Hyuna pergi dengan perasaan cemas. Dia menebak-nebak, Apa yang akan terjadi pada hidupnya untuk kedepan? Bagaimana jika pria itu mengungkapkan rahasia tentang dirinya? Bagaimana pertemanannya dengan Lily, jika Lily tau dia dan kekasihnya pernah berhubungan sebelumnya?
Hyuna masuk ke kelasnya dan memilih bangku yang berada di sudut belakang. Hyuna masih terdiam terpaku dengan rasa cemasnya, bahkan suara berisik di kelas barunya tidak bisa mengalihkan pikirannya dari Gavin. Hingga beberapa pria yang berada di kelas itu mencoba mendekati Hyuna.
"Hai, aku Juna." Sapa salah satu pria dengan tangan yang mencoba menjabat tangan Hyuna. Pria dengan postur tubuh yang cukup tinggi dan wajah yang tidak kalah tampan dari Gavin itu, berhasil mendapatkan perhatian Hyuna.
"Ohh, H-hai, aku Hyuna." Hyuna sedikit gerogi membalas sapaan pria itu, dengan perlahan Hyuna mengulurkan tangannya menyambut tangan pria itu. Tangannya terasa lembut, bahkan senyuman pria itu tidak kalah lembut.
"Semoga kita bisa akrab."
"Hmm," balas Hyuna dengan senyuman.
Tidak lama ketiga sahabat Hyuna masuk ke kelas dan menghampirinya. Mereka menanyakan, Kenapa Hyuna pergi lebih dulu tanpa mereka? Hyuna hanya menjawab jika dirinya merasa kurang nyaman berada di kelas seniornya.
Hari ini mereka belum mulai belajar, mereka masih dalam tahap pengenalan kampus dan para dosen yang akan mengajar di kelas mereka.
Setelah beberapa jam di kampus, akhirnya mereka bisa pulang. Di saat mereka berempat beranjak dari tempat duduk mereka, ternyata para kekasih sahabat Hyuna masuk ke kelas itu. Terdengar suara berisik para gadis yang sedang berbisik-bisik mengagumi ketampanan ke tiga pria itu.
Hyuna yang sedari tadi mencoba untuk tenang kembali merasa tidak tenang, dan perhatiannya kembali teralihkan pada mereka.
"Ohh, sayang, Apa kau ingin mengantarku pulang?" Sambut Lily pada kekasihnya Gavin.
"Hmm," jawab singkat Gavin tapi dengan mata yang melihat Hyuna.
Hyuna menjadi gugup dan memalingkan pandangannya dari Gavin, dia ingin mencari aman dan lekas pergi lebih dulu dari kelas.
"Hyuna, kita ke kafe bertiga saja," teriak Lily.
"Aku harus pergi ke suatu tempat lebih dulu, aku akan naik taksi saja," sahut Hyuna yang langsung keluar dari kelas. Pikiran Hyuna tidak bisa tenang sedari tadi, sebisa mungkin dia ingin menghindari Gavin. Gavin yang melihatnya tahu bahwa Hyuna memang sengaja mencoba untuk menghindar darinya.
Saat Hyuna berdiri menunggu taksi di pinggir jalan dekat kampus, tiba-tiba saja sesorang menaiki motor berhenti tepat di hadapannya. Hyuna terlihat bingung karena tidak tahu siapa pria itu.Saat pria itu membuka helm miliknya, Hyuna sedikit terkejut, ternyata pria itu adalah Juna.
"Juna, kau ..."
"Hai, kau sedang apa berdiri disini?"
"Aku menunggu taksi."
"Kau mau pulang atau pergi ke suatu tempat?" Rupanya Juna mendengar ucapan Hyuna saat di kelas tadi.
"Ahh, aku harus pergi bekerja part time di kafe milik ke tiga temanku." Juna memberikan ekspresi bingung dengan penjelasan Hyuna.
"Ahh, maksudku kafe milik Lily, Thian, dan Hana. Aku berkerja dengan mereka."
"Mau ku antar?"
"Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri, Terima kasih."
Tapi penolakan Hyuna tidak di dengar oleh Juna, dia tetap ingin mengantar Hyuna pergi. Juna sedikit memaksa hingga akhirnya Hyuna tidak bisa menolak dan menerima ajakan Juna.
Hyuna tidak tahu jika ternyata Lily dan yang lain melihat mereka berdua yang berboncengan. Mereka semua pergi ke arah yang sama yaitu ke kafe milik mereka bersama kekasih mereka masing-masing.
Hyuna menjadi bahan obrolan teman-temannya yang melihatnya. Tidak butuh waktu lama, mereka semua secara bersamaan sampai di tempat parkir kafe. Lily, Hana dan Thian segera keluar dari mobil dan berlari kecil ke arah Hyuna.
"Yya, ternyata kau pulang dengannya? Pantas saja kau menolak ajakanku," ejek Lily.
"Ahhh, bukan begitu. Juna yang memaksaku ikut dengannya."
"Hmm, aku yang ingin mengantarnya," sela Juna.
Mereka terus menggoda Juna dan Hyuna, hal itu membuat Gavin terus memperhatikan gerak-gerik Hyuna. Hyuna menyadari jika Gavin memperhatikannya, tapi dia tetap mencoba untuk tidak melihat ke arah Gavin.
Hana menawari Juna untuk masuk duduk bersama mereka di dalam kafe; tapi Juna menolak karena sedang ada urusan yang lain.
"Lain kali aku akan masuk." Juna berpamitan pada Hyuna dan yang lain lalu pergi.
"Yya, ini baru hari pertamamu di kampus, tapi kau sudah berhasil mendapatkan perhatiannya," ejek Thian. Hyuna hanya tersenyum menanggapi ejekan teman-temannya.
Di saat Hyuna akan bersiap untuk bekerja, kekasih Thian yaitu Levin meminta Hyuna untuk bergabung bersama mereka, tapi Hyuna menolak dengan lembut.
"Lain kali saja, kafe sedang rame."
Hyuna lalu pergi ke arah toilet berniat untuk membuang air kecil lebih dulu, tapi siapa di sangka ternyata Gavin memperhatikannya. Gavin sangat ingin berbicara dengan Hyuna, tapi dia tidak memiliki kesempatan. Kali ini Gavin melihat celah, akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke toilet untuk menyusul Hyuna.
Hyuna yang akan masuk ke dalam toilet wanita tidak menyadari jika di belakangnya sudah ada Gavin. Begitu masuk, Gavin menarik tangan Hyuna untuk masuk ke dalam salah satu bilik toilet.
"Yya!" Teriak Hyuna tapi kalah cepat dengan tangan Gavin yang langsung menutup mulut Hyuna.
"Ssstttt...! Ini aku."
Jantung Hyuna berdegup kuat, matanya seakan keluar melihat pria yang berada di hadapannya saat ini.
"Aku akan melepaskan tanganku tapi dengan satu syarat, jangan berteriak atau aku akan menutup mulutmu lagi!" Hyuna mengangguk perlahan mengiyakan permintaan Gavin. Gavin perlahan menjauhkan tangannya dari mulut Hyuna.
"Apa yang kau lakukan di toilet perempuan?"
"Aku mengikutimu."
"Untuk apa?"
"Kau mengingatku bukan? Aku pria yang waktu itu."
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku tidak menyangka bisa bertemu kau lagi. Di kampus yang sama denganku, bekerja di kafe milik wanitaku. Waahhh, kebetulan macam apa ini?"
" Tolong, jangan ganggu aku. Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya."
"Mmm, entahlah. Apa aku bisa? Aku tidak yakin."
Hyuna hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban Gavin, sementara Gavin tersenyum senang melihat wajah Hyuna yang terlihat sangat frustasi.
"Ahhh, aku pergi. Lain kali kita akan berbicara lebih dekat lagi."
"Ahhh, sial! Kenapa aku harus berurusan dengannya?" Tubuh Hyuna terasa lemas, dirinya sangat takut jika Gavin suatu saat nanti akan membongkar rahasia besarnya.
Setelah urusannya selesai di toilet, Hyuna kembali ke kafe untuk bekerja. Dirinya sudah tidak melihat teman-temannya dan para kekasihnya lagi di kursi itu, rupanya mereka sudah pergi saat Hyuna masih di toilet.
"Baguslah, mereka sudah pergi." Hyuna menghela nafas lega karena hari ini dia bisa bekerja dengan tenang, tanpa pengawasan siapapun.
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 23.00 malam, sudah waktunya untuk Hyuna pulang. Kebetulan para teman-teman Hyuna mempercayakan kafe mereka pada Hyuna untuk masalah tutup kafe.
Setibanya di rumah, Hyuna di sambut dengan pemandangan yang tidak biasanya. Mama dan Dita duduk berdua di ruang tengah menunggu kedatangan Hyuna.
"Kau dari mana saja? Kenapa baru pulang?" tanya Mama.
"Aku bekerja paruh waktu."
"Duduklah sebentar, Mama ingin berbicara."
Hyuna duduk dengan perasaan sedikit bingung dan bertanya-tanya, karena tidak biasanya Mamanya ingin berbicara seperti ini. Hyuna duduk tepat di sebelah Dita adiknya.
"Ada apa?"
"Mama ingin meminta izin kalian, Mama ingin menikah lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Araaa❣️🍭
Next Thor ceritanya seru bangett🤩
2023-08-08
0
🌼Isya_- Hadziqah🌼
lanjutkan thor,bagus ceritanya, semngat ☺️
2023-08-07
0