...
Dalam mobil buggati veyron warna hitam milik Zhafira melaju normal menuju rumah sakit xx, Barra ada keperluan jadi tak ikut kesana, Zhafran memegang kendali kendaraan.
"Apa dia selalu menginap seperti semalam fira" selidik Zhafran tetap fokus kedepan
" no, last night the first"
"are you happy?"
"I enjoy it, this is the first time I feel happy to be in addition to someone"
"Kau sudah dewasa fira" senyum terpancar dari wajah Zhafran
Zhafira Pov
Ucapan Barra tadi bagi masih sangat mengusik batin ku, betapa kesalnya aku karna nya, bisa bisanya dia berucap seperti itu, egois sekali dia haaah kesal ku, kami sudah sampai di rumah sakit menuju lantai 4 tempat perawatan papa ruangan vvip 3, ruangan yang sangat luas ada ruang tamu kichen seet bar mini bahkan ada ruang tidur buat yang menunggu, dan di sudut dekat jendela terbaring lemah papah datas ranjang.
Ku dekati bersamaan dengan kakak Zhafran, lelaki yang begitu tampan hanya saja kerut wajah yang mengisyartakan usia yang tak muda lagi namun karismanya sangan kuat sosok yang keras dan tegas terlihat jelas di wajah tampanya, papa masih tidur, aku duduk di smping ranjang menghadap papa kakak Zhafran memilih berbaring di sofa, tak ada suara begitu tenang kami memutuskan tidak membangunkan biarlah papa istrahat, kita tau penyebab serangan jantung pertma kali ini kesedihan karna kehilangan mama, mereka masih saling mencintai tapi memilih berpisah, dan kali ini berpisah selamanya, papa tipe pria yang setia bertanggung jawab dan keras kepla pastinya terbukti sampai sekarang pun papa masih setia dengan setatus duda.
Oh tidak aku tertidur dalam lamunan ku, ku buka mata mencoba melawan cahya lampu yang bersinar terang dalam ruangan, kulihat jam sudah menujuk pukul 4 sore dan ku tertidur hampir lima jam, ku pandang ranjang di depan ku, papa sudah terduduk dan memainkan ipad nya mengecek pekerjaan sepertinya, ku bangun dan ku rebut ipad itu
"Istrahat lah pa,," mata ku mengelilingi ruangan
"kemana kak zahfran?"
"Sudah terbang kenegaranya pesawatnya jam 3 tadi, kau terlalu nyenyak tidur dia tak tega membangunkan mu,"
"Papa sudah enakan" sembari ku peluk badan tegap yang sdikit lemah tapi masih bisa membals pelukan ku.
"Sudah bahkan papa yang menemani mu tidur malahan," senyum kecil itu muncul dan ku jadi tersipu niat mau nemenin papa yang sakit malah ketduran selama ini.
"kau terlihat begtu lelah, pulang lah papa besok sudah boleh pulang kok"
"Biarkan fira tetap disini menemani papa," berjalan menuju lemari pendingin dan ku ambil botol air mineral dari dalamnya, dan kembali duduk di samping ranjang papa, meminumnya dan menyilangkan kaki ku dan ku ambil ponsel ku, hening papa hanya memandangi ku karna ipadnya ku jauhkan dari ranjangnya.
"Kata ran kau sudah punya kekasih fira" celetuk papa memecah keheningan
"kenalkan pada papa nak" aku masih membisu karan bingung harus mnjawab apa dan pura pura mengotak atik ponsel entah apa yang aku buka
"Fira..." ucapanya penuh tekanan membuat ku membalas pandangan papa yang terlihat sedikit kesal karena ku abaikan.
"Kau tak tidur denganya kan" suara yang penuh tekanan membuat ku bener-bener kaget
"Papah..." teriak ku gusar
" oke papa lega melihat ekspresimu, jaga kehormatan mu sayank, wanita terhormat karena dia menghargai dirinya, "
" aku tau pah, fira juga paham batasannya ,"
"Anak papa sudah dewasa, sinih peluk papa" ku langkah kan badan ku menaiki ranjang papa, aku tidur di smpingnya ku rebahkan kepalaku dilengan nya dan papa membelai rambut lurus ku yang ku urai.
