Bab 3. Hidup terus berjalan

Hai semua!😇

Sebelum lanjut, mommy cuman mau kasih tahu bahwasanya kisah ini akan ada beberapa flashback alias beralur maju mundur.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, NT sedang menerapkan sistim retensi. Jadi besar harapan mommy kepada pembaca sekalian untuk membaca kisah Dewa, Diandra dan Rando ini secara runtun ya😁.

Jangan lupa like dan komen di setiap part-nya.

Selamat membaca 😘

...🔻🔻🔻...

.

.

" Diandra itu memang jarang pulang. Sekalinya pulang, e malah sakit." ucap Mama Diandra yang terlihat sangat humble dan tiba-tiba datang dengan membawa tiga gelas minuman dingin yang beraroma segar. " Nih di minum dulu. Habis ini tante tinggal dulu ya. Oh ya Di, di belakang ada pepes kesukaan kamu. Ajak makan teman-temanmu nanti ya. Ya udah kalian lanjut ngobrol!" kata Mama Diandra yang sudah bersiap untuk pergi ke suatu tempat.

Aldi dan Anita mengangguk sopan manakala wanita paruh baya itu berpamitan. Sepeninggal Mama Diandra, Anita langsung menatap sahabatnya muram. Nampak sekali torehan kesedihan yang terpancar dari wajah gadis berusia 17 tahun itu.

" Aldi udah cerita semua ke aku Di!" ucap Anita to do point. Sama sekali tak ingin berbasa-basi.

Maka Diandra seketika terpaku menatap mata Anita yang telah penuh dengan cairan bening. Membuat isi dadanya tiba-tiba beku dan sesak. Tamat sudah. Jadi dia orang yang kini ada di rumahnya itu sudah tahu bila dirinya sedang berbadan dua?

" Rando ngasih kamu uang sebagai bentuk tanggungjawab?" tanya Anita yang mulai menggenggam tangan sahabatnya. Tampak pula Aldi yang tertunduk dengan perasaan sedih. "Tapi menggugurkan itu dosa besar Di. Sebaiknya kamu terus terang aja sama orang tua kamu! Jangan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya!" kata Anita yang tak lagi bisa menyembunyikan tangisannya.

Namun tanpa mereka sadari, Mama Diandra yang hendak masuk untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di dalam rumahnya langsung terkejut manakala mendengar kata 'menggugurkan' yang terucap dari bibir Anita.

" Menggugurkan? Menggugurkan apa? Apa yang sedang kalian bicarakan?" jerit Mama Diandra di bibir pintu.

Maka seketika terkejutlah tiga remaja yang saat ini sedang duduk di ruang tamu dengan wajah yang sama pucatnya.

...----------------...

8 tahun kemudian di sebuah rumah sakit besar di kota Santara.

" Terimakasih banyak dokter cantik. Anda sangat baik kepada kami!" kata seorang wanita tua yang pakaiannya lusuh. Merasa senang karena setibanya ia dirumah sakit, wanita tua itu rupanya mendapatkan penanganan yang begitu ramah dari sang dokter.

Suaminya yang kesehariannya mencari rongsokan terkena paku. Dan Diandra baru saja menanganinya sesuai dengan prosedur tanpa memandang status sosial. Diandra tersenyum. Tidak tahu kenapa, setiap ia bisa menolong orang susah, hatinya merasakan kedamaian yang sulit ia jelaskan.

" Minum obatnya secara rutin ya Bu. Semoga lekas sembuh!" kata Diandra.

Sepeninggal pasiennya, Diandra bergegas menuju loker. Tempat dimana semua tenaga medis yang hari itu on duty untuk tukar shift berkumpul. Tempat yang luas dan bersih itu menjadi tempat yang paling sering ia kunjungi setahun terakhir.

" Ah dokter, anda sudah selesai?" sapa Wina. Seorang perawat yang kebetulan satu shift dengannya hari ini. Gadis muda yang barusaja di terima menjadi perawat di Medica Care Hospital.

