Me And My StepBrothers
"Apa? Dita harus di operasi?"
"Hmm," sahut Mamanya dengan wajah yang sudah sembab karena banyak menangis.
"Tapi dari mana uangnya, Ma?"
Mama terdiam, kini giliran Hyuna yang menangis memikirkan biaya operasi adiknya yang pastinya tidak sedikit. Adiknya terkena kanker otak. Sudah lama Dita menderita sakit itu, tapi dia merahasiakannya dari mama dan kakaknya. Tujuannya hanya satu, Dita tidak ingin melihat Mama dan Kakaknya sedih.
Hingga akhirnya Dita mulai melemah dan tidak sanggup lagi untuk menyembunyikannya. Tapi sayangnya, Kanker yang di deritanya sudah stadium 3 dan kemungkinan untuk selamat sangatlah kecil.
Ayah Hyuna juga meninggal karena Kanker 3 tahun yang lalu, tanpa meninggalkan harta sedikitpun untuk mereka. Setelah kepergian ayah Hyuna, Mamanyalah yang mencari uang dengan berjualan makanan di pinggir jalan. Sepulang sekolah Hyuna dan Dita membantu Mamanya berjualan.
Saat ini Hyuna duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan ini adalah tahun terakhirnya. Sementara Dita, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Seperti halnya Hyuna, ini juga tahun terakhir bagi Dita.
Malam ini Hyuna bersama Mamanya tidak bisa memejamkan matanya, padahal Hyuna harus pergi ke sekolah besok.
"Ma, berapa biaya operasi Dita?"
"Tidak perlu tahu! Kau juga tidak akan bisa mendapatkan uang itu. Istirahatlah, kau tidak perlu memikirkan apapun. Kau harus sekolah besok."
"Aku mau menemani Mama disini."
"Bukankah kau harus mendapatkan nilai yang bagus, jika kau ingin bisa kuliah. Sebaiknya jangan macam-macam dengan sekolahmu, kau harus dapatkan beasiswa."
Hyuna terdiam, bibirnya mendadak kaku setelah mendengar ucapan Mamanya. Ya, sebenarnya Hyuna tidak ingin kuliah tapi itu keinginan Ayahnya sebelum ayahnya meninggal. Ayahnya ingin salah satu putrinya ada yang berhasil, agar kehidupan masa depan mereka lebih baik, Jadi Hyuna ingin memenuhi keinginan terakhir Ayahnya.
Hyuna bukan gadis populer di sekolahnya, dia juga bukan gadis dengan peringkat 1,2 ataupun 3. Hyuna hanya gadis biasa dengan kepintaran di bawah rata-rata. Tapi setidaknya dia masih masuk dalam kategori 10 besar siswi terpintar di kelasnya.
Kecantikannya juga sama dengan gadis lain di sekolahnya. Jika dinilai 1 sampai 10, Hyuna ada di nilai 7. Tapi meskipun begitu, di sekolahnya ada beberapa siswa laki-laki yang tertarik padanya, tapi Hyuna memilih untuk fokus dengan sekolahnya.
Pagi ini Hyuna pergi ke sekolahnya dengan langkah yang sedikit berat karena memikirkan keadaan adiknya.
"Kenapa wajahmu seperti itu? Apa keadaan adikmu belum membaik?" tanya Vina sahabat satu-satunya Hyuna di kelas itu.
"Dia harus di operasi."
"Sudah ku duga. Jadi berapa biayanya?"
"Aku tidak tahu."
Sepulang dari sekolahnya Hyuna langsung pergi ke rumah sakit lagi. Saat akan masuk ke ruangan Dita, tidak sengaja dirinya mendengar suara Mamanya yang sedang menelfon seseorang.
"Tolong, putriku. Aku akan mengembalikan uangnya dengan cepat."
Hyuna merasa dejavu mendengar suara Mamanya yang mengemis di telfon. Suara 3 tahun yang lalu saat Ayahnya di posisi yang sama dengan Dita, kini terdengar lagi oleh telinganya. Suara itu terdengar sangat menyakitkan untuk Hyuna.
Hyuna mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan Dita. Hyuna pergi ke bagian administrasi untuk menanyakan biaya operasi adiknya.
Saat suster menyebut angka 20 juta, Hyuna tidak terkejut, karena ini bukan pertama kalinya dia mendengar nominal itu. Langkah kaki Hyuna tertatih seperti kehilangan tenaganya, dia duduk di bangku yang berada di luar ruangan adiknya dengan tatapan kosong. Tapi pikirannya penuh dengan pertanyaan, bagaimana caranya mendapatkan uang 20 juta dalam waktu singkat.
