Lusiana terkaget dengan penampakan yang ada di hadapan nya ini.
Rasa tak percaya, tapi ini nyata. Seperti yang di rasakan nya saat ini basah karena tersiram air dingin hingga menusuk kedalam tulang.
Tapi..."Bagaimana mungkin !
"Seingat nya, bukankah, saat ini ia sedang tertidur di Mansion orang tua angkatnya.
Tapi tempat ini sangat asing dan ini dimana !"
Dengan bingung, Lusiana menatap sekeliling. Dan mengingat kembali kejadian sebelumnya. Yang mana Karena rasa kantuk yang amat sangat.
Dan entah kenapa ia tidak sadar setelah nya. Serta seingat nya lagi, ia selalu tidur dengan selalu mengunci pintu kamarnya itu, untuk berjaga-jaga.
Karena Lusiana yang selalu khawatir akan rencana Ayah angkat nya, yang selalu menginginkan ia untuk membantunya dengan cara berhubungan dengan kolega yang lebih kuat, agar bisa bertambah kuat lagi Sehingga membuat Lusiana selalu berhati-hati.
Hingga kini, Lusiana yang berucap tadi membuat darah Si Tuan bertopeng naik, dan mulai mencekik nya kuat.
Akhhhhh...." teriak Lusiana...!
Kau tanya Aku siapa ?
Apa hak mu itu !
"Sampah seperti kau yang tak berguna dan bisa ku buang kapan saja.
Akhhhh...." Apa salah ku Tuan...!
"sakit.....!
Sakit kau bilang.....!
Tapi lebih sakit mana kau dan orang yang kucintai saat orang Tua mu yang serakah itu merenggut nya tampa ampun. Dengan tatapan tajam pula Si Tuan bertopeng terus mencekik hingga wajah Lusiana saat ini sudah memerah, karena hampir kehabisan oksigen saat dicekik dan disertai tatapan membunuh itu pula, yang diberikan oleh si pria bertopeng itu.
Tapi tak lama setelah nya, ada rasa tak tega, dan dihempaskan lah dengan kuat tubuh Lusiana, hingga tubuh Lusiana terhempas dilantai yang kotor penuh debu itu.
Akhhhhh... .."teriak Lusiana dengan napas yang tersengal-sengal. Tapi dia tetap diam, tampa membalas perkataan dari Tuan si bertopeng itu.
Andreas sangat kesal dengan ketidak keberdayaan nya saat ini.
Dan entah mengapa, tatapan itu mengingat kan nya pada seseorang yang pernah ditemuinya bertahun-tahun lalu.
Hingga ia yang tiba-tiba merasa kesal dan langsung meninggalkan tempat itu, dengan tatapan yang tak dapat dibaca pula.
Andreas sampai di kamar nya dengan memukul tembok untuk melampiaskan kekesalannya saat ini.
"Aaaahhhhh.....teriak Andreas kesal dan diikuti oleh asistennya untuk menanyakan apalagi yang akan dilakukan selanjutnya, terhadap gadis tersebut.
Andreas langsung menatap tajam asistennya, dan tersadar akan sesuatu, serta langsung memerintahkannya.
Kurung saja dia, dan jangan beri dia makan. Biar ia merasakan bagaimana rasanya tersiksa seakan lebih baik mati dari pada hidup. Tapi Aku tidak akan membiarkan nya mati secepat itu.
Aku akan menyiksanya perlahan, dan merasakan pembalasan dendam ku. Karena rasa sakit ini, yang ku tahan selama bertahun-tahun.
Baik Tuan! "Balas asistennya, dan berlalu pergi akan melaksanakan perintahnya saat ini.
Lusiana masih berada didalam gudang tersebut. Ia sendiri bingung akan yang terjadi pada dirinya, hingga iya menggerutu :
Tuhan.....!" Apakah kebahagiaan ku tidak sedikit saja, kau berikan ke padaku ini.
Kenapa yang ku rasa sedari lahir, hingga sekarang ini pun, tak sedikit saja kau selipkan keberuntungan itu kepada ku. Dan membuatku merasa tidak menyesal telah dihadirkan di Bumi ini.
Tapi kau sepertinya ! kau pun tak berkenan memberikan nya kepadaku.
Apakah nasib ku hanya ada penderitaan saja. kalau lah memang iya. Aku akan menerimanya dengan lapang dada. Tapi tolong kuat kan lah diri ku ini. Dengan menangis pilu, Lusiana bergumam pada diri nya sendiri.
Menggerutuki hidup nya yang selalu tidak beruntung. Dan meringkuk dilantai yang kotor, tampa alas, serta pakaian yang masih basah. Menggigil kedinginan, karena bekas tersiram air tadi.
*
*
*
Pagi menjelang, badannya pun mulai menggigil. karena tidur dengan tubuh yang masih basah, dan tempat yang tidak sesuai.
Lusiana menahan sakit di seluruh tubuh nya, ditambah rasa lapar yang mendera karena sedari dibawa semalam hingga pagi ini. Ia belum menyentuh makanan sedikit pun.
Karena selepas acara semalam. Ia hanya meneguk segelas minuman dan selepas nya merasa kantuk yang amat sangat, dan segera memasuki kamarnya.
Lusiana hanya bisa berteriak haus dalam menggigil nya.
Tapi tak seorang pun, yang mau mendengarkan nya.
Hingga tak berapa lama terdengar pintu kamarnya terbuka dan menampakkan seorang berperawakan menakutkan dan tegas, serta mendekat dengan membentak Lusiana.
Cepat bangun, dan jangan bermalas-malasan di sini.
Karena kau sekarang, bukanlah lagi tuan putri disini.
Sambil berteriak dan melemparkan peralatan untuk membersihkan kuda dan kandangnya.
Pria tersebut berseru dengan tatapan dingin. Memerintah untuk segerah dilaksanakan sekarang juga.
Tapi Lusiana yang merasa tubuh nya yang masih sangat lemah. Yang dikarenakan mengingat kondisinya yang tidak baik.
Dengan terpaksa dan tubuh bergetar, Lusiana berusaha mematuhi dan berdiri,
Hingga membuat Lusiana hampir terjatuh lagi, bila ia tidak dengan cepat berpegangan pada dinding di kamar nya itu.
Cepat....! "Ucap pria tersebut, dan diikuti oleh Lusiana dari belakang. Dengan jalan yang tertatih-tatih.
Hingga mereka pun, akhir nya telah sampai dikandang kuda. Dan Lusiana ditinggallah disana. Dengan perintah pula, untuk segerah membersihkan seluruh kandang kuda ini, serta tak lupa memandikan dan memberinya makan.
Lusiana saat ini hanya bisa patuh, dan mulai mengerjakan semua nya.
Dengan menahan rasa sakit yang mendera pula. Yang karena ia memang sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Andreas yang penasaran, akan apa yang dilakukan oleh anak si pembunuh itu.
Ia mulai menuju ketempat, dimana Lusiana yang dipekerjakan saat ini.
Tapi..."Tepat saat Andreas mau lebih keras lagi memerintahkannya. Dan kini, posisi mereka saat ini sudah di belakang Lusiana.
Tapi...Karena merasa tak kuat lagi menahan rasa sakit itu, dan akhir nya!
"Lusiana pun tumbang dengan cara disambut Andreas dari belakangnya.
Hingga akhirnya mereka pun saling bertatap secara dekat kembali, walau saat ini, posisi Lusiana yang sedang tidak sadarkan diri.
Dan entah mengapa pula. Andreas setiap menatap lekat wajah wanita ini.
Andreas merasa, ada sesuatu yang mengganjal. Dan membuat Andreas tampa sadar, dengan segerah membawanya pergi dari tempat tersebut, dan menggendong nya, dengan cara bridal style.
Si Tuan bertopeng, saat ini membawanya menuju kedalam kamarnya. Yang mana, saat ini meninggalkan tatapan heran ke semua bawahannya itu.
Terlebih lagi, kini dengan tersirat rasa cemas. Ia dengan segera, memerintah kan asisten nya, agar segerah menelpon Dokter keluarga untuk secepatnya datang.
Andreas tidak sadar, dengan apa yang dilakukan nya saat ini.
Ia pun mulai mondar-mandir, sambil menunggu Dokter keluarga yang segera datang.
Andreas pun, terus menggerutu sampai berapa lama dan berapa banyak yang di gumamkannya, hingga tampa sadar, sang Dokter yang di tunggu pun telah Tiba.
Barulah saat ini, Andreas menatapnya lega, serta mempersilahkan, untuk segerah memeriksanya.
Tapi Dokter keluarga tersebut, yang tak kala terkejutnya dengan orang yang akan diperiksanya itu.
Dan tidak pula ia langsung menanyakan. Walau ada rasa sedikit penasaran pula.
Hingga pemeriksaan selesai. Dokter itu, langsung berbicara. Mencoba untuk menjelaskan. Cuma tempat yang tidak berkenan saat ini.
Saat kini, mereka yang sudah berada diluar. Andreas mulai mendekati Dokter. Langsung menanyakan kondisi Lusiana hingga sampai seperti ini.
Maka...."Dokter pun mulai menjelaskan, serta tak lupa Dokter memberi saran yang sungguh mustahil bagi Andreas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🏘⃝AⁿᵘBoy🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅
mampir kak
2023-10-04
2
Ney Maniez
cinta prtma ny kah🤔🤔
2023-09-04
1
Ney Maniez
inget seseorng
2023-09-04
1