Bruk
Suara keras itu berasal dari atas ranjang menampilkan wanita yang baru lepas dari rengkuhan dada Chandra. Wanita itu kelimpungan menjaga keseimbangan saat posisinya sama sekali tidak nyaman.
Ia menyeret diri kebelakang membawa tubuhnya menjauh dari pria yang sudah bertelanjang dada. Secepat itu sampai tidak ada yang tahu kapan pria itu menutup pintunya.
Ola meringis sakit, "Chandra... aku belum pulih. Aku baru saja operasi caesar... tolong lepaskan aku dulu..."
"Aku tidak ingin bercerai denganmu sayang. Aku sangat-sangat mencintaimu" Chandra melangkah menggunakan lututnya diatas ranjang, "Kenapa kau tidak pernah melihatnya?"
Bukan Ola tidak pernah melihatnya, namun cinta yang pernah ia rasakan kehangatannya kini telah sirna. Mata yang dulu terasa teduh kini berubah menyeramkan, bahkan untuk bersitatap lama pun ia tidak kuat.
Ola menangis menggerakkan kepalanya menolak, "Ti-tidak... ja-ngan... please!!!"
"Caraku mengungkapkan nya berbeda sayang! Percayalah padaku" pria itu membelai pipi basah Ola turun menggelitik lehernya, "Kita akan menghabiskan malam ini berdua, sampai kau sadar tentang keberadaan cintaku"
"Tidak... sssh... Chandra jangan"
Terlambat, pria itu sudah dengan ganas mencumbu bibir Ola dengan kepiawaian dalam berciuman. Kedua tangannya terangkat dalam satu lingkaran tangan kekar Chandra, sementara tangan satunya menekan tengkuk Ola.
Memperdalam lidahnya sampai tidak memberikan celah untuk wanita itu memasok udara. Kurang lebih sekitar satu menit pria itu melepas cumbuannya, membuat Ola menghirup udara dengan rakus.
"Chandra please!" sergah Ola menepis tangan pria itu yang ingin melepas kemeja nya. "Ak-aku akan sangat membencimu"
Chandra membeku lalu melayangkan tatapan elangnya, "Lebih baik kau membenciku, daripada aku harus melepasmu"
Tepat setelah itu Chandra merobek kain yang menutupi dada sintal istrinya, menghirupnya dan melayangkan kecup paksa disana. Wanita itu sempat memberontak, tapi lagi-lagi kekuatannya tidak ada apa-apanya dibanding Chandra.
Semakin ia memberontak, semakin lemah pula tubuhnya. Kini sudah kehilangan kekuatan, tubuhnya seperti mati rasa di bawah kungkungan Chandra.
Hingga wanita itu kini tidak melawan dan memberikan akses pria itu untuk melakukan apapun yang dia mau, bahkan menerobos terowongan yang lembab dan hangat, yang dipenuhi dengan cairan khas wanita nifas.
Ola merasakannya, tapi bukan rasa suka melainkan nyeri luar biasa dari area bawahnya, bahkan rasanya seperti dibelah dua. Apalagi bekas jahitan pasca operasi itu, sungguh menyakitkan.
Saat luka yang masih basah harus tersentuh kembali, saat mental yang sakit belum terobati. Apa bisa Ola menikmati rasa ini?
Dia seperti sedang berada di tengah-tengah antara hidup dan mati. Matanya melihat kosong wajah menjijikkan Chandra yang melenguh kenikmatan memacu temponya, sementara pikirannya terbayang wajah sang anak.
Ola tersenyum lembut lalu mengatupkan mata.
______
Di tempat berbeda yang agak jauh dari hotel, tepatnya di ruang kerja wanita berpakaian putih khas seorang dokter. Disaat ia tidak bekerja, ia diberi tugas untuk menimang bayi dalam gendongannya,
"Baby, kenapa kau tidak tidur? Mommy mu akan segera menjemputmu... sabar ya" kata dokter bernama Alena sambil mengusap pipinya yang lembut.
Flashback On
Disaat itu, dimana Ola berusaha bersembunyi dari si pria jahat. Dia bertemu dengan Dokter Alena yang merupakan Dokter kandungan yang selalu memantau kesehatannya.
Mereka berdua tidak sengaja bertabrakan, "Oh maaf"
"Miss Fabiola?" tebak dokter Alena membulatkan mata, "Bukankah anda harus ada di ruang rawat? Kenapa disini?"
"Tolong aku!" pinta Ola tanpa basa-basi, "Tolong bayiku"
"Tunggu-tunggu, tolong tenanglah terlebih dahulu" Dokter Alena mengusap bahu Ola supaya wanita ini merasa sedikit tenang, karena wajahnya begitu berantakan.
Ola mengatur nafas sejenak, "Tolong bawa putraku bersamamu dokter"
"Hah" Dokter Alena membuka mulutnya lebar-lebar. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. "Gimana-gimana?"
"Anda pasti tahu tentang kondisi kehamilan ku dan profil keluarga ku seperti apa"
Benar! Selama kehamilan Ola sering berkomunikasi terkait kehamilannya. Begitu juga terkait Chandra yang kasar dan terkadang mempengaruhi janin. Semuanya telah dokter Alena ketahui, tidak ada yang disembunyikan.
"Ada apa dengan suamimu? Apa dia bersikap kasar lagi?"
"Lebih dari itu" sahut Ola cepat, "Tolong aku... pria itu akan menyakiti bayiku ini. Sudah cukup aku kehilangan satu bayi, aku tidak mau terulang kembali"
"Apa yang bisa aku bantu?"
"Tolong kau jaga bayiku. Sebentar atau lama, aku akan tetap menjemputnya" kata Ola memberikan bayinya ke tangan dokter itu.
Dengan reflek dokter Alena menahan lengan Ola, "Kau mau kemana?"
"Aku harus memancing Chandra menjauh dari rumah sakit ini" jawab Ola mengusap kepala bayinya, "Tolong kau jaga dia"
Ola ingin pergi tapi dokter itu menahannya lagi, "Sampai kapan? Sampai kapan bayi ini harus terpisah dari mommy nya?"
Sebenarnya Ola juga tidak yakin karena tidak ada yang mengetahui takdir tuhan. Keinginannya ingin sebentar, tapi bagaimana kalau takdir berkata lain?
Ola menyayangi putranya, ia mencium dahi putranya lama.
"Aku akan segera kembali. Beri aku waktu sampai jam 11 malam, jika aku tidak kembali dan mengambil bayiku---"
"Apa?"
"Tolong pesankan tiket ke Indonesia. Tunggulah aku di bandara jam 7 pagi, aku akan segera datang"
Wanita itu sangat percaya diri dalam berkata, baru beberapa bulan menjadi teman dia sudah merepotkan. Sayangnya Dokter Alena tidak seburuk itu sampai berpikiran rendah, ia adalah dokter yang rendah hati dan suka menolong.
"Aku akan memesankan tiket ke Indonesia segera" balas Dokter Alena menerima, "Tapi tolong jaga diri baik-baik. Bayi ini masih ketergantungan ASI"
"Aku tahu" sejenak Ola mengusap kembali wajah manis anaknya yang sayang untuk di tinggal. Tapi ia harus melakukannya, "Aku pergi dulu"
"Tunggu" dokter Alena kembali menahan lengan Ola, "Kau tidak bisa pergi seorang diri, bawalah boneka bayi ini"
"Gunakan ini untuk mengelabuhi suamimu"
Ide yang bagus! Ola mengangguk setuju.
Flashback off
Dokter Alena melirik jam di atas meja kerjanya, waktu sudah menunjukkan pukul 00:01. Ini sudah jauh dari perkiraan Ola, waktunya dokter itu mengambil ponselnya.
Ia menelpon seseorang, "Hallo, aku ingin tiket pesawat kelas bisnis menuju Indonesia"
"Atas nama?"
"Fabiola Klarisa" balas Dokter Alena.
_______
Pagi harinya, kamar hotel dengan nomor pintu 324 terlihat sangat berantakan. Kain-kain berhamburan dimana-mana menjadikan tanda kebejatan seorang Chandra Tama.
Setelah puas menggempur istrinya yang masih masa pemulihan, dia dengan gampangnya meninggalkan Ola kedalam mimpi.
Pelan-pelan mata Ola terbuka, merasa bersyukur masih diberi kekuatan untuk bangun dan menjauh dari Chandra. Namun pasti, keadaan Ola saat ini jauh lebih mengenaskan, ada banyak luka gigitan dan kecupan semalam.
Ola sudah tidak peduli dengan keadaan dirinya yang menjijikkan, dapat berdiri memungut pakaiannya saja sudah membuatnya lega. Sejenak mata Ola terpaku menatap Chandra, pria yang dulu ia cinta.