"Maaf kan papa mama ya nak, kesalahan yang tak bisa diperbaiki papa malah membuat beteng antara kau dan papa juga mama, rasanya dah lama sekali kamu tak bermanja manja seperti ini dengan papa" kekeh papa tapi air mata ku mengalir tak terkendali
"Fira rindu mama, andai mama mash ada betapa bahagianya fira pah" lirih ku mengusap air mata tangan papa memeluku erat
"Maafkan papa ini semua salah papa yang begitu egois, papa sangat menyesal apa lagi ketika harus menerima kenyataan mama mu pergi slamanya" kudengar ucapan papa yang bergetar apa mungkin papa menagis, pria perkasa dismpingku begitu rapuh, kita sama sama kehilangan dan penyesalan selalu datang terlambat ku balas pelukan papa
"do'nt be sad dad, we've been through together"
Tak terasa sudah jam delapan malam papa memaksa ku pulang, aku tau pasti papa akan bekerja saat di rawat terlihat sekertaris pak meka sudah duduk disofa sedari tadi pak meka hardiansyah usia 31 tahun
"Meka suruh salah satu body goard diluar sopirin fira, dia sudah lama tak pernah bawa mobil aku tak mau dia knapa knapa"
"Papah aku bisa, aku tak lupa juga cara mengendarai mobil ku sendri"
"Kalau begitu suruh orang mengikutinya dari belakang"
"Papah..."teriak ku lebih keras
" aku biasa jaga diri pah, aku tak mau seperti nona besar " gerutu ku
"Nona fira kan memang nona besar" sahut pak meka Senyum simpul terlihat di wajah papah
"Kalo papa bener bener melakukannya , fira akan melakukan hal sama seperti dulu"
"Iya iya kau menang, papa gak bisa setres lagi kehilangan mu karna tak mau di awasi "
Ku kecup pipi kanan kiri papa dan berlalu meninggalkan ruang vvip terlihat di luar pintu kamar ada 3 body guard yang siap menjaga papa
Ting...
Bunyi lift tanda sudah sampai lantai dasar ku langkah kan kaki ku memasuki mobil, hah emang dasarnya jarang menggunakan mobil aku terbiasa menggunakan transportasi online, ku injak pedal gas ku laju kan mobil ku dengan kecepatan sedang pemanasan dululah hehe, ku lajukan semakin kencang saja kendaraan ku ini jalanan yang lenggang karna memang sudah larut malam tak banyak kendaraan yang berlalu lalang digemerlapnya lampu jalanan,
Ku lihat sesosok wanita yang di seret paksa di sudut trotoar dekat supermarket karna ku berniat belanja buat ngisi dapur yang tinggal sedikit, ada lima preman dan satu preman mengunci tubuh wanitanya dengan lengan kekarnya.
"oooh god,," mata ku menajam aku mengenali nya
"gladist"
Ku laju kan mobil ku hingga berhenti disamping trotoar dekat para preman itu, ku turun dari mobil dan ke enam orang itu menghentikan langkahnya dan memandangi ku yang baru datang, ku dekatinya dengan suasana tidak enak
"Kalian bawa kemana teman ku" gertak ku marah
"Pergilah zhaf" teriak Gladist frustasi
Aku tak menanggapinya bagaimana mungkin aku meninggalkannya dengan preman seperti mereka, salah seorang preman berjalan mendekati ku.
"Dia akan ku jadikan pelayan di barr ku" jawab salah seorang darinya terlihat seperti pemimpin karna baju dan posturnya terkesan lebih wah dari yang lainnya
"Apa kau mau menemaninya jadi pelayan," tutur lelaki tadi yang mendekati ku dan seakan mau menarikku reflek ku tendang kemalunnya
Buggh...
Hingga tersingat kesakitan ,kilatan kemarahan
"Jangan macam macam, lepaskan teman ku" gertak ku
Dua pria lainya ikut mendekati ku, ku siapkan posisi kuda kuda ku, untuk menghadapi apapun yang akan terjadi, aku gugup iya ini situasi pertama yang ku alami, aku harus tenang tetep muka datar gak boleh terlihat tegang meski jantung ku sudah berderup gendang.
Buggghhh,,,,
Auuu salah seorang darinya berhasil memukul rahang ku, kurasakan darah mengalir karna gusiku terkoyak gigi ku sendri, ku balas dengan tendangan samping dengan mantap membuatnya tersungkur, aku tak menyaka punya kekuatan sebesar ini.
bughhh bughhh bughhh ku tendang dan tinju mereka yang mendekat kulihat mereka kesakitan menerima pukulan bahkan dari seorang wanita seperti ku hah,, kesah ku berburu napas
bugghhhh aku terlempar perutku berasa benggah kena tendangan dari salah seorang darinya karna tak berhasil menghindar, hah aku tak mungkin bisa menang tenaga lelaki tak sebesar tenaga ku seorang wanita, ku coba berdiri masih dalam sikap waspada ku lirik mereka, masih ku dengar terikan Gladist meminta ku kabur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Dhina ♑
support #1
2020-12-10
0
Flora
like kutinggalkan
untuk memberi dukungan
jika aku mampir jangan bosan
karena karyamu selalu kunantikan
salam dari yuppy
"Diikuti makhluk ghaib"
2020-12-08
0
R_armylove ❤❤❤❤
like lagi ka...
aku selesain bacanya....
bagus ceritanya..
2020-11-27
0