Hyuna mengambil ponselnya dan menelfon Vina sahabatnya.
"Aku tidak punya uang sebanyak itu. Kau juga tau, aku bukan putri konglomerat," jawab Vina saat Hyuna ingin meminjam uang padanya.
"Dari mana kau bisa membeli iphone barumu?"
"Aku membelinya 3 bulan yang lalu dan kau baru menanyakannya sekarang?"
"Aku juga ingin mendapatkan uang sebanyak itu."
"Sebaiknya kau tidak perlu tahu."
"Kau menjual dirimu?" tanya Hyuna terang-terangan.
Vina tidak terkejut, dia malah akan lebih terkejut jika Hyuna tidak tahu dari mana dia mendapatkan uang itu. Hyuna memang sedikit cuek tentang urusan pribadi Vina, tapi bukan berarti Hyuna tidak tahu apa-apa tentang sahabatnya itu.
"Kau juga ingin menjualnya?"
"Hmm," jawab Hyuna tanpa ragu mengiyakan pertanyaan Vina.
Setelah mendengar jawaban Hyuna, Vina mematikan ponselnya begitu saja. Tatapan Hyuna beralih ke ponsel yang ada di tangannya, dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan pada sahabatnya.
"Kau sudah pulang? Baguslah, jaga adikmu. Mama mau pergi sebentar." Suara Mamanya menyadarkan Hyuna dari lamunannya. Hyuna menatap punggung Mamanya yang semakin menjauh dari pandangannya. Entah, kali ini Mamanya akan mengemis pada siapa lagi.
Sementara di tempat lain, ada Vina yang tanpa ragu langsung menelfon mucikari yang selama ini di kenalnya, untuk mencarikan pria yang mau membayar tubuh Hyuna seharga 20 juta. Vina tahu, Hyuna bukan tipe orang yang akan menjilat ludahnya kembali.
"Kak, Mama dimana?" tanya Dita.
"Aku juga tidak tahu."
"Kak, suruh Mama untuk berhenti menghawatirkan aku. Jangan berusaha untuk menyelamatkanku, karena aku tidak akan bisa bertahan."
"Hmm," jawab Hyuna singkat dan terkesan cuek tapi sebenarnya, jauh di dalam hatinya dia sedang menangis karena takut akan kehilangan adiknya.
*triiingggg*
Suara ponselnya mengalihkannya dari adiknya. Hyuna membuka pesan di ponselnya dan ternyata itu pesan dari Vina. Vina mengirimkan sebuah alamat hotel dan jam berapa dia harus pergi. Hyuna menatap serius ponselnya, ada sedikit keraguan tapi jika dia tidak melakukannya, bagaimana nasib adiknya?
"Hanya sekali saja dan aku bisa mendapatkan uang itu," batin Hyuna yang mencoba untuk tidak goyah dengan keputusannya.
"Kenapa Mama belum pulang? Ini sudah malam," tanya Dita yang kawatir karena Mamanya tak kunjung kembali, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Hyuna beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar dari kamar Dita untuk melihat Mamanya. Saat dimana Hyuna membuka pintu, Mamanya berdiri tepat di hadapannya.
"Mama dari mana saja?" tanya Hyuna, tapi Mamanya tidak menjawab dan langsung masuk menghampiri Dita. Pandangan Hyuna mengikuti Mamanya yang berjalan ke arah Dita.
"Mama, Mama dari mana?"
Kali ini Mamanya menjawab pertanyaan Dita dengan senyuman, senyuman yang sebenarnya sangat sakit untuk di lihat. Hyuna yang melihatnya tersenyum dengan salah satu sudut bibir terangkat dan tertawa kecil.
"Aku pergi," ucap Hyuna yang langsung pergi tanpa menunggu reaksi Mamanya.
"Kau mau kemana?" teriak Mamanya tapi Hyuna tidak berhenti untuk menjawab pertanyaan Mamanya.
Ya, ini sudah waktunya. Hyuna harus pergi menemui pria yang akan memberinya uang 20 juta malam ini. Sesampainya di hotel tujuannya, Hyuna langsung bergegas mencari nomer kamar hotel yang Vina kirim melalui pesan siang tadi.
Setelah menemukan kamar yang ia cari, Hyuna berdiri menatap lekat pintu kamar itu.
"Apa dia sudah menunggu?"
Hyuna menarik nafas dalam, tangannya perlahan dan sedikit gemetar meraih pintu kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ati Pct
mampir nih kak Novie sama judulnya yg aku baca beda authornya🤣🤣
2023-08-13
2
sita
mampir
mudah mudahan banyak yg baca y Thor semangat.💪
2023-08-02
2