Bab 4. Tugas penjaga masyarakat

Saat hendak menekan tombol lift manakala ia telah tiba di apartemennya. Diandra merasa kaca di dekatnya tiba-tiba bergetar. Dan sialnya, lambat laun ia malah merasa tubuhnya ikut terguncang. Makin hebat dan membuat keseimbangannya kian goyah.

" Astaga. Gempa! Gempa!" ia reflek berteriak dan langsung kembali keluar gedung sebisa mungkin guna menyelamatkan diri.

Sadar jika ini mungkin adalah gempa bumi susulan yang sempat menggempur wilayah Filia, Diandra segera menambah kecepatan berlari dan keluar bersama para penghuni unit lain di apartemen itu. Tubuhnya kian gemetaran. Degup jantungnya pun tak beraturan. Tak menyangka jika gempa yang terjadi di wilayah sebelah yang kemarin getarannya tak begitu terasa, hari ini malah turut mengguncang Santara.

Kini di luar gedung telah banyak sekali orang-orang yang berhamburan dengan ketakutan yang sama. Terlihat begitu cemas dan panik. Dan beberapa saat kemudian, gempa berangsur-angsur berhenti. Sejurus kemudian, banyak sekali info-info mengenai gempa yang beredar dengan begitu cepatnya. Membuat beberapa orang makin gusar.

Ia buru-buru menelpon Anita namun sahabatnya itu tak menjawab. Ia tahu Anita masih marah kepadanya, tapi ia tentu saja benar-benar khawatir. Bagaimanapun juga, Anita adalah orang yang paling berjasa dalam hidupnya.

"CK, please jawab Nit!" ia bergumam resah. Takut kalau-kalau Anita yang kini masih berada dalam rumahsakit mengalami sesuatu.

Namun sejurus kemudian, di sela kekhawatirannya soal Anita, ia malah teringat dengan seseorang yang membuatnya lebih panik lagi.

...----------------...

Hari berganti. Semalam Dewa berserta teamnya langsung di berangkatkan menuju Filia setelah turut sempat merasakan gempa yang juga mengguncang Santara pada siang hari kemarin.

Filia merupakan sebuah daerah yang paling terdampak bencana gempa bumi di wilayah barat daya Albia. Keadaannya sungguh kacau balau. Namun menurut informasi yang di dapat, tak ada korban jiwa sejauh ini. Tapi di sisi lain, tak sedikit pula orang yang terluka parah akibat bencana ini.

Seperti yang selalu terjadi di tiap musibah juga bencana, para personel tentara yang sigap terlihat saling bahu-membahu mengevakusi korban luka-luka. Sebab tugas utama tentara ialah menjaga negara kesatuan serta melindungi warga negaranya. Satu dedikasi tinggi yang tentu saja lahir dari jiwa dan raga para prajurit sejati.

Tak hanya itu, di lokasi bencana terlihat juga beberapa team gabungan dari rescue, medis, pemadam kebakaran, kepolisian, badan penanggulangan kebencanaan, serta relawan. Mereka semua bekerja keras guna mengevakuasi para korban yang terjebak di reruntuhan.

" Iwan!" panggil Dewa kepada leadernya melalui handy talky.

" Siap kapten!" balas Iwan.

" Bagaimana?"

" Siap. Seluruh korban berhasil di evakuasi. Tujuh orang yang mengalami luka parah akan di rujuk ke rumah sakit Medica Care, sisanya masih dalam penghitungan. Semua korban sejauh ini selamat!" jawab Iwan dengan suara khasnya yang tegas.

" Bagus. Setelah ini tolong kamu tenda saya!"

" Siap laksanakan!"

Iwan seketika tertegun heran. Kenapa dia di panggil. Apakah ada sesuatu yang penting? Atau, dia telah melakukan kesalahpahaman? Tak mau semakin hanyut dalam rasa penasaran yang tak berujung, usai memastikan seluruh korban luka berat telah berangkat menuju rumahsakit, Iwan langsung berjalan menuju tenda Dewa.

" Salam kapten!" ucap Iwan sembari memberikan hormat kepada Dewa setibanya ia di tenda.

Dewa membalas penghormatan Iwan lalu mendudukkan tubuhnya dengan wajah meringis seperti menahan nyeri. Membuat sang leader mengerutkan kening.

" Aku mendapatkan sedikit masalah. Tolong kau obati ini sebentar!" kata Dewa sembari membuka seragamnya dengan wajah sebenarnya sedang mati-matian menahan nyeri.

Maka Iwan seketika shock demi melihat luka dalam yang di tunjukkan oleh sang kapten, dengan sebuah benda mirip serpihan kayu yang tertancap dalam di bagian dalam daging punggung Dewa yang berdarah.

" Astaga. Kapten ini..." pekik Iwan yang terlolong dan tak mampu melanjutkan ucapannya.

" Ssttt! Aku memanggilmu kemari agar hal ini tidak menjadi kekhawatiran bagi semua. Sudah, cepat kau obati!" sergah Dewa yang tahu bila Iwan pasti tengah terkejut.

Namun alih-alih menurut, Iwan yang tahu bila itu merupakan luka yang membutuhkan tindakan operasi tak mau ambil resiko. " Maaf kapten. Tapi, ini terlalu..."

Dewa langsung memutar tubuhnya lalu menatap Iwan yang wajahnya sudah sangat pucat. Terlihat sangat khawatir.

" Apa yang kau katakan? Cepat obati saja. Kau bisa menggunakan sarung tangan kan?" kata Dewa yang mulai kesal sebab Iwan malah menunjukkan reaksi berlebihan.

" Mohon izin. Saya harus membawa anda menuju rumah sakit!" seru Iwan sembari melesat pergi dan tak memperdulikan bila dia nanti akan mendapatkan hukuman.

" Iwan! Wan! Berhen..."

Tapi sia-sia sudah. Iwan keburu melesat pergi karena sangat khawatir. Dan tak berselang lama, terdengarlah deru mobil di depan tenda Dewa. Membuat pria beralis tebal itu menghela napas pasrah.

" Kenapa kau selalu seperti ini Wan?"

Niat hati tak ingin gembar-gembor soal lukanya, tapi kini Iwan malah melakukan yang sebaliknya. Membuat para anggota yang lain akhirnya tahu.

Iwan masuk dan melakukan gerakan hormat dengan wajah pias cenderung takut. " Mohon izin, silahkan kapten naik ke mobil. Kita akan segera berangkat menuju ke rumah sakit!"

Dewa menarik senyum tipis. Terlihat pasrah namun juga ingin tertawa. " Ini termasuk penolakan perintah Wan! Ingat !" kata Dewa yang tak percaya dengan Iwan yang sangat-sangat perduli kepada keadaannya.

" Siap salah! Tapi mohon untuk tetap masuk ke dalam mobil kapten!" jawab Iwan masih dengan posisi siaga. Membuat Dewa benar-benar ingin tertawa detik itu juga.

Dewa akhirnya menurut. Ia terlihat makin meringis menahan nyeri di punggungnya manakala masuk kedalam mobil. Bahkan tubuhnya mulai terasa nyeri- nyeri.

Usai memastikan sang kapten masuk, Iwan lantas bergegas menuju ruang kemudi dengan wajah tegang. Kini keduanya melesat menuju rumahsakit dengan rona wajah yang berbeda.

Iwan tegang sementara Dewa datar-datar saja.

.

.

Seperti biasa, Diandra bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Semalam di group WhatsApp pegawai rumah sakit, ramai mengenai banyak korban gempa yang di rujuk ke rumah sakit Medica Care hingga pagi ini. Getaran di Santara memang tidak terlalu besar, tapi di Filia rupanya mampu membuat beberapa gedung ambruk dan membuat beberapa orang terluka.

Saat hendak berjalan menuju ruangannya, seorang pria berseragam tiba-tiba memanggil dirinya dengan intonasi keras.

" Dokter! Dokter!" pekik seseorang.

Diandra menoleh. Ternyata seroang pria berseragam militer yang memanggilnya. Pria yang sepertinya usianya jauh lebih banyak darinya.

" Ya?" balas Diandra terlolong.

" Tolong kapten kami. Dia terluka parah!" kata pria itu dengan raut yang sangat serius. Macam terkena situasi darurat.

Maka Diandra seketika panik. " Terluka parah? Mana dia?"

" Dia duduk di sana?" kata orang itu lagi menunjuk seorang pria berseragam yang duduk santai sembari sibuk menggulir ponsel.

" Hah? Kau bilang terluka parah, kenapa masih bisa bermain-main ponsel?" kesal Diandra sembari mendengus.

" CK, saya tidak bohong!"

Diandra lantas melihat nama dada seragam pria itu.

Iwan. K

"Ya sudah. Cepat bawa ke ruangan! Tapi sebelumnya, anda harus mengurus pendaftaran dulu!"

Pria itu langsung mengangguk setuju dan melesat menuju ke tempat sang kapten. Sementara Diandra memilih masuk ke ruangan sembari mempersiapkan peralatan. Beberapa saat kemudian, saat ia berbalik untuk memanggil pasien, ia malah dibuat kaget sebab seorang pria berseragam tentara lain telah berdiri tanpa bersuara dengan wajah datar.

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ish kok jadi lucu sih Mak...kan harus nya tegang gimana gitu

2023-11-13

0

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

jadi inget song song cauple g sih y

2023-11-13

0

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

jadi inget film korea

2023-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Terhimpit satu kenyataan
2 Bab 2. Unresponsible
3 Bab 3. Hidup terus berjalan
4 Bab 4. Tugas penjaga masyarakat
5 Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk
6 Bab 6. Jiwa ksatria
7 Bab 7. Bertemu lagi?
8 Bab 8. Secuil kisah
9 Bab 9. Karena kasta
10 Bab 10. Anggota genit
11 Bab 11. Selalu bertemu
12 Bab 12. Lebih dekat
13 Bab 13. Cerita yang membuat dada nyeri
14 Bab 14. Anak Jenderal
15 Bab 15. Integritas
16 Bab 16. Dia ada disini
17 Bab 17. Tak menyangka bertemu
18 Bab 18. Insecure
19 Bab 19. Apakah ini rasa?
20 Bab 20. Find you
21 Bab 21. Serba-serbi di pengungsian
22 Bab 22. Satu meja denganmu
23 Bab 23. Perintah Rando
24 Bab 24. Terciduk Wina
25 Bab 25. Dibuat kesal
26 Bab 26. Do you like her?
27 Bab 27. Mengusik pikiran
28 Bab 28. Wanita luar biasa
29 Bab 29. Terpaksa menciummu
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Kecemburuan Rando
32 Bab 32. Dinonaktifkan sementara
33 Bab 33. Permulaan permainan
34 Bab 34. Pribadi yang dewasa
35 Bab 35. Kakak Joshua?
36 Bab 36. Kecurigaan
37 Bab 37. Jarak antara mereka
38 Bab 38. Kegelisahan Rando
39 Bab 39. Siapa yang kau antar?
40 Bab 40. Datang tepat waktu
41 Bab 41. Gagal
42 Bab 42. Berkelahi
43 Bab 43. Pelukku untuk pelikmu
44 Bab 44. Sebuah kerjasama
45 Bab 45. Fakta
46 Bab 46. One reason
47 Bab 47. Titik sesal
48 Bab 48. Deep Regret
49 Bab 49. Mengusik benak
50 Bab 50. When i see you again
51 Bab 51. Jarak antara kita
52 Bab 52. Satu niat dalam hati
53 Bab 53. Kemana dokter Diandra?
54 Bab 54. You still care her, buddy!
55 Bab 55. His name ia Maeda
56 Bab 56. Bagai pedang bermata dua
57 Bab 57. Nurani tak pernah keliru
58 Bab 58. Aku tahu semuanya
59 Bab 59. A regret
60 Bab 60. An Asylum seeker
61 Bab 61. Poor Rayyan
62 Bab 62. Mengikuti nurani
63 Bab 63. Selama keyakinan masih ada
64 Bab 64. Percayalah padaku
65 Bab 65. Menepati janji
66 Bab 66. Biasakan dirimu
67 Bab 67. Pesan mengharukan
68 Bab 68. Retro hills
69 Bab 69. Nice to meet you
70 Bab 70. Sang jenderal kebakaran jenggot
71 Bab 71. Meledaknya bom waktu
72 Bab 72. Akulah pelindungmu
73 Bab 73. Karma
74 Bab 74. Lebih dari pemenang
75 Bab 75. Kedatangan Ayah Ibu
76 Bab 76. Rando's problem
77 Bab 77. Satu pelajaran hidup
78 Bab 78. Dia anakku!
79 Bab 79. Keinginan seorang anak
80 Bab 80. Memaafkan masalalu
81 Bab 81. Penyempurna keluarga
82 Bab 82. Tak ada yang abadi
83 Bab 83. Life must go on
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Terhimpit satu kenyataan
2
Bab 2. Unresponsible
3
Bab 3. Hidup terus berjalan
4
Bab 4. Tugas penjaga masyarakat
5
Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk
6
Bab 6. Jiwa ksatria
7
Bab 7. Bertemu lagi?
8
Bab 8. Secuil kisah
9
Bab 9. Karena kasta
10
Bab 10. Anggota genit
11
Bab 11. Selalu bertemu
12
Bab 12. Lebih dekat
13
Bab 13. Cerita yang membuat dada nyeri
14
Bab 14. Anak Jenderal
15
Bab 15. Integritas
16
Bab 16. Dia ada disini
17
Bab 17. Tak menyangka bertemu
18
Bab 18. Insecure
19
Bab 19. Apakah ini rasa?
20
Bab 20. Find you
21
Bab 21. Serba-serbi di pengungsian
22
Bab 22. Satu meja denganmu
23
Bab 23. Perintah Rando
24
Bab 24. Terciduk Wina
25
Bab 25. Dibuat kesal
26
Bab 26. Do you like her?
27
Bab 27. Mengusik pikiran
28
Bab 28. Wanita luar biasa
29
Bab 29. Terpaksa menciummu
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Kecemburuan Rando
32
Bab 32. Dinonaktifkan sementara
33
Bab 33. Permulaan permainan
34
Bab 34. Pribadi yang dewasa
35
Bab 35. Kakak Joshua?
36
Bab 36. Kecurigaan
37
Bab 37. Jarak antara mereka
38
Bab 38. Kegelisahan Rando
39
Bab 39. Siapa yang kau antar?
40
Bab 40. Datang tepat waktu
41
Bab 41. Gagal
42
Bab 42. Berkelahi
43
Bab 43. Pelukku untuk pelikmu
44
Bab 44. Sebuah kerjasama
45
Bab 45. Fakta
46
Bab 46. One reason
47
Bab 47. Titik sesal
48
Bab 48. Deep Regret
49
Bab 49. Mengusik benak
50
Bab 50. When i see you again
51
Bab 51. Jarak antara kita
52
Bab 52. Satu niat dalam hati
53
Bab 53. Kemana dokter Diandra?
54
Bab 54. You still care her, buddy!
55
Bab 55. His name ia Maeda
56
Bab 56. Bagai pedang bermata dua
57
Bab 57. Nurani tak pernah keliru
58
Bab 58. Aku tahu semuanya
59
Bab 59. A regret
60
Bab 60. An Asylum seeker
61
Bab 61. Poor Rayyan
62
Bab 62. Mengikuti nurani
63
Bab 63. Selama keyakinan masih ada
64
Bab 64. Percayalah padaku
65
Bab 65. Menepati janji
66
Bab 66. Biasakan dirimu
67
Bab 67. Pesan mengharukan
68
Bab 68. Retro hills
69
Bab 69. Nice to meet you
70
Bab 70. Sang jenderal kebakaran jenggot
71
Bab 71. Meledaknya bom waktu
72
Bab 72. Akulah pelindungmu
73
Bab 73. Karma
74
Bab 74. Lebih dari pemenang
75
Bab 75. Kedatangan Ayah Ibu
76
Bab 76. Rando's problem
77
Bab 77. Satu pelajaran hidup
78
Bab 78. Dia anakku!
79
Bab 79. Keinginan seorang anak
80
Bab 80. Memaafkan masalalu
81
Bab 81. Penyempurna keluarga
82
Bab 82. Tak ada yang abadi
83
Bab 83. Life must go on

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!