Anak itu melangkah dengan pasti. Masih dengan tas ransel di punggungnya. Ayah yang benar-benar kaya, tapi berani-beraninya tidak bertanggung jawab pada ibunya yang dahulu mengalami kebutaan. Walaupun kini ibunya sudah dapat melihat kembali, tapi tidak mengenali pria yang telah melecehkannya.
Anak itu tersenyum picik. Mengapa dia bisa tahu siapa ayah kandungnya? Ada alasan khusus, tentang anak yang memiliki IQ setara atau mungkin kini lebih tinggi daripada almarhum pamannya, Triton.
Memakai sepatu berwarna biru muda, dengan motif bebek pemberian dari perawat yang gemas padanya. Ditambah dengan setelan baju hangat dan topi berbentuk kelinci putih, juga pemberian sang perawat. Dirinya bertambah imut saja. Membuat karyawan yang dilewatinya seakan ingin menggigitnya.
"Karung! Mana karung! Aku mau membawa anak itu pulang!"
"Astaga! Pipinya!"
"Nak, boleh aku menggendongmu!"
Beberapa karyawati mengerubunginya. Tapi dengan santainya anak itu menjawab."Bibi, aku haus dan lapar..." Kalimat penuh senyuman, menebarkan aura kemanisan tingkat tinggi. Dirinya memang harus mengumpulkan tenaga dulu sebelum bertarung dengan ayahnya.
"A...aaa...aaaa!!" Para karyawati itu berteriak histeris. Benar-benar menyenangkan andai saja dapat mengigit anak ini.
Salah satu karyawati bahkan mengangkat tubuh Zeyan. Membawanya melarikan diri."Nak kita beli jajanan yang banyak! Ice cream, kinder Joy!" teriaknya kabur.
"Kenapa dibawa kabur!?" Karyawati lainnya berlari menyusul. Sementara Zeyan hanya mengenyitkan keningnya. Sudah terbiasa berada dalam situasi seperti ini. Benar-benar sudah biasa, hanya dapat tersenyum senang menikmati hidupnya. Anak manis berpipi chubby dengan senyuman picik.
*
Adegan ini diulangi kembali. Anak ini kini membawa beberapa kantong berisikan makanan dengan lebel minimarket yang biasa tidak memberi kembalian uang kecil dengan kata.'500 rupiahnya bisa disumbangkan kak?'
Karyawati-karyawati disini cukup royal jadi dapat disimpulkan olehnya. Karyawan biasa saja jauh lebih kaya dibandingkan dengan dirinya dan ibunya yang terkadang makan pun susah. Benar-benar ayah durhaka bukan? Aura membunuh dari anak tampan dengan wajah manis itu benar-benar menyengat walaupun hanya sesaat.
Trak!
Biskuit yang memiliki selogan diputar, dijilat kemudian dicelup itu patah, hancur tidak berbentuk oleh tangan kecilnya yang halus dan dingin, bagaikan kelopak bunga teratai.
"Ayah si*lan!" batin anak badas itu berjalan mendekati meja resepsionis.
Wanita yang tengah memperbaiki make-upnya itu terlihat. Tubuh Zeyan terlalu pendek untuk mencapai meja yang terlalu tinggi untuknya. Bingung harus bagaimana, kaki kecilnya bergerak, mengambil kursi kemudian berusaha keras memanjat duduk di atas kursi.
Duduk dengan angkuhnya bagaikan CEO sombong kecil yang tampan, tapi memakai pakaian ala bebek dan topi berbentuk kelinci putih. Tentu saja ini perbuatan perawat rumah sakit yang mendandaninya hari ini.
"Aku ingin bertemu dengan CEO perusahaan ini. Namanya Fabian." Kalimat angkuh dari mulut kecil yang sedikit cadel itu. Sedikit, hampir tidak cadel, tapi tetap saja begitu manis dalam setiap kata-katanya.
Namun tidak kali ini sang resepsionis tidak akan mungkin tertipu."Bertemu pak Fabian? Jangan mengada-ada."
"Sial! Tidak berhasil!" batin Zeyan masih berusaha tersenyum. Memutar bola matanya berfikir. Pada akhirnya ini harus dilakukan juga olehnya.
"A...aku benar-benar ingin bertemu dengannya." Aura manis yang benar-benar menyengat, mata berkaca-kaca, bagaikan menebarkan gula jahat tingkat tinggi yang dapat menebarkan penyakit diabetes parah.
Tapi sayangnya aura itu memantul. Sang resepsionis bagaikan memiliki perisai yang biasa dimiliki tim penjinak bom. Dirinya tidak terpengaruh sama sekali. Malah semakin kesal saja, anak ini sudah mengganggu waktu berharganya.
"Pulang sana! Cari orang tuamu! Mengganggu saja!" Keluh sang resepsionis.
"Ayahku Fabian, dia pemilik perusahaan ini." Tiba-tiba anak itu berubah menjadi lebih sinis.
