"Daddy, aku ingin daddy..."
Terdengar lagi suara rendah dari bibir sang putra. Sienna merasakan tubuhnya membeku. Hatinya bergolak penuh rasa yang tercampur aduk.
"Justin, kamu sudah bangun sayang?" ucap Sienna.
"Mommy? Kamu ada disini? Dimana Daddy?" Justin membuka matanya kemudian balik bertanya dengan tatapan bingung. Ia seperti sedang bermimpi.
"Aku senang sekali kamu sudah sadar sayang, aku ada disini bersamamu." Sienna berusaha mengabaikan pertanyaan sang putra.
"Mom?"
"Iya sayang."
"Ada apa denganku? Kenapa aku di tempat seperti ini?" tanya anak itu dengan suara lemahnya. Rupanya ia sudah menyadari kalau ia sedang berada di rumah sakit.
"Kamu pingsan di sekolah. Dan gurumu membawamu ke sini. Kamu pasti baik-baik saja sayang," ucap Sienna berusaha untuk tersenyum. Ia mengelus lembut kepala anak itu untuk memberinya ketenangan.
"Kamu tidak apa-apa. Kamu hanya pingsan saja sayang. Sekarang katakan padaku kamu mau apa?"
"Aku mau daddy mom."
Siena terdiam. Tenggorokannya tercekat. Ia tidak bisa menjawab permintaan sang putra.
"Mommy? Apa aku bisa bertemu dengan daddy?" tanya anak itu lagi. Entah kenapa ia mulai takut dengan penyakit yang sedang dideritanya saat ini.
Untuk itu Ia jadi sangat ingin bertemu dengan pria yang merupakan daddy nya untuk yang terakhir kalinya.
Apa aku harus melupakan benciku pada pria itu untuk kebahagiaan Justin?
"Mom?" panggil Justin lagi karena Sienna hanya diam saja. Perempuan itu tersentak kaget.
"Ah iya sayang."
"Aku sakit keras bukan? Apa aku hampir mati?"
"Justin, jangan berkata seperti itu sayang."
"Aku sakit mom. Nyawaku tak akan lama lagi. Dan tolong beritahu daddy, aku ingin bertemu dengannya. Ia mungkin bisa menemaniku disini sebelum aku mati, hiks." Justin menangis hingga ia kembali sesak nafas.
"Justin!"
Siena panik dan langsung memanggil dokter lewat tombol darurat yang ada di dekat kepala anak itu.
"Justin, tolong jangan berkata seperti itu sayang. Kamu akan panjang umur untuk menemani aku, hiks," bisik Sienna di kuping sang putra sampai Justin kembali pingsan.
"Dokter! Tolong anakku Justin!" Sienna berteriak histeris memanggil dokter.
Dokter pun datang memeriksa kembali keadaan anak itu kemudian berucap, " Kami ingin memberikan tindakan yang cepat untuknya nyonya. Segeralah mencari dana secepatnya."
Sienna tak berkata-kata lagi. Ia hanya menyusut airmatanya kemudian langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan berlari seperti orang gila.
Ia tak punya pilihan lain selain bertemu dengan Michael Robinson, pria yang sangat ia benci tapi sayangnya adalah ayah biologis dari putranya Justin.
Sebuah taksi membawanya ke sebuah mansion mewah dengan jarak satu jam perjalanan dari tempatnya tinggal.
Gerbang mewah dan elegan yang bertuliskan Robinson Mansion dihadapannya langsung membuat tubuhnya gemetar.
Keringat dingin dengan cepat keluar dari pori-pori kulitnya. Akan tetapi ia berusaha untuk tenang dengan cara menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan.
Ia berusaha mati-matian menahan dirinya untuk tidak lari dari rasa traumanya pada mansion itu dan juga pemiliknya.
Demi Justin ia akan menemui pria itu meskipun ia harus bersujud memohon. Atau kalau ia bisa, ia akan menukar keinginan putranya itu dengan nyawanya.
"Kamu siapa?" tanya seorang security yang sedang berjaga di depan gerbang itu.
"Saya Sienna Abraham. Saya ingin bertemu dengan tuan Michael Robinson."
Security itu memandang Sienna dari atas ke bawah dengan tatapan menyelidik.
"Apa kamu sudah mempunyai janji dengan tuan Robinson?"
"Tidak. Tapi aku ingin menemuinya sekarang juga."
"Kalau begitu kamu tidak bisa masuk. Kamu tidak melihat dirimu sebelum datang kemari?" ejek sekuriti itu dengan tatapan meremehkan.
Tatapannya tak lekat pada sosok Sienna yang hanya menggunakan sebuah hoodie dipadukan dengan sebuah Jeans belel tua. Sepatu bututnya yang selama ini menemaninya kemanapun tak luput dari perhatian sang sekuriti.
"Tak ada gembel yang bisa bertemu dengan tuan Robinson seperti dirimu. Jadi sekarang pergilah dari sini!" sarkas pria itu dengan mengarahkan sebuah alat pemukul ke wajah Siena.
"Hey! Aku saja hanya bisa berada di sini padahal aku lebih baik daripada kamu!" seru seorang perempuan berambut pirang yang sedang memeluk lengan pria brewokan itu.
Siena mengeratkan rahangnya dengan kedua tangan mengepal marah. Ia tidak berkata apapun tapi langsung berlari ke arah kamera CCTV dan berteriak disana.
"Aku Siena Abraham ingin bertemu denganmu tuan Robinson! Temui aku sekarang juga!"