Diandra mengangguk tanpa berbicara. Hanya menatap sekilas sembari menarik senyuman tipis. Ia lantas mencopot jasnya lalu menggantinya dengan pakaian biasa. Bersiap untuk pulang.

" Aku duluan!" kata Diandra seperti biasa. Terlihat tak berminat untuk bergabung dengan sekumpulan wanita yang doyan menggosip.

Sepeninggal Diandra, salah seorang perawat lain bernama Tara tiba-tiba mengucapkan sesuatu. " Dia itu sombong ya? Lihat saja jika kita bertanya, selalunya tak mau menjawab!" ucapnya mencibir. Membuat beberapa orang mengangguk menyetujui.

" Kau ini kenapa? Dia sangat baik kok!" bela Wina tak setuju.

" Ya tapi setidaknya kan bisa jawab. Sekarang coba kalian pikir baik-baik. Tak sekalipun dari kita yang pernah ngobrol santai dengan dokter Diandra kan? Apa karena dia adalah dokter titipan di rumah sakit ini?"

BRAK!

Beberapa orang yang sedang asik bergunjing langsung berjingkat manakala satu dokter lain tiba-tiba menutup loker dengan sangat keras.

" Apa yang kalian bicarakan? Ini tempat kerja, bukan tempat bergunjing. Bubar sana!" seru dokter Anita menatap sengit para perawat di depannya yang wajahnya sudah sangat pucat. Merasa malu dan takut, semua orang langsung bubar tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi.

Anita yang kini tinggal seorang diri di sana, langsung menghela napas. Seharusnya ia dan Diandra bisa lebih baik dari ini. Tapi sebagainya manusia biasa. Ia masih menaruh rasa kesal kepada wanita yang dulu pernah menjadi sahabatnya itu. Meski jauh dalam hatinya ia juga masih memperdulikan Diandra.

...----------------...

Sementara itu, di lain pihak terlihat seorang pria berpostur tinggi tegap sedang mengawasi anggotanya yang sedang melakukan latihan fisik di batalyon kesatuannya di matra angkatan darat.

" Cukup! Setelah ini istirahat dan lanjutkan dengan makan siang!" kata sang kapten dengan wajah tegas.

" Siap kapten!" jawab semua anggota yang siang itu sedang melakukan latihan.

Adalah Dewa. Laki-laki yang kini berusia 31 tahun itu menjadi kapten di kesatuannya dari matra angkatan darat sejak tiga tahun terkahir. Dia tegas namun humanis. Terpilih menjadi kapten di dasarkan dari kemampuannya yang sangat cakap dan begitu unggul. Selain di bidang persenjataan, pria itu juga sangat cerdas.

Langkah panjangnya membawa Dewa menuju ke ruang kerjanya. Pria berwajah datar itu terlihat duduk lalu memeriksa beberapa daftar nama perwira muda yang akan di tugaskan di kesatuannya.

Teliti dalam melihat sebab anggota baru lulusan akademi militer itu akan menjadi tambahan tanggungjawab baru untuknya.

TOK TOK TOK!

Pintu terketuk dan memperlihatkan seorang pria melakukan hormat sesaat sebelum dia masuk ke dalam ruangan Dewa.

" Siang kapten!" sapa si junior.

" Hem!"

" Surat dari mayor!" kata si junior sembari menyerahkan sebuah amplop dengan logo kesatuan yang amat sangat ia cintai.

Dewa meraih sebuah amplop yang diberikan juniornya. Membaca sekilas jika itu merupakan surat langsung dari detasemen.

" Terimakasih!" kata Dewa.

Si Junior kembali melakukan penghormatan sesaat sebelum meninggalkan dewa. Laki-laki berwajah tampan itu membuka surat penting yang isinya merupakan sebuah perintah untuk mempersiapkan para anak buahnya untuk berangkat ke daerah yang dikabarkan sedang tertimpa musibah gempa bumi.

