Menyewa Rahim PSK

Menyewa Rahim PSK

Bag 1.

Di sebuah toilet Bar.

Sunny, begitu ia di sapa. Sedang merapihkan riasannya, dan menambahkan parfum beraroma sexy dan menggoda.

Setelah merasa penampilannya sempurna, Sunny keluar dari dalam toilet tersebut.

Dentuman irama Dj, lampu kerlap kerlip, bau semerbak alkohol dan hilir mudik lelaki hidung belang pencari mangsa dan perempuan sesama pemain seperti dirinya seakan menjadi nafas hangat buat Sunny di setiap malamnya, namun Sunny tak heran lagi.

Lebih dari lima tahun ia bergelut di tempat yang bagi sebagian orang hina tapi buat sebagian yang lain tempat paling menyenangkan ini.

Tak heran bila Sunny, terbiasa dengan godaan dan tawaran dari lelaki lelaki yang datang.

Namun bagi Sunny, semua itu bukalah perkara besar sebab dirinya memang sudah sangat akrab dan namanya pun sudah terkenal di kalangan lelaki pecinta kehangatan kedua, maka tak heran bila saat berjalan pun banyak lelaki yang menawarkan harga pada dirinya.

"Hai. Sunny" sapa seorang lelaki sambil mengasongkan sebuah kartu berwarna hijau menghadang langkahnya "Hotel A" tawar si lelaki.

Sunny mengambilnya dengan pertimbangan, kartu berwarna hijau Sunny seakan dapat menebak berapa isinya.

Sunny kemudian melanjutkan langkahnya, menandakan Sunny menolak tawaran tersebut.

Kemudian lelaki kedua menghadang, "Hotel B. Kelas A. 100 juta" ucapnya. Sunny pun masih melewatinya.

Mereka adalah lelaki langganan Sunny, mereka rela kembali memakai jasa Sunny sebab servicenya memang nggak main main, namun Sunny hanya akan pergi bersama klien yang memberinya tawaran tertinggi di malam tersebut.

Lalu berapa harga yang harus di tawarkan untuk mendapatkan Sunny?.

Harga yang fantastis pastinya, tetapi semua itu sangat sepadan dengan tubuhnya yang sexy molek menggoda di tambah service yang akan di pelanggannya dapatkan full semalaman

"Halo, Om Louzi." Ucap Aliliana dengan nada manja, sambil mendudukkan bokongnya di kursi.

"Sunny sayang, apa malam ini ada yang menawarkan harga tinggi kepadamu?" Tanyanya, nakal.

"Uummhh, ini masih pagi (Jam 9-12 malam) Om. Pelanggan tetap ku belum datang semua, tetapi kalau Om bisa memberi kan harga tinggi, Om pasti akan langsung jadi pemenangnya" suara manja Sunny selalu berhasil membuat Kliennya kebobolan, soal harga mereka tak terkendali lagi.

"Katakan! Berapa harga tertinggi yang mereka tawarkan?" Lelaki yang Sunny panggil Louzi tersebut masih berharap penawaran yang akan ia berikan adalah penawaran paling tinggi.

Sesaat Sunny melihat layar handphonenya, karena beberapa saat yang lalu ada beberapa pelanggan yang menanyakan harga serupa lewat chat aktip.

"Mm sampai saat ini, baru di tiga digit sih om" jawab Sunny dengan nada bicara yang mendayu.

Tiga digit (Tiga ratus juta).

"Sayang, bisakah malam ini datang ke Penthouse ku?. Aku bayar dua kali lipat dari penawaran itu" Louzi memutuskan.

"Huuhhh" Sunny, menghela "Apa ini tidak terlalu pagi?. Aku takut nanti bakal datang penawaran lebih dari yang Om tawarkan" berkata sambil memainkan rambutnya, gaya nakal seperti biasa.

"Bakal Om beli penawaran itu,"

"Benarkah?" Mata Sunny berbinar. "Apa Om tidak akan menyesal mengeluarkan sebanyak itu?"

"Datanglah segera Sayang. Harga itu sepadan dengan tubuh mu yang Indah. Malam ini buat aku terjaga sepanjang malam"

"Tugas mudah Om Louzi. Masih ingat Syaratnya 'kan?" Kata Sunny kemudian.

"Tentu sayang, dengar!. Penthouse ini cuma kamu yang tau, kamu pasti aman"

"Tunggu aku di sana, Om Louzi" pungkas Sunny sambil melepaskan ciuman.

"Aku sudah mempersiapkan semuanya, sayang. Datanglah segera" Louzi tampak tidak sabar.

Setelah mendapatkan harga pas, Sunny pun berangkat menuju tempat yang sudah ia dan Kliennya Dil kan.

..

..

"Sayang" Louzi langsung menyambut di pintu masuk.

Sunny pun tertawa kecil melihat Louzi tampak tidak sabar menginginkan tubuhnya.

"Om. Apa Om selalu bersemangat seperti ini?." Tanya Sunny sambil melangkahkan jarinya di dada Louzi, trik menggoda "Kalau tau seperti ini?. Kenapa tidak datang tiap malam saja?" Kata Sunny dengan suara lemah gemulai menggoda.

"Sayang, waktu ku tidak sebanyak itu" jawab Louzi.

"Baiklah, Om kesayangan ku. Itu lebih bagus, agar aku bisa menambahkan rindu di pertemuan kita" goda Sunny.

"Aku semakin bersemangat" ucap Louzi dengan nafas memburu.

Pertempuran pembuka pun di mulai.

Hanya berselang sepuluh menit, semuanya sudah berakhir, ini hanya sebagai menu pembuka, tidak heran bila hanya berkisar beberapa menit saja, setelahnya Sunny harus siap menerima gempuran kedua ketiga bahkan tak jarang sampai enam kali.

Mereka akan menghabiskan waktu semalaman, maka tidak heran bila pertempuran itu bisa berulang sampai beberapa kali.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

coba mampir niii 😂

2023-10-24

0

LeoRani

LeoRani

terima kasih

2023-10-03

0

dita18

dita18

baru mampir thoorrr

2023-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!