu juga bingung dengan sikap Zahra belakangan ini.Apa dia punya masalah ya..,"
"Coba nanti kamu bicara sama dia. Mungkin juga dia tahu kalau dia akan di jodohkan dengan Darel." ucap Khairi.
" Seandainya dia nggak mau menerima perjodohan ini ,ibu juga nggak akan maksa yah." ujar Yana dengan tatapan sendu menatap putrinya yang akhir -akhir ini suka melamun.
"Nanti kita bahas lagi. Kalau hati Zahra sudah baikan." ucap Khairi.
Yana pun mengangguk setuju dengan usulan suaminya.
Dilain tempat tempat dimana Maria sedang memandang keluar yang kebetulan hari mulai senja.
"Mah, ngapain kamu di situ? Udah mau magrib nih.." ujar Danu pada sang istri.
Maria membalikkan tubuhnya berjalan mendekati sang suami yang sedang duduk di sofa.
"Seneng bener romannya." ledek Danu.
"Seneng dong pah, sebentar lagi mama punya mantu. Jadi, mama nggak kesepian lagi. Akhirnya mama punya temen juga." ujar Maria dengan senyum lebar.
"Heiii...kan ada Cindy yang selalu nempelin kamu. Dia kayaknya nggak mau lepas dari kamu mah ." ujar Danu.
"Cindy lain pah, kalui Cindy diajak shopping , ke Caffe, arisan pasti dia semangat tapi, giliran ke panti asuhan atau ke Yayasan buat pengajian dia selalu nolak ." sungut Maria.
"ltulah gadis gaul .."seru Danu dengan terkekeh mengingat raut wajah kesal sang istri.
"lsttt..mas nih,sudahlah ..lebih baik Ria temui anak Ria di kamarnya." ucap Maria pergi meninggalkan suaminya yang terdengar memanggil namanya namun Maria tetap melangkah ke kamar Darel.
Tok tok tok
Ceklek..
Tanpa menunggu jawaban dari sang putra akhirnya Maria nyelonong masuk ke dalam kamar Darel.
Terlihat Darel yang sedang duduk di balkon kamarnya.
"Pantesan mami ketuk ketuk pintu nggak ada jawaban, ternyata kamu disini." ucap Maria yang ada diambang pintu balkon kamar Darel
"Eh mam, ada apa? Maaf Darel nggak dengar mami ketuk pintu." ucap Darel.
"Yah mami maklum, Eh ..ini punya siapa?" tanya Maria melihat kotak bludru warna merah diatas meja dekat Darel.
Darel melihat kearah dimana mamanya melihat kotak miliknya.
"l_itu punya Darel ma.." jawab Darel.
Maria pun yang merasa penasaran dengan cepat membuka kotak itu dan terlihat sebuah cincin permata biru yang terlihat sangat indah.
"lni benar punya kamu, ini bagus banget loh nak...kamu beliin ini buat siapa?" tanya Maria.
"Bukan buat siapa-siapa sih ma, cuma waktu itu aku pergi sama David ada yang nawarin cincin itu terus saja aku beli." jawab Darel membuat Maria menatap sang putra penuh selidik.
Dalam hati Maria,cincin sebagus itu akan di berikan pada siapa oleh Darel, karena dia tahu harga cincin itu tak murah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Darel emang udah tertarik sama Zahra.. atau dia ada gadis lain yg di sukanya.. kalau iya kenapa dgn mudah dia menerima perjodohan itu..? 🤔🤔🤔
2024-03-19
0
Angraini Devina Devina
siapa cewek yg parel suka
2023-09-11
0
Sadiah
kira² zahra cinta nya ke siapa sie?... penasaran.. apa dia ngelamunin kk angkat nya yg lebih dulu suka sama dia, gmna perasaan kk angkat nya yg bertahun² pisah sekalinya denger orang tuanya jodohin,, 😟
2023-08-08
1