"Doni jangan...." Teriak Bimo saat Doni dengan cepat masuk ke dalam membawa kain seperti selimut itu yang dia temukan di sekitar sana dan sudah Doni basahi dengan air.
"Doni kembali...."
"Doniii...."
Bimo masih berteriak memanggil nama Doni, namun Doni seakan tuli tak menghiraukan panggilan dari temannya itu.
Bimo pun teringat sesuatu. "Hei tunggu-tunggu, tuan muda Abraham di mana?" Teriak Bimo saat dia ingat kalau sedari tadi dirinya tak melihat keberadaan Abraham sang tuan muda yang harusnya mereka jaga.
"Ha tuan muda Abraham," ulang Hardi kaget, dia pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tempat namun benar saja dirinya tak menemukan keberadaan tuan muda Abraham.
"Iya tuan muda Abraham," jawab Bimo.
Tiba-tiba Mark menyadari sesuatu saat ini.
"Hei Teo, apa kamu lihat tuan muda," teriak Mark yang mendengar mereka mencari keberadaan tuan muda mereka.
"Tidak...." Sahut Teo sebagai jawaban.
"Sial...." Umpat Mark dengan marah, tugas utama mereka adalah menjaga tuan muda mereka namun mereka semua justru di buat kocar-kacir dan melupakan tugas utama mereka.
"Kalian semua cari keberadaan tuan muda Abraham," teriak Hardi dengan suara lantang membuat semua yang mendengarnya bergegas mencari keberadaan tuan muda mereka.
SEDANGKAN DONI.....
"Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk....."
Doni terbatuk karena asap tebal itu menyelimuti seluruh ruangan yang ada di sana. Pengelihatan Doni buram, matanya terasa perih, dengan cepat Doni mengusap matanya dengan selimut yang dia bawa tadi.
"Tuan muda Abraham," teriak Doni karena dirinya yakin kalau tuan mudanya masih berada di dalam.
"Tuan muda, uhuk uhuk uhuk uhuk...."
Doni masih berteriak memanggil sang tuan muda, dia menyusuri setiap ruang sampai dia melihat ke arah kamar mandi yang tertutup rapat. Doni pun menendang pintu tanpa pikir panjang.
BRAAKK!!!!
"Tuan muda," teriak Doni dengan senang karena di sana ada tuan mudanya yang sedang berjongkok di dalam sana.
Doni dengan cepat menghampiri tuan muda yang sudah Doni anggap sebagai penyelamat.
"Do -Do- Doni....." Kata tuan muda Abraham dengan suara yang terdengar lemah.
Doni dengan sigap memapah tuan mudanya dan memakaikan selimut itu untuk dia dan tuan mudanya.
DI LUAR VILA....
Keadaan terlihat kacau, mereka semua tak ada yang menemukan keberadaan tuan muda yang seharusnya jadi tanggung jawab mereka semua.
"Bagaimana?" Tanya Mark ke Pras salah satu bodyguard yang sama-sama sepertinya ( senior).
Pras terdiam, lidahnya terasa kaku untuk berbicara. Dia hanya bisa mengelengkan kepalanya lemah karena dia tak sanggup berbicara.
"Ahhhh sialll......" Teriak Hardi yang tak jauh dari Mark dan Pras. Hardi mengacak rambutnya kasar.
"Jangan-jangan benar kata Doni," ceplos Bimo.
Pras, Hardi, Mark, Gre, Reza dan yang lainnya ikut mendekat ke arah Bimo. Ke sembilan orang itu menatap ke arah Bimo dengan rasa penasaran.
"Maksud kamu apa Bimo?" Tanya Reza.
"Tadi Doni bilang, sepertinya dia mendengar suara dari dalam jadi Doni nekat masuk ke dalam," jawab Bimo masih menatap vila itu dengan nanar, apakah Doni akan selamat melihat api sudah menjalar ke seluruh vila mewah itu.
"Kamu....." Tunjuk Mark kepada Gre dan Pras.
"Ya ketua," jawab keduanya serempak.
"Kalian berdua cari orang yang telah berani membakar vila keluarga tuan muda ini cepat, dan untuk Bimo, Reza, Vero, kalian masuk cari tuan muda Abraham dan Doni, dan untuk sisanya menyebar urus semua ini. Cari air dan padamkan," teriak Mark penuh ketegasan sebagai ketua dari mereka semua.
