2. Kebakaran....

"Hei lihat tuh," tunjuk Doni ke arah pria yang tak jauh dari mereka.

"Apa?" Kata Bimo yang masih menatap ke arah cewek-cewek cantik tak jauh dari mereka.

"Itu," tunjuk Doni.

"Mana?" Tanya Bimo yang tak mengerti, dia pun clingak-clinguk mencari apa yang di tunjuk dengan tangan Doni itu.

"Ck tuh, kamu tidak lihat apa itu ada pria pakai baju biru yang begitu mencurigakan," kata Doni mendengus dingin karena temannya itu tak melihat ke arah pria yang dia tunjuknya sedari tadi.

"Mana sih?" Grutu Bimo yang masih belum menemukan pria yang di tunjuk oleh Doni.

"Ck mata kamu di taruh di kaki ya," grutu Doni yang kesal temannya itu.

"Sialan kamu," sungut Bimo yang tak terima di katain oleh Doni.

Doni yang kesal tanpa basa-basi lagi langsung memegang kepala Bimo dan memutarnya ke arah pria tadi, agar Bimo tahu pria yang di maksud oleh Doni itu.

"Hei apa-apaan sih," awalnya Bimo protes kepada Doni namun tepat saat dia bisa melihat pria yang di maksud Doni pun, Bimo terdiam.

"Hei dia sepertinya tahu kalau kita curiga kepadanya," kata Bimo.

"Wah gawat, dia kabur tuh," kata Bimo dengan cepat.

"Fiks... Dia benar-benar punya niat niat yang tak baik," kata Bimo yang masih mengamati pria tadi.

"Ayo...." Doni langsung menyeret Bimo membuat Bimo yang tadi terpaku di tempatnya pun ikut berlari karena Doni menarik dirinya untuk mengejar pria tadi.

Doni melepaskan tangan Bimo, dia berlari cepat untuk mengejar pria tadi, kalaupun pria itu tak punya niat jahat untuk apa dia kabur, itulah yang Doni pikirkan saat ini.

"Hei tunggu," teriak Bimo yang sedikit ngos-ngosan.

Bughhh.... Pria itu tersungkur akibat tendangan dari Doni.

Doni menendang pria itu saat dia sudah berada di dekatnya.

"Brengsek....!! Apa maksud kamu menendang ku," teriak pria itu sambil mengeram kesakitan.

"Ck kamu jangan bertingkah seperti pria yang bodoh," ejek Doni.

"Sialaaaaan..." Pria itu berdiri hendak menyerang Doni namun lagi-lagi dia harus tersungkur ke belakang akibat tendangan, namun bukan Doni pelakunya melainkan Bimo.

"He he he he he, aku tidak telat kan," kata Bimo cengengesan.

"Ck dasar lelet," grutu Doni.

"Ya kan kamu tahu kalau aku paling malas kalau di suruh lari," elak Bimo.

Pria itu melihat keduanya berdebat pun langsung mengambil kesempatan untuk kabur.

Tap tap tap tap tap tap tap....

Doni maupun Bimo menoleh karena mendengar suara yang tak asing menurut keduanya.

" Sialan dia kabur," umpat Doni kesal, dia pun menendang baru yang ada di depannya sebagai pelampiasan karena tak mungkin dia bisa mengejar pria itu yang sudah jauh darinya.

"Gara-gara kamu, dia kabur," Doni yang kesal pun menyalahkan Bimo.

"Kok aku," protes Bimo.

"Ya siapa lagi karena kamu yang ada di sini," jawab Doni dengan telat, lalu Doni pergi berjalan meninggalkan Bimo yang terpaku di tempatnya.

Menyadari Doni meninggalkan dirinya. Bimo pun berlari menyusul Doni.

"Hei tunggu aku," teriak Bimo.

"Cepat jangan lelet,"

"Dasar teman gak ada sayang-sayangnya sama teman," ceplos Bimo membuat Doni yang mendengarnya heran, apa hubungannya.

"Aku masih normal tidak suka terong," jawab Doni asal.

"Aku juga masih normal," protes Bimo.

"Kenapa kamu bilang sayang," protes Doni.

"Ya kan keceplosan," elak Bimo.

Keduanya berdebat, membicarakan tentang hal yang tak penting sepanjang perjalanan menuju vila mereka. Keduanya bagai tikus dan kucing yang selalu bertengkar mendebatkan sesuatu yang tak penting.

KEESOKAN PAGINYA....

Terdengar suara begitu berisik dari luar, Bimo dan Doni yang masih tertidur pun terusik di buatnya.

Bimo dengan cepat membuka matanya yang masih terasa mengantuk, dia menatap ke arah dinding yang masih menunjukkan pukul 4 dini hari.

Bimo pun melempar bantal ke arah Doni yang masih terlelap tidur.

"Apaan sih Bim," protes Doni yang masih memejamkan matanya yang mengantuk tadi.

"Hei bangun, dasar tukang tidur," teriak Bimo yang sudah turun dari ranjang miliknya.

"Kebakaran...."

Terdengar teriakan dari luar, Bimo pun kaget dengan cepat berdiri dan membuka pintu kamarnya.

Benar saja, terlihat asap mengepul dan api yang berkobar di vila yang di tempati oleh tuan muda dan satu vila yang di tempati oleh senior mereka.

"Doni bangun," teriak Bimo yang berlari ke arah ranjang dan mengguncang tubuh Doni agar dia segera bangun dari tidurnya.

"Apaan sih Bim, ini masih pagi," protes Doni yang belum sadar sepenuhnya.

"Hei vila tuan muda terbakar," teriak Bimo dengan keras di telinga Doni.

"Hah.... Apa!!

Doni yang kaget langsung membuka matanya, dia bergegas pergi menuju vila tuan mudanya.

Bimo yang melihat itu melongo. "Dasar, sekarang aku di tinggal," grutu Bimo, dia pun dengan cepat menyusul Doni.

Sesampainya keduanya di halaman depan vila.

" Lari cepat, semuanya lari."

"Air...."

"Cepat ambil air."

"Api..."

"Kebakaran......"

"Ayo kita selamatkan diri."

Beberapa orang membawa air untuk memadamkan api namun sia-sia saja karena api menjalar dengan cepat melahap bangunan mewah itu.

"Hei kalian mau kemana?" Tanya Bimo kepada beberapa pria yang berprofesi sama dengan dirinya, namun pria itu lebih tua dari nya.

"Bimo, Doni cepat kalian pergi dari sini, vila terbakar," jawab pria itu dengan mengatur nafasnya yang ngos-ngosan karena berlari.

"Tetapi bagaimana kalau ada orang di dalam?" Tanya Bimo dengan khawatir.

"Sudah ayo kita selamatkan diri kalian dulu, mungkin di sana sudah tidak ada orang karena kita tak mendengar orang meminta tolong," jawab Mark teman pria tadi yang di tanyain oleh Bimo.

"Benar tidak ada orang lain lagi?" Tanya Doni yang berada di samping Bimo memastikan.

"Ck terserah kalian berdua mau percaya atau tidak," kata Hardi.

Terdengar suara begitu pelan, Doni Mampun mendengarnya. Dia pun berlari menuju ke arah bangunan (vila) yang sudah terbakar sepenuhnya.

"Ayo kita pergi Don," Gre dan Reza pun menarik Doni agar menjauh dari sana namun Doni memberontak melepaskan diri dari kedua temannya. Doni yakin masih ada seseorang di sana, hatinya bimbang untuk pergi.

"Don..." teriak Reza yang melihat Doni.

"Doni," teriak Bimo yang melihat temannya itu malah berlari mendekat ke arah kebakaran.

Doni tak menghiraukan mereka, dia mencari air dan menguyur tubuhnya dengan air.

"Doni.... Kembali," teriak Bimo, dia ingin berlari ke arah temannya itu namun Hardi, Gre maupun Reza sudah menarik tubuhnya. Bimo hanya bisa meraung memanggil nama Doni.

"Hiks hiks hiks hiks hiks hiks, Doni cepat kembali," Raung Bimo menangisi Doni teman sekamarnya sekaligus sahabat terbaiknya selama berada di sini.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

mama De

mama De

bimo....craying.setia kawan betul bimo

2023-12-09

1

Qodri Kiflie Kiflie

Qodri Kiflie Kiflie

buset si bimo nangis

2023-09-26

0

Maharany_dhewi

Maharany_dhewi

momogi ya Thor mo... mo... lagi.. ❤️❤️

2023-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Awal pertemuan Doni dan Bimo.
2 2. Kebakaran....
3 3. Arti ketulusan
4 4. Nasib malang Doni
5 5. Doni merasa sedih
6 6. Persahabatan
7 7. Pulang
8 8. Ulah Bimo
9 9. Rasa yang patah sebelum berkembang
10 10. Rasa bersalah Tuan Muda
11 11. Kesedihan
12 12. Perubahan Doni
13 13. Ketegasan Tuan Muda
14 14. Ketidak sukaan Doni
15 15. Rencana Bimo dan Doni
16 16. Awal rencana
17 17. Semakin penasaran
18 18. Membuntuti
19 19. Masih teka-teki
20 20. Ketiduran....
21 21. Ternyata
22 22. Kabar buruk
23 23. Lihatlah aku
24 24. Menipu Tikus kecil
25 25. Dalang sebenarnya
26 26. Menjalankan rencana sang tuan muda.
27 27. Pengakuan
28 28. Bimo yang malang
29 29. Wanita bayaran untuk tuan muda
30 30. Kemarahan tuan muda
31 31. Tuan muda ngidam? Aku yang pusing
32 32. Bertemu gadis galak
33 33. Akhirnya Tuan muda bertemu dengan wanita itu
34 34. Doni yang tak bisa berkutik
35 35. Nasehat Doni
36 36. Mendadak menikah??
37 37. Awal yang baru
38 38. Pergi berdua
39 39. Obrolan Bimo dan Doni (mengenang masa lalu).
40 40. Tidur seranjang
41 41. Pelukan hangat
42 42. Berkemas
43 43. Pulang kampung.
44 44. Gugup
45 45. Menerima
46 46. Terpaksa berbohong
47 47. Adik
48 48. Kagum
49 49. Ajakan Doni
50 50. Tetangga
51 51. Ngakak
52 52. Ulah Adit
53 53. Gara-gara mantan
54 54. Siapa lagi sih??
55 55. Benar ini kak Doni?
56 56. Telepon penting
57 57. Doni pamit pulang
58 58. Misi mencari penghianat
59 59. Cemas
60 60. Bimo mengamuk
61 61. Pusing
62 62. Rindu
63 63. Kabar bahagia.
64 64. Mengerjai suami
65 65. Pulang ke rumah
66 66. Mulai posesif
67 67. Kedatangan mertua
68 68. Olahraga
69 69. Mesra
70 70. Ke pesta
71 71. Apa salahnya dengan wajah ku
72 72. Cemburu...
73 73. Tina merasa malu
74 74. Kebaikan Doni
75 75. Lega
76 76. Cemas
77 77. Pamit.
78 78. Percakapan dalam pesawat
79 79. Ke rumah sakit
80 80. Wajah ku sendiri
81 81. Rindu
82 82. Melepas Rindu Meski Lewat Telepon
83 83. Hotel
84 84. Gara-gara kangen
85 85. Pulang
86 86. Mengetes cinta istri
87 87. Mbak Nana selingkuh?
88 88. Penjelasan Doni
89 89. Menjelaskan kepada mbak Retno dan mbok Jum
90 90. Rencana 7 bulanan
91 91. Rahasia...
92 92. Kenapa sih suamiku ganteng banget...
93 93. Acara 7 bulanan
94 94. Bimo menuntut kejelasan
95 95. Penjelasan
96 96. Adit kesal
97 97. Adit punya pacar?
98 98. Pak perut Nana sakit...
99 99. Laki-laki?
100 100. Dia mirip mas Doni
101 101. Keluarga kecil Doni.
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Awal pertemuan Doni dan Bimo.
2
2. Kebakaran....
3
3. Arti ketulusan
4
4. Nasib malang Doni
5
5. Doni merasa sedih
6
6. Persahabatan
7
7. Pulang
8
8. Ulah Bimo
9
9. Rasa yang patah sebelum berkembang
10
10. Rasa bersalah Tuan Muda
11
11. Kesedihan
12
12. Perubahan Doni
13
13. Ketegasan Tuan Muda
14
14. Ketidak sukaan Doni
15
15. Rencana Bimo dan Doni
16
16. Awal rencana
17
17. Semakin penasaran
18
18. Membuntuti
19
19. Masih teka-teki
20
20. Ketiduran....
21
21. Ternyata
22
22. Kabar buruk
23
23. Lihatlah aku
24
24. Menipu Tikus kecil
25
25. Dalang sebenarnya
26
26. Menjalankan rencana sang tuan muda.
27
27. Pengakuan
28
28. Bimo yang malang
29
29. Wanita bayaran untuk tuan muda
30
30. Kemarahan tuan muda
31
31. Tuan muda ngidam? Aku yang pusing
32
32. Bertemu gadis galak
33
33. Akhirnya Tuan muda bertemu dengan wanita itu
34
34. Doni yang tak bisa berkutik
35
35. Nasehat Doni
36
36. Mendadak menikah??
37
37. Awal yang baru
38
38. Pergi berdua
39
39. Obrolan Bimo dan Doni (mengenang masa lalu).
40
40. Tidur seranjang
41
41. Pelukan hangat
42
42. Berkemas
43
43. Pulang kampung.
44
44. Gugup
45
45. Menerima
46
46. Terpaksa berbohong
47
47. Adik
48
48. Kagum
49
49. Ajakan Doni
50
50. Tetangga
51
51. Ngakak
52
52. Ulah Adit
53
53. Gara-gara mantan
54
54. Siapa lagi sih??
55
55. Benar ini kak Doni?
56
56. Telepon penting
57
57. Doni pamit pulang
58
58. Misi mencari penghianat
59
59. Cemas
60
60. Bimo mengamuk
61
61. Pusing
62
62. Rindu
63
63. Kabar bahagia.
64
64. Mengerjai suami
65
65. Pulang ke rumah
66
66. Mulai posesif
67
67. Kedatangan mertua
68
68. Olahraga
69
69. Mesra
70
70. Ke pesta
71
71. Apa salahnya dengan wajah ku
72
72. Cemburu...
73
73. Tina merasa malu
74
74. Kebaikan Doni
75
75. Lega
76
76. Cemas
77
77. Pamit.
78
78. Percakapan dalam pesawat
79
79. Ke rumah sakit
80
80. Wajah ku sendiri
81
81. Rindu
82
82. Melepas Rindu Meski Lewat Telepon
83
83. Hotel
84
84. Gara-gara kangen
85
85. Pulang
86
86. Mengetes cinta istri
87
87. Mbak Nana selingkuh?
88
88. Penjelasan Doni
89
89. Menjelaskan kepada mbak Retno dan mbok Jum
90
90. Rencana 7 bulanan
91
91. Rahasia...
92
92. Kenapa sih suamiku ganteng banget...
93
93. Acara 7 bulanan
94
94. Bimo menuntut kejelasan
95
95. Penjelasan
96
96. Adit kesal
97
97. Adit punya pacar?
98
98. Pak perut Nana sakit...
99
99. Laki-laki?
100
100. Dia mirip mas Doni
101
101. Keluarga kecil Doni.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!