Setelah beberapa menit, Dita di pindahakan ke ruang ICU untuk pemulihan. Hyuna dan Mamanya menunggu Dita di luar dengan perasaan yang mulai tenang.
Setelah keadaan membaik, beberapa hari kemudian Hyuna kembali ke sekolahnya. Tapi Hyuna memiliki satu masalah yang cukup menganggunya, yaitu pria yang tidur dengannya mulai mencoba menghubunginya. Ponsel Hyuna penuh dengan panggilan dan pesan darinya, tapi Hyuna mengabaikannya.
"Sial, apa dia tidak punya pekerjaan lain selain menggangguku?"
"Siapa?" tanya Vina.
"Pria itu."
"Ganti saja nomer ponselmu."
"Hmm."
Sepulang sekolah Hyuna benar-benar mengganti nomer ponselnya, dia tidak tahan karena pria itu terus menerornya dan mengajak Hyuna untuk check in.
3 bulan kemudian
Keadaan Dita sudah jauh lebih baik, dia bahkan sudah beraktifitas normal dan mengikuti ujian sekolah terakhirnya. Begitu juga dengan Hyuna yang mulai mencari universitas untuk melanjutkan pendidikannya.
Hyuna berusaha mencari universitas yang membuka pendaftaran melalui jalur prestasi. Nilai Hyuna tidak terlalu tinggi tapi cukup memenuhi syarat untuk bisa mendapatkan beasiswa.
Setelah mencoba ke semua universitas terbaik di kotanya, akhirnya ada salah satu universitas yang menerima Hyuna. Hyuna cukup senang karena universitas itu termasuk dalam 5 universitas terbaik dan terbesar di kotanya.
Hyuna menerima beasiswa penuh selama pendidikannya, dan dia juga memilih pendidikan Hukum di universitas itu. Dita sangat senang mendengar keberhasilan kakaknya memenuhi keinginan terakhir Ayahnya.
"Mama tahu kuliahmu tidak mengeluarkan uang sepeserpun, tapi bagaimana dengan kebutuhan harian dan keperluan kuliahmu yang lain? Kau tahu bukan, Mama hanya sanggup membiayai sekolah Dita."
"Aku akan mencari pekerjaan paruh waktu," sahut Hyuna.
Hyuna pikir masalahnya telah selesai setelah mendapatkan beasiswa, tapi ternyata dia di hadapkan oleh masalah baru lagi. Hyuna mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Vina sahabatnya.
"Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?"
"Hmm, aku bekerja di bar Rose Town. Kau tahu, hanya pekerjaan ini yang bisa aku dapatkan." Vina tak seberuntung Hyuna yang masih memiliki otak yang cukup cerdas.
Hyuna tadinya ingin menanyakan lowongan pekerjaan paruh waktu pada Vina, tapi setelah mendengar pekerjaan sahabatnya, dia mengurungkan niatnya dan memilih untuk mencari pekerjaannya sendiri.
Keesokan harinya, karena Hyuna masih 1 bulan lagi mulai masuk kuliah, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Perlu waktu beberapa hari untuk Hyuna bisa mendepatkan pekerjaan yang pas untuknya.
"Ini cafe terakhir untuk hari ini, jika aku tidak juga mendapatkan pekerjaan disini, aku akan berkerja di tempat kerja Vina saja," gerutu Hyuna yang sudah mulai lelah.
Saat dirinya masuk ke cafe itu, terlihat suasana cafe yang cukup ramai pengunjung. Hyuna mendengar suara seseorang yang mulai mengeluh dengan pekerjaannya.
"Akhhhh, kenapa aku harus ikut bekerja disini? Aku pemilik cafe ini!" keluh salah satu gadis.
"Yya! Hanya untuk hari ini saja, kecilkan suaramu!" sahut salah satu gadis lain.
Hyuna merasa ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan pekerjaan pada mereka. Hyuna memilih untuk duduk memesan 1 jus Alpukat kesukaannya sembari menunggu cafe sedikit lengang.
Setelah kurang lebih 1 jam menunggu, akhirnya cafe sudah mulai lengang. Hyuna melihat 2 gadis yang tadi, bersama 1 gadis lainnya tengah duduk bersandar di bangku pengunjung yang kosong. Hyunapun beranjak menghampirinya.