Setelahnya, Dewa nampak menatap foto berukuran kecil diatas meja kerjanya. Foto dirinya yang sedang di peluk oleh Ayah dan Ibunya. Ia memejamkan matanya sejenak. Ia sangat rindu dengan orangtuanya. Tapi tugas merupakan tugas. Ia tidak tahu akan sampai kapan akan seperti ini. Masalalu yang mengakar pahit dalam hatinya benar-benar membuat segala sesuatunya menjadi tidak mudah.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Rodiah Rodiah

Rodiah Rodiah

💪💪💪🥰🥰🥰,lanjuut

2023-10-19

0

moerni🍉🍉

moerni🍉🍉

marathonnn mommmmmmssss

2023-09-23

0

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

apa mereka udah gak sahabatan

2023-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Terhimpit satu kenyataan
2 Bab 2. Unresponsible
3 Bab 3. Hidup terus berjalan
4 Bab 4. Tugas penjaga masyarakat
5 Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk
6 Bab 6. Jiwa ksatria
7 Bab 7. Bertemu lagi?
8 Bab 8. Secuil kisah
9 Bab 9. Karena kasta
10 Bab 10. Anggota genit
11 Bab 11. Selalu bertemu
12 Bab 12. Lebih dekat
13 Bab 13. Cerita yang membuat dada nyeri
14 Bab 14. Anak Jenderal
15 Bab 15. Integritas
16 Bab 16. Dia ada disini
17 Bab 17. Tak menyangka bertemu
18 Bab 18. Insecure
19 Bab 19. Apakah ini rasa?
20 Bab 20. Find you
21 Bab 21. Serba-serbi di pengungsian
22 Bab 22. Satu meja denganmu
23 Bab 23. Perintah Rando
24 Bab 24. Terciduk Wina
25 Bab 25. Dibuat kesal
26 Bab 26. Do you like her?
27 Bab 27. Mengusik pikiran
28 Bab 28. Wanita luar biasa
29 Bab 29. Terpaksa menciummu
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Kecemburuan Rando
32 Bab 32. Dinonaktifkan sementara
33 Bab 33. Permulaan permainan
34 Bab 34. Pribadi yang dewasa
35 Bab 35. Kakak Joshua?
36 Bab 36. Kecurigaan
37 Bab 37. Jarak antara mereka
38 Bab 38. Kegelisahan Rando
39 Bab 39. Siapa yang kau antar?
40 Bab 40. Datang tepat waktu
41 Bab 41. Gagal
42 Bab 42. Berkelahi
43 Bab 43. Pelukku untuk pelikmu
44 Bab 44. Sebuah kerjasama
45 Bab 45. Fakta
46 Bab 46. One reason
47 Bab 47. Titik sesal
48 Bab 48. Deep Regret
49 Bab 49. Mengusik benak
50 Bab 50. When i see you again
51 Bab 51. Jarak antara kita
52 Bab 52. Satu niat dalam hati
53 Bab 53. Kemana dokter Diandra?
54 Bab 54. You still care her, buddy!
55 Bab 55. His name ia Maeda
56 Bab 56. Bagai pedang bermata dua
57 Bab 57. Nurani tak pernah keliru
58 Bab 58. Aku tahu semuanya
59 Bab 59. A regret
60 Bab 60. An Asylum seeker
61 Bab 61. Poor Rayyan
62 Bab 62. Mengikuti nurani
63 Bab 63. Selama keyakinan masih ada
64 Bab 64. Percayalah padaku
65 Bab 65. Menepati janji
66 Bab 66. Biasakan dirimu
67 Bab 67. Pesan mengharukan
68 Bab 68. Retro hills
69 Bab 69. Nice to meet you
70 Bab 70. Sang jenderal kebakaran jenggot
71 Bab 71. Meledaknya bom waktu
72 Bab 72. Akulah pelindungmu
73 Bab 73. Karma
