Dengan keyakinan Azazil akan bertanggung jawab seperti yang pernah ia katakan..Sunny memberanikan diri mengambil tes kehamilan yang baru ia celupkan ke air #eni sesuai petunjuk.
Meski perjanjian itu menggiurkan tetapi Harapan Sunny tetap pada hasil negatif, Sunny tidak bisa membayangkan bila hasilnya positif tetapi Azazil melupakan perjanjian yang telah lama berlalu, ia juga hampir melupakannya.
Sunny memeriksa tes kehamilan dengan was was, di depannya sudah ada selembar perjanjian yang hanya perlu ia tandatangani, namun bagai mana jika perjanjian tersebut tidak berguna lagi.?
Sunny mengintip dari celah jarinya, sambil terus berdoa mendapatkan satu garis merah saja.
"Aahhh, sudah ku duga" Sunny mendesah frustasi, menjambak rambut sambil menelungkupkan kepalanya di meja memikirkan langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya dengan dua garis yang ia dapatkan.
Dua hari kemudian setelah menimbang sangat lama.
Tuuuuuttt.....
Panggilan terhubung, sayangnya masih tidak ada respon.
Sunny menjadi kalut, bingung, resah, dan juga cemas. Entah perasaan mana yang dapat menggambarkan isi hatinya saat ini.
Sunny berjalan mondar mandir, panik sendiri. sudah tiga jam tetapi Azazil masih tidak dapat di hubungi, juga tidak menelpon balik.
Di tengah itu, Sunny sudah memikirkan banyak hal mengenai langkah yang akan ia ambil selanjutnya. Tentunya Sunny harus memilih antara mempertahankan bayi tersebut atau menghilangkan jejaknya.
Tiga jam kemudian, saat Sunny hampir merebahkan tubuhnya ke tempat tidur, di saat fikirannya sudah tidak memikirkan Azazil dan kehamilannya lagi. Tiba tiba Sunny mendapati bel rumahnya di pencet berkali kali.
Pemencet terdengar tak sabar ingin segera pintu di buka.
Sunny yang akhir akhir ini kerap merasa pusing mendengus kesal saat belnya di pencet dengan tidak sabar.
"Woi. Bisa sabar nggak sih?!. Lagian mau ngapain bertamu malam malam begini?" gerutu Sunny.
"Aahhh.. kenapa akhir akhir ini banyak sekali orang yang membuat ku kepala ku pusing!" dengus Sunny dengan langkah gontai meraih daun pintu.
"Bisakah kau bertamu lain kali?! Aku perlu istirahat!" Bentaknya pada seseorang yang datang, tangan memutar handle pintu.
Tiba tiba seseorang menyerobot masuk, tanpa aba aba langsung memeluk dan menciumi Sunny dengan rakus, deru nafas itu Sunny sangat mengenalinya meski ia baru datang beberapa kali.
"Kau!" Sunny mendorong tubuh Azazil ingin terlepas dari cengkraman nafsunya, tetapi cengkraman itu terlalu kuat sehingga Sunny kalah pertahanan.
Sunny di seret ke tempat tidur.
"Kenapa kau lama sekali?. Apa kau kehilangan kontak ku?. Kau sungguh perempuan yang pandai mempermainkan perasaan orang lain. Apa aku harus membuat mu paham bagai mana tersiksanya menunggu selama dua bulan ini?" Ucap Azazil, lelaki itu merengkuh Sunny di atas tempat tidur. Memenjara dengan tubuh dan tenaganya, meskipun berteriak tampak Azazil tidak akan memberi celah untuk melepaskan Sunny.
Sorot matanya menyampaikan kemarahan, kerinduan, keresahan, dan nafsu yang besar?. Siapa yang dapat mengendalikan ini?.
"Kau kasar!" Sunny mencoba terlepas dari kukungan Azazil "Kau akan menyakiti ku!"
"Aku ingin mengajarimu seperti apa sakit yang sebenarnya, aku sudah menunggu mu sangat lama, Sunny"
"Salah mu tidak datang sendiri!" Sunny menatap dengan angkuh.
"Aku menunggu kau menghubungi ku terlebih dahulu"
"Kau payah! orang lain datang sesuka hati mereka. Apa kau merasa istimewa sehingga harus aku yang mengundang mu baru kau akan datang?. Jika hari ini aku tidak menghubungi mu apa kau tidak akan pernah datang lagi? Lalu bagai mana dengan perjanjian itu, kau akan melupakannya?"
Sunny berkata dengan sedikit amarah.
Kukungan Azazil mengendur, alisnya merapat, mata memancarkan tatapan penuh terka, tidak ingin kecewa Azazil memilih tidak menebak apapun meski otaknya merangkum fikiran bahwa Sunny telah berhasil mengandung anaknya.
Sunny bangkit lalu terlebih dahulu merapihkan rambut dan pakaiannya yang tercompang camping oleh sebab Azazil, berjalan ke dekat meja tempat ia menaruh tes kehamilan diatas selembar perjanjian yang harus ia tandatangani.
Tak lama setelah Sunny mendudukkan bokongnya di kursi Azazil pun menyusul, melirik seutas kertas dan hasil tes kehamilan yang ia inginkan, Azazil mengambilnya. Menelaah sesaat dengan tatapan setengah tak percaya.
"Hidup ku benar benar di pertaruhkan. Jika saja kau tidak datang hari ini, aku mungkin sudah melakukan sesuatu dengan bayi ini"
Ada senang, bahagia, bercampur sedih, tak percaya. Semuanya menggulung di hati Azazil.
Ia mengangkat tes kehamilan itu tinggi tinggi, barangkali setelah di angkat lenih jauh warnanya akan berubah, meski Azazil tidak mengharapkan itu.
"Aku sudah pergi ke Dokter sore tadi" Sunny berkata dengan dingin.
Azazil malah tertawa riang kemudian berteriak dan melompat seperti anak kecil "Apa aku akan menjadi Ayah?" Tebaknya.
Sunny diam dengan sikap datar, tidak menunjukkan reaksi senang seperti Azazil, dia masih kesal setelah mengira Azazil hanya bermain main dengannya.
Mata Azazil berubah begitu cerah atas kebar yang ia dapat malam ini, ia masih tidak percaya.
"Jawab Sunny!. Apa aku benar benar akan menjadi ayah?. Apa kau benar benar hamil?. Apa ini milikmu?" Menunjuk pada tes kehamilan. Azazil begitu kegirangan menjadi tak sabar menunggu jawaban.
Sunny menanggapinya dengan dingin.
"Kaulah lelaki terkonyol yang tidak akan pernah aku temui lagi di dunia ini"
Azazil menarik tangan Sunny dan ditempelkan di sebelah pipinya, "Tampar aku Sunny!. Tampar aku!. Apa aku sedang bermimpi?" Lanjut tertawa riang.
Plakkkkkk....
Sunny mendaratkan tamparan sekuat tenaga membuat Azazil meringis kesakitan tetapi kemudian Azazil tidak peduli meski telapak tangan Sunny meninggal bekas merah di pipinya.
"Apa itu cukup?" tanya Sunny. (Tamparan)
"Aku masih tidak percaya dengan ini" Azazil merangkul tes kehamilan dengan penuh semangat "Tapi tamparan mu cukup keras, aku pasti tidak bermimpi"
"Ya, kau memang tidak sedang bermimpi. Lalu bagai mana sekarang?. Apa kau masih ingat dengan perjanjiannya?" Sunny tidak ingin membuang waktu.
"Tenang saja Sayang" Azazil menangkup pipi Sunny "Aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan mu. Asal kau menjaga bayi ku dengan baik, kau akan mendapatkan semuanya. Aku mungkin tidak akan bisa selalu di sisi mu, tapi aku akan memperhatikan mu lebih dari aku memperhatikan diri ku sendiri." ucapan itu Azazil akhiri dengan kecupan mesra di bibir Sunny, kecupan itu kini lebih lembut Sunny bisa merasakannya, sangat membuai dan menghanyutkan sehingga Sunny tidak dapat menolak langkah Azazil yang berikutnya.
Kejadian itu selalu berlangsung dengan natural. Oleh Azazil, Sunny tidak pernah merasa di paksa atau pun di haruskan memenuhi standar kinerjanya selama ini.
Sebagai PSK, 'apa yang terjadi terjadilah' Sunny merasakannya.
Dimana ia harus memiliki peran yang bisa memuaskan pelanggannya. Segala sentuhan, dan aktifitasnya malam itu Sunny seakan di tuntut untuk menghasilkan semangat dan kepuasan kliennya.
Terlepas dari kepuasan yang di miliki setiap pelanggan berbeda beda, Sunny juga kerap melakukan hal hal di luar nalar demi bayaran besar. Seperti bermain di temani perempuan lain, sampai melakukan hal hal gila seperti dalam adegan layar biru semua itu kerap di lakoninya.
Semua lelaki selalu meninggalkan sentuhan yang sama di tubuhnya, namun langkah yang di berikan Azazil sedikit berbeda. Sunny tidak pernah di buai seperti ini, sampai berhasil menikmati puncaknya.
Hanya Azazil yang membuat dirinya bisa merasakan kenikmatan itu seutuhnya.
"Kau sangat leluasa, apa aku memberimu sentuhan terbaik?" tanya Azazil di tengah permainan.
Sunny tak menjawab ia tidak ingin kenikmatan yang ada di ubun-ubunnya pecah saat memikirkan jawaban untuk menjawab pertanyaan Azazil.
Azazil mengulas senyum puas, saat melihat Sunny berani menunjukkan gemulai tubuhnya.
Permainan pun berakhir, Sunny tampak sangat kelelahan namun reaksi wajah dan senyum bibirnya menunjukkan bahwa ia sangat menyenangi tubuh Azazil.
"Kau sangat manis" puji Azazil sambil menatap mata Sunny dengan hangat.
Tak berapa lama kemudian, mata Sunny tertutup, begitu juga dengan Azazil. Tampaknya mereka benar benar kelelahan selepas permainan itu.
Pagi hari, Azazil terbangun dan masih di samping Sunny.
Hawa hari ini sangat berbeda.
Ada bahagia dan semangat lain yang hidup di hatinya, hangat sehangat pancaran mentari menepuk jendela kamar di pagi ini.
Ini bukanlah kehidupan Azazil yang sebenarnya, namun di sinilah Azazil dapat merasakan hidup yang sebenar benarnya. Kalau boleh meminta, Azazil ingin pagi ini berjalan lebih lambat, ingin sedikit lebih lama menikmati semangat berbeda dan aroma pagi yang berbeda, tetapi pada akhirnya Azazil harus sadar bahwa hidupnya harus kembali kepada rutinitas melelahkan dan lingkungan yang membosankan.
"Uummmhh" terdengar gumaman kecil dari mulut Sunny, Azazil kembali menutup matanya. Azazil sangat berharap pagi ini mendapat godaan dari perempuan yang menggempur kejantanannya semalaman.
Tampaknya Azazil sedang mendapatkan keberuntungannya di pagi hari ini, berawal dari sentuhan kecil di wajahnya berakhir dengan melanjutkan aktifitas semalam, Azazil mengintip pelan melihat Sunny bermain mandiri di atas tubuhnya, Azazil sengaja tidak menunjukkan reaksi apapun demi kenikmatan yang di inginkan Sunny.
Saat Sunny sudah hampir sampai pada puncaknya, Azazil segera mengambil alih.
Sunny sempat terkejut saat tiba tiba Azazil terbangun dan mengambil alih permainan kemudian ia mengulum senyum malu malu di hadapan Azazil.
"Kau sangat cantik pagi ini" puji Azazil.
"Zil. Aku sampai" desis Sunny.
"Itu yang aku inginkan, Sayang" sesaat menghentikan mendaratkan kecupan dan menghentikan permainan.
Asiknya pagi ini membuat Azazil lupa diri, beberapa panggilan kini terlewat di handphonenya.
"Zil. Aku minta maaf! Aku lancang dengan tubuhmu" Sunny bangkit mengikuti Azazil yang sudah bangkit terlebih dahulu dan sedang merapihkan pakaiannya.
Selesai melilitkan dasi, Azazil meraih tengkuk Sunny lalu mengecupnya lembut.
"Kau tidak perlu meminta maaf, aku sangat menyukainya. Maaf aku harus pergi!" melepaskan tangannya dari tengkuk Sunny kemudian beralih pada seutas kertas yang terdampar di atas meja, meninggalkan sebuah tanda tangan yang sangat berharga.
"Aku akan kembali lagi, jaga bayi ku baik baik" ucap Azazil sebelum benar benar menghilang dari kamar Sunny.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
dita18
semoga berjodoh ya kalian Sunny & Zil
2023-10-03
0