"Pemilik perusahaan!?" Sang resepsionis tertawa memegangi perutnya."Pemilik perusahaan dari mana? Anak pak Fabian!? Pak Fabian bahkan belum menikah tapi mempunyai anak? Aku tidak percaya. Ini pasti diajari oleh ibumu bukan!? Anak seorang wanita bayaran..." Kalimat yang diucapkan sang resepsionis. Matanya menyelidik meyakini ini adalah tipuan seseorang. Penipu yang ingin menyita waktunya.
"Wanita bayaran? Anda berucap seperti itu pada anak berusia lima tahun!?" Suara tawa dari mulut Zeyan tiba-tiba terdengar. Masih dengan suara anak kecil yang manis."Benar-benar keterlaluan ditaruh dimana sopan santunmu bocah!"
Gila! Ini benar-benar gila, setiap kalimat yang terucap dari mulut anak itu bagaikan orang dewasa. Berbeda dengan beberapa menit yang lalu, senyuman menyeringai di wajahnya."Kelihatannya baru berumur 23 tahun, aku akan mengingat nama pada name tag-mu."
Suara anak kecil tapi benar-benar mengintimidasi bagaikan orang dewasa. Apa meniru sifat almarhum pamannya, seorang detektif jenius yang mati dalam menjalankan tugas? Entahlah. Tapi hal itu berhasil mengintimidasi sang resepsionis.
"Security! Usir anak ini dia pasti komplotan penipu!" Ucap sang resepsionis gelagapan. Apa yang istimewa dari anak kecil berusia 5 tahun ini.
"Kebetulan aku baru saja makan. Bibi sudah membawakan alat untuk olahraga padaku." Kalimat dari sang anak tersenyum manis. Bersamaan dengan kedatangan sang security.
Pria berseragam biru Dongker itu hendak mengangkat tubuhnya. Tapi apa bisa?
Brak!
Satu tendangan di bagian dada membuat sang security terjatuh. Menendang tepat di titik fital dengan energi yang cukup.
Apa anak ini bisa beladiri? Kenapa ada keajaiban dimana anak badas berwajah malaikat ini lahir?
"Satu tendangan dari anak kecil saja jatuh..." Gumam Zeyan penuh senyuman, berusaha keras membuka bungkus makanan miliknya. Anak kecil yang memiliki beberapa kantung berisikan cemilan dan ice cream.
Sang security mencoba bangkit. Namun anak yang terbatuk-batuk sambil melawannya itu langsung menendang sembari melompat. Karena inilah Zeyan harus makan banyak. Agar cepat besar, sehat dan kuat, seperti iklan vitamin anak.
"Anak setan! Ibumu pasti seperti setan!" Teriak sang resepsionis emosi, mungkin karena perubahan hormon tamu bulannya sedang datang.
Sang resepsionis yang mencoba menarik telinga anak itu. Tapi tangan kecilnya menegang pergelangan tangan sang resepsionis erat."Kakak cukup cantik. Tapi sayangnya tidak pernah menganggap serius kata-kata orang." Meletakkan bungkus makanannya. Zeyan menyerang tangan sang resepsionis menggunakan lututnyanya.
Patah? Atau retak tulang? Mungkin saja itu yang terjadi. Anak kecil imut yang memakai pakaian manis itu lengkap dengan sepatu kelap-kelipnya. Mengambil garpu, kemudian menodongkannya pada leher sang resepsionis."Hubungi bosmu! Aku tidak punya waktu main-main."
Anak mengerikan manis bagaikan malaikat, tapi sifat seperti chucky. Satu security lagi datang. Namun apa yang terjadi? Tanpa Zeyan bergerak, sang security yang terburu-buru jatuh akibat lantai yang licin.
"Inilah yang dinamakan kehendak Tuhan." Anak itu tersenyum, bernyanyi naik-naik ke puncak gunung, sembari berjalan-jalan, menginjak tubuh orang dewasa.
Anak badas yang manis. Namun mengenyitkan keningnya. Kala menyadari pintu lift yang dikhususkan untuk eksekutif dengan jabatan tinggi dan pemilik perusahaan terbuka.
Kini anak itu mendudukkan tubuhnya dengan cepat di lantai dengan mata berkaca-kaca bagaikan menahan tangisannya. Menjadi anak manis yang dianiaya orang dewasa hingga jatuh tersungkur. Siapa yang tidak iba.
"Aku berharap yang datang adalah ayah br*ngsekku! Pria tidak bertanggung jawab!" Geramnya dalam hati, tapi matanya berkaca-kaca bagaikan kelinci kecil yang ingin menangis.
Tindakan anak ini sebetulnya tidak patut untuk ditiru. Jadi bagi yang merasa masih berusia 10 tahun ke bawah, harap tidak meniru anak badas ini. Anak yang mungkin sudah pernah menelan piala Oscar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Anonymous
ini rubah muda.. hahaha
2025-03-05
0
sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!
gilaaaa!!!!! bukan hanya dapat piala oskar, tp ditelan juga 😲😲😲😲😲😲😲😲
2023-11-24
3
sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!
karyamu penuh dengan iklan thor,,,,🙄🙄🙄🙄
2023-11-24
0