KAMU DATANG BULAN?

Tentu saja Bita memberontak ketika Vano terus menarik tangannya menuju kamar.

Dan setelah berhasil melepas tangannya, Bita segera bersembunyi di belakang tubuh ibu Vivi.

Dimana ibu Vivi terus tersenyum melihat Bita dan juga Vano sang putra.

"Bu, aku tidak mau tidur sekamar dengan pak Vano." tolak Bita, enggan mengikuti perintah ibu Vivi yang menyuruhnya untuk tidur satu kamar dengan sang putra. Toh, keduanya sudah resmi menjadi suami istri.

"Loh kenapa? Vano suami kamu, Bita. Sudah seharusnya kamu tidur satu kamar dengannya, dosa loh kalau pasangan suami istri tidak tidur satu kamar," kata Ibu Vivi agar Bita mau tidur satu kamar dengan Vano.

Karena jujur, ibu Vivi ingin sekali memiliki cucu dari sang putra, dan inilah saatnya, setelah Vano dan Bita menikah. Maka dari itu ibu Vivi ingin Bita tidur di kamar yang sama dengan Vano agar keinginan memiliki cucu segera terwujud.

"Maka dari itu, tidurlah di kamar Vano. Tidak ingin kamu dapat dosa kan?" tanya ibu Vivi.

"Tidak sih Bu, tapi aku tidak ingin tidur satu kamar dengan tukang teh ce—" Bita tidak jadi meneruskan ucapannya, ketika melihat Vano melotot kearahnya, mengisyaratkan untuk tidak meneruskan ucapannya, karena Vano tahu apa yang akan Bita katakan, pasti dia akan mengatakan tukang teh celup, julukan Bita untuk Vano yang sering celap celup ke lubang yang berbeda.

"Kamu pikir, aku juga mau tidur satu kamar dengan perempuan bodoh seperti kamu? Sorry, tidak sudi!" sahut Vano.

"Pak, jaga bicara Pak Vano ya. Aku tidak bodoh!" Tentu saja Bita tidak terima dengan ucapan Vano yang terus mengatakan jika dirinya bodoh.

"Lah, itu kenyataannya kan? Sampai calon suami kamu itu, pergi meninggalkan kamu di hari pernikahannya. Kalau kamu tidak bodoh, mana mungkin dia akan meninggalkan kamu!"

"Dan Pak Vano lebih bodoh, jika tahu aku bodoh, untuk apa menikahiku?"

Vano tidak menjawab pertanyaan dari Bita, yang benar adanya.

Membuatnya langsung meneruskan langkah kakinya yang sempat tertunda untuk segera ke kamar, ingin meneruskan tidurnya yang tadi sempat tertunda. Dan percuma bicara dengan perawat sang ibu, yang pasti tidak akan ada habisnya dan membuatnya emosi.

***

Meskipun ibu Vivi menasihati Bita dengan berbagi macam hal, tapi tetap saja, Bita memilih tidur di kamar yang selama ini menjadi tempatnya beristirahat ketika berada di rumah ibu Vivi.

Namun, semalaman Bita tidak bisa memejamkan matanya, ketika mengingat calon suaminya yang pergi entah ke mana saat hari pernikahannya.

Namun, sekarang Bita tidak sama sekali menitikan air mata. Dan yang ada hanyalah rasa kesal yang tersisa untuk mantan calon suaminya itu. "Aku doakan burungmu tidak akan pernah berdiri." ucap Bita mendoakan mantan calon suaminya.

Tapi setelahnya Bita menautkan keningnya, ketika ia mengingat sudah telat datang bulan. "Jangan-jangan aku hamil? Ah, tidak mungkin!" seru Bita yang langsung turun dari tempat tidur, lalu mengambil tas miliknya untuk mengambil test pack yang sempat ia beli beberapa hari lalu setelah ia menyadari sudah telat datang bulan.

Kemudian ia keluar dari dalam kamar, menuju kamar mandi untuk mengecek apakah ia hamil atau tidak setelah telat datang bulan. Mengingat lagi, beberapa kali ia dan juga mantan calon suaminya pernah melakukan hubungan suami .

Alangkah terkejutnya Bita, setelah melihat dua garis merah di test pack, yang beberapa saat lalu ia celupkan ke air seninya. Dan artinya ia memang sedang hamil.