Tidak terasa air matanya luruh begitu saja, "Aku sudah berusaha menjadi sebaik-baik manusia dan memaafkan kesalahan terbesar serta mencoba merubah kepribadian buruknya. Sekarang aku menyerah, aku tidak ingin kehilangan kesabaran ku hanya untuk berlama-lama dengan dia yang tidak bisa menghargai wanita"
Setelah itu Ola beranjak keluar dari kamar menjijikkan ini, meninggalkan pria itu setelah menarik kasar liontin sialan yang melingkari leher.
Wanita itu pergi, berpegangan dengan dinding-dinding didekatnya untuk menyeimbangkan diri.
Bandara Internasional McCarran, 06:30
Para penumpang sudah berbondong-bondong memasuki kabin, sementara wanita ini masih belum beranjak dari tempatnya.
Siapa yang wanita ini tunggu?
"Fabiola" panggil dokter Alena melambaikan tangan kearah wanita yang tertatih-tatih menemuinya, "Astaga Ola ada apa denganmu?"
"Aku baik-baik saja"
"Tidak bisa! Wajahmu pucat dan banyak memar di tubuhmu, dan... luka operasi mu pasti terbuka kembali"
"Aku baik-baik saja" kata Ola lagi lalu mengambil putranya dari troli. "Jangan mengkhawatirkan diriku Dokter. Aku wanita yang kuat, tidak akan terjadi apa-apa padaku"
"Hanya tinggal memasuki kabin itu, aku akan segera bebas dan bisa menghela nafas bahagia" imbuhnya.
"Tapi--"
"Terimakasih sudah membantuku, terimakasih sudah menjaga anak ku" tiba-tiba Ola menutup matanya dengan tangan, dia menangis haru.
Dokter Alena segera memeluk Ola dan tangisnya justru malah semakin pecah, "Sama-sama Ola! Kau harus menjaga diri. Tidur yang nyenyak, makan yang banyak. Tidak akan ada lagi yang mengganggumu"
Ola mengusap air matanya, "Aku harus pergi"
"Tunggu"
Dokter Alena berlari menuju mobilnya yang agak jauh, mengambil sesuatu dan membawanya menemui Ola. Sebuah kotak putih dan kartu tipis yang ia berikan pada wanita itu.
"Apa ini?"
"Ini kotak p3k dan kartu ATM untuk kebutuhan mu sehari-hari" Alena mengusap air matanya, "Memang tidak seberapa tapi cukup untuk membeli kebutuhan anak mu"
Lagi-lagi Ola memeluk erat dokter itu. Beruntungnya ia bertemu dengan orang berhati malaikat sepertinya. Ola sampai mencium pipi Dokter Alena (Gaya orang barat).
"Thank you so much" balas Ola. "Aku tidak bisa membalas kebaikanmu, kenapa kau terus berbaik hati padaku?"
"Tuhan yang akan membalasnya" Dokter Alena tersenyum, "Oh iya... didalam kotak p3k ini ada beberapa jenis obat-obatan, kau bisa menggunakannya untuk meringankan rasa sakitmu serta mencegahnya infeksi"
"Sebenarnya Dokter tidak perlu repot-repot"
"Tidak apa-apa" Dokter Alena mengusap bahu Ola lalu mengecek jam di pergelangan tangannya, "Pesawat akan segera lepas landas"
Tidak hanya itu dokter Alena melepas jaketnya dan ia pakaikan di tubuh Ola, "Udara kabin akan terasa dingin "
Ola hanya mengangguk haru, rasanya untuk ucapan terimakasih saja tidak akan cukup. Tapi hanya itu yang ia bisa, "Sekali lagi terimakasih"
Dokter Alena hanya mengangguk lalu ia mendaratkan kecupan sayang di pipi bayi Ola. Detik berikutnya Ola melenggang meninggalkan wanita Eropa berhati baik itu.
Tangan dokter Alena melambai mengiringi kepergian Ola, "Semoga tuhan selalu menjagamu di manapun kamu berada"
Hallo, Miss Fabiola Klarisa😘
Hallo!! Mr Chandra Tama 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Adrian Salsabila
baru Nemu novelmu kak,, & lgsg jatuh cintrong😍😍😍😍
2023-08-25
0
Wirda Wati
keputusan yg bagus Ola..tinggalkan tama
2023-08-17
0
Manoy Cagar
seteres tuh laki model begitu, buang ke laut aja deh thor, nyesek banget😦
2023-08-14
1