"Selamat sore, maaf mengganggu waktunya." Salah satu gadis itu menyambut sapaan Hyuna dengan senyuman.
"Iya, apa ada yang bisa di bantu?"
"Ahh begini, apa disini ada lowongan kerja untuk part time?"
"Part time? Kenapa harus part time? Kau bisa bekerja full time disini."
"Maaf, tapi aku juga harus kuliah."
"Kuliah? Kau kuliah dimana?"
"Aku kuliah di Universitas Soura."
"Benarkah? Wuahhh, kita satu universitas."
Ya, ternyata mereka bertiga juga kuliah di universitas yang sama dengan Hyuna. Dan yang lebih membuat mereka terkejut lagi, mereka bertiga juga mengambil jurusan Hukum sama seperti Hyuna. Itu artinya mereka akan satu kelas.
"Siapa namamu?"
Hyuna memperkenalkan dirinya, begitu juga dengan mereka. Lily, Hana, dan Thian, itu nama ketiga gadis itu. Setelah berkenalan, Lily lalu menceritakan sedikit tentang hubungan mereka bertiga. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMP dan mereka juga membuka cafe itu bertiga.
Mereka berasal dari keluarga yang lumayan. Dan Ide membuka cafe karena mereka suka menghabiskan waktu di luar dari pada di rumah, jadi mereka memilih untuk membuka cafe sendiri.
Sebenarnya mereka tidak menerima pekerja part time di cafe yang mereka kelola, tapi karena Hyuna akan menjadi salah satu teman mereka di kelas nanti, merekapun menerima Hyuna untuk bekerja di cafe mereka.
"Terima kasih, terima kasih banyak."
Hyuna sangat beruntung kali ini bisa bertemu mereka, dan besok Hyuna sudah mulai bekerja di cafe itu.
"Ahh, sepertinya aku bisa berteman dengan mereka," gumam Hyuna.
Sesampainya di rumah, Hyuna hanya melihat adiknya Dita. Tak biasanya Mamanya pulang larut malam, ini kali pertama Mamanya pulang malam. Hyuna mencoba menelfon Mamanya tapi ternyata ponsel Mamanya tertinggal di rumah.
"Apa Mama tidak bilang akan pergi kemana?" tanya Hyuna pada Dita.
"Tidak. Mama hanya bilang akan pergi sebentar."
Waktu sudah menunjukkan pukul 22:00 malam, Hyuna dan Dita mulai kawatir. Mereka akhirnya memutuskan untuk mencari Mamanya di luar, tapi saat mereka membuka pintu, terlihat ada sebuah mobil yang berhenti tidak jauh dari rumah mereka.
Hyuna dan Dita menghentikan langkahnya begitu melihat Mamanya keluar dari mobil itu, di susul oleh seorang pria yang usianya terlihat tidak jauh berbeda dari Mamanya.
Mamanya dan pria itu tidak menyadari jika Hyuna dan Dita tengah memperhatikan mereka. Hyuna bisa tahu apa hubungan mereka berdua, saat melihat senyuman Mamanya yang sedikit berbeda dari biasanya. Tatapan pria itu ke Mamanya juga terlihat sangat berbeda.
Hyuna masuk kembali ke dalam rumah, begitu juga dengan Dita. Mereka berdua duduk santai menunggu Mamanya masuk. Tak butuh waktu lama, Mamanya masuk dan belum menyadari jika kedua putrinya melihatnya bersama pria itu.
"Mama dari mana?" tanya Hyuna tanpa melihat Mamanya.
"Mama ke rumah teman lama Mama."
"Siapa pria itu?"
P-pria?"
"Hmm, pria yang mengantar Mama pulang. Apa Mama akan menikah dengan pria itu?" tanya Hyuna terang-terangan.
Bibir Mama mendadak kaku, dia tidak tahu harus menjawab apa untuk pertanyaan putrinya itu. Hyuna dan Dita bukan lagi anak kecil yang bisa di bohongi.
"Kapan?" Sela Hyuna terus menerus.
"Ahh, soal itu Mama belum tahu."
Hyuna beranjak dari tempatnya, tidak ada lagi pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Mamanya. Dita juga meninggalkan Mamanya yang masih berdiri di ruang utama menyusul Kakaknya ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments