Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk

.

.

Diandra benar-benar terkejut manakala orang yang berdiri di hadapannya terlihat sangat tenang cenderung datar. Sungguh nampak seperti orang yang sehat walafiat.

" Maaf. Siapa sebenarnya yang sedang butuh pengobatan?" tanya Diandra ragu-ragu.

Namun bukannya menjawab, pria bertubuh tinggi tegap itu langsung membuka seragamnya dan membuat Diandra terkejut bukan main, sebab tubuh pria itu benar-benar sempurna. Tubuh pria itu juga bahkan mengeluarkan keharuman khas yang samar-samar merasuk kedalam hidungnya. Membuat Diandra meneguk ludah spontan.

" Aku tidak memiliki banyak waktu. Sebaiknya segera tangani ini. Ayo lakukan segera!" kata Dewa yang duduk membelakangi Diandra yang sedang membeku.

Diandra langsung mengerutkan keningnya. Hey pak tentara, bukankah anda yang sedang membutuhkan saya? Kenapa anda bertindak seolah saya lah yang membutuh anda sih? Begitu pikir Diandra dalam hati.

" Berbaringlah!" ketus Diandra yang mulai kesal dengan kediktatoran pasiennya itu.

" Apa?" seru Dewa mengerutkan kening tak percaya.

" Maksud saya tolong rebahkan tubuh anda di matras ini dengan posisi tengkurap pak. karena saya perlu mengecek!" ralat Diandra yang menyadari kesalahannya berbicara.

Dewa mendecak kesal. Kenapa bisa ada dokter yang tidak profesional seperti ini. " Jika berada di corps tentara. Dokter sepertimu pasti sudah lama keluar!" gumam Dewa yang makin membuat Diandra terlihat sebal.

Saat Iwan hendak masuk sekembalinya dari pendaftaran, ia melihat kaptennya sedang bersiap untuk menuju ranjang rumahsakit. Iwan terlihat tersenyum tipis dan sejurus kemudian memilih menunggu diluar. Ia tahu tipikal orang macam apa kaptennya itu. Tegas dan tidak suka hal lelet.

Diandra yang sedang menuangkan cairan antiseptik ke kapas untuk membersihkan darah tertegun manakala melihat punggung Dewa yang memiliki banyak bekas luka. Dan diantara banyak luka yang tercipta, ia bisa melihat bila itu merupakan bekas luka tembakan.

Membuat Diandra meneguk ludah dan tertegun.

" Hey, kenapa diam saja. Sudah kukatakan jika aku tak memiliki banyak waktu!" seru Dewa tiba-tiba yang merasa bila Diandra malah terdiam.

Diandra lantas berdehem kecil guna mengusir kegugupan. Diantara banyaknya pasien, entah mengapa malah dibuat takut oleh Dewa. Diandra lantas melakukan tugasnya. Ia melihat dengan teliti luka itu.

" Maaf, tapi ini harus di lakukan operasi kecil. Bagian kayu ini menusuk terlalu dalam. Kita harus pindah ruangan lain." kata Diandra usai melalui pemeriksaan.

" Apa? Aku sudah membuka bajuku dan kau bilang harus pindah ruangan? Rumah sakit macam apa ini?" oceh Dewa mulai kesal. Padahal, dia sendiri yang salah sebab masuk ke ruangan dokter dan langsung membuka baju.

Mendengar keributan yang sepertinya nampak makin sengit, Iwan langsung bergegas masuk.

" Ehem!" Iwan berdehem sedikit keras. "Maaf dokter. Apa yang sedang terjadi?" tanya Iwan yang tahu bila saja mungkin sesuatu sedang tidak baik-baik saja.

" Maaf. Teman anda..."

" Maaf jika saya harus memotong ucapan anda. Tapi beliau bukan teman saya. Beliau Kapten saya!" sela Iwan yang selalu saja prosedural. Membuat sang dokter benar-benar pusing dengan dua pria yang sangat aneh ini.

Maka Diandra benar-benar harus menahan diri sebab dua orang di depannya selain kaku juga sangat prosedural. Apakah sekaku ini jika menjadi tentara?

" Baiklah Pak. Kapten anda ini harus segera di operasi. Serpihannya menusuk cukup dalam dan ini lumayan besar. Kita tidak bisa melakukannya disini. Kita harus pindah!" ulang Diandra yang sudah melipatgandakan kesabarannya.

Maka Dewa langsung menyambar seragamnya dan mengenakannya secara cepat.

" Dimana ruangannya?"

-

-

Beberapa waktu kemudian, Diandra akhirnya berhasil mengeluarkan serpihan kayu itu dan kini sedang membalut luka dengan perban usai memberikan obat. Diandra sebenarnya agak ngeri, mengapa tentara itu bisa tertusuk kayu hingga sedalam itu tapi ekspresinya masih saja datar. Apa dia bukan manusia?

" Apa yang anda rasakan kapten?" tanya Iwan terlihat khawatir.

" Aku merasa suntuk!"

Diandra yang sedang membereskan beberapa peralatannya terlihat menghela napas berkali-kali. Sungguh pengalaman bertemu dengan pasien yang sangat buruk.

" Ini resepnya. Anda berdua bisa segera mengambilkannya di apotek depan!" kata Diandra menyodorkan secarik kertas yang sudah ia tulisi resep obat.

Iwan mengangguk usai mengambang kertas itu. " Terimakasih banyak dokter!"

Diandra mengangguk sembari tersenyum canggung sebab sejujurnya hatinya dongkol.

" Terimakasih!" ucap Dewa mengulurkan tangannya. Membuat Diandra tertegun.

" Ehem!" Iwan berdehem dan membuat Diandra segera sadar dari lamunannya.

" Semoga lekas sembuh!" balas Diandra sembari menjabat tangan kekar Dewa yang menjabatnya kuat. Mungkin Dewa lupa jika tangan mungil Diandra bukanlah seperti tangan-tangan para mayor yang juga kuat.

Saat berjalan di lorong menuju apotek, Iwan melirik kaptennya yang berjalan dengan wajah datar.

" Dokter tadi sangat cantik kapten. Tidakkah anda tertarik?" kata Iwan sengaja mencari intermezo guna membunuh kecanggungan.

Tapi alih-alih menjawab, Dewa malah membuka ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang. Membuat Iwan langsung mengerucutkan bibirnya kecewa. Kapan sih pria datar di sampingnya itu mau membahas soal wanita?

.

.

" Ah dokter, apakah anda yang menangani tentara tampan tadi? Astaga, anda sungguh beruntung!" seru Wina tiba-tiba manakala Diandra barusaja membuka pintu di ruang ganti. Membuat Anita yang kebetulan hari ini memiliki satu shift dengannya melirik.

Diandra menatap Anita yang masih acuh kepadanya sekilas. Ia lantas meninggalkan Wina yang selalu heboh jika melihat orang-orang berparas rupawan.

" Dia terluka. Sepertinya pasukan khusus dari Filia!" jawab Diandra yang mulai melepas atributnya seperti ID card juga jasnya lalu memasukkannya kedalam loker.

" Filia? Apa disana tidak ada team medis?" tanya Wina yang masih saja kepo.

" Mungkin itu darurat sehingga membuat mereka datang kemari. Karena jika terlambat, luka itu bisa menjadi patah dan sangat berbahaya. Apalagi, mereka adalah tentara!" kata Diandra.

Anita yang mendengar hal itu hanya diam. Ia memilih melipat jasnya dan pura-pura tak mendengarkan. Namun saat ia hendak keluar, tangannya di cegah oleh Diandra.

" Apa kau baik-baik saja?" tanya Diandra menatap muram Anita yang masih saja acuh kepadanya karena masalalu.

" Aku buru-buru!" balas Anita cuek sembari menggoyang tangan Diandra.

BRAK!

Diandra memejamkan matanya. Ia mati-matian menahan air matanya agar tidak keluar setiap Anita masih saja menunjukkan sikap dingin kepadanya. Sampai kapan Anita akan seperti itu? Membuat dirinya makin merasa bersalah.

Terpopuler

Comments

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

kenapa Anita marah ya ..apa Diandra gugurin kandungan

2023-09-18

0

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

🥲🤣🤣

2023-09-18

0

Nur Denis

Nur Denis

sebenarnya ada masalah apa anita sama Diandra, knp anita cuek setiap berhadapan dg Diandra

2023-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Terhimpit satu kenyataan
2 Bab 2. Unresponsible
3 Bab 3. Hidup terus berjalan
4 Bab 4. Tugas penjaga masyarakat
5 Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk
6 Bab 6. Jiwa ksatria
7 Bab 7. Bertemu lagi?
8 Bab 8. Secuil kisah
9 Bab 9. Karena kasta
10 Bab 10. Anggota genit
11 Bab 11. Selalu bertemu
12 Bab 12. Lebih dekat
13 Bab 13. Cerita yang membuat dada nyeri
14 Bab 14. Anak Jenderal
15 Bab 15. Integritas
16 Bab 16. Dia ada disini
17 Bab 17. Tak menyangka bertemu
18 Bab 18. Insecure
19 Bab 19. Apakah ini rasa?
20 Bab 20. Find you
21 Bab 21. Serba-serbi di pengungsian
22 Bab 22. Satu meja denganmu
23 Bab 23. Perintah Rando
24 Bab 24. Terciduk Wina
25 Bab 25. Dibuat kesal
26 Bab 26. Do you like her?
27 Bab 27. Mengusik pikiran
28 Bab 28. Wanita luar biasa
29 Bab 29. Terpaksa menciummu
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Kecemburuan Rando
32 Bab 32. Dinonaktifkan sementara
33 Bab 33. Permulaan permainan
34 Bab 34. Pribadi yang dewasa
35 Bab 35. Kakak Joshua?
36 Bab 36. Kecurigaan
37 Bab 37. Jarak antara mereka
38 Bab 38. Kegelisahan Rando
39 Bab 39. Siapa yang kau antar?
40 Bab 40. Datang tepat waktu
41 Bab 41. Gagal
42 Bab 42. Berkelahi
43 Bab 43. Pelukku untuk pelikmu
44 Bab 44. Sebuah kerjasama
45 Bab 45. Fakta
46 Bab 46. One reason
47 Bab 47. Titik sesal
48 Bab 48. Deep Regret
49 Bab 49. Mengusik benak
50 Bab 50. When i see you again
51 Bab 51. Jarak antara kita
52 Bab 52. Satu niat dalam hati
53 Bab 53. Kemana dokter Diandra?
54 Bab 54. You still care her, buddy!
55 Bab 55. His name ia Maeda
56 Bab 56. Bagai pedang bermata dua
57 Bab 57. Nurani tak pernah keliru
58 Bab 58. Aku tahu semuanya
59 Bab 59. A regret
60 Bab 60. An Asylum seeker
61 Bab 61. Poor Rayyan
62 Bab 62. Mengikuti nurani
63 Bab 63. Selama keyakinan masih ada
64 Bab 64. Percayalah padaku
65 Bab 65. Menepati janji
66 Bab 66. Biasakan dirimu
67 Bab 67. Pesan mengharukan
68 Bab 68. Retro hills
69 Bab 69. Nice to meet you
70 Bab 70. Sang jenderal kebakaran jenggot
71 Bab 71. Meledaknya bom waktu
72 Bab 72. Akulah pelindungmu
73 Bab 73. Karma
74 Bab 74. Lebih dari pemenang
75 Bab 75. Kedatangan Ayah Ibu
76 Bab 76. Rando's problem
77 Bab 77. Satu pelajaran hidup
78 Bab 78. Dia anakku!
79 Bab 79. Keinginan seorang anak
80 Bab 80. Memaafkan masalalu
81 Bab 81. Penyempurna keluarga
82 Bab 82. Tak ada yang abadi
83 Bab 83. Life must go on
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Terhimpit satu kenyataan
2
Bab 2. Unresponsible
3
Bab 3. Hidup terus berjalan
4
Bab 4. Tugas penjaga masyarakat
5
Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk
6
Bab 6. Jiwa ksatria
7
Bab 7. Bertemu lagi?
8
Bab 8. Secuil kisah
9
Bab 9. Karena kasta
10
Bab 10. Anggota genit
11
Bab 11. Selalu bertemu
12
Bab 12. Lebih dekat
13
Bab 13. Cerita yang membuat dada nyeri
14
Bab 14. Anak Jenderal
15
Bab 15. Integritas
16
Bab 16. Dia ada disini
17
Bab 17. Tak menyangka bertemu
18
Bab 18. Insecure
19
Bab 19. Apakah ini rasa?
20
Bab 20. Find you
21
Bab 21. Serba-serbi di pengungsian
22
Bab 22. Satu meja denganmu
23
Bab 23. Perintah Rando
24
Bab 24. Terciduk Wina
25
Bab 25. Dibuat kesal
26
Bab 26. Do you like her?
27
Bab 27. Mengusik pikiran
28
Bab 28. Wanita luar biasa
29
Bab 29. Terpaksa menciummu
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Kecemburuan Rando
32
Bab 32. Dinonaktifkan sementara
33
Bab 33. Permulaan permainan
34
Bab 34. Pribadi yang dewasa
35
Bab 35. Kakak Joshua?
36
Bab 36. Kecurigaan
37
Bab 37. Jarak antara mereka
38
Bab 38. Kegelisahan Rando
39
Bab 39. Siapa yang kau antar?
40
Bab 40. Datang tepat waktu
41
Bab 41. Gagal
42
Bab 42. Berkelahi
43
Bab 43. Pelukku untuk pelikmu
44
Bab 44. Sebuah kerjasama
45
Bab 45. Fakta
46
Bab 46. One reason
47
Bab 47. Titik sesal
48
Bab 48. Deep Regret
49
Bab 49. Mengusik benak
50
Bab 50. When i see you again
51
Bab 51. Jarak antara kita
52
Bab 52. Satu niat dalam hati
53
Bab 53. Kemana dokter Diandra?
54
Bab 54. You still care her, buddy!
55
Bab 55. His name ia Maeda
56
Bab 56. Bagai pedang bermata dua
57
Bab 57. Nurani tak pernah keliru
58
Bab 58. Aku tahu semuanya
59
Bab 59. A regret
60
Bab 60. An Asylum seeker
61
Bab 61. Poor Rayyan
62
Bab 62. Mengikuti nurani
63
Bab 63. Selama keyakinan masih ada
64
Bab 64. Percayalah padaku
65
Bab 65. Menepati janji
66
Bab 66. Biasakan dirimu
67
Bab 67. Pesan mengharukan
68
Bab 68. Retro hills
69
Bab 69. Nice to meet you
70
Bab 70. Sang jenderal kebakaran jenggot
71
Bab 71. Meledaknya bom waktu
72
Bab 72. Akulah pelindungmu
73
Bab 73. Karma
74
Bab 74. Lebih dari pemenang
75
Bab 75. Kedatangan Ayah Ibu
76
Bab 76. Rando's problem
77
Bab 77. Satu pelajaran hidup
78
Bab 78. Dia anakku!
79
Bab 79. Keinginan seorang anak
80
Bab 80. Memaafkan masalalu
81
Bab 81. Penyempurna keluarga
82
Bab 82. Tak ada yang abadi
83
Bab 83. Life must go on

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!