74 Bab 74. Lebih dari pemenang
75 Bab 75. Kedatangan Ayah Ibu
76 Bab 76. Rando's problem
77 Bab 77. Satu pelajaran hidup
78 Bab 78. Dia anakku!
79 Bab 79. Keinginan seorang anak
80 Bab 80. Memaafkan masalalu
81 Bab 81. Penyempurna keluarga
82 Bab 82. Tak ada yang abadi
83 Bab 83. Life must go on
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Terhimpit satu kenyataan
2
Bab 2. Unresponsible
3
Bab 3. Hidup terus berjalan
4
Bab 4. Tugas penjaga masyarakat
5
Bab 5. Kesan pertemuan pertama yang buruk
6
Bab 6. Jiwa ksatria
7
Bab 7. Bertemu lagi?
8
Bab 8. Secuil kisah
9
Bab 9. Karena kasta
10
Bab 10. Anggota genit
11
Bab 11. Selalu bertemu
12
Bab 12. Lebih dekat
13
Bab 13. Cerita yang membuat dada nyeri
14
Bab 14. Anak Jenderal
15
Bab 15. Integritas
16
Bab 16. Dia ada disini
17
Bab 17. Tak menyangka bertemu
18
Bab 18. Insecure
19
Bab 19. Apakah ini rasa?
20
Bab 20. Find you
21
Bab 21. Serba-serbi di pengungsian
22
Bab 22. Satu meja denganmu
23
Bab 23. Perintah Rando
24
Bab 24. Terciduk Wina
25
Bab 25. Dibuat kesal
26
Bab 26. Do you like her?
27
Bab 27. Mengusik pikiran
28
Bab 28. Wanita luar biasa
29
Bab 29. Terpaksa menciummu
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Kecemburuan Rando
32
Bab 32. Dinonaktifkan sementara
33
Bab 33. Permulaan permainan
34
Bab 34. Pribadi yang dewasa
35
Bab 35. Kakak Joshua?
36
Bab 36. Kecurigaan
37
Bab 37. Jarak antara mereka
38
Bab 38. Kegelisahan Rando
39
Bab 39. Siapa yang kau antar?
40
Bab 40. Datang tepat waktu
41
Bab 41. Gagal
42
Bab 42. Berkelahi
43
Bab 43. Pelukku untuk pelikmu
44
Bab 44. Sebuah kerjasama
45
Bab 45. Fakta
46
Bab 46. One reason
47
Bab 47. Titik sesal
48
Bab 48. Deep Regret
49
Bab 49. Mengusik benak
50
Bab 50. When i see you again
51
Bab 51. Jarak antara kita
52
Bab 52. Satu niat dalam hati
53
Bab 53. Kemana dokter Diandra?
54
Bab 54. You still care her, buddy!
55
Bab 55. His name ia Maeda
56
Bab 56. Bagai pedang bermata dua
57
Bab 57. Nurani tak pernah keliru
58
Bab 58. Aku tahu semuanya
59
Bab 59. A regret
60
Bab 60. An Asylum seeker
61
Bab 61. Poor Rayyan
62
Bab 62. Mengikuti nurani
63
Bab 63. Selama keyakinan masih ada
64
Bab 64. Percayalah padaku
65
Bab 65. Menepati janji
66
Bab 66. Biasakan dirimu
67
Bab 67. Pesan mengharukan
68
Bab 68. Retro hills
69
Bab 69. Nice to meet you
70
Bab 70. Sang jenderal kebakaran jenggot
71
Bab 71. Meledaknya bom waktu
72
Bab 72. Akulah pelindungmu
73
Bab 73. Karma
74
Bab 74. Lebih dari pemenang
75
Bab 75. Kedatangan Ayah Ibu
76
Bab 76. Rando's problem
77
Bab 77. Satu pelajaran hidup
78
Bab 78. Dia anakku!
79
Bab 79. Keinginan seorang anak
80
Bab 80. Memaafkan masalalu
81
Bab 81. Penyempurna keluarga
82
Bab 82. Tak ada yang abadi
83
Bab 83. Life must go on

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!