Bita tidak memberontak ketika Vano terus menarik tangannya menuju kamar miliknya.
Karena tidak mungkin bagi Vano untuk melakukan sesuatu pada Bita.
Mengingat lagi, sebelum kepulangannya dari rumah sakit. Dokter yang menangani Bita, mengatakan pada Vano untuk tidak menggauli seorang wanita yang baru mengalami keguguran, hingga waktu yang sudah di tentukan.
Bita merasa bingung, pasalnya ketika sudah berada di depan pintu kamar sang suami. Tiba-tiba Vano menghentikan langkahnya, dan melepas tangan Bita, kemudian menatap kearahnya.
"Kenapa kamu tidak memberontak?" tanya Vano penasaran.
"Untuk apa, bukannya Pak Vano suamiku? Jadi aku harus mengikuti ke mana pun Pak Vano membawaku, bukan?" tanya Bita balik, tak lupa mengukir senyum, karena Bita yakin dirinya akan aman meskipun berada di dalam kamar yang sama dengan Vano, meskipun Bita tahu suami dadakannya tersebut adalah seorang pria yang menyukai one night dengan wanita berbeda.
Kemudian Bita masuk terlebih dahulu ke kamar Vano.
Meninggalkan Vano yang langsung mengukir senyum dari sebelah sudut bibirnya. "Awas kau!" seru Vano dan langsung mengikuti langkah Bita.
Namun, setelah masuk ke dalam kamarnya. Vano begitu terkejut, tapi tidak dengan Bita, ketika melihat di dalam kamar tersebut ada wanita yang Bita tahu adalah manager dari Vano, dimana Sinta sudah terbiasa keluar masuk ke kamar Vano
"Sin, ada apa?" tanya Vano, ketika managernya tersebut sedang memasukkan beberapa pakaian milik Vano ke dalam koper.
"Apa Tan tidak memberi tahu kamu, jika kita harus ke luar kota?" tanya Sinta balik.
Vano menggelengkan kepalanya, lalu mendekati dan menatap Sinta.
"Sin, minggu-minggu ini aku tidak ada jadwal ke luar kota loh,"
"Aku tahu,"
"Terus?"
Sekarang Sinta menatap pada Vano. Namun, sebelum itu ia menoleh sekilas pada Bita yang masih berdiri di tempatnya.
"Van, ada gosip yang merugikan kamu. Dan lebih baik kita menghindar," jawab Sinta, kenapa ia mengemas barang-barang Vano. "Nanti kita bahas di mobil,"
Kemudian Sinta menarik koper milik Vano keluar dari dalam kamar tersebut. Tentu saja, Sinta sambil melirik pada Bita tidak suka.
Karena Sinta yakin, akan susah baginya bisa menikmati tubuh Vano, jika dia sudah memiliki barang baru. Belum memiliki barang baru pun, sulit bagi Sinta menikmati tubuh Vano. Contohnya akhir akhir ini, sudah lebih dari satu tahun Vano menolak melakukan hubungan badan dengan Sinta.
Jika sang manager sudah bertindak sejauh ini, berarti gosip yang beredar benar-benar serius.
Membuat Vano, segera mengikuti sang manager keluar dari dalam kamar.
Namun, sebelum benar-benar keluar dari dalam kamar, kini Vano menghentikan langkah kakinya, kemudian membalik tubuhnya, dan sekarang berjalan mendekati dimana Bita berada.
"Jaga ibu baik-baik, mungkin aku akan lama di luar kota. Dan ya, jangan sampai ibu menonton berita atau pun acara gosip. Satu lagi, jangan ajak ibu pergi ke luar rumah tanpa ijin diriku, mengerti!"
Bita hanya menganggukkan kepalanya, untuk mengiyakan perintah dari Vano.
Namun, saat Bita ingin menimpali ucapan dari Vano. Bita urungkan, karena pria yang sekarang menyandang status sebagai suaminya meskipun tanpa cinta, sudah keluar dari dalam kamar.
Kemudian Bita mengukir senyum, karena itu artinya ia aman dan leluasa tidur di kamar yang sangat luas, mungkin luasnya dua kali lipat dari rumah Bita yang ada di pemukiman padat penduduk.
Sekarang Bita pun berjalan menuju tempat tidur, dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang begitu empuk dengan ukuran dua ratus kali dua ratus senti meter.
"Nikmat mana lagi yang kau dustakan Bita, bisa menikmati kasur yang nyaman ini, dengan status sebagai istri pria kaya raya dan juga terkenal," ucap Bita pada dirinya sendiri. "Dan sekarang saatnya menikmati kemewahan ini," ucapnya lagi, tidak ingin bagi Bita menyia nyiakan kesempatan menjadi Nyonya di rumah yang besar dan juga mewah tersebut.
Sebelum nanti Vano menendangnya dari rumah tersebut. Itu yang ada di benak Bita, mengingat lagi pernikahan yang dijalaninya adalah pernikahan paksa.
*
*
*
Satu bulan berlalu, Bita merasakan bagaimana nikmatnya hidup menjadi istri dari Vano.
Karena suami dadakannya itu, meskipun berada di luar kota. Rutin setiap minggu mengirim uang dengan jumlah banyak pada Bita.
Membuat Bita bisa berbelanja ini itu, sesuatu yang ia inginkan tanpa harus bersusah payah mencari uang kesana kemari, cukup mengurus ibu mertuanya dengan baik seperti biasanya, ia bisa memiliki semuanya.
"Ya ampun!" ucap Bita yang sedang berada di dapur untuk mengambil air minum. Ketika kedua telinganya mendengar ada suara televisi yang sedang menyiarkan acara gosip.
Padahal sebulan setelah Vano ke luar kota, Bita melarang siapa pun yang ada di rumah mewah tersebut menonton acara gosip atau pun berita, mengikuti perintah Vano sebelum ke luar kota.
Tapi sekarang kedua telinganya mendengar acara gosip di televisi, membuat Bita segera bergegas keluar dari dapur, menuju ruang tengah dimana ibu Vivi duduk.
"Bu, jangan menonton acara gosip," Bita yang sudah duduk di samping ibu Vivi segera mengambil alih remot yang ada ditangannya.
Saat ibu Vivi sedang menonton gosip, dimana acara gosip tersebut sedang memberitakan Vano yang di duga menggunakan obat terlarang.
Sebenarnya Bita tahu kenapa Vano melarang untuk ibu Vivi tidak menonton berita atau pun acara gosip.
Karena Vano di gosipkan menggunakan obat terlarang, tapi saat Bita menanyakan langsung pada suaminya itu, setelah ia melihat beritanya di sosial media.
Vano mengatakan pada Bita untuk tidak percaya pada berita yang beredar karena semua itu hanya gosip, yang di sebar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dan Vano selalu mengingatkan Bita untuk menjauhkan sang ibu dari berita itu, tapi sekarang ibu Vivi sudah melihat beritanya.
Ibu Vivi merebut kembali remot yang ada di tangan Bita, untuk melihat saluran gosip yang sedang memberitakan sang putra.
"Bu, ini hanya gosip," jelas Bita, agar ibu Vivi tidak percaya pada gosip tersebut.
"Ibu juga tahu, karena Vano tidak mungkin melakukan hal bodoh itu,"
Alangkah terkejutnya Bita mendengar ucapan ibu Vivi, yang tidak termakan gosip tersebut.
Karena Bita pikir, ibu Vivi akan termakan gosip tersebut, yang akan mempengaruhi kesehatannya, tapi ternyata Bita salah.
*
*
*
Malam harinya, Bita ijin pada ibu Vivi untuk menemui sang nenek dan juga sang kakek, karena setelah menikah, Bita belum menemuinya, hanya berkomunikasi lewat sambungan ponselnya.
Setelah pulang menemui sang nenek dan juga sang kakek, Bita tidak langsung pulang ke rumah sang suami.
Yang ada ia pergi ke tempat kos sang sahabat baiknya, karena keduanya sudah lama tidak bertemu, dan juga berkomunikasi.
Dan alangkah terkejutnya Bita ketika sudah tiba di tempat kos sang sahabat.
Melihat sahabatnya tersebut sedang bermain kuda kudaan dengan pria yang sangat Bita kenal di dalam kamar kosnya.
"Dasar Anjeng!" teriak Bita melihat Rian mantan calon suaminya sedang memaju mundurkan pinggangnya diatas tubuh sang sahabat sambil menndessah.
Bersambung.................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
Sahabat mu pagar makan tanaman
2024-06-21
0
Rohmi Rohmizaki
tukan buta Rian itu cuma manfaatin kmu
2023-10-19
1
Elizabeth Zulfa
wooooooowww... amazing
2023-09-19
0