"Sialan!" kesal Bita dan menendang ember yang terdapat di kamar mandi tersebut. Untung saja ini masih jam empat pagi, jadi tidak ada yang mendengar apa yang dilakukannya, karena seluruh penghuni rumah belum ada satu pun yang bangun.

Bita terus mengumpat sampai tiba di dalam kamarnya. "Murahan!" kata Bita pada dirinya sendiri. "Apa yang harus aku lakukan? Bunuh diri? Ah tidak, aku sudah berdosa besar masa aku harus menambah dosa. Tidak, itu bukan jalan yang baik," tanya Bita, dan ia juga yang menjawabnya.

Bita pun terus berpikir, apakah ia harus mencari keberadaan Rian yang sudah menanam benih di rahimnya. Tapi, harus mencari ke mana, Bita tidak tahu kucing garong itu sekarang berada.

Setelah berpikir kesana kemari, tiba-tiba muncul ide di otak Bita. Jika ia harus tidur dengan Vano, agar tidak ada yang curiga jika bayi yang di kandungnya adalah bayi mantan calon suaminya.

Setelah mempunyai ide gila tersebut, Bita segera keluar dari dalam kamarnya.

Dan tujuannya saat ini adalah ke kamar Vano yang sudah resmi menyandang status sebagai suami sahnya.

Bita maju mundur ketika sudah berdiri di depan pintu kamar Vano yang ada di lantai dua rumah tersebut.

Nyali besar yang tadi ingin tidur dengan Vano, kini tiba-tiba menciut.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

Bita langsung menatap kearah sumber suara yang sangat ia kenal, dimana Vano sudah berdiri tidak jauh darinya. "Pa– pak Vano?" tanya Bita terbata.

"Apa yang kamu lakukan di depan kamarku, hah?" tanya Vano yang ternyata baru pulang, setelah semalam ia ada syuting dadakan yang tidak bisa di tunda.

"Ingin tidur dengan pak Vano," jawab Bita dan langsung membekap mulutnya, karena sudah keceplosan mengatakan niat awalnya. "Eh maksud aku ingin—" Bita tidak jadi meneruskan ucapannya.

Karena tangannya tiba-tiba di tarik oleh Vano masuk ke dalam kamar.

"Pak! Lepaskan aku!" teriak Bita, padahal niat awalnya ingin tidur dengan Vano, tapi ternyata nyalinya tidak cukup besar.

"Kamu bilang ingin tidur denganku, kebetulan aku sedang kedinginan. Jadi mari kita olah raga pagi," kata Vano sambil menyinggungkan senyum sinis dari sebelah sudut bibirnya. Dan terus menarik tangan Bita.

Kemudian Vano melepas tangan Bita, lalu mendorong tubuhnya hingga jatuh di atas kasur.

"Aww Pak, sakit!" pekik Bita karena dorongan Vano yang begitu kuat.

"Nanti enak, jika sudah makan singkong," balas Vano.

"Aku tidak suka singkong Pak!"

"Kita lihat saja nanti, kamu menyukainya atau tidak," kata Vano lalu menindih tubuh Bita, sambil mengukir senyum sinis. Ingin segera menikmati tubuh Bita yang sudah lama menggoda matanya.

"Awww, Pa Vano! perut aku sakit!" pekik Bita, dan coba mendorong tubuh Vano yang masih terus menindih tubuhnya.

"Oh ya. Jangan pura-pura, kamu sendiri yang ingin tidur denganku kan? Dan sekarang aku akan mengabulkannya,"

"Pak, tolong. Perut aku benar-benar sakit," keluh Bita lagi.

Alhasil membuat Vano segera beranjak dari atas tubuh Bita, ketika melihat keringat dingin mulai muncul di keningnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Vano karena Bita sekarang memegangi perutnya, sambil meringis kesakitan.

"Perut aku sakit Pak,"

"Kamu datang bulan?" tanya Vano melihat banyak darah diatas seprei putih yang membungkus kasurnya.

Bersambung............

Guys, aku mohon pada kalian jangan nabung bab ya, kalau nabung bab aku nangis kejar 😭😅

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

keguguran kah...

2023-09-19

1

Azizka Amelia Putri

Azizka Amelia Putri

ada apa dengan bita datang bulankah, apa keguguran kah

2023-08-05

0

Ass Yfa

Ass Yfa

keguguran... pasti tuh.. blm juga dipegang

2023-08-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!