Semuanya pun tenang dan melakukan tugasnya masing-masing.
DI DALAM VILA...
Di dalam vila yang masih terbakar, Doni dengan cepat memapah sang tuan muda untuk keluar.
"Ayo tuan muda kita keluar," ajak Doni memapah tubuh tuan mudanya yang sudah lemas.
"Uhuk uhuk uhuk uhuk...." Abraham muda terbatuk-batuk karena menghirup asap.
"Tuan muda bertahanlah," pinta Doni.
Doni takut tuan mudanya itu kenapa-kenapa, dia ingat hanya tuan mudanya itu yang percaya dengan dirinya. Hanya tuan mudanya itu yang dengan lantang berani membela dirinya saat semua orang menatap cemooh kepadanya.
Doni ingat saat dia ketahuan menjambret dan di hakimi masa, tuan mudanya itu dengan lantang membela dirinya bahkan Menganti rugi 2x lipat uang yang Doni curi, tak lupa memberikan kartu nama dan bertanya apakah dia mau bekerja menjadi bodyguard, Doni dengan cepat mengangguk mengiyakan.
Setelah mendengar jawaban dari Doni, Abraham pun meminta Doni untuk datang melamar pekerjaan di tempatnya. Namun saat Abraham mulai pergi menjauh, tiba-tiba Abraham berbalik dan menyelipkan 8 lembar uang merah di tangan Doni. Doni awalnya merasa malu dan menolak pemberian dari tuan muda di depan nya namun kata-kata Abraham begitu membuat Doni terharu. "Terima lah, jangan anggap ini uang kasihan atau apapun tetapi anggaplah ini sebagai tanda pertemanan kita, jangan lupa datang ke mansion keluargaku, aku tunggu," kata tuan muda Abraham kala itu tak lupa senyum hangat yang membuat Doni ikut tersenyum.
Tak lupa Abraham pun menanyakan nama Doni dan memberitahu namanya.
Doni seketika meneteskan air matanya mengingat kebaikan tuan mudanya saat itu, Doni tahu tuan mudanya itu begitu tulus, namun saat melihat kondisi Abraham saat ini yang terlihat begitu lemah karena menghirup asap membuat Doni dilanda rasa bersalah karena tak bisa melindungi tuan mudanya itu dengan baik.
Doni meminta Abraham untuk menaruh selimut basahnya itu di hidung agar tidak terbatuk.
KRAKK!!
Terdengar bunyi seperti retakan, Doni yang awas langsung menatap ke arah sumber suara.
Doni melotot saat melihat kayu itu sepertinya akan jatuh, Doni pun dengan cepat mendorong tuan mudanya itu.
BRUGH....
"Aghhhhhh......"
Bughhhh....
Doni yang merasa dalam bahaya dengan cepat mendorong Abraham, Doni tak ingin tuan mudanya itu celaka.
Bimo, Gre dan Vero yang mendengar suara teriakan begitu keras pun langsung berlari cepat menuju ke sumber suara, Bimo memadamkan sedikit api yang menghalangi jalan mereka.
"Ahhhhh......" Teriakan itu terdengar begitu memilukan. Ya teriakan Doni saat balok kayu dengan api itu menimpa tubuhnya dan api sedikit menyambar ke arah wajah tampan nya.
Abraham yang masih lemah terdorong membentur lantai, dia langsung pingsan di tempat.
"Doni....."
"Astaghfirullah Doni....."
"Doni...."
Ketiga temannya yang bertugas masuk untuk menolong di buat kaget saat kayu besar itu jatuh menimpa Doni.
"Hiks hiks hiks hiks hiks, Doni bertahanlah...." Teriak Bimo tak bisa menahan air matanya. Bimo berkali-kali menggoyangkan tubuh Doni.
"Hiks hiks hiks hiks hiks hiks, Gre cepat bantu aku," pinta Bimo dengan terisak menangisi nasib malang Doni.
Sedangkan Vero dengan sigap memapah tuan mudanya keluar.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qodri Kiflie Kiflie
wow keren
2023-09-26
1
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
kayaknya ini yang bikin doni buruk rupa
2023-08-26
1
rayna Carissamanda
aduh aku sedihh
2023-08-02
1