"Hahaha dasar gila! Memangnya kamu siapa?" ucap perempuan berambut pirang itu dengan tawanya yang sangat menyebalkan.
"Nona Sienna?" ucap Nick dari dalam mobilnya. Wajahnya tampak sangat kaget melihat wanita itu ada di depan gerbang Mansion.
Pria itu tak menyangka akan bertemu dengan wanita yang telah membuat bosnya hampir mati bunuh diri beberapa tahun yang lalu. Dan wanita itu kini datang sendiri saat mereka semua sudah lelah mencarinya.
Nick pun turun dari mobil mewah yang sedang dikendarainya.
"Nona Sienna?" ucap Nick lagi saat mereka berdua sudah berhadapan.
Sienna tersenyum tipis kemudian membungkukkan badannya sedikit.
"Aku ingin bertemu dengan tuan Robinson." Sienna tak punya waktu untuk berbasa-basi. Ia langsung menyampaikan niatnya yang sebenarnya.
"Baiklah. Silahkan masuk nona, " ucap Nick seraya membukakan pintu mobilnya untuk wanita itu. Sienna pun masuk. Sedangkan George dan pacarnya langsung terlongo tak percaya.
Mereka saling bertatapan dengan wajah tak nyaman. Nick menatap mereka berdua dengan tatapan membunuh.
"Maafkan kami tuan," ucapnya dengan wajah menunduk.
Nick tidak mengucapkan sepatah katapun tapi pria itu tahu kalau ia pasti akan mendapatkan masalah yang besar setelah ini.
Mobil itu pun melaju masuk ke dalam area Mansion yang sangat luas itu. Nick tidak ingin bertanya tentang maksud kedatangan wanita itu ke tempat ini namun ia yakin sekali pasti ada hal yang sangat penting yang membuatnya datang sendiri.
"Tuan Robinson akan segera datang menemui mu. Silahkan duduk dulu."
Nick mempersilahkan wanita itu untuk duduk sementara ia masuk ke bagian dalam Mansion itu untuk mencari bosnya.
Sienna hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam seraya menutup matanya. Ia sungguh tak ingin mengingat tempat dimana ia pernah mendapatkan banyak luka.
Suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya membuat tubuhnya merasakan gemetar hebat. Akan tetapi bayangan tubuh Justin yang tak sadarkan diri di dalam ruangan itu memberinya kekuatan.
Demi Justin aku datang kesini. Jadi aku harus kuat, ucapnya dalam hati untuk menyemangati dirinya.
"Sienna," ucap sebuah suara yang sangat ia kenal dan sekaligus sangat ia benci. Wanita itu mengangkat wajahnya dengan mata basah penuh air mata.
Michael Robinson, pria tampan dengan wajah aristokratnya menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Mata biru itu seakan hidup dengan energi yang sangat luar biasa.
Pria itu mendekat dan langsung memeluk wanita cantik tapi kurus itu. Sienna merasakan tubuhnya gemetar dan dengan kekuatan yang dimilikinya ia mendorong sosok itu.
Tubuh mereka terlepas.
Michael Robinson berusaha menahan perasaannya. Ia tidak bertanya dan menunggu wanita yang tampak menyedihkan itu menyatakan maksudnya datang sendiri setelah pergi membawa luka dihatinya.
"Justin sedang sakit keras di rumah sakit. Dan ia ingin menemuimu!" ucap Sienna dengan suara bergetar menahan emosi di dalam hatinya.
"Justin? Siapa Justin?" tanya Michael bingung. Alisnya terangkat tampak berpikir.
Sienna menutup matanya rapat-rapat hingga cairan bening langsung bebas meluncur dari dalam kelopak matanya. Tangannya kembali mengepal kuat disisi kanan kiri tubuhnya.
Ia menyesal datang kemari. Pria itu tak pernah menyadari kalau ia telah menanam benih di rahimnya di malam kelam itu.
Dan ya, seharusnya ia mencari dana sendiri untuk kesembuhan putranya daripada datang ke tempat terkutuk ini.
"Aku pulang!"
"Hey, mau kemana kamu! Berani kamu datang kemari dan ingin pergi begitu saja?!" Suara Michael menggema di dalam ruangan itu dan langsung menghentikan langkah Sienna.
Wanita itu berbalik dengan kabut memenuhi kedua matanya.
"Putraku sedang sakit dan sangat ingin bertemu dengan daddy nya!" ucapnya dengan suara gemetar.
"Putramu?"
"Daddy?"
"Apa yang sedang kamu bicarakan?"
"Apa kamu sudah menikah Sienna?" tanya Michael dengan pertanyaan beruntun.
Tenggorokannya tercekat. Ada rasa kecewa yang muncul dari dalam hatinya mendengar wanita itu sudah mempunyai putra.
Sienna tidak menjawab. Ia hanya menatap wajah pria aristokrat itu dengan tatapan benci.
"Putraku ingin bertemu dengan daddy nya dan itu adalah anda tuan Robinson!"
Wajah Michael nampak sangat kaget dalam beberapa detik.
🍁🌺
*Tobe Continued.
Like dan komentar 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
♡Ñùř♡
"mommy senang sekali kmu sdh sadar syg"
lbh enakan gitu thor,ketika seanna bicara dengan justin dia manggil dirinya sendiri mommy,ketimbang aku.
mf ya thor kritikan nya🙏
2024-01-25
1
nur annisa
Sienna masih trauma. kasihannn
2023-08-31
0
nur annisa
Sienna masih trauma. kasihannn
2